Anda di halaman 1dari 50

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kehamilan

Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2014)

2.2 ProsesKehamilanmenurutPrawiroharjo, 2014

2.2.1Ovulasi

Ovuasiadalahprosespelepasanovum yang di pengaruhiolehsistem hormonal

yang kompleks

Jumlahoogonium pada wanita :

Bayibarulahir : 750.000

Umur 6-15 tahun : 439.000

Umur 26-25 tahun : 159.000

Umur 26-35 tahun : 59.000

8
9

Umur 35-45 tahun : 34.000

Menopause : Menghilang

Selain masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahunhanya

420 buahovum yang dapatmengikutiprosespematangandan

terjadiovulasi.

a. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis).

b. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan

menjadi folikel degraaf yang menuju ke permukaan ovarium

disertai pembentukan cairan liquor folikuli.

c. Desakan folikel de graaf ke permukaan ovarium menyebabkan

penipisan dan disertai devaskulirisasi. Selama pertumbuhan

menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan horman estrogen

yang dapat mempengaruhi :

1) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium

2) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi

3) Peristaltik tuba makin aktif


10

Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin

deras menuju uterus.

a. Dengan pengaruhi LH yang semakin besar dan fluktuasi

yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut

ovulasi.

b. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai rumbai (fimbriae)

maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh

fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up

mechanism.

c. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju

uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap

untuk dibuahi.

2.2.2 Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks.

a. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus.

b. Menjadi spermatosit pertama.

c. Menjadi spermatosit kedua.

d. Menjadi spermatid.

e. Akhirnya spermatozoa.
11

Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal

yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel

interestial leyding sehingga spermatogonium dapat mengalami proses

mitosis. Pada setiap hubungan seks di tumpahkan sekitar 3 cc sperma

yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.

Bentuk spermatozoa seperti kecebong yang terdiri atas :

1. Kepala : Lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti.

2. Leher : Penghubung antara kepala dan ekor.

3. Ekor : Mengandung energi sehingga dapat bergerak.

Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa

ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk ke

dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga

cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

2.2.3 Konsepsi

Konsepsi yaitu pertemuan inti spermatozoa dan membentuk zigot.

Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :

1. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona

radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.

2. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma

yang disebut vitellus.


12

3. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona

pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada

zona pelusida.

4. Konsepsiterjadi pada parsampularis tuba :

a. Tempat yang palingluas.

b. Dindingnyapenuhjonjot, tertutupsel yang mempunyaisilia.

c. Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.

5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

a. Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis

dengan kekuatan sendiri.

b. Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitas, yaitu pelepasan

sebagian dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan

fertilisasi.

c. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.

d. Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.

e. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi

serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses

enzimatik :hialuridase.

f. Melalui ”stomata” spermatozoa memasuki ovum.

g. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya

lepas dan tertinggal di luar.


13

h. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan

membentuk zigot.

2.2.4 Proses nidasi atau implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma

vitellus membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang

dalam keadaan metafase. Proses pemecahan dan pematangan

mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya

menjadi haploid. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid

saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu

dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.

Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam

bentuk autosom sedangkan lainnya sebagai pembawa tanda seks.

Wanita selalu resesif dengan tanda seks kromosom X. Laki-laki

dengan dua bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom

Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu terjadi jenis kelamin

wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu terjadi jenis kelamin

laki-laki. Itulah sebabnya pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan

jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis

kelamin adalah pihak suami.


14

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk

zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya

menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil

konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel

memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU atau

0,1 mm dan disebut stadia morula.

Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan

sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona

radiata yang menjadi sel trofoblas.

Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan

hormon korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus

luteumgravidarum.Pembelahan terjadi terus dan di dalam morula

terjadi ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.

Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili

korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan

nidasi.

Sementara itu fase sekresi endometrium telah makin gembur

dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel

trofoblas yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi

enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri didalam


15

endometrium. Proses penanaman blastula disebut nidasi atau

implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi.

Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,

mungkin terjadi perdarahannya yang disebut tanda Hartman.

2.3 PerubahanFisiologis pada Kehamilanmenurut Prawiroharjo, 2014

2.3.1 Uterus

Rahim yang semula sebesar ibu jari atau beratnya sekitar 30 gram akan

megalami hipertrofi dan hiperplasi, sehingga menjadi seberat 1000 gram

saat akhir kehamilan. Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya

diisi amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah

menjadi satu. Tingginya rahim setengah dari jarak simfisis dan pusat.

Plasenta telah terbentuk seluruhnya.Pada hamil 20 minggu, fundus rahim

terletak 2 jari dibawah pusat, sedangkan pada umur 24 minggu tepat di

tepi atas pusat. Pada hamil 28 minggu, tingginya fundus uteri sekitar 3 jari

di atas pusat. Pada kehamilan 32 minggu, tingginya fundus uteri setengah

jarak prosesus xifoideus dan pusat. Pada kehamilan 36 minggu, tinggi

fundus uteri sekitar 1 jari di bawah prosesus xifoideus bila bagian

terbawah bayi belum masuk pintu atas panggul. Pada kehamilan 40

minggu, fundus uteri turun setinggi 3 jari di bawah prosesus xifoideus


16

karena bagian terbawah bayi sudah masuk pintu atas panggul. Regangan

dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin

menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis yang

disebut segmen bawah rahim (SBR) .

