Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Ekologi Hewan)

Asisten Koordinator : Rusnia J. Robo


Disusun Oleh :
Kelompok 6

Moh. Syaifudin Qomar (201310070311077)


Wiwik Purwasih (201310070311080)
Ajizatunnisa (201310070311085)
Nurus Sai’diyyah (201310070311088)
Hikmah Ramadhany W. (201311070311092)
Azizah Nurlalila Yusuf (201310070031112)
Faidatu Ummi (201310070311121)
Umi Hanifah (201310070311124)
Restu Rudita Pertiwi (201310070311130)
Novia Nur Hidayati (201310070311132)
Siti Hajar (201310070311134)
Putri (201310070311136)
Andre Suprayogi (201310070311139)
Amin Hidayati (201310070311144)
Dana Tri Prihatin (201310070311163)

LABORATORIUM BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan memiliki perilaku umum yang dimiliki oleh banyak jenis, dan sedikit
pola perilaku yang dimiliki oleh semua jenis.Ketika semua jenis hewan memerlukan
reproduksi, makan dan juga mencoba untuk tidak menjadi santapan oleh makhluk
apapun, semua jenis hewan memiliki beberapa perilaku tertentu yang berbeda antar
jenis.Begitu pula dengan pola perilaku serta aktivitas harian Achatina Fulica.
Perilaku atau kelakuan dalam arti luas ialah tindakan yang tampak yang
dilaksanakan oleh makhluk hidup dalam usaha peyesuaian diri terhadap keadaan
lingkungan yang sedemikian rupa sehingga mendapat kepastian dalam kelangsungan
hidupnya.Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Achatina fulicamerupakan hewan invertebrate yang bertubuh lunak (Moluska).
Tubuhnya dilindungi oleh cangkang yang terbentuk dari bahan kapur yang
kuat.Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh
,bentuk cangkang Fusiform,tidak memiliki tutup cangkang (Operculum) . Warna
cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaannya.Hewan ini bersifat
hermaphrodit, yakni tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya. Sperma dari
tubuh bekicot tidak dapat dibuahi sel telur yang diproduksinya sendiri .Untuk
pembuahan telur diperlukan adanya pertukaran sperma dengan bekicot lain melalui
kegiatan kopulasi .
Selain itu, Achatina fulicatermasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai
kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di malam hari (nocturnal).Sifat nocturnal
bekicot bukan semata-mata ditentukan oleh faktor gelap di waktu malam tetapi
ditentukan oleh faktor suhu dan kelembaban lingkungannya.Di waktu siang setelah
hujan, banyak ditemukan berkeliaran dimana-mana.

B. Tujuan
1. Mengetahui pola aktivitas dan jarak edar harianAchatina fulica,
2. Mengetahui hubungan pola aktivitas dengan jarak edar Achatina fulica,

