Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN OBSTETRIK SOSIAL

SEORANG IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN


RISIKO SANGAT TINGGI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
Saphira Evani (030.12.247)
Wilson Saputra W. (030.13.206)

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 27 AGUSTUS 2018 – 3 NOVEMBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Masa kehamilan di mulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Selama kehamilan ini, seorang ibu rentan
mengalami gangguan penyakit yang dapat membahayakan ibu serta janinnya, dan sering
diakibatkan 4 Terlalu (muda, tua, sering melahirkan dan dekat jarak kelahiran) serta 3
Terlambat (mengenali tanda bahaya dan ambil keputusan, mencapai fasilitas kesehatan, dan
penanganan). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 tergolong masih cukup
tinggi dibandingkan negara – negara lain yaitu mencapai 305/100.000 kelahiran hidup, jika
dibandingkan dengan AKI tahun 2014 sebesar 359/100.000 kelahiran hidup, jauh menurun
jika dilihat dari jumlahnya dan masih jauh dari target Sustainable Development Goals
(SDGs).1,2
Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi, dan anak balita yang dilakukan
oleh bidan atau dokter merupakan sebagian dari pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh
seluruh masyarakat Indonesia yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
sesuai dengan isi Permenkes No. 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional. Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan saat
hamil sampai dengan melahirkan, dilakukan oleh tenaga kesehatan, guna menurunkan AKI
dan kematian bayi. Pelayanan asuhan antenatal perlu dilaksanakan secara terpadu dan
terintegrasi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) 1000 hari pertama kehidupan yaitu
masa selama 270 hari (9 bulan) dalam kandungan ditambah 730 hari (2 tahun pertama) paska
lahir.3-5
Masih tingginya kehamilan risiko tinggi menyebabkan tenaga kesehatan perlu
bertindak cepat dalam menemukan kasus, dan memberi rujukan sebelum mengancam ibu dan
anak. Di Puskesmas Kelurahan Jatipadang masih ditemukan kehamilan risiko tinggi sebanyak
40 orang (5 di Puskesmas, 35 di bidan praktek) pada bulan April-Juni 2018. Dan dengan
kehamilan risiko tinggi yang masih cukup banyak, perlu perencanaan terpadu tidak hanya
dari segi ANC, rujukan hingga persalinan, namun juga tindakan promotif dan preventif di
masyarakat.

1
BAB II
LAPORAN OBSTETRIK SOSIAL

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. Jolekha
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Karang Pola II Dalam, Kelurahan Jatipadang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD

2.2 Hasil Pemeriksaan di Puskesmas/Bidan:


- Tanggal 3 Juli 2018 : Keluhan mual-pusing (diberi Vit B.complex
dan asam folat). Tekanan darah: 110/70 mmHg, BB 59,2 kg, Umur kehamilan
6 minggu, LLA 29,5cm, TFU belum teraba. TT(+). Disarankan kembali bulan
depan.
- Tanggal 4 Agustus 2018 : Keluhan mual berkurang (diberi Sulfas
Ferosus, Vit B.complex dan asam folat). Tekanan darah: 110/70 mmHg, BB
58,8 kg, Umur kehamilan 10 minggu, LLA 29,5cm, Balotemen (+).
Disarankan USG karena risiko sangat tinggi, dan kembali ke Puskesmas 3
September 2018.
- Tanggal 10 Agustus 2018 : Hb 11,1g/dL, Gol darah A+, HbsAg (-), Sifilis
(-), HIV (-), GDS 84mg/dL, proteinuria (-), glukosa urin (-)
- Tanggal 13 Agustus 2018 : USG (+) Kesimpulan G6P3A2, janin gemelli
presentasi kepala-kepala, biometri sesuai 12minggu, kesan monoamnion
monokorion.
- Tanggal 3 September 2018 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 120/80
mmHg, BB 60,2 kg, Umur kehamilan 15 minggu, denyut jantung (+) kiri dan
kanan, LLA 29,5cm, TFU 2 jbpst. Hb 11,1g/dL. Dirujuk ke RSUD Pasar
Minggu, dan kembali ke Puskesmas 3 Oktober 2018.

2
- Tanggal 10 September 2018 : Dari RSUD Pasar Minggu dirujuk ke
Fetomaternal di RSUP Fatmawati.
- Tanggal 20 September 2018 : USG (+) Kesimpulan janin gemelli presentasi
kepala-kepala, biometri sesuai 17-18minggu, kesan monoamnion monokorion.
- Tanggal 8 Oktober 2018 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah 110/70
mmHg, BB 63,3 kg, Umur kehamilan 20 minggu, denyut jantung (+) kiri dan
kanan, LLA 29,5cm, TFU sepusat. Disarankan kembali bulan depan.

