Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN OBSERVASI DAN HASIL DISKUSI

PROGRAM REHABILITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT HOLISTIK

PURWAKARTA

Dosen Pembimbing : Madya Sulisno, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh :

Tika Rahmawati

22020116130082/A161

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rehabilitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbaikan anggota
tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (misalnya pasien rumah sakit, korban
bencana) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat dalam masyarakat.
Untuk itu rehabilitasi menjadi aspek penting bagi setiap pasien yang telah dinyatakan
sembuh atau keadaan tubuh yang membaik. Rehabilitasi ini menjadi penentu kesehatan
dan kualitas hidup pasien untuk bisa kembali seperti semula. Dan salah satu rehabilitasi
terbaik adalah dengan terapi komplementer.
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu
alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam
diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Pendapat ini didasari oleh bentuk
terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith
et al., 2004). Unsur Holistik pada manusia meliputi beberapa aspek yaitu biologis,
psikologis, sosial, kulturan, dan spiritual. Aspek holistik yang menyeluruh maka manusia
akan terpenuhi segala aspek yang ada dalam dirinya dengan pengobatan Holistik.
Rumah Sakit Holistic Purwakarta didirikan oleh Husen A.Bajry Ph.D pada tahun
1993. Rumah Sakit Holistic atau Indonesian Holistic Tourist Hospital (IHTH) Obat
yang digunakan 80% menggunakan obat herbal, 20% menggunakan obat kimia. Banyak
tepai yang digunakan dalam proses penyembuhan klien yang memilih dirawat di rumah
sakit ini. Proses penyembuhan pasien sangat diperhatikan secara menyeluruh. Rumah
Sakit Holistik juga memiliki pabrik produksi obat herbal tersendiri sehingga dapat
menjamin bahan yang digunakan. Rumah sakit Holistic menekankan kepada pasien
bahwa, tubuh kita sendiri yang dapat memberikan obat. Beberapa bahan pangan yang
digunakan rumah sakit ini merupakan bahan yang ditanam sendiri dan berasal dari bahan
organik.
Rumah Sakit ini menjadi rekomendasi terbaik untuk untuk melakukan rehabilitasi.
Dengan nuansa alam dan penegobatan komplementer yang bisa menjadi alternatif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Sehingga pasien yang menjadi penghuni di Rumah
Sakit Holistik merasa nyaman dengan segala fasilitas dan keindahan alam yang disajikan.
Terutama pada pasien dengan rehabilitasi.
1.2 Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari praktik keperawatan holistik di
Indonesian Holistic Tourist Hospital (IHTH)
Tujuan Khusus
1 Mengetahui konsep rehabilitasi yang diterapkan Indonesian Holistic Tourist Hospital
(IHTH)
2 Mengetahui terapi komplementer yang diterapkan dalam proses rehabilitasi di
Indonesian Holistic Tourist Hospital (IHTH)
3 Mengetahui fasilitas pelayanan di Indonesian Holistic Tourist Hospital (IHTH) yang
berbeda dari Rumah Sakit pada umumnya
4 Mengetahui peran tenaga kesehatan dalam proses rehabilitasi yang diterapkan di
Indonesian Holistic Tourist Hospital (IHTH)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rehabilitasi

Rehabilitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbaikan anggota


tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (misalnya pasien rumah sakit, korban
bencana) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat dalam
masyarakat.1. Menurut WHO rehabilitasi medik adalah ilmu pengetahuan kedokteran
yang mempelajari masalah atau semua tindakan yang ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan dampak keadaan sakit, nyeri, cacat dan atau halangan serta
meningkatkan kemampuan pasien mencapai integrasi sosial. Pelayanan rehabilitasi
medik merupakan pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakitatau cedera melalui paduan intervensi
medik, keterapian fisik dan ataurehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang
optimal.2
Intervensi rehabilitasi medis sangat penting untuk mengembalikan pasien pada
kemandirian mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa
menjadi beban bagi keluarganya. Dalam Sistem Kesehatan Nasional istilah rehabilitasi
yang tercantum dalam pelayanan kesehatan mencakup upaya peningkatan (promotif),
upaya pencegahan (preventif), upaya penyembuhan (kuratif), dan upaya pemulihan
(rehabilitasi), yang bersifat menyeluruh.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah
Sakit, ruang lingkup pelayanan rehabilitas medik di rumah sakit meliputi :
1. Upaya promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktivitas yang tepat
untuk mencegah kondisi sakit (Kemenkes, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi
Medik di Rumah Sakit , 2008). Upaya promotif diterapkan oleh Indonesian Holistic
Tourist Hospital (IHTH) dalam program Morning Clinic. Program ini dilakukan
setiap pagi dengan mengumpulkan pasien untuk mendapatkan promosi kesehatan
sehingga pasien dapat secara mandici meningkatkan kualitas hidupnya.
2. Upaya preventif
Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit/penyakit untuk mencegah dan
atau meminimalkan gangguan fungsi atau risiko kecacatan (Kemenkes, Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang
Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit , 2008)
3. Upaya kuratif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik dan upaya
rehabilitatif untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit untuk mengembalikan dan
mempertahankan kemampuan fungsi (Kemenkes, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan
Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit , 2008).
4. Upaya rehabilitatif
Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik, keteknisan medik
dan upaya rehabilitatif lainnya mellaui pendekatan psiko-sosial-edukasi-okupasi-
vokasional untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit yang bertujuan mengembalikan
dan mempertahankan kemampuan fungsi, meningkatn akvitas dan peran
serta/partisipan di masyarakat (Kemenkes, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi
Medik di Rumah Sakit , 2008).

Keberhasilan program rehabilitasi medik ditentukan oleh motivasi penderita dan


dukungan keluarga, sehingga keluarga perlu diberdayakan dengan memberikan
penyuluhan tentang tujuan dan cara-cara terapi.3 Rumah sakit sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
B. Terapi Komplementer dalam proses Rehabilitasi
1. Terapi Nutrisi

Nutrisi dapat menentukan outcome bagi pasien demi kelangsungan hidup dan
kecacatan, lebih lanjut lagi bila nutrisi diberikan awal secara agresif dapat
meningkatkan fungsi imun dengan meningkatkan sel CD4, rasio CD4-CD8 dan
kepekaan limfosit T. Jalur pemberian nurisi disesuaikan dengan kondisi klinis pasien.
Terapi nutrisi membutuhkan mnitoring dan evaluasi untuk memastikan pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan yang telah ditetapkan sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki.
Cara pemberian nutrisi :
a. Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan
melalui selang ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin3
b. Nutrisi parenteral adalah nutrisi yang diberikan ketika pemberian nutrisi secara
enteral tidak berhasil. Nutrisi parenteral pemberiannya melalui pembuluh darah
seperti melalui jalur vena perifer atau sentral. Nutrisi parenteral yang melalui
vena perifer juga tergantung pada kondisi klinis, kebutuhan, toleransi terhadap
volume.
Nutrisi yang diberikan sangat diperhatikan pada pola makan, pengolahan, dan
jenis bahan yang digunakan. Pola makan di rumah sakit ini dalam satu hari klien
dapat menerima enam kali waktu makan, dengan bentuk olahan dan porsi makanan
yang berbeda, sesuai dengan keluhannya. Selain itu jenis bahan dan pengolahan yang
diberikan sangat diperhatikan dengan menggunakan bahan oraganik, dan sebagian
besar bahan yang akan diolah berasal dari petani yang sudah bekerjasama dengan
pihak rumah sakit. Sehingga kandungan gizi yang ada di masing-masing bahan
memiliki mutu yang baik.
Pengelolaan makanan dilakukan langsung oleh ahli gizi yang memantau
kebutuhan jumlah kalori serta gizi dari setiap makanan. Seperti pembuatan jus yang
tidak dicampur dengan bahan lain dan murni menggunakan buah dan air saja. Ahli
gizi di sini juga memiliki waktu untuk bertemu secara langsung dengan klien untuk
melakukan monitoring dan evaluasi. Ketika bertemu dengan klien disini dilakukan
konsultasi tentang nutrisi yang dapat klien konsumsi, kemudian saat klien akan
pulang juga mendapatkan waktu berkonsultasi dengan ahli gizi tentang nutrisi yang
diterima setalah pulang.
2. Fisioterapi
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang dtujukan pada individu
dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanik)
pelatihan fungsi, komunikasi. Kegiatan fisioterapi dilakukan oleh seorang
fisioterapis. Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi
sesuai ketentuan dan perundang-undangan.4
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kehidupan
masyarakat maka pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat
(Pertamedika, 2016). Program fisioterapi di Indonesian Holistic Tourist Hospital
(IHTH) antara lain :
A. Fisioterapi Pasif
Intervensi yang dilakukan pada program fisioterapi pasif ini terdiri dari

a. SWD (Short Wafe Dhiatermy)


