PURWAKARTA
Disusun Oleh :
Tika Rahmawati
22020116130082/A161
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrisi dapat menentukan outcome bagi pasien demi kelangsungan hidup dan
kecacatan, lebih lanjut lagi bila nutrisi diberikan awal secara agresif dapat
meningkatkan fungsi imun dengan meningkatkan sel CD4, rasio CD4-CD8 dan
kepekaan limfosit T. Jalur pemberian nurisi disesuaikan dengan kondisi klinis pasien.
Terapi nutrisi membutuhkan mnitoring dan evaluasi untuk memastikan pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan yang telah ditetapkan sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki.
Cara pemberian nutrisi :
a. Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan
melalui selang ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin3
b. Nutrisi parenteral adalah nutrisi yang diberikan ketika pemberian nutrisi secara
enteral tidak berhasil. Nutrisi parenteral pemberiannya melalui pembuluh darah
seperti melalui jalur vena perifer atau sentral. Nutrisi parenteral yang melalui
vena perifer juga tergantung pada kondisi klinis, kebutuhan, toleransi terhadap
volume.
Nutrisi yang diberikan sangat diperhatikan pada pola makan, pengolahan, dan
jenis bahan yang digunakan. Pola makan di rumah sakit ini dalam satu hari klien
dapat menerima enam kali waktu makan, dengan bentuk olahan dan porsi makanan
yang berbeda, sesuai dengan keluhannya. Selain itu jenis bahan dan pengolahan yang
diberikan sangat diperhatikan dengan menggunakan bahan oraganik, dan sebagian
besar bahan yang akan diolah berasal dari petani yang sudah bekerjasama dengan
pihak rumah sakit. Sehingga kandungan gizi yang ada di masing-masing bahan
memiliki mutu yang baik.
Pengelolaan makanan dilakukan langsung oleh ahli gizi yang memantau
kebutuhan jumlah kalori serta gizi dari setiap makanan. Seperti pembuatan jus yang
tidak dicampur dengan bahan lain dan murni menggunakan buah dan air saja. Ahli
gizi di sini juga memiliki waktu untuk bertemu secara langsung dengan klien untuk
melakukan monitoring dan evaluasi. Ketika bertemu dengan klien disini dilakukan
konsultasi tentang nutrisi yang dapat klien konsumsi, kemudian saat klien akan
pulang juga mendapatkan waktu berkonsultasi dengan ahli gizi tentang nutrisi yang
diterima setalah pulang.
2. Fisioterapi
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang dtujukan pada individu
dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanik)
pelatihan fungsi, komunikasi. Kegiatan fisioterapi dilakukan oleh seorang
fisioterapis. Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi
sesuai ketentuan dan perundang-undangan.4
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kehidupan
masyarakat maka pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat
(Pertamedika, 2016). Program fisioterapi di Indonesian Holistic Tourist Hospital
(IHTH) antara lain :
A. Fisioterapi Pasif
Intervensi yang dilakukan pada program fisioterapi pasif ini terdiri dari
B. Target Keperawatan
C. Di Rumah Sakit Holistik Purwakarta menerapkan pelayanan yang
Holistik mencakup bilogis, psikoogis, sosial, kultural dan spiritual.
Pengobatan secara Holistik diantaranya terapi komplementer yang
dibagi menjadi dua, yaitu terapi invasif dan non invasif. Terapi invasif
meliputi akupuntur, terapi bekam (cupping), dan terapi ozonterapi Lalu
untuk non invasif meliputi terapi nutrsi, sentuhan terapeutik, dan
edukasi pada pasein Keberagaman terapi yang disediakan dalam satu
tempat membuat pasien dapat memilih alternatif terapi yang tepat
sesuai dengan anjuran dokter.
D. Rumah Sakit Holistik juga mengemas lingkungan Rumah Sakit
menjadi wisata alam yang menyenangkan seperti adanya kolam renang,
mini zoo, taman, masjid, kamar dengan nuansa villa di pegunungan,
serta pepohonan rindang yang ikut menjadi pelengkap Rumah Sakit
Holistik Purwakarta. Selain itu, staff dan tenaga kesehatan selalu
melayani pasien dengan ramah dan menggunakan sentuhan terapeutik
sehingga dapat menunjang kesembuhan serta meningkatkan kualitas
kesehatan pasien dengan lebih cepat. Bahkan Rumah Sakit Holistik ini
dapat menghilangkan kesan Rumah Sakit pada umumnya karena
fasilitas dan pelayanan yang disediakan.
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Available at: http://kbbi.web.id/pusat
[Diakses 4 Maret 2018].
Kemenkes. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah
Sakit . Jakarta: Menteri Kesehatan Repubik Indonesia.
American Dietetic Association, 2009. Nutrition and Athletic Performance, s.l.: American
College of Sports Medicine.
Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.
Sujatno dkk, 2002; Sumber Fisis: Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi.
Surakarta.
Komariyah, I. (2012). Pengaruh Terapi Short Wave Diathermy (SWD) dan Ultrasound (US)
terhadap Penurunan Nyeri pada Penderita Osteoarthritis Knee. Jurnal Penelitian, 1-
17.
Nurgiwiati, E. (2015). Terapi Alternatif & Komplementer dalam Bidang Keperawatan. Bogor
: In Media.
Wahyuni A, Nurachmah E, Herawati T. Analisis Praktik Residensi Keperawatan Medikal
Bedah Pada Pasien Gangguan Sistem Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Model
Adaptasi Roy Di Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta.
Singh, J. 2005. Textbook of Electrotherapy. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher
(P) Ltd.