2.3 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 Oktober 2018 pukul
11.00 WIB di Poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Jatipadang.
- Keluhan Utama :-
- Riwayat Penyakit Sekarang : -
- Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak memiliki riwayat kehamilan bermasalah sebelumnya, DM (-),
Hipertensi (-), asma (-), TB (-), jantung (-), ginjal (-). Pasien menderita miopi.
- Riwayat Obstetri Dahulu :
G6P3A2, pasien pernah mengalami 2 kali abortus spontan saat usia kehamilan
minggu ke-8. Pasien mengatakan keguguran mungkin dikarenakan masih pakai KB
suntik dan kelelahan.
- Riwayat KB Dahulu :
Sebelumnya pasien biasa memakai KB suntik 3 bulan untuk menjarakkan
kehamilan. Setelah melahirkan anak terakhir, pasien memakai KB pil untuk mencegah
kehamilan (berharap tidak ingin punya anak lagi), namun beberapa bulan lalu pasien
tidak minum KB pil selama 1 bulan sehingga terjadi kehamilan.
- Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak terdapat riwayat kehamilan bermasalah di keluarga pasien, DM (-),
Hipertensi (-), asma (-), TB (-), jantung (-), ginjal (-).
- Riwayat Personal Sosial :
1. Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah 1 kali pada tahun 1995 dan belum pernah bercerai, dikaruniai
tiga orang anak yang bernama Anita 22th (perempuan), Nisa 19th (perempuan), dan
Putri 15th (perempuan). Saat ini pasien sedang hamil 20 minggu.
2. Perilaku :

3
Sehari-hari pasien melakukan pekerjaan rumah tangga, pasien hanya
berolahraga berupa jalan-jalan, makan 3 kali sehari dan sering diselingi dengan
jajanan, hubungan dengan keluarga pasien juga baik dan saling membantu. Keluarga
Ny.Jolekha sehari hari mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok dengan lauk serta
sayur, makanan protein yang sering dimakan berupa telur, ikan dan ayam, untuk
daging jarang makan karena tidak suka. Keluarga Ny.Jolekha merupakan keluarga
yang harmonis karena Ny.Jolekha dan keluarga saling memberi dukungan.
3. Pekerjaan :
Pasien hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurus anak - anaknya serta
kadang membantu suaminya berdagang. Semenjak hamil, pasien mulai mengurangi
pekerjaan rumah tangganya, dan meminta anak-anak membantu.
4. Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Pasien :
Pasien mengatakan sering menjaga kebersihan di rumah serta ada tempat
pembuangan sampah yang berada di dekat ruang keluarga, dan pasien menjalin
hubungan yang baik dengan tetangga yang ada disekitar rumahnya.
5. Psikososial :
Pasien merupakan seseorang yang ramah dan supel, pasien juga memiliki
hubungan yang dekat dengan keluarga dan juga tetangga disekitar rumahnya. Pasien
aktif untuk mengikuti kegiatan sosial di RT/RW seperti arisan, pengajian dan lainnya.

2.4 Pemeriksaan Fisik


- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tanda Vital :
1. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2. Suhu : 36,6ᵒC
3. Frekuensi Nafas : 20x/menit
4. Frekuensi Nadi : 85x/menit
- Status Gizi :
1. Berat Badan : 63,3 kg
2. Tinggi Badan 154 cm
3. LLA : 29,5 cm
- Kulit : dalam batas normal
- Kepala : dalam batas normal

4
- Mata : dalam batas normal
- THT : dalam batas normal
- Leher : dalam batas normal
- Thoraks : dalam batas normal
- Abdomen : TFU sepusat
- Ekstremitas : dalam batas normal

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pasien mengaku pernah melakukan pemeriksaan laboratorium selama kehamilan, berupa
cek darah lengkap, golongan darah, HIV, HbsAg, Sifilis dan urin.