Tabel Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan

Menggunakan penunjuk badan Dalam cm

1
/3 di atas simfisis - 12 minggu

1
/2 simfisis – pusat - 16 minggu

2
/3 di atas simfisis 20 cm (± 2 cm) 20 minggu

Setinggi pusat 22 cm (± 2 cm) 22 minggu

1
/3 di atas pusat 28 cm (± 2 cm) 28 minggu

1
/2 pusat – prosesus xifoideus 34 cm (± 2 cm) 34 minggu

Sitinggi prosesus xifoideus 36 cm (± 2 cm) 36 minggu

Dua jari (4 cm) di bawah prosesus - 40 minggu

xifoideus
17

2.3.2 Serviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak

jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat,

hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak

mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan

adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.

2.3.3 Vagina dan vulva

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh hormon estrogen sehingga tampak semakin merah dan

kebiru-biruan (tanda Chadwicks).

2.3.4 Ovarium

Saathamil, ovarium yang mengandung korpus lutemgravida

rumakan meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta yang

sempurna pada umur 16 minggu.

2.3.5 Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan

payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon estrogen,

progesteron, dan somatomammotropin.

Penampakanpayudara pada ibuhamilyaitu:


18

a. Payudaramenjadilebih besar.

b. Areola payudaramakinhiperpigmentasi.

c. Glandulamontgomerymakintampak.

d. Putting susu semakin menonjol.

e. Pengeluaran ASI belumberlangsungkarenaprolaktinbelum

berfungsi, karenahambatan PIH ( ProlaktineInhibitingHormone)

untuk mengeluarkan ASI.

Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga

pembuatan ASI dapat berlangsung.

2.3.6 Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh melanophorestimulating hormone lobushipofisis

anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini

terjadi pada striae gravidarum livideatau alba, areola mammae,

papilla mammae, lineanigra, pipi (chloasmagravidarum). Setelah

persalinan hiperpigmentasi ini akanmenghilang.

2.3.7 Sirkulasi Darah

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam rahim.
19

b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada

sirkulasi retroplasenter.

c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin

meningkat.

2.3.8 Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi

untuk pertumbuhan dan persiapan memberikan ASI. Perubahan

metabolisme yaitu :

a. Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula,

terutama trimester III.

b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq

per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi

darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

c. Kebutuhan protein ibu hamil makin tinggi untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan

persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi

sekitar 0,5 gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.

d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak, protein.


20

e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil yaitu :

1). Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk

pembentukan tulang janin.

2). Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari.

3). Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.

4). Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat

terjadi retensi air.

2.3.9 Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan wanita hamil akan

mengalami kenaikan sekitar 6,5- 16,5 kg .

2.3.10 Pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat

yang dapat menyebabkan :

a. Pengeluaran air liur berebihan.

b. Daerah lambung terasa panas.

c. Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat

menyebabkan obstipasi.

2.3.10 Pernapasan

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk

dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Disamping itu terjadi desakan

diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan


21

32 minggu, sehingga ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20

sampai 25% dari biasanya.

2.3.11 Traktus Urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada

hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan

tersenut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadinya

hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga

pembentukan urin akan bertambah. Filtrasi pada glomerulus bertambah

sekitar 69% sampai 70% .

2.4 Diagnosis Kehamilan

Untuk menentukan Usia kehamilan bisa dilakukan dengan berbagai

cara diantaranya adalah :

1. Rumus Naegle

Rumus ini berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari(teratur),

sehingga ovulasi terjadi pada hari ke-14.

Rumus HPHT + 7 dan Bulannya -3


22

2. Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri ( TFU)

Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus uteri, para

peneliti saat ini menyarankan penggunaan pita ukur untuk

mengukur tinggi fundus dari tepi atas simfisis pubis, karena

memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.Ukuran ini

biasanya sesuai dengan umur kehamilan dalam minggu setelah

umur kehamilan 24 minggu.Namun demikian bisa terjadi beberapa

variasi (± 1-2 cm).

3. Berdasarkan Palpasi Abdominal

Ada 2 rumus diantaranya :

a. Rumus Bartholomew

Antara simfisis pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang

sama maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan.

Pada saat fundus uteri teraba tepat di simfisis umur kehamilan

adalah 2 bulan (8 minggu).Antara pusat sampai prosesus

xipoideus juga dibagi dalam 4 bagian dan tiap bagian

menunjukkan kenaikan 1 bulan. Perlu diperhatikan bulan ke-10

(40 minggu) TFU kurang lebih sama dengan bulan ke-8 (32

minggu) pada saat itu kepala sudah masuk panggul


23

b. Rumus Mc. Donald

Rumus tafsiran berat janin, sebagai berikut :

( TFU- n ) x 155 = Berat (gram)

NB:

N=13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul

N=12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika

N=11 bila kepala berada di bawah spina iskiadika.

