Anda di halaman 1dari 16

BAB III

ANALISA SISTEM

3.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT Asuransi Ciputra Indonesia atau Ciputra Life merupakan anak usaha dari PT
Ciputra Internasional dan PT Tunas Andalan Pratama. Ciputra Life telah mendapatkan
izin usaha asuransi jiwa dari OJK pada 16 Desember 2016 dan mulai memberikan
perlindungan asuransi kepada nasabah pada tanggal 1 Februari 2017. Ciputra Life fokus
pada pengembangan bisnis melalui kerjasama dengan mitra usaha di dalam Ciputra
Group, Tunas Group maupun mitra usaha lainnya di luar Ciputra dan Tunas Group, baik
yang berasal dari industri jasa keuangan maupun di luar industri jasa keuangan.

Didasari semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi keluarga
Indonesia, Ciputra Life mengembangkan berbagai produk asuransi inovatif sesuai dengan
kebutuhan keluarga Indonesia, dan memasarkan produk – produk tersebut melalui
berbagai saluran distribusi (multi distribution channels) sehingga mudah diakses oleh
seluruh nasabah di Indonesia. Didukung oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi yang
profesional, berpengalaman, dan mempunyai komitmen tinggi, Ciputra Life siap tumbuh
bersama jutaan keluarga Indonesia dan menyongsong masa depan yang cerah.
3.1.1 Struktur Organisasi
Untuk mencapai visi dan misi yang ada tentunya dibutuhkan struktur organisasi
yang baik di dalam suatu perusahaan. Dimana adanya pembagian tugas dan tanggung
jawab yang lebih terorganisir. Berikut Struktur Perusahaan pada PT Asuransi Ciputra
Indonesia.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ciputra Life

3.1.2 Visi Dan Misi


3.1.2.1 Visi Perusahaan
PT Asuransi Ciputra Indonesia atau Ciputra Life memiliki visi untuk “Membangun masa
depan keluarga Indonesia melalui perlindungan yang inovatif”.

3.1.2.2 Misi Perusahaan


Visi tersebut didukung oleh misi-misi sebagai berikut:
1. Membangun institusi keuangan yang kuat, profesional dan beretika.
2. Mengembangkan bisnis melalui kerjasama yang baik dengan mitra bisnis,
pemegang saham dan pemangku kepentingan.
3. Menyediakan produk dan layanan yang berkualitas, inovatif dan memberikan nilai
tambah bagi nasabah.
4. Membangun budaya melalui internalisasi nilai-nilai perusahaan untuk
menghasilkan team yang profesional.
3.2 Analisa Proses Bisnis

Tim digital/ Data kotor Tim campaign Database Cleansing


Partner calon nasabah management import

Tim Data bersih Database


Telemarketing Calon nasabah export

Tim digital

Gambar 3.2 Gambaran Proses Bisnis

Deskripsi

1. Tim digital atau partner mengirim data kotor berupa excel (*.xlsx).
2. Data kotor berupa excel (*.xlsx) yang sudah diterima oleh tim campaign management,
selanjutnya di import ke database.
3. Proses selanjutnya yaitu tim campaign management melakukan proses data cleansing.
4. Setelah menghasilkan output yang sudah cleansing kemudian data tersebut di export
berupa excel (*.xlsx).
5. Proses terakhir yaitu data yang sudah bersih sudah dapat dikirim ke tim digital untuk
diblast email terlebih dahulu, dan dikirim ke tim telemarketing untuk memasarkan
produk.
3.3 Analisa Sistem Berjalan

Gambar 3.3 Gambaran Sistem Berjalan


3.4 Analisa Kebutuhan Sistem Dengan Metode PIECES
Menurut Wukil Ragil (2010:17), metode PIECES adalah metode analisis sebagai
dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam
menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain
adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan
pelanggan. Analisis ini disebut dengan PIECES Analysis (Performance, Information,
Economy, Control, Eficiency and Service).