2.6 Ringkasan Hasil Pemeriksaan


Berdasarkan hasil yang kami dapatkan, dapat kami ringkas bahwa Ny.Jolekha berusia
41 tahun dengan G6P3A2 sudah memeriksakan ANC sebanyak 6 kali. Ny.Jolekha tidak
memiliki riwayat penyakit keluarga maupun riwayat penyakit sebelumnya. Ny.Jolekha
pernah mengalami abortus spontan sewaktu gestasi ke-2 dan 4, saat mengandung 8
minggu.
Kebiasaan Ny.Jolekha hanya berolahraga berupa jalan-jalan selama hamil, dan makan
3 kali sehari serta mengemil. Makanan yang dimakan nasi dengan sayur dan lauk (telur,
ayam dan ikan). Pekerjaan Ny.Jolekha sebagai ibu rumah tangga, kebersihan rumah
dinilai cukup, dan hubungan dalam keluarga ramah dan supel. Serta hubungan Ny.Jolekha
dengan tetangga sudah baik.
Dari segi pemeriksaan fisik tidak ditemukan masalah. Pemeriksaan penunjang Hb,
GDS (gula darah sewaktu), infeksi menular seksual dan urin normal.

2.7 Diagnosis Kerja


G6P3A2 H.20minggu + Gemelli + Presentasi kepala-kepala

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kasus


1. Diagnosis
Ny.Jolekha sudah berusia 41 tahun dengan G6P3A2 dan sedang hamil
20 minggu. Saat ini beliau tinggal bersama suami dan kedua anaknya di Jl.
Karang Pola II Dalam, Jatipadang. Pendidikan Ny.Jolekha hingga lulus SD
dan sekarang sebagai ibu rumah tangga. Hasil observasi kami terhadap
Ny.Jolekha dapat disimpulkan bahwa permasalah Ny.Jolekha adalah masalah
pengetahuan ANC, KB, dan nutrisi janin.
Dalam kesehariannya, Ny.Jolekha hanya ibu rumah tangga. Olahraga
yang dilakukan hanya berupa jalan-jalan saja. Kegiatan rumah tangga yang
dilakukan Ny.Jolekha selama hamil adalah menyapu, mengepel, menjemur
dan lainnya, namun untuk kegiatan akhir – akhir ini dilakukan oleh suami dan
anak. Hal itu disebabkan Ny.Jolekha sudah hamil besar walau baru 20 minggu,
dan aktivitas menjadi terhambat. Secara kehidupan sosial, Ny.Jolekha sudah
baik dengan sering berinteraksi dengan tetangga dan keluarga. Dan secara
perekonomian, keluarga Ny.Jolekha cukup dibilang tercukupi karena perbulan
sekitar 3-4 juta.
Kebiasaan makan sehari-hari Ny.Jolekha kurang baik dengan
kebiasaan mengemil, akan tetapi kebiasaan tersebut tidak menyebabkan
peningkatan gula darah, tekanan darah, dan obesitas. Dengan kondisi
kehamilan berisiko tinggi serta hamil kembar, maka nutrisi harus diperhatikan
agar tidak terjadi gangguan perkembangan janin.
Kehamilan yang dialami Ny.Jolekha berjarak kurang baik, dimana
anak ketiga dan hamil sekarang berjarak 15 tahun. Pada riwayat obstetric,
Ny.Jolekha pernah mengalami abortus spontan sebanyak dua kali pada usia
hamil 8 minggu, hal ini mungkin diakibatkan ketidaktahuan Ny.Jolekha
sehingga masih memakai suntik KB dan kelelahan. Pada kehamilan yang ke-6
ini, usia Ny.Jolekha >35 tahun (hamil usia tua), sehingga berisiko kecacatan
bayi dan masalah kesehatan ibu. Untungnya Ny.Jolekha tidak memiliki
riwayat penyakit yang dapat mengancam kehamilan dan persalinannya.