4. Quekening (persepsi gerakan janin pertama)

Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan 18

minggu (primigravida) atau 16 minggu(multigravida).

( Prawirohardjo,2010 )

5. USG

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3

cara:

a. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan ( GS =

Gestasional Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.

b. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI = Grown Pump

length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.

c. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan

lebih dari 12 minggu. (Manuaba,2010 hl 58-59)


24

2.4.1 Tanda atau Gejala Kehamilan

Pada wanita hamil terdapat tanda atau gejala sebagai berikut :

a. Amenore (tidak dapat haid)

Wanita harus mengetehui tanggal hari pertama haid

terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

tanggal persalinan, yang dihitung dengan menggunakan

rumus Naegele :

TTP = (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT – 3).

b. Nausea (enek) dan emesis (muntah)

Biasanyaterjadi pada bulan-

bulanpertamakehamilanhinggaakhirtriwulanpertama.

Karenaseringterjadi pada pagihari, disebutmorningsickness.

Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.

c. Mengidam

Ibuhamilseringmemintamakananatauminumantertentuterut

ama pada bulan-bulantriwulanpertama.

d. Mammaemenjaditegang dan membesar

e. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang

duktus dan alveoli payudara.

Kelenjarmontgomeryterlihatlebihmembesar.
25

f. Anoreksia (tidaknafsumakan)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,

kemudian nafsu makan timbul kembali.

g. Seringkencing

Karena kandung kemih tertekan rahim yang membesar.

Gejalainiakanhilang pada trimester II. Pada

akhirkehamilangejalainikembali,

karenakandungkemihditekankepalabayi.

h. Obstipasi

Karena tonus-tonus otot usus menurun oleh pengaruh

hormon steroid.

i. Pigmentasikulit

Merupakan pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,

dijumpai pada muka (chloasma gravidarum), areola

payudara, leher, dan dinding perut.

j. Epulis

Hipertrofidaripapilgusi.

k. Varises

Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai

pada triwulan akhir (Prawiroharjo, 2014).


26

2.5 Fisiologi Masalah Umum Selama Hamil

2.5.1 Ketidaknyamanan Trimester I

a. Perubahanpayudara : rasa nyeri, lembek dan rasa geli.

Fisiologis :

Hipertropikelenjar, hipervaskularisasi, pegmentasi,

ukuranpayudara, puting dan areola bertambah, yang

semuanyaakibathomonal.

Intervensi :

Memakai bra yang menyerap, dapat dipakai pada malam hari.

Perawatan payudara dengan air hangat dan pertahankan keadaan

kering. Beritahu bahwa payudara lembek sifatnya sementara.

b. Sering kencing dan tidak bisa ditunda.

Fisiologis :

1) Gangguan fungsi kandung kemih akibat perubahan

vaskuler yang berhubungan dengan hormonal.

2) Volume kandung kemih mengecil akibat terdorong rahim

serta presentasi janin.

Intervensi : Upayakan kencing teratur, latihan kegel,

kurangi minum sebelum tidur. Pakai pembalut dan lapor

kepada petugas kesehatan, bila perlu.


27

3) Rasa letih, lesu dan lemah (biasanya pada

awalkehamilan).

Fisiologis : Peningkatan hormon progesteron, estrogen

dan HCG.

Intervensi : Istirahat secukupnya dan diet seimbang.

4) Mual & muntah (50%-75%) terjadi syok, mulai

kehamilan 2-8 minggu.

Fisiologis : Tidak diketahui mungkin perubahan

hormonal HCG, perubahan emosi

ambivalen, penolakan kehamilan

Intervensi : Jaga agar tidak terlalu lapar/kekenyangan.

Tidak merokok, bangun pagi makan biskuit,

berbaring sebentar sampai keluhan kurang.

Minum teh rendah kafein hangat. Makan

sedikit sering dalam porsi kecil. Hindari

makan yang berlemak dan berbumbu.

5) Hipersalivasi (dapat terjadi 2-3 minggu I kehamilan).

Stomatis yang menghilang spontan 1-2 bulan postpartum.

Fisiologis : Peningkatan estrogen sehingga terjadi

proliferasi jaringan ikat dan vaskularisasi

dan malas menelan karena emesis


28

Intervensi : Kumur dengan obat kumur, sering

mengunyah permen, diet seimbang

sayur-buah, sikat gigi berhati-hati dan

menjaga kebersihan diri.

2.5.2 Ketidaknyamanan Trimester II

a. Pigmentasi bertambah, jerawat dan kulit berminyak.

