Anda di halaman 1dari 15

“TUJUAN KURIKULUM SERTA KAITANNYA

DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL”


Dosen Pengampu :
Drs. Alex A. Lepa, M,Si.

Disusun oleh :
RIFAL IRIANSYAH

Universitas Cenderawasih
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pendidikan Kimia
2019

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah yang berjudul “TUJUAN KURIKULUM SERTA
KAITANNYA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Kimia
SMA dan juga untuk melatih keterampilan penulis dalam menulis dan menyusun makalah.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan maupun kedalaman materi yang kami
bahas di dalam isi makalah ini dikarenakan keterbatasan waktu dan juga pengetahuan yang
dimiliki oleh penulis. Penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dalam pembelajaran materi Sel dan bagian – bagiannya .

Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk penyempurnaan
dan perbaikan makalah ini selanjutnya. Terima kasih.

Jayapura, 24 Februari 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
I. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3
II. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
III. Tujuan............................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
IV. Kurikulum ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Kurikulum................................................................................................... 4
B. Tujuan Kurikulum ........................................................................................................ 4
V. Tujuan Pendidikan Nasional ............................................................................................ 4
VI. Tujuan Instruksional ......................................................................................................... 5
A. Pengertian Tujuan Instruksional ................................................................................... 5
B. Jenis Tujuan Instruksional ............................................................................................ 6
C. Klasifikasi Tujuan Instruksional Menurut Jenis Perilaku (internal) ............................. 6
D. Langkah-langkah yang dilakukan dalam merumuskan tujuan instruksional khusus ... 7
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
I. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan


yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses
transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang
diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan
pribadi manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-
unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan
suatu perhitungan yang matang, cermat,dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di
kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang
menjadikan moral sebagai dasar yangsangat penting dalam setiap peradaban bangsa.
Dengan demikian bidang pendidikan menduduki posisi penting untuk menuju
perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Sehingga tujuan pendidikan nasional di
atas akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak. Baik murid,
orang tua, guru, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah), serta masyarakat.
Sehingga pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja
melainkan semua pihak juga harus terlibat. Namun masyarakat dan orang tua sering
salah paham tentang pendidikan itu sendiri.

II. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan kurikulum ?


2. Apa tujuan pendidikan nasional ?
3. Apa kaitan dari tujuan kurikulum dengan tujuan pendidikan nasional ?

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui tujuan dari kurikulum


2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan nasional
3. Untuk mengetahui kaitan antara tujuan kurikulum dengan tujuan pendidikan nasional

3
BAB II
PEMBAHASAN

I. Kurikulum

A. Pengertian Kurikulum

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional Pasal 1


ayat 19: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

B. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu kearah pencapaian


tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapakan dalam undang-undang No.
2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional. Dalam skala yang lebih luas
kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas. Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai oleh peserta
didik.

Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk


mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan
pendidikan nasional khususnya dan sumber daya manusai yang berkualitas umumnya.
Tujuan ini dikategorikan sebagai tujuan umum kurikulum.

Program kurikulum berisi jenis-jenis mata pelajaran yang diajarkan di sekolah


tersebut dan berisi program dari masing-masing mata pelajaran yang berupa uraian
dalam bentuk pokok bahasan yang dilengkapi dengan mengacu kepada tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dalam mata pelajaran bersangkutan.

Isi dari program-program kurikulum ini disesuaikan dengan tujuan-tujuan


pendidikan yang ingin dicapai melalui sekolah tersebut baik secara keseluruhan
maupun dalam mata pelajaran. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, digunakan
strategi pelaksanaan suatu kurikulum yang tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pembelajaran, cara dalam menilai, dan cara dalam mengatur kegiatan
sekolah secara keseluruhan. Jadi, kesimpulannya isi kurikulum disesuaikan dengan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui sekolah tersebut dan untuk mencapai
tujuan tersebut digunakan strategi pelaksanaan suatu kurikulum.

II. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945


adalahmencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini
bukansemata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual
saja,melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna lebih luas.Tujuan

4
pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi :

”…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai dan didasari
oleh falsafah negara Indonesia (didasari oleh pancasila).

Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan
kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal
dalam konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional indonesia adalah
untuk “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Bab II
Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).