6
ANC yang dilakukan Ny.Jolekha cukup baik. Ny.Jolekha sudah
melakukan ANC sebanyak 6 kali pada kehamilan yang ke-6 ini di Puskesmas
sebanyak 4 kali, dan Rumah Sakit 2 kali. Walau latar belakang pendidikan
Ny.Jolekha rendah (tamat SD), pemeriksaan kehamilan menjadi pokok penting
bagi Ny.Jolekha karena saran tetangga, dan ketakutan akibat hamil usia tua.
Dari hasil pemeriksaan ANC Ny.Jolekha pernah mengalami mual dan keluar
flek darah, namun tidak menimbulkan penyakit atau masalah kehamilan.
Meskipun cukup rajin ANC, akan tetapi ditemukan permasalahan mengenai
pengetahuan Ny.Jolekha tentang pemeriksaan ANC hingga persalinan. Hal itu
diketahui setelah wawancara dari Ny.Jolekha bahwa beliau tidak mengerti
tentang pemeriksaan yang sudah dilakukan, serta persiapan menghadapi
kehamilan berisiko tinggi.
Ny.Jolekha sendiri adalah peserta KB. KB yang dipakai Ny.Jolekha
biasanya adalah KB suntik dan pil. Setelah persalinan ke-3, beliau ingin
melanjutkan KB pil untuk menghentikan kehamilan. Permasalahan Ny.Jolekha
tidak menginginkan IUD dikarenakan IUD dimasukkan ke rahim dan takut
merusak rahim. Oleh karena itu, permasalahan pengetahuan KB menurut kami
harus diperhatikan terutama menyangkut informasi dari masyarakat sekitar.
2. Rencana Penatalaksanaan
Terapi Non Medikamentosa :
a. Edukasi mengenai ANC hingga persalinan bagi ibu hamil
Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pemeriksaan ANC, manfaatnya
hingga persiapan persalinan bagi kehamilan berisiko tinggi. Edukasi mengenai ANC
ditujukan kepada pasien agar selalu rutin pemeriksaan, dan dapat terpantau terus
kondisi pasien. Persalinan bila kehamilan risiko sangat tinggi akan diberikan rujukan
dini berencana. Pasien diajarkan mengenai pentingnya kontrol ke rumah sakit (dengan
PONEK) karena kondisi hamil risiko tinggi untuk ibu & anak, dan konsultasi dengan
dokter obstetrik-ginekologi untuk perencanaan persalinan.

b. Edukasi nutrisi ibu hamil untuk keluarga Ny.Jolekha


Mengajarkan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang tepat terutama karena hamil
kembar. Makanan diperlukan tinggi protein (dari daging, ikan, ayam) guna
perkembangan janin, karbohidrat diutamakan kompleks (nasi, roti) dan serat, serta
vitamin (terutama vitamin B, D dan asam folat) dan mineral (kalsium, zat besi).

7
Mengurangi makanan tinggi lemak, karbohidrat sederhana dan tidak mengkonsumsi
suplemen tinggi vitamin C dan E. Dan banyak minum untuk bantu mencegah
oligohidramnion.

c. Edukasi KB paska persalinan


KB yang disarankan pada pasien adalah KB jangka panjang guna menghentikan
kehamilan. Edukasi kepada pasien agar tidak ada lagi mispersepsi terhadap IUD, dan
tidak menyarankan KB jangka pendek karena pasien masih dapat hamil (supaya tidak
terulang kembali).

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan wawancara yang kami peroleh, dapat kami simpulkan bahwa
tatalaksana yang cocok untuk Ny.Jolekha sebelum dan sesudah melahirkan adalah edukasi
mengenai KB paska persalinan, karena sesuai dengan keinginan Ny.Jolekha untuk
menghentikan kehamilan di masa mendatang, dan edukasi nutrisi untuk mencegah adanya
gangguan perkembangan janin. Edukasi pelayanan ANC hingga persalinan, agar pasien selalu
rutin kontrol dan dapat mempersiapkan diri untuk persalinan. Dan rujukan dini berencana
diperlukan untuk pasien hingga perencanaan persalinan karena pasien kehamilan risiko
sangat tinggi.
4.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien / Masyarakat
Keaktifan dari pasien untuk bertanya dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lebih
baik ditingkatkan, terutama terhadap informasi yang datang lewat buah bibir atau
internet. Bila ditemukan rasa takut atau bimbang, lebih baik dibantu untuk opini
tambahan dari tenaga kesehatan lainnya/rujukan.
5.2.2 Bagi Institusi Pemerintah ( pemerintah daerah / puskesmas )
Pembekalan bagi para tenaga kesehatan lebih dimaksimalkan terutama informed
consent ANC dan KB oleh dokter dan bidan. Karena pengetahuan yang benar dan
baik untuk pasien akan membantu mengurangi mitos pada masyarakat, dan
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2010.


2. Kemenkes RI. Profil kesehatan 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil,
masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan
kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2014.
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program jaminan
kesehatan nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.
5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kerangka kebijakan gerakan sadar gizi
dalam rangka seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Jakarta: Bappenas; 2012.