Fisiologis : Hormon MSH dari hipofisis anterior

Intervensi : Biasanya sembuh sendiri selama laktasi atau

peurperium.

b. Tahi lalat bertambah (angioma) dileher, dada, wajah dan

lengan.

Fisiologis : Dilatasi arteriode akibat peningkatan estrogen.

Intervensi :

1). Tidak apa-apa, menghilang perlahan selama laktasi.

2). Jarang sembuh sembuh sempurna.

c. Telapak tangan merah (eritema palmaris) (50% ibu hamil).

Fisiologis : Bisa karena hioerestrogen atau genetik.

Intervensi : Bukan merupakan masalah, menghilang

seminggu postpartum.
29

d. Pruitus (non peradangan)

Fisiologis : Tidak diketahui, tanpa ruam, bila ruamnya

menyatu menjadi bentuk pula. Disebabkan

karena kelenjar-kelenjar kulit hiperfungsi, bisa

juga akibat kulit teregang (diperut).

Intervensi : Kuku harus pendek dan lapor ke petugas

kesehatan.

e. Palpitasi.

Fisiologis : Tidak diketahui sebabnya, jangan sampai terjadi

gangguan jantung.

Intervensi : Lapor petugas kesehatan bila ada tanda

dekompensasi jantung.

f. Hipotensi baring (sindrom vena kava) dan bradikardi.

Fisiologis :

1). Dirangsang timbulnya oleh penekanan rahim pada

vena kava inferior ketika berbaring.

2). Hal ini dapat menggangu aliran darah ke uterus,

plasenta dan ginjal.


30

Intervensi : Berbaring miring dengan posisi semi fowler

dengan lutut sedikit.

g. Sering pingsan (sinkope) biasanya selama kehamilan.

Fisiologis : Gangguan vasomotor/hormonal. Bila terjadi pada

sebelum kehamilan mungkin akibat bendungan

vena pada tungkai.

Intervensi :

1). Latihan fisik ringan.

2). Napas dalam.

3). Bangundaritidurperlahan-lahan.

4). Suhu kamar diatur sejuk.

5). Hindari lapar dengan porsi makan kecil-sering.

6). Pakaian elastis.

7). Duduk seperlunya saja.

8). Kalau gejala bertambah maka segera periksa ke

petugas kesehatan.

h. Perasaan terbakar pada dada, seringkali regurtasi.

Fisiologis : Progesteron memperlambat gerakan usus dan

pencernaan, peristaltik berlawanan, sfingter


31

lambung berelaksasi juga karena lambung

tertekan rahim.

Intervensi : Hindari makan yang mengandung gas dan

berlemak, minum teh herbal, kunyah permen

kalau perlu beri antasida diantara waktu makan,

bila gejala menetap periksakan segera.

i. Sembelit

Fisiologis : Gerakan saluran pencernaan melambat, oleh

progesteron, mengakibatkan peningkatan absorpsi

air, usus tertekan uterus, juga sering kali minum

suplemen zat besi.

Intervensi : Minum air 6 gelas perhari, latihan fisik ringan,

BAB teratur, senang relaksasi/napas dalam,

Jangan menggunakan obat pencahar dan

sejenisnya tanpa komplikasi.

j. Flatulesi.

Fisiologis : Berkurangnya peristaltik usus sehingga bakteri

yang ada menghasilkan gas, ditambah udara yang

tertelan.
32

Intervensi : Kunyah makanan perlahan dan seksama. Hindari

makanan yang mengandung gas dan berlemak.

Hindari makan banyak. Latihan fisik dan BAB

teratur.

k. Varises, tungkai nyeri bisa sampai vulva dan haemoroid.

Fisiologis : Predisposisi herediter, dinding otot polos vena

melebar, akibat hormonal. Pembesaran uterus dan

gravitasi sehingga menekan vena.

Intervensi : Hindari kegemukan, berdiri, baju ketat dan

sembelit. Latihan fisik ringan, istirahat dengan

kaki lebih tinggi, pakai stoking, mandi air hangat.

l. Sakit kepala sampai minggu ke-26.

Fisiologis : Sering migren, mata lelah, gangguan vaskuler

dan kongesti/sumbatan sinus akibat pengaruh

hormon.

Intervensi : Relaksasi dan konsul untuk mengontrol

hipertensi.

m. Kesemutan pada ujung jari (jarang)

Fisiologis : Penekanan pada fleksus brakhialis.


33

Intervensi : Atur sikap tubuh yang baik dan pakai bra.

2.5.3 Ketidaknyamanan Trimester III

a. Sesak napas (60%).

Fisiologis : Dinding diafragma terdorong keatas.

Intervensi : Posisi badan bila tidur menggunakan ekstra bantal

dan Hentikan merokok dan konsultasi.

b. Insomnia pada minggu-minggu akhir.

Fisiologis : Gerakan janin, kram otot dan sering BAK.

Intervensi : Sering berkomunikasi dengan kerabat atau suami.

c. Rasa khawatir dan cemas

Fisiologis : Penyesuaian hormonal dan khawatir jadi ibu setelah

kelahiran.

