C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 3 menit
2. Memperkenalkan diri
salam
3. Bina hubungan saling
2. Mendengarkan
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 15 menit
D. Setting Tempat
Keterangan :
B A
A = Penyaji
D C D B = Pembawa Acara
C = Peserta
D
E. Garis Besar Materi ( Terlampir) D = Fasilitator
1. Pengertian penyakit hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan Gejala hipertensi.
4. Pencegahan hipertensi.
5. Perawatan keluarga pada lansia hipertensi
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan pelaksanaan
(Tim telah menghubungi kepala desa melalui undangan 3 minggu
sebelum pelaksaan. Peralatan media pendukung seperti kesiapan
listrik, LCD (1 buah) dan whitescreen (1 buah) telah mendukung).
b) Kesiapan Peserta Penyuluhan (Warga telah diumumkan oleh kepala
desa selama 3 hari sebelum pelaksanaan melalui langgar setempat).
c) Kesiapan tempat pelaksanaan
(Balai Desa Kateter)
d) Kesiapan materi penyaji
(Materi telah dibuat sebulan sebelum pelaksanaan dengan referensi)
e) Kesiapan tim penyaji
G. Referensi :
1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
2. Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius.
3. Prince A. Silvia. 1995. Pathofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC
4. Tim Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat
Penerbitan.
5. Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I .
Jakarta:EGC
6. Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius
1. Definisi
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas 90
mmHg tetapi pada populsi lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan diastoliknya 90 mmHg (1).
Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik (TDS) ≥140
mmHg atau tekanan darah diatolik (TDD) ≥ 90 mmHg (2).
Menurut Kaplan menyatakan bahwa Pria usia <45 tahun, dikatakan
hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring atau sama dengan
130/90 mmHg dan pria usia >45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya diatas 145/95 mmHg.sedangkan pada wanita tekanan darah diatas
atau sama dengan 160/90 mmHg dinyatakan hipertensi.
2. Penyebab
Faktor resiko yang dapat mempengaruhi hipertensi ada dua yaitu sebagai
berikut :
a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1) Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun
mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi
dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian
sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau
kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia,
kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima
puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, risiko
terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada
segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun
atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat
dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami
pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan
2) Konsumsi Asin/Garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting
pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap
hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan
tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi
kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini
terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang
terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat
maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka mengkonsumsi
natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali
atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium
menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan
jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi
meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung
dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam
tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah
rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak
lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400
mg/hari. Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan
antara asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu.
Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan
yang meningkatkan volume darah.
6) Obesitas
4. Pencegahan
a. Pencegahan Primer.
1) Pola Makan yang Baik
a) Mengurangi asupan garam dan lemak tinggi
Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat
meningkatkan tekanan darah hingga ke tingkat
yang membahayakan. Panduan terkini dari
British Hypertension Society menganjurkan
asupan natrium dibatasi sampai kurang dari 2,4
gram sehari. Mengurangi diet lemak dapat menurunkan tekanan
darah TDS/TDD 6/3 mmHg.
b) Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi
yang lebih berat atau kematian. Upaya yang dilakukan pada pencegahan
tersier ini yaitu :
1) Menurunkan tekanan darah sampai
batas yang aman dan mengobati penyakit
yang dapat memperberat hipertensi.
menurut penelitian Tantya Marlien (2009) pemberian air rebusan seledri pada
wanita dewasa selama 3 hari mampu menurunkan hipertensi secara signifikan.
Cara membuat minuman herbal ini yaitu dengan mencuci bersih seledri dan
ditambahkan air bersih secukupnya kemudian direbus. Setelah mendidih air
rebusan disaring dan diminum sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.