10
Lampiran 1. Kuesioner Riwayat Obstetrik Sosial

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFIK
ISTRI SUAMI
1. Nama Jolekha Hermanto
2. Tanggal Lahir/Umur 12 Juni 1977 6 Juni 1966
41 tahun 52 tahun
3. Status Pernikahan Menikah
4. Pernikahan ke Pertama
5. Alamat Jl. Karang Pola II Dalam, Jatipadang
6. Pendidikan Tamat SD
7. Pekerjaan Ibu rumah tangga Pedagang
8. Agama Islam Islam
9. Aktivitas Sosial Arisan, pengajian Pengajian,
komunitas Raiki
10. Penghasilan rerata perbulan 3-4 juta/bulan
B. RIWAYAT OBSTETRIK
1. Gravida (hamil ke-…) 6
2. Para (riwayat lahir hidup) 3
3. Abortus (riwayat keguguran) 2
4. Riwayat lahir mati 0
5. Asuhan antenatal – frekuensi >4 kali
6. Asuhan antenatal – tempat Puskesmas, Rumah Sakit
7. Asuhan antenatal – petugas Bidan, Dokter spesialis
8. Pemeriksaan kehamilan : YA TIDAK
a. Pengukuran tinggi badan v
b. Pengukuran tekanan darah v
c. Pengukuran LLA v
d. Pengukuran tinggi rahim v
e. Penentuan letak/presentasi janin v
f. Penghitungan denyut jantung janin v
g. Imunisasi Tetanus Toxoid v
h. Pemberian tablet tambah darah v
i. Tes laboratorium v
j. Konseling v
k. Tatalakasana/pengobatan v
9. Penyulit kehamilan : YA TIDAK
a. Mual muntah v
b. Perdarahan kehamilan muda v
c. Demam tinggi v
d. Bengkak kaki, tangan, wajah v
e. Nyeri kepala v
f. Tekanan darah tinggi v
g. Pergerakan janin kurang v
h. Perdarahan kehamilan tua v
i. Ketuban pecah v

11
B. RIWAYAT OBSTETRIK
10. Gangguan/penyakit lain dalam TIDAK
kehamilan
11. Konseling Gizi YA
12. Penyulit nifas : YA TIDAK
a. Infeksi/demam v
b. Perdarahan <24jam v
c. Perdarahan >24jam v
13. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) YA
14. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) YA
15. Konseling Kontrasepsi Pasca persalinan
16. Imunisasi Tetanus Toxoid TT1
17. Pemberian tablet tambah darah YA
18. Pemeriksaan laboratorium darah YA TIDAK
a. Golongan darah v
b. Kadar hemoglobin v
c. Infeksi menular seksual v
19. Pemeriksaan laboratorium urin YA
20. Pemeriksaan pasca-persalinan YA TIDAK
a. 1-2 minggu pasca persalinan v
b. 6 minggu pasca persalinan v

12
Lampiran 2. Kuesioner Risiko Kehamilan
No Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO Skor
1 Terlalu muda hamil (<16th) -
2 A. Terlalu lambat hamil pertama > 4 th nikah -
B. Terlalu tua hamil pertama (usia >35th) -
3 Terlalu cepat hamil lagi (<2th) -
4 Terlalu lama hamil lagi (>10th) 4
5 Terlalu banyak anak (>4th) -
6 Terlalu tua (usia >35 th) 4
7 Terlalu pendek (<145 cm) -
8 Pernah gagal hamil (riw.obstetri jelek) 4
9 Pernah melahirkan dengan A. Tarikan tang/vakum -
B. Uri dirogoh -
C. Diberi infus/transfusi -
10 Pernah operasi sesar -
Faktor Risiko II : Ada Gawat Obstetrik/AGO
1 Penyakit pada ibu hamil A. Kurang darah -
B. Malaria -
C. TBC paru -
D. Penyakit jantung -
E. Kencing manis (diabetes) -
F. Penyakit menular seksual -
2 Preeklampsia, bengkak muka tungkai tekanan darah tinggi dan albumin di -
urin
3 Hamil kembar ( perut membesar, gerakan anak ada di banyak tempat ) 4
4 Hidramnion atau kembar air ( perut sangat membesar gerak anak tak terasa ) -
5 Janin mati dalam kandungan -
6 Kehamilan lebih bulan -
7 Letak sungsang atau letak melintang -
Faktor Risiko III : Ada Gawat Darurat Obstetrik/ADGO
1 Perdarahan ante partum -
2 Preeklampsia berat atau eklampsia -
TOTAL +2 18

Berdasarkan hasil diatas, pasien diketahui memiliki kehamilan risiko sangat tinggi (≥12)

13
Lampiran 3. Hasil Dokumentasi

Kunjungan tgl 8 Oktober 2018 di Poli KIA/KB

14

Anda mungkin juga menyukai