SWD adalah alat terapi yang menggunakan energi elektromaknetik yang
di hasilkan oleh arus bolak-balik frekwensi tinggi 27,33 MHz.5 SWD
digunakan sebagai modalitas fisioterapi untuk memperoleh pengaruh panas
dalam jaringan lokal, merileksasi otot, mengurangi nyeri dan meningkatkan
metabolisme sel-sel. SWD dapat mempercepat proses yang terlibat dalam
respon inflamasi dan merangsang penyembuhan jaringan.Panas yang
ditimbulkan akan berpengaruh terhadap jaringan ikat terutama otot, tendon,
kapsul sendi dan ligamentum yang akan menyebabkan terjadinya penurunan
viscositas matrik sehingga elastisitas juga meningkat.
b. US (Ultrasound)

Terapi ultrasound merupakan jenis thermotherapy (terapi panas) yang


dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini menggunakan arus
listrik yang dialirkan lewat transducer yang mengandung kristal kuarsa yang
dapat mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang suara yang
dapat ditransmisikan pada kulit serta ke dalam tubuh.
Ultrasound adalah getaran mekanik dengan bentuk gelombang
longitudinal yang berjalan mellaui medium tertentu dengan frekuensi yang
variabel. Berdasarkan frekuensi ultrasonik > 20.000 Hz. Berdasarkan
penelitian, terapi ultrasound yang dilakukan 3x seminngu selama 6x
perlakuan lebih efekif daripada terapi dengan SWD.6
c. Body Massage

Body massage adalah tindakan manipulasi otot-otot dan jaringan dari


tubuh dengan cara menekan, menggosok, getaran/vibrasi dan menggunakan
tangan, jari tangan atau alat-alat manual/elektrik untuk memperbaiki kondisi
kesehatan.7 Body massage telah lama diyakini bermanfaat bagi kesehatan,
mulai dari meredakan stres hingga mempercepat waktu pemulihan setelah
sakit, alergi, depresi, masalah pernapasan, insomnia, cedera saat olahraga dan
kelelahan kronis. Body massage merupakan terapi dengan pendekatan
holistik yang berfungsi menurunkan tekanan darah, denyut jantung,
memperbaiki pernafasan, meningkatkan aliran kelenjar limphe ke dalam
saluran pembuluh darah, membantu pengeluaran sisa metabolisme,
mengurangi kekakuan, menjadikan tubuh menjadi rileks, meningkatkan tidur,
meningkatkan pergerakkan sendi, mengurangi nyeri secara alami dan
memperbaiki kesehatan pada umumnya.7

Manfaat pemijatan menurut Wahyuni et all (2013)8 :


1. Meredakan stres
2. Relaksasi
3. Memperlancar Fungsi Sirkulasi
4. Menurunkan Tekanan Darah
5. Menghilangkan Rasa Sakit
d. IR (Infra Red)
Sinar Infra Red (IR) memiliki pancaran gelombang elektromagnet
dengan panjang gelombang 7700-4jt A0 . Klasifikasi panjang gelombang
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gelombang panjang dan gelombang
pendek. Gelombang panjang (non penetrating) memiliki panjang gelombang
>12000 A0 – 150000 A0 , penetrasinya pada lapisan superfisial epidermis
sekitar 0,5 mm. Sedangkan untuk gelombang pendek (penetrasi) memiliki
panjang gelombang 7700 A0 – 12000 A0 , penetrasinya sampai sub cutan.
Secara mekanisme kerja Infra Red (IR) terbagi menjadi dua jenis yaitu non
luminous dan luminous (Kurniawati, 2012). Efek terapiutik yang dihasilkan
dari Infra Red (IR) diantaranya: mengurangi rasa sakit, relaksi otot,
meningkatkan suplai darah, menghilangkan sisa-sisa metabolise.9
e. Qi-gong Terapi