III. Tujuan Instruksional

A. Pengertian Tujuan Instruksional

Ada beberapa definisi yang disampaikan oleh beberapa tokoh seperti Robert F.
Magner (1962) yang mendefinisikan tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang
hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa sesuai kompetensi. Juga ada
Eduard L. Dejnozka dan David E. Kavel (1981) yang mendefinisikan tujuan
instruksional adalah suatu pernyataan spefisik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan serta Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yang mendefinisikan
tujuan instruksional adalah suatu pernyataan yang jelas menunjukkan penampilan /
keterampilan yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar. Setelah kita
mengetahui beberapa definisi tujuan instruksional yang dikemukakan dari beberapa
tokoh kita dapat mengambil beberapa manfaat yaitu
1. Kita dapat menentukan tujuan proses belajar mengajar
2. Menentukan persyaratan awal instruksional
3. Merancang strategi instruksional
4. Memilih media pembelajaran
5. Menyusun instrumen tes sebagai evaluasi belajar
6. Melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.

5
B. Jenis Tujuan Instruksional

Ada dua macam tujuan instruksional yaitu:

1. Tujuan Instruksional (tujuan pembelajaran) Umum

Tujuan instruksional umum (TIU) adalah tujuan pengajaran yang


perubahan prilaku siswa yang belajar masih merupakan perubahan internal yang
belum dapat dilihat dan diukur. Kata kerja dalam tujuan umum pengajaran masih
mencerminan perubahan prilaku yang umumnya terjadi pada manusia, sehingga
masih menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Contoh TIU:
“setelah melakukan pelajaran siswa diharapan dapat memahami penjumlahan
dengan benar”. Kata kerja “memahami penjumlahan” merupakan kata kerja- yang
bersifat umum karena pemahaman penjumlahan dapat ditafsirkan berbeda.

2. Tujuan Instruksional (tujuan pembelajaran) Khusus

Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran dimana


perubahan prilaku telah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan
perubahan prilaku telah spesifik sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran
tanpa menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran. Misal TIK yang
dirumuskan sbb “Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan
nasional”, dapat lebih dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan
penghargaannya terhadapa seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu
tarian dalam perpisahan kelas”.

C. Klasifikasi Tujuan Instruksional Menurut Jenis Perilaku (internal)

Ilmu psikologi mengenal pembagian aspek kepribadian atas tiga kategori yaitu
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif yang mencakup
pengetahuan serta pemahaman, aspek afektif yang mencakup perasaan, minat,
motivasi, sikap kehendak serta nilai dan aspek psikomotorik yang mencakup
pengamatan dan segala gerak motorik. Dalam kenyataannya dasar pembagian yang
demikian kerap menjadi pedoman dalam menggolongkan segala jenis perilaku.
Kegunaan dari suatu sistem klasifikasi mengenai tujuan instruksional termasuk tujuan
intruksional khusus adalah kita dapat memperoleh gambaran tujuan tujuan
instruksional ditinjau dari segi jenis perilaku yang mungkin dicapai oleh siswa.
Menurut Bloom dan kawan kawan pengklasifikasian jenis perilaku disusun secara
hierarkis sehingga menjadi taraf taraf yang menjadi semakin kompleks.
a. Kognitif :
1. Mencakup pengetahuan ingatan yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan

6
2. Mencakup pemahaman untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari
3. Mencakup kemampuan menerapkan suatu kaidah atau metode yang baru
4. Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan
5. Mencakup kemampuan membentuk suatu kesatuan
6. Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
b. Afektif :
1. Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk
memperhatikan
2. Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif
3. Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu
4. Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
5. Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai nilai kehidupan
c. Psikomotorik :
1. Mencakup kemampuan untuk membedakan ciri ciri fisik
2. Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai gerakan
3. Mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak gerik
4. Mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak gerik
dengan lancar
5. Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilandengan
lancar, efisien dan tepat
6. Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan
Pola gerak gerik yang mahir
7. Mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak gerik yang baru

D. Langkah-langkah yang dilakukan dalam merumuskan tujuan instruksional


khusus

a. Membuat sejumlah TIU (tujuan instruksional umum) untuk setiap mata


pelajaran/bidang studi yang akan diajarkan. Di dalam kurikulum tahun 1975
maupun 1984, TIU ini sudah tercantum dalam buku Garis-Garis Besar Program
Pengajaran. Dalam merumuskan TIU digunakan kata kerja yang sifatnya masih
umum dan tidak dapat diukur karena perubahan tingkah laku masih terjadi di
dalam diri manusia (intern).