Intervensi : Relaksasi, masase perut, minum susu hangat, tidur

pakai ganjal di bagian tubuh.

3). Rasa tidak nyaman dan tertekan pada perineum.

Fisiologis : Pembesaran uterus terutama pada saat jalan serta

akibat gemelli.
34

Intervensi : Istirahat, relaksasi, siapkan tubuh. Lapor petugas

kesehatan

d. Kontraksi Braxton Hicks.

Fisiologis : Kontraksi uterus mempersiapkan kehamilan.

Intervensi : Istirahat dan tarik napas.

e. Kram betis.

Fisiologis : Karena penekanan pada syaraf yang terkait dengan

uterus yang membesar, Perubahan kadar kalsium,

fosfor, keadaan ini diperparah dengan kelelahan

sirkulasi darah tepi yang buruk dan akibat minum

susu lebih dari satu liter/hari.

Intervensi : Cek apakah ada tanda Hartman, bila tidak ada

lakukan masase dan kompres hangat pada otot yang

terkena.

f. Edema pada kaki sampai tungkai.

Fisiologis : Karena berdiri dan duduk lama, postur tubuh jelek,

tidak latihan fisik, baju ketat dan cuaca panas.


35

Intervensi : Asupan cairan dibatasi sehingga berkemih

secukupnya saja, istirahat posisi kaki lebih tinggi dari

kepala.(Manuaba, 2008).

2.6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan fisik ibu hamil

a) Oksigen

Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga

akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut maka

ibu hamil perlu :

1) Latihan nafas melalui senam hamil

2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

3) Makan tidak terlalu banyak

4) Kurangi atau hentikan merokok

5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau ada gangguan pernafasan

seperti asma.

Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan

oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena asenden

(hipotensi supine).

b) Nutrisi dalam kehamilan


36

Gizi pada ibu hamil harus di tingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu

hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung :

1. Kalori

Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah

2000 Kkal, sedangkan untuk orang hamil dan menyusui masing-

masing adalah 2300 Kkal dan 2800 Kkal.Kalori di gunakan untuk

produksi energi.

2. Protein

Protein sangat di butuhkan untuk perkembangan buah kehamilan

yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu untuk

ibu penting ntuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu

(protein plasma, hemoglobin). Bila wanita tidak hamil, konsumsi

protein yang ideal adalah 0,9 gram/kgBB/hari, tetapi selama

kehamilan di butuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari.

Protein yang di anjurkan adalah protein hewani seperti daging,

susu, telur, keju, ikan, karena mengandung asam amino yang

lengkap.

3. Mineral

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan

makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu.


37

4. Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan

buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.

Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

Mengkonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A dalam

bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,

meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan

hidup anak. Pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi bergantung

pada vitamin A yang terrkandung dalam ASI. ( Yuni Kusmiati,

2010 )

c. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil.Mandi dianjurkan sedikitnya

2 kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak

keringat.Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena

seringkali mudah terjadi gigi berlubang.

d. Pakaian selama hamil

Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang

longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap

keringat. Jangan menggunakan sabuk dan stoking yang terlalu ketat

karena akan mengganggu aliran balik, dan jangan menggunakan sepatu

hak tinggi karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang


38

akn bertambah. Payudara ditopang dengan BH yang memadai agar

terasa nyaman.

e. Eliminasi (BAB/BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan bahkan cukup

lancar.Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah

kelamin menjadi lebih basah.Oleh karena itu ibu harus menjaganya

agar selalu bersih.Ibu hamil dianjurkan minum 8-12 gelas setiap

hari.Hal ini agar produksi air kemihnya cukup. Apabila ada perasaan

ingin berkemih muncul jangan d abaikan, menahan berkemih akan

membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda.

Akibat pengaruh progesterone, otot-otot tractus digestivus tonusnya

menurun, mengakibatkan motilitas saluran pencernaan berkurang dan

menyebabkan obstipasi.

f. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus di perbolehkan sampai akhir

kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa sebaiknya

tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.

Koitus tidak dibenarkan bila :

a) Terdapat perdarahan pervaginam

b) Terdapat riwayat abortus berulang

c) Abortus/partus prematurus imminens

d) Ketuban pecah
39

e) Serviks telah membuka.

Yang perlu diperhatikan saat koitus adalah :

a) Jangan meniupkan udara ke dalam vagina karena dapat

menimbulkan emboli.

b) Perhatikan posisi koitus. Jangan memberikan penekanan pada

perut dan payudara

c) The National Family Planning and Reproductive Health

Assosiation, Washington DCmenyatakan bahwa untuk

d) beberapa wanita, pemakaian kondom harus tetap dilanjutkan

selama masa hamil untuk mencegah PMS.

g. Mobilisasi dan body mekanik

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa selama tidak

terlalu melelahkan.

h. Exercise/senam hamil

Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-

jalan pagi, renang, olah raga ringan, dan senam hamil.

i. Istirahat dan tidur

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur

khususnya seiring kemajuan kehamilannya.

Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik karena

istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani

dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.


40

Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam

keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. ( Yuni Kusmiati, 2010 )

2.7 Tanda Bahaya dalam Kehamilan

1) Tanda-Tanda Bahaya pada Kehamilan Muda, yaitu :

a. Perdarahan pervaginam masa hamil muda dapat disebabkan oleh: abortus,

kehamilan ektopik, atau molahidatidosa

b. Hipertensi gravidarum

c. Nyeri perut pada kehamilan muda.

2) Tanda-Tanda Bahaya pada Kehamilan Lanjut, yaitu :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan antepartum perdarahan pada kehamilan lanjut adalah

perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi

dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, banyak, dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa

nyeri.

b. Sakit kepala yang berat

Wanita hamil mengeluh nyeri pada kepala hebat.Sakit kepala seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan


41

e. Nyeri abdomen yang hebat

f. Keluar cairan pervaginam

g. Gerakan janin tidak terasa

(Yuni Kusmiati, 2010)

2.8 Penatalaksanaan dalam kehamilan

2.8.1 Pengawasan Antenatal (Manuaba,2010)

Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya

menurunkan angka kesakitan dan kematian.ibu hamil di anjurkan untuk

melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali,yaitu pada setiap

trimester,sedangkan trimester teakhir sebanyak dua kali

Antenatal Care adalah sebelum persalinan terutama ditunjukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Tujuan Umum antental care adalah:

1. Pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisaikan kesehatan mental

dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan,kala

nifas.

2. Mempersiapkan Asi

3. Kembalinya kesehatan reproduksi yang wajar.


42

TujuanKhusus Antenatal Care adalah:

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat

saat kehamilan,saat persalinan dan kala nifas

2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,persalinan

dan kala nifas

3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan

dengankehamilan,persalinan,kala nifas.laktasi dan aspek keluarga

berencana

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (Manuaba, 2010)

1) 1 kalikunjungan pada trimeser I

2) 1 kalikunjungan pada trimester II

3) 2 kalikunjungan pada trimester III

JadwalPemeriksaan Ante Natal Care :

A. Trimester I dan II

1. Setiap bulan sekali

2. Diambil data dengan labolatorium

3. Pemeriksaan ultrasonografi

4. Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna,tambahan

protein ½ gr/kg BB = satu telur / hari


43

5. Observasi adanya penyakit yang dapat

mempengaruhikehamilan,kompliksasi kehamilan.

6. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, Menghindariterjadi

komplikasi kehamilan imunisasi Tetanus I

B. Trimester III

1. Setiap dua minggu sekali usia kehamilan 28 – 36 minggu dan

setiap seminggu sekali usia kehamilan diatas 36 minggu.

2. Evaluasi data labolatorium untuk melihat hasil pengobatan

3. Diet gizi seimbang

4. Pemeriksaan Ultrasonografi

5. Imunisasi Tetanus II

6. Observesi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,

komplikasi hamil trimester III

7. Rencana pengobatan

8. Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus

datanguntuk melahirkan.(Manuaba,2010)

2.8.2 Teknik pemeriksaan palpasi kehamilan

Pemeriksaan palpasi yang biasa di gunakan untuk menetapkan

kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan terdiri dari


44

pemeriksaan menurut Leopold I-IV atau pemeriksaan yang sifatnya

membantu pemeriksaan leopold:

a) Membantu Leopod II (Pemeriksaan menurut Budine, pemeriksaan

menurut Ahlfeld)

b) Membantu pemeriksaan Leopod III

c) Dengan memahami pemeriksaan menurut leopod dengan baik,

kedudukan janin dapat ditentukan.

Pemeriksaan pembantu Leopod adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Budine, digunakan pada letak membujur, untuk lebih

menetapkan di mana punggung janin berada.Teknik:fundus uteri di

dorong ke bawah, badan janin akan melengkung sehingga

punggung mudah ditetapkan

2. Pemeriksaan menurut ahlfeld. Janin dengan letak membujur di

dorong kesalah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan yang lebih

terbatas. Dengan mendorong janin ke satu arah, maka pemeriksaan

punggung janin lebih mudah dilakukan.

3. Pemeriksaan menurut Kneble.Pemeriksaan ini sama dengan

pemeriksaan menurut leopold III.


45

Tahap pemeriksaan menurut Leopold

a) Leopold I

1. Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan

fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat

disesuaikan dengan tanggal haid terakhir. Dengan perasat

Mc. Donald TFU diukur pada usia 24 minggu / lebih

(APN,2008)

2. Bagian apa yang terletak difundus uteri.pada letak membujur

sungsang kepala bulat keras dan melenting pada goyangan,

pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus:tidak

keras tidak melenting,dan tidak bulat, pada letak

lintang,fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

b) Leopold II

1) Kemudian kedua tangan diturun menelusuri tapi uterusuntuk

menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.