Di tengah-tengah maraknya kemajuan teknologi penyembuhan yang


serbamewah dan mahal, Cina mengembangkan terapi tradisional yang efektif
dan lebihmurah, yakni suatu terapi atau pengobatan Chikung. Terapi Chi kung
memanfaatkan energi Chi alamiah yang di dunia barat ditemukan dan
dinamaisebagai bioelektrik. Chi Kung (Qigong) adalah suatu terapi yang
memanfaatkan energi, yang adadalam tubuh manusia, di dalam tubuh manusia
sudah diberi bekal oleh Allah berupa daya atau energi.Manusia merupakan
mahluk Allah yang telah di berikan kesempurnaan,baik kesempurnaan bentuk
maupun kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh mahluk lain.
Manfaat qi-gong antara lain :
 Menstimulasi regenerasi sel
 Melindungi dan memperkuat imunitas tubuh
 Menghangatkan dan mengatur panas tubuh
 Mengontrol dan mengendalikan aliran darah, urin, air liur, enzim, dan
hasil pembuangan lainnya
Mengontrol dan mengendalikan aliran darah, urin, air liur, enzim dan hasil
pembuangan tubuh lainnya, sehingga proses metabolisme tubuh berjalan sebagaimana
mesetinya dan dalam jumlah yang seimbang
Rehabilitasi masing-masing klien berbeda, salah satu contohnya pada klien pasca
melahirkan juga mendapatkan proses rehabilitasi. Mulai dari latihan untuk berjalan,
proses menyusui, nutrisi ibu dan bayi. Setelah melahirkan latiahan gerak yang dilakukan
klien bertahap mulai dari duduk, kemudian latihan melangkah hingga berjalan. Selama
proses berjalan diusahakan dapat dilakukan secara mandiri oleh klien dengan diawasi
perawat, jika terdapat kesulitan selama latihan dalam kurun waktu yang lama, dapat
melakukan fisioterapi. Proses menyusui juga diajarkan pada klien agar merangsang
pengeluaran asi. Diantaranya dengan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi susu
kambing etawa yang disediakan di Rumah Sakit untuk membantu meningkatkan
produksi asi, juga menambah protein dan kalsium dalam asi.
Rumah Sakit Holistik juga tidak menyediakan susu formula dan tidak bekerjasama
dengan produsen susu formula manapun, karena ingin menginisiasi ibu untuk selalu
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan asi. Psikologis ibu setelah melahirkan juga
dapat teratasi dengan lingkungan rumah sakit yang dikemas dengan indah seperti sedang
berwisata alam, menambah perasaan positif bagi sang ibu.

B. Target Keperawatan
C. Di Rumah Sakit Holistik Purwakarta menerapkan pelayanan yang
Holistik mencakup bilogis, psikoogis, sosial, kultural dan spiritual.
Pengobatan secara Holistik diantaranya terapi komplementer yang
dibagi menjadi dua, yaitu terapi invasif dan non invasif. Terapi invasif
meliputi akupuntur, terapi bekam (cupping), dan terapi ozonterapi Lalu
untuk non invasif meliputi terapi nutrsi, sentuhan terapeutik, dan
edukasi pada pasein Keberagaman terapi yang disediakan dalam satu
tempat membuat pasien dapat memilih alternatif terapi yang tepat
sesuai dengan anjuran dokter.
D. Rumah Sakit Holistik juga mengemas lingkungan Rumah Sakit
menjadi wisata alam yang menyenangkan seperti adanya kolam renang,
mini zoo, taman, masjid, kamar dengan nuansa villa di pegunungan,
serta pepohonan rindang yang ikut menjadi pelengkap Rumah Sakit
Holistik Purwakarta. Selain itu, staff dan tenaga kesehatan selalu
melayani pasien dengan ramah dan menggunakan sentuhan terapeutik
sehingga dapat menunjang kesembuhan serta meningkatkan kualitas
kesehatan pasien dengan lebih cepat. Bahkan Rumah Sakit Holistik ini
dapat menghilangkan kesan Rumah Sakit pada umumnya karena
fasilitas dan pelayanan yang disediakan.

