BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali paparan substansi berbahaya yang
dihadapi. Salah satu substansi yang berbahaya adalah bensin dan emisi kendaraan
bermotor (Agency for toxic subtance, 2006). Kanker dapat dipicu oleh beberapa hal
salah satunya bensin. Bensin merupakan hasil pengolahan minyak mentah yang
memiliki kandungan hidrokarbon yang kerap kali memicu kanker. Bensin memiliki
banyak kandungan diantaranya adalah benzena. Sifat benzena sendiri mudah menguap
dan larut dalam air. Sifatnya yang mudah menguap menyebabkan manusia mudah
terpapar. Benzena dapat dimetabolit dan dibuang dari dalam tubuh, meskipun demikian
benzena dapat merusak sel dan mengakibatkan kanker jika terpapar dalam tubuh secara
terus menerus dan terpapar dalam jangka waktu yang cukup lama. (Cibelem I.M, dkk.,
2006). Zat karsinogenik pada bensin ini yang dapat menimbulkan perubhan
histopatologi dari organ yang terpapar.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul diatas, rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah “Adakah pengaruh paparan uap bensin terhadap gambaran histopatologi
alveolus tikus Galur Wistar?”
3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh paparan uap bensin terhadap gambaran histopatologi
alveolus tikus Galur Wistar
3.2 Tujuan Khusus
3.2.1 Melihat gambaran histopatologi alveolus pada tikus Galur Wistar yang diberi
kadar uap bensin yang berbeda
3.2.2 Melihat gambaran histopatologi alveolus pada tikus Galur Wistar yang diberi
paparan uap bensin dengan waktu yang berbeda
4 Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Toritis
Secara teeoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran atau wawasan tentang pengaruh paparan uap bensin terhadap gambaran
histopatologi alveolus.
4.2 Manfaat Praktis
Paparan uap bensin dapat mengakibatkan perubahan gambaran histopatologi
alveolus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alveolus
Alveolus adalah bagian dari saluran pernafasan yang berupa kantong-kantong
kecil berfungsi sebagai tempat pertukaran udara juga darah. Alveolus memiliki sel-sel
diantaranya, sel alveolus tipe 1, Setiap alveolus dikelilingi oleh anyaman kapiler
pulmonal yang berdinding dan hanya dilindungi oleh selapis sel. Diantara alveolus dan
anyaman kapiler terdapat ruang interstisium membentuk sawar yang sangat tipis untuk
mempermudah memisahkan udara di alveolus dari darah di kapiler paru. Alveolus juga
berisi sel alveolus tipe 2 yang terbenam didalam dinding alveolus berisi surfaktan paru,
yaitu suatu kompleks fosfolipoprotein yang mempermudah ekspansi paru. Selain
sulfaktan, juga ditemukan makrofag alveolus kembara di dalam lumen alveolus.
Dinding antara alveolus yang berdekatan terdapat pori Kohn yang memungkinkan
terjadinya aliran udara dari alveolus yang berdekatan atau yang disebut dengan ventilasi
kolateral. (Sherwood, 2014)
Pada paru terdapat kurang lebih 300 juta gelembung alveoli dengan setiap
gelembungnya berdiameter kurang lebih 0.3 mm yang memiliki struktur tidak stabil.
Tegangan cairan pelapis alveoli mengakibatkan gelembung kolaps yang dapat
diperbaiki dengan sulfaktan. (Djojodibroto, 2002).
Minyak bumi atau yang dikenal dengan minyak mentah merupakan sumber
terbanyak benzena dan digunakan bahan dasar dalam industri. Orang dengan paparan
uap bensin juga akan terpapar benzena dalam jumlah yang cukup besar. Paparan paling
dominan adalah paparan inhalasi karena benzena mudah diserap secara inhalasi sekitar
10-80% pada manusia. Kulit juga dapat menjadi mediator paparan benzena tetapi hanya
0.05%. Benzena tidak disimpan dalam tubuh dalam waktu lama, hanya 48 jam setelah
pajanan benzene atau bahan kimia keluar dari tubuh. (Service, 2013) Benzena diserap
dengan cepat dan didistribusikan keseluruh tubuh yang cenderung terakumulasi dalam
jaringan lemak. Bila terus terakumulasi dalam jangka panjang akan mengakibatkan
kanker organ maupun kanker darah. International Agency for cancer Research (IACR)
dan Enviromental Protection Agency (EPA) telah menemukan bahwa benzena adalah
karsinogenik untuk manusia. (Agency for Toxic Subtance and Disease Registry, 2007).