1. Analisis Kinerja (Performance)


Dalam segi performa/kinerja sistem yang sudah ada, berjalan kurang optimal
dikarenakan adanya proses query yang sama dan berulang, belum adanya stored
procedure untuk menyimpan query tersebut.
2. Analisis Information
 Kurangnya informasi dari hasil cleansing, data kotor di take out sehingga data
tersebut tidak dapat dilihat/dianalisa jika dibutuhkan.
 Informasi hasil cleansing masih dicatat manual.
3. Analisis Economy
Kesalahan pada saat cleansing, data kotor yang seharusnya di take out tetapi
terupload akan mempengaruhi pengendalian biaya.
4. Analisis Control
Dalam setiap input dan output data kurang pengontrolan terhadap setiap laporan,
sehingga kurangnya informasi yang didapat
5. Analisis Effisiency
Proses cleansing yang berjalan saat ini masih membutuhkan banyak waktu karena
belum adanya stored procedure dan report hasil cleansing masih manual.
6. Analisis Service
Proses pelayanan sistem yang berjalan saat ini belum mempermudah pengguna
khususnya bagian analisa yang mengakibatkan sering terjadi kesalahan dan kurang efektif
dalam pengelolaan analisa data
Dari hasil analisa PIECES ini didapat bahwa penerapan aplikasi data cleansing
berbasis web dianggap perlu diterapkan karena akan berdampak pada berbagai pihak dan
berbagai kepentingan mulai dari kinerja sampai dengan bagian
analisa.

3.5 Analisis Kebutuhan Fungsional


Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk perancangan terhadap aplikasi
yang akan dibangun. Aplikasi yang di usulkan berorientasi objek dengan menggunakan
pemodelan UML. Pemodelan yang akan digunakan untuk memodelkan terdiri dari
diagram use case, sequence diagram, activity diagram, dan class diagram.

3.5.1 Diagram Use Case


Diagram use case ini menggambarkan aplikasi yang akan di bangun, bagaimana
seseorang atau aktor akan menggunakan dan memanfaatkan dari sistem yang dibangun.
Sasaran pemodelan use case ini mendefinisikan kebutuhan fungsional dan operasional
sistem dengan mendefinisikan skenario dari aplikasi yang akan di bangun. Pendefinisian
ini meliputi identifikasi use case dan skenario dari sistem yang akan di bangun.

Gambar 3.4 Diagram Use Case


Actor Deskripsi
User User melakukan import data.

Tabel 3.1 Definisi User

No Use Case Deskripsi


1. Import Data Sistem mengharuskan user yang belum melakukan
import data untuk melakukan import data terlebih
dahulu lalu menyimpan data data tersebut kedalam
database.

2. Preprocessing Data yang sudah berada pada database kemudian


dilakukan proses data selection dan data cleaning.
3. Data Selection Sistem melakukan pemilihan atribut, jika user sudah
melakukan import data .

4. Data Cleansing Sistem melakukan pembersihan data jika user sudah


melakukan import data dan data selection.

5. Export Data Sistem melakukan export data.

Tabel 3.2 Deskripsi Use Case


3.5.2 Activity Diagram
3.5.2.1 Activity Diagram Import Data
Activity diagram import data menjelaskan aktivitas user dalam melakukan
proses import data. Activity diagram import data dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Activity Diagram Import Data


3.5.2.2 Activity Diagram Preprocessing
Activity diagram preprocessing menjelaskan aktivitas sistem dalam
melakukan proses data selection dan data cleansing. Activity diagram preprocessing
dapat dilihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Activity Diagram Preprocessing


3.5.2.3 Activity Diagram Data Selection
Activity diagram data selection menjelaskan aktivitas sistem dalam melakukan
proses data selection. Activity diagram data selection dapat dilihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Activity Diagram Data Selection


3.5.2.4 Activity Diagram Data Cleansing
Activity diagram data cleaning menjelaskan aktivitas sistem dalam melakukan
proses data cleaning. Activity diagram data cleaning dapat dilihat pada gambar 3.11

Gambar 3.6 Activity Diagram Data Cleansing


3.5.2.5 Activity Diagram Export Data
Activity diagram export data menjelaskan aktivitas user dalam melakukan
proses export data. Activity diagram export data dapat dilihat pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Activity Diagram Export Data


3.5.3 Sequence Diagram
3.5.3.1 Sequence Diagram Import Data

Gambar 3.8 Sequence Diagram Import Data


3.5.3.2 Sequence Diagram Preprocessing

Gambar 3.9 Sequence Diagram Preprocessing

3.5.3.3 Sequence Diagram Data Selection


Gambar 3.10 Sequence Diagram Data Selection

3.5.3.4 Sequence Diagram Data Cleansing


Gambar 3.11 Sequence Digram Data Cleansing

Gambar 3.12 Sequence Diagram Export Data

Anda mungkin juga menyukai