7
b. Dari masing-masing TIU dijabarkan menjadi TIK yang rumusannya jelas,
khusus, dapat diamati, terukur dan menunjukan perubahan tingkah laku.
Contoh-contoh rumusan untuk TIU:
- Memahami teori evolusi
- Mengetahui peredaan antara skor dan nilai.
- Mengerti cara mencari validita.
- Menghayati perlunya penilaian yang tepat.
- Menyadari pentingnya mengikuti kuliah dengan teratur.
- Menghargai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes.
Dalam contoh ini digunakan kata-kata kerja: memahami, mengetahui,
mengerti, menghayati, menyadari, menghargai, dan masih ada beberapa lagi
yang sifatnya masih terlalu umum sehingga penafsirannya dapat berbeda antara
orang yang satu dengan yang lain.
Atas dasar semua keterangan ini maka agar dalam mengadakan evaluasi
terlihat hasilnya, TIU ini perlu diperinci lagi sehingga menjadi jelas dan tidak
disalahtafsirkan oleh eerapa orang.
Rumusan TIK yang lengkap memuat tiga komponen, yaitu:
a) Tingkah laku akhir (terminal behavior)
Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah
seseorang seseorang mengalami proses belajar mengajar. Disini tingkah laku
ini harus menampakan diri dalam suatu perbuatan yang dapat diamati dan
diukur (observable and measuarable).
Contoh:
- Menuliskan kalimat perintah
- Mengalikan pecahan persepuluhan,
- Menggambarkan kurva normal,
- Menyebutkan batas-batas Daerah Istimewa Yogyakarta,
- Menerjemahkan bacaan bahasa inggris kedalam bahasa Indonesia.
- Menceritakan kembali uraian guru,
- Mendemonstrasikan cara mengukur suhu,
- Mengutarakan pendapatnya mengenai sesuatu yang dikemukakan guru.
- Menjelaskan hasil bacaan dengan kalimat sendiri.
Dan lain-lain lagi yang berujud kata kerja perbuatan/operasional (action
verb) yang diamati dan diukur.
8
Kata-kata Operasional
a. Cognitive domain; levels and corresponding action verbs
1) Pengetahuan (knowledge)
- Mendefinisikan, mendeskrifsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (states), mereproduksi.
2) Pemahaman (comprehension)
- Mempertahanan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan
contoh, menuliskan kembali,memperkirakan.
3) Aplikasi
- Mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemuan,
memanipulasikan, memodifikasi, mengoperasikan, meramalkan,
menyiapkan, menghasilkan menghubungkan, menunjukan,
memecahkan, menggunakan.

4) Analisis
- Memerinci, menyusun diagaram, membedakan, mengidentifikasikan,
mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukan, menghubungkan,
memilih, memisahkan, membagi (subdivides).
5) Sintesis
- Mengategorikan, mengkombinasikan, mengarang, menciptakan,
memubat desain, menjelaskan, memodifikasi, mengorganisasikan,
menyusun, membuat rencana, mengatur kembali,
mengrekonstruksikan, menghubungkan, mereorganisasikan,
merevisi, menuliskan kembali, menuliskan, memceritakan.
6) Evaluasi
- Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan,
mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan,
memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, membantu (supports).
b. Affective domain; learning levels and corresponding action verbs
1) Reesiving