2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yangteraba

rata dengan tulang iga seperti papan cuci.

3) Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala janin.


46

c) Leopold III

1) Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis.

2) Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba

tidak keras dan tidak bulat, pada letak lintang simfisis pubis

akan kosong

d) Leopold IV

1) Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah

kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk

ke pintu atas panggul.

2) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran

terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan

divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk

PAP maka tangan pemeriksa konvergen. ( Manuaba, 2010 )

Auskultasi menurut buku APN,2008 yaitu denyut jantung janin yang

normal yaitu antara 120 – 160 x/menit tetapi ada pula yang

menyebutkan antara 100-180 x/menit.Bila DJJ dibawah 100 disebut

bradikardi dan bila diatas 180 disebut tachikardi.

Taksiran Berat Janin ( TBJ )


47

Menurut Johnson Tausak taksiran berat janin dapat dihitung

dengan cara :( TFU – 11,12,13 ) x 155 gr

Keterangan :

Dikurangi 11 bila kepala masuk PAP 4/5 bagian

Dikurangi 12 bila kepala masuk PAP 1/5 – 3/5 bagian

Dikurangi 13 bila kepala belum masuk PAP

Standar Minimal Antenatal Care “ 10T “

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi (lila)

4. Ukur tinggi fundus uteri

5. Tentukan persentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrening status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan

Keterangan *) apabila dalam waktu tahun WUS tersebut

melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari

tetanus neonaturum.

Perlindungan
Imunisasi Interval
Tahun %
TT 1 Ancpertama
TT 2 4 minggusetelah TT 1 3 80%
TT 3 6 bulansetelah TT 2 5 95%
TT 4 1 tahunsetelah TT 3 10 99%
TT 5 1 tahunsetelah TT 4 25 tahun/seumurhidup 99%
48

7. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.

8. Tes laboratorium

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

2.9 Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney

Manajemen kebidanan adalah suatu metode atau pendekatan pemecahan

masalah yang digunakan oleh bidan dalam pemberian pelayanan asuhan

kebidanan. Yang dimaksud dengan metode atau pendekatan disini adalah cara

kerja sistematis dan analitik yang memudahkan dan mengarahkan kegiatan-

kegiatan bidan dalam memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak yang

dihadapi dalam lingkup tanggung jawabnya secara tepat guna dan berhasil guna.

1. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar.

Kumpulan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu

dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan

melakukan konsultasi.

2. Langkah II. Interprestasi Data Dasar

Identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan

klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah


49

dikumpulkan, sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Wanita hamil pada trimester ketiga merasa takut pada proses persalinan

dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan takut tidak

termasuk kedalam kategori ”nomenklatur standar daignosa” tetapi tentu akan

menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan

memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.

3. Langkah III. Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah

potensial ini benar-benar terjadi.

4. Langkah IV. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan

Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

5. Langkah V. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-

langkah yang merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi

data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Kerangka pedoman antisipasi
50

terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya

apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling merujuk klien bila ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah

psikologis.

6. Langkah VI. Melaksanakan Perencanaan

Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah

kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh

klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

7. Langkah VII. Evaluasi

Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentikasi didalam

masalah dan diagnosa.

8. Dokumentasi

”Documen” dalam bahasa inggris berarti satu atau lebih lembar kertas

resmi dengan tulisan diatasnya. Dokumentasi berisi dokumen atau pencatatan

yang berisi bukti atau kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang

sesuatu. Dokumentasi dalam bidang kesehatan adalah suatu sistem pencatatan

atau pelaporan informasi atau kondisi dan perkembangan kesehatan pasien

dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.

Dalam pelayanan kebidanan, setelah melakukan pelayanan semua


51

kegiatan didokumentasikan dengan menggunakan SOAP yang terdiri dari :

S (data subyektif) :Menurut perspektif klien. Data ini diperoleh

melaluianamnesa atau allo anamnesa (sebagai langkah I

dalam manajemen varney).

O (data Obyektif) :Hasil pemeriksaan fisik klien serta pemeriksaan

diagnostik dan pendukung lain. Data ini termasuk

catatan medik pasien yang lalu. (sebagai langkah I

dalam manajemen Varney)

A (assesment) :Analisis/interpretasi berdasarkan data yang terkumpul,

dibuat kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang

dapat teridentifikasi :

1) Diagnosa/masalah

2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial

3) perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

konsultasi kolaborasi dan rujukan. (sebagai langkah

II,III,IV dalam manajemen varney)

P (planing/perencanaan): Merupakan gambaran pendokumentasian dari

tindakan (implementasi) dan evaluasi rencana (E)

berdasarkan pada langkah V,VI,VII pada manajemen

varney ini termasuk hasil observasi dan evaluasi dari

flowsheet. Planing termasuk :

1) Asuhan mandiri oleh bidan


52

2) Kolaborasi/konsultasi dengan dokter atau nakes lain

3) Tes diagnostik/laboratorium

4) Konseling/penyuluhan

5) Follow up

ini semua termasuk keputusan klinis dalam prosedur

tindakan, aktifitas, diet, kebutuhan, hidrasi,

pendampingan dll.

9. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Pengertian

Manajemen kebidanan pada ibu hamil adalah proses pemecahan masalah

pada masa kehamilan yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah,

penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan untuk

mengambil keputusan yang berfokus pada klien.

b. Tujuan

Agar bidan mampu memberikana asuhan kebidanan yang adekuat,

komprehensif dan berstandar pada ibu hamil dengan memperhatikan

riwayat ibu selama hamil ini, kebutuhan dan respon ibu serta

mengidentifikasi penyakit-penyakit yang ada dan mengantisipasinya.

Hasil Yang Diharapkan

Terlaksananya asuhan kebidanan yang bersifat rutin maupun segera pada


53

saat ibu hamil (triwulan Is/d III).

c. Langkah – Langkah ( 7 Langkah Varney )

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Bila klien mengalami komplikasi yang

perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan

akan melakukan konsultasi.

Data-data yang dikumpulkan meliputi :

1) Identitas : Nama, Umur, Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,

Alamat.(identitas istri dan suami)

2) Riwayat kehamilan : hari pertama haid terakhir (HPHT), siklus

haid, perdarahan pervaginam, keputihan, mual dan muntah,

masalah/kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan.

3) Riwayat obstetrik lalu : jumlah kehamilan, jumlah persalinan cukup

bulan, prematur, jumlah anak hidup, jumlah keguguran.

4) Riwayat penyakit: jantung, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus,

TBC, asthma, pernah operasi, alergi obat/makanan.

5) Riwayat sosial ekonomi : status perkawinan, respon ibu dan

keluarga terhadap kehamilan, jumlah keluarga yang membantu

dirumah, pembuat keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan,

minum, kebiasaan merokok, menggunakan obt-obatan/alkohol,


54

kehidupan seksual, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

6) Pemeriksaan :

a) Fisik umum : tanda-tanda viatal, berat badan, tinggi badan,

pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki.

b) Pemeriksaan luar : palpasi, auskultasi dan perkusi.

c) Pemeriksaan dalam : menilai kemajuan persalinan, menilai luas

panggul.

d) Laboratorium darah (Hb) dan urin (protein dan glukosa).

Langkah II : Interpretasi Data

Mengidentifikasi secara benar diagnosa, masalah dan

kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data

yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosa atau masalah

yang spesifik. Adapun masalah-masalah yang sering muncul pada

kehamilan adalah mual-muntah, pusing, sakit kepala dan mulas.

Kebutuhan pada kehamilan adalah tambahan nutrisi, tablet zat

besi, asam folat, pemberian TT, konseling, perencanaan persalinan,

perawatan payudara, pengenalan komplikasi, penyuluhan kesehatan.

Dalam menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan, dasar teori

harus dicantumkan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah


55

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien bidan

diharapakan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial dapat

terjadiseperti abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh

kembang janin, mudah terjadi infeksi, ketuban pecah dini. (Manuaba,

2010).

Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan

Penanganan Segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi

atau antisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak

lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan pada kehamilan :

1) Kehamilan normal

Anamnesa dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan

antenatal awal, pantau kemajuan kehamilan pada kunjungan

berikutnya, berikan zat besi dan imunisasi TT, berikan konseling,


56

latihan, istirahat, perubahan fisiologi, beritahu jadwal kunjungan

ulang, berikan nasehat untuk mencari pertolongan segera jika

mendapat tanda-tanda bahaya. Perencanaan dan persiapan

pertolongan, jaga kebersihan diri, petunjuk dini dalam pengambilan

keputusan dan upaya rujukan bila terjadi komplikasi. Berikan

pendidikan perawatan payudara.

2) Kehamilan normal dengan kebutuhan khusus

Berikan layanan/asuhan antenatal seperti diatas dan berikan

konseling khusus untuk kebutuhan ibu dan masalah-masalahnya.

3) Kehamilan dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang

membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau kerjasama

penanganan.

Rujukan kedokter untuk konsultasi, bantu klien untuk

menentukan pilihan yang tepat, lampirkan surat rujukan dan kartu

kesehatan ibu hamil. Teruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi

selama kehamilan, rencanakan dini jika klien tidak aman

melahirkan di rumah. Jika terjadi kegawat daruratan rujuk seger ke

fasilitas kesehatan terdekat dimana tersedia pelayanan kegawat

daruratan obstetric yang sesuai.

Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada

langkah V, dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bisa


57

dilaksanakan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau

anggota tim kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan perencanaan pada

ibu hamil disesuaikan dengan kondisi ibu. Hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain umur kehamilan, kesinambungan dan hak-hak

pasien.

Langkah VII : Evaluasi

Melakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-

benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah.

Anda mungkin juga menyukai