Perawat melakukan intervensi keperawatan seperti komunikasi terapeutik,


melakuakn monitoring dan evaluasi pasien, menemani pasien, melakukan asuhan
keperawatan dan menjadi pendengar yang baik. Untuk target keperawatan serupa dengan
yang di Rumah Sakit Umum, namun perbedaannya adalah dalam hal pelayanan yang
holistik, sehingga pasien merasa nyaman dan terpenuhi segala aspek hidupnya.
Perawat juga berperan sebagai educator untukmemberikan informasi dan
pemahaman terkait kondisi pasien, terapi yang dilakukan, efek dan konsekuensi dari
terapi tersebut, dan aktivitas yang pasien lakukan untuk menunjang proses rehabilitasi.
Tidak hanya pada pasien tapi keluarga juga menjadi sasaran edukasi untuk bisa menjadi
support system bagi pasien dalam menjalani proses rehabilitasi di Rumah Sakit.

E. Peran Tenaga Kesehatan


Di Rumah Sakit Holistik Purwakarta menerapkan sistem kolaborasi antar tenag
kesehatan. Meskipun porsi pengobatan konvensional 20% dan komplementer 80% semua
tenaga kesehatan memiliki porsinya masing-masing. Karena untuk penanganan penyakit
yang darurat atau urgent peran dokter sebagai tenaga medis diperlukan. Sedangkan untuk
penyakit kronik yang membutuhkan waktu perawatan lebih lama maka peran tenaga
kesehatan seperti perawat dan ahli gizi berperan lebih banyak. Perawat dan ahli gizi pada
rumah sakit pembagian peran dengan perkembangan nutrisi yang ada pada pasien di
awasi oleh perawat kemudian disampaikan kepada ahli gizi.
Ahli Gizi menjadi peran penting dalam proses rehabilitasi utama seperti pengaturan
nutrisi pada pasien, sehingga diberikan waktu tersendiri untuk memonitor dan
mengevaluasi keberjalanan terapi nutrisi yang ada pada pasien. Sedangkan tenaga
kesehatan lain seperti fisioterapis, akupuntur, terapi ozon, dilakukan sesui dengan SOP
(Standar Operasional Pelaksanaan) yang ditetapkan Rumah Sakit serta dilakukan sesuai
anjuran dari dokter.
BAB III
KESIMPULAN

Rumah Sakit Holistik Purwakarta memiliki metode rehabilitasi yanag holistik di


segala aspek sesuai dengan keadaan dan kebutuhan klien. Terapi yang dilakukan pada proses
rehabilitasi merupakan bentuk perpaduan antara terapi nutrisi dan terapi komplementer.
Selama rehabilitasi semua klien tetap didukung secara psikososial dan spiritual. Lingkungan
yang asri menjadi konsep rumah sakit untuk meberikan kenyamanan pada klien, sehingga
memberikan efek psikologi pada klien. Selama proses rehabilitasi bahan obata dan nutrisi
yang diberikan terjamin oleh rumah sakit karena obat herbal yang diproduksi sendiri dan
dangan bahan organik. Dan pelaksaan rehabilitasi klien tenaga kesehatan yang ada
berkolaborasi secara menyeluruh. Fasilitas rumah sakit meliuti terapi, pelayanan kesehatan,
juga keindahan lingkungan sepertiwisata menjadi daya tarik tersendiri untuk
merekomendasikan Rumah Sakit Holistik Purwakarta menjadi tempat rehabilitasi yang baik
bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Available at: http://kbbi.web.id/pusat
[Diakses 4 Maret 2018].
Kemenkes. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah
Sakit . Jakarta: Menteri Kesehatan Repubik Indonesia.
American Dietetic Association, 2009. Nutrition and Athletic Performance, s.l.: American
College of Sports Medicine.
Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
Sujatno dkk, 2002; Sumber Fisis: Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi.
Surakarta.
Komariyah, I. (2012). Pengaruh Terapi Short Wave Diathermy (SWD) dan Ultrasound (US)
terhadap Penurunan Nyeri pada Penderita Osteoarthritis Knee. Jurnal Penelitian, 1-
17.
Nurgiwiati, E. (2015). Terapi Alternatif & Komplementer dalam Bidang Keperawatan. Bogor
: In Media.
Wahyuni A, Nurachmah E, Herawati T. Analisis Praktik Residensi Keperawatan Medikal
Bedah Pada Pasien Gangguan Sistem Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Model
Adaptasi Roy Di Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
Singh, J. 2005. Textbook of Electrotherapy. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher
(P) Ltd.

Anda mungkin juga menyukai