9
- Menanyakan, memilih, mendeskrifsikan, mengikuti, memberikan,
mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukan, memilih, menjawab.
2) Responding
- Menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormat, berbuat,
melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih,
menceritakan, menulis.
3) Valuing
- Melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti,
membentuk, mengundang, menggabung, mengusulkan, membaca,
melaporkan, memilih, bekerja, mengambil bagian (share),
mempelajari.
4) Organization
- Mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi,
mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan,
mengidentifikasikan, mengintegrasikan, memodifikasi, mengorganisir,
menyiapkan, menghubungkan, mengsintesiskan.
5) Characterization by value or value complex
- Membedakan, menerapkan, mengusulkan, memperagakan,
mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan, mempertunjukan,
menanyakan, merevasi, melayani, memecahkan, menggunakan.
c. Psychomotor domain
Kata-kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjukan
pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati meliputi:
1) Muscular or motor sills
- Mempertotonkan gerak, menunjukan hasil (pekerjaan tangan), melompat,
menggerakan, menampilkan.
2) Manipulation of materials or objects
- Mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan,
membentuk.
3) Neuromuscular coordination
- Mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,
memadukan, memasang, memotong, menarik, menggunakan.
Kata-kata yang telah disajikan di atas merupakan kata-kata kerja yang
dipakai dalam merumuskan tujuan instruksional khusus bagi siswa-siswa yang
10
belajar, sehingga rumusan seutuhnya menjadi pernyataan-pernyataan antara
lain, sebagai berikut.
- Siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan yang terdiri dari puluhan
dan satuan.
- Siswa dapat menunjukan letak gunung-gunung yang ada di Jawa
Tengah.
- Siswa dapat menceritakan kembali isi bacaan tentang kisah keluarga.
b) Kondisi demonstrasi (condition of demonstration or tes)
Kondisi demonstrasi adalah komponen TIK yang menyatakan suatu
kondisi atau situasi yang dikenakan kepada siswa pada saat ia
mendemonstrasikan tingkah laku akhir, misalnya:
- Dengan penulisan yang betul
- Urut dari yang paling tinggi
- Dengan bahasanya sendiri
Dengan demikian rangkaian kata-kata dalam rumusan TIK menjadi:
- Siswa dapat menjumlahkan bilangan yang terdiri dari puluhan dan satuan
dengan penulisan yang betul.
- Siswa dapat menunjukan letak gunung-gunung yang ada di Jawa
Tengah, urut dari yang paling tinggi.
- Siswa dapat menceritakan kembali isi bacaan tentang kisah keluarga
dengan bahasanya sendiri.
Kata-kata bercetak miring itulah yang menunjukan standar keberhasilan.
c) Standar keberhasilan (standard of performance)
Standar keberhasilan adalah komponen TIK yang menunjukan seerapa
jauh tingkat keberhasilan yang dituntut oleh penilai bagi tingkah laku pelajar
pada situasi akhir.
Tingkatan keberhasilan dapat dinyatakan dalam jumlah maupun presentase,
misalnya:
- Dengan 75% betul,
- Seurang-kurangnya 5 dari 10,
- Tanpa kesalahan
Dengan tambahan tingkatan keerhasilan ini maka bunyi rumusan TIK
menjadi:

11
- Siswa dapat menjumlahkan bilangan yang terdiri dari puluhan dan satuan
tanpa kesalahan.
- Siswa dapat menunjukan kembali kota-kota yang ada di Jawa Barat urut
dari yang paling barat, dengan hanya 25% kesalahan.
Pada pedoman pelaksanaan kurikulum dijelaskan bahwa, dalam kegiatan
belajar mengajarguru diharuskan memperhatikan pula- keterampilan siswa dalam hal
memperoleh hasil, yakni memperoleh keterampilan tentang prosesnya. Pendekatan
ini disebut dengan istilah Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Keterampilan-
keterampilan yang dimaksud meliputi keterampilan dalam hal:
1. Mengamati,
2. Menginterprestasikan (menafsirkan) hasil pengamatan,
3. Meramalkan,
4. Menerapkan konsep,
5. Merencanakan penelitian,
6. Melaksanakan penelitian,
7. Mengkomunikasikan hasil penemuan
Sesuai dengan tuntutan tersebut maka guru dalam merumuskan Tujuan
Instruksional Khusus harus mengundang apa yang dilakukan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar (keterampilan yang mana), bagaimana menunjukan kemampuan
atau hasilnya (tingkah laku) dan perolehannya. Untuk mempermudah tugas ini,
dalam buku GBPP kurikulum 1984. Tujuan instruksional umum yang termuat sudah
dirumuskan dalam satu rumusan yang menjelaskan:
1. Materi yang dipelajari,
2. Perilaku mengutarakan hasil,
3. Proses mencapaiannya.

12
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu kearah pencapaian


tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapakan dalam undang-undang No.
2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional. Dalam skala yang lebih luas
kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas. Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai oleh peserta
didik.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD


1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum
dalam UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3.

Kaitan antara tujuan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan
dari kurikulum haruslah mengacu pada tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam UU No. 2 Tahun 1989 tenntang Sistem Pendidikan Nasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.Suardi, M.
2010.
Oemar Malik, 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.Undang-Undang No.20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

14

Anda mungkin juga menyukai