Kanker akibat benzena kemungkinan karena hubungan bertumpuk antara risiko dengan
pajanan ketika konsentrasi bebas. Pendapat lain mengungkapkan faktor tersebut karena
paparan benzena yang memicu zat karsinogenik jika penggunaannya diatas nilai
ambang batas (NAB). (Febyan, 2015)
Kerusakan saluran pernapasan tergantung pada kelarutan gas. Gas yang cepat
terlarut akan mengiritasi saluran pernafasan terlebih dahulu dan dapat merusaknya. Gas
yang sulit terlarut akan mengakibatkan edema tanpa menunjukkan gejala pada saluran
napas atas. Uap bensin adalah cairan dari bahan bakar kendaraan bermotor yang akan
menguap dan terhirup. Pengaruh partikel yang terhirup pada tubuh tergantung dari sifat
fisik dan kimia partikel, tempat terdeposisinya partikel dalam saluran pernafasan,
semakin kecil ukuran partikel dan semakin besar konsentrasi partikel pada udara yang
terhirup akan memperbesar kemungkinan partikel akan terdisposisi di alveolus, dan
kepekaan seseorang yang terhirup partikel tersebut (Djojodibroto, 2002). Penelitian
sebelumnya membahas tentang pengaruh paparan uap bensin terhadap frekuensi
pembentukan mikronukleus mukosa bukal pada penjual bensin eceran, berdasarkan
penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa paparan uap bensin pada penjual
bensin eceran meningkatkan frekuensi pembentukan mikronukleus mukosa bukal. Oleh
karena itu, pada penelitian ini ingin membuktikan apakah paparan uap bensin juga
berpengaruh terhadap histopatologi alveolus pada tikus Galur Wistar.
Histopatologi
alveolus
2.6 Hipotesis
2.6.1. Terdapat perubahan gambaran histopatologi alveoulus paru tikus Galur Wistar
setelah pemberian paparan uap bensin.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.4.1 Populasi
Penelitian adalah hewan coba Tikus Galur Wistar jantan
3.4.2 Sampel
Setelah didapati hasil dari destruksi septum alveolar dan infiltrasi sel
radang maka akan diambil kesimpulan untuk kerusakan alveolus meliputi :
Hari Randomi
8 sasi
P1
Diberi P2 P3
K
makanan dan Diberi Diberi
Tidak
minuman makanan makanan
dipapapar secara ad dan dan
hanya libitum dan minuman minuman
diberi dipapar uap secara ad secara ad
makanan bensin 8 libitum dan libitum dan
dan jam/hari dipapar uap dipapar uap
minuman bensin 12 bensin 24
secara ad jam/hari jam/hari
Hari Termin
libitum
28 asi
Pengambila
n organ
paru untuk
pembuatan
Pengamatan dan identifikasi paru tikus
preparat
Galur Wistaryang meliputi destruksi
septum alveolar dan infiltrasi sel radang
Menganalisis perbandingan
kerusakan alveolus paru tikus
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Laboratorium UNNES dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran UNISSULA
Waktu : Juli 2018 – September 2018
3.9 Analisis Data
Data hasil penghitungan kerusakan alveolus paru kemudian dilakukan pengolahan
dengan program komputer.
Tahapan pengolahan :
3.9.1. Editing
Data hasil pengamatan dilakukan editing, yaitu pengecekan kembali data yang
diperoleh dari hasil pengamatan.
3.9.2. Coding
Setelah dilakukan pengeditan, selanjutnya merubah data kualiatif menjadi numerik
(angka) dengan cara pengkodean.
3.9.2.1. Perlakuan
Kode 1 : Kontrol (K)
Kode 2 : perlakuan rokok konvensional (P1)
Kode 3 : perlakuan asap kendaraan (P2)
3.9.2.2. Kriteria kerusakan alveolar
Kode 1 : kerusakan ringan
Kode 2 : kerusakan sedang
Kode 3 : kerusakan berat
3.9.3. Processing
Selanjutnya data dimasukkan kedalam program komputer untuk dilakukan
pemrosesan.
3.9.4. Cleaning
Setelah data dimasukkan kedalam program komputer dan diproses, dilakukan
pengecekan kembali meliputi ketidaklengkapan data, ataupun kesalan saat
memasukkan kedalam program komputer, selanjutnya dikoreksi.
Analisis data dengan menggunakan program komputer meliputi:
3.9.1 Analisis Univariat
Menghitung jumlah sampel dan rata-rata pada kerusakan alveolar dan infiltrasi sel
radang.
3.9.2 Analisis Bivariat
Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistika dengan mengggunakan uji
Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan yang bermakna dari keseluruhan
kelompok perlakuan, kemudian untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok
perlakuan menggunakan uji statistika Mann Withney. Derajat kemaknaan yang
digunakan adalah 0,05.