C. Dasar Teori
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada
organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat
dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia),
yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita
merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara
antropomorfik (Isnaeni, 2006).
Suatu hewan menjalani setiap harinya dengan berbagai aktivitas yang diperlukan
bagi keberhasilan hidupnya. Hewan yang mobil akan bergerak berkelana mencari
makan, dan mencari tempat berlindung agar terhindar dari kondisi lingkungan yang
kurang baik baginya. Pada hewan dewasa seksual yang sudah siap kawin, aktivitas
hariannya akan mencakup berbagai kegiatan perkembangbiakan seperti: menemukaan
pasangan, berkopulasi, bertelur, dan sebagainya. Disamping kegiatan-kegiatan
tersebut di atas, hewanpun memerlukan istirahat (tidur, inaktif).Hewan yang memiliki
mobilitas yang tinggi memerlukan energi yang tinggi pula. Maka ia membutuhkan
makanan sebagai nutrisi untuk memperoleh energy tersebut. Pada hewan dewasa
seksual, aktivitas hariannya mencakup aktivitas reproduksi, seperti mencari pasangan
dan berkopulasi, area yang dijelajahi hewan untuk aktivitas-aktivitas tersebut dikenal
dengan daerah edar (Ciba Foundation Symposium, 1984).
Beberapa studi memperlihatkan bahwa hewan-hewan betina menseleksi hewan
jantan sebagian berdasarkan kemampuan merayu atau menampakkan keindahan
tampilannya.Para ilmuwan percaya bahwa warna-warni yang mencolok dan sangat
indah menjadi tanda/signal kepada betina bahwa si jantan adalah hewan yang kuat
dan perkasa.Jadi, perilaku kawin pada hewan memiliki peranan penting dalam
menurunkan sifat-sifat genetis kepada generasinya.Sedangkan perilaku makan pada
hewan memperlihatkan kemampuan hewan dalam menghadapi seleksi alam sampai
mereka memperoleh kemampuan makan yang efisien. Artinya hewan memilih
makanan yang akan memaksimalkan perolehan energi bagi tubuhnya yang diperoleh
dalam waktu yang paling singkat (Sukarsono, 2012). Selain itu, pola makan sangat
berpengaruh terhadap kondisi biologis dan aktivitas hidup hewan, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi organisasi sosialnya (Zuhra, dkk., 2009)
Siput kebun (Achatina fulica) bersembunyi di bawah kayu tumbang atau
timbunan sampah pada siang hari, dan merayap keluar pada malam hari, karena itu
Achatina fulica (bekicot) termasuk ke dalam golongan hewan nocturnal.Hewan
nocturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari yang
merupakan kebalikan dari perilaku hewan diurnal.Hewan nocturnal umumnya
memiliki kemampuan pendengaran dan penciuman serta penglihatan yang tajam
(Burnie, 2005).

Achatina fulica merupakan salah satu hewan gastropoda.Kebanyakan gastropoda


memiliki satu cangkang spiral tunggal yang menjadi tempat persembunyian hewan
apabila terancam.Cangkang seringkali berbentuk kerucut namun berbentuk pipih pada
abalone dan limpet.Gastropoda benar-benar bergerak selambat bekicot secara harfiah
dengan gerakan kaki yang bergelombang atau dengan silia, seringkali meninggalkan
jejak lendir ketika lewat (Campbell, 2008).

Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Order : Pulmonata
Family : Achatinidae
Subfamily : Achatininae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica

Sehubungan dengan perilaku dan kebiasaan makannya serta potensi berbiaknya


yang tinggi, Achatina fulica digolongkan sebagai hewan yang berpotensi hama
(potential pest species), atau hewan hama ( misalnya di kebun-kebun anggrek dan
bunga lainnya) (Burnie, 2005).
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan


1. Pola aktivitas dan jarak edar harian Achatina fulica
a. Alat yang digunakan dalam praktikum:
No. Nama alat Gambar alat
1. Benang

2. Pasak

3. Penggaris

4. Senter

5. Kamera
6. Cat

b. Bahan yang digunakan dalam praktikum:


No. Nama bahan Gambar bahan
1. Achatina Fulica

2. Fototaksis
a. Alat yang digunakan dalam praktikum:
No. Nama alat Gambar alat
1. Lilin
2. Korek
3. Baskom
4. Gelas aqua
5. Kamera
b. Bahan yang digunakan dalam praktikum:
No. Nama bahan Gambar bahan
1. Air
B. Cara Kerja
1. Pengamatan pola aktivitas dan jarak edar harian Achatina fulica
No. Gambar/foto kegiatan Keterangan
1. Menimbang berat awal
Achatina fulica,

2. Memberi tanda pada Achatina


fulica dengan cat,

3. Mengukur benang kemudian


mengikat Achatina fulica
dengan benang,

4. Memasang pasak dan mengikat


Achatina fulica pada pasak,

5. Mengamati pola aktivitas


Achatina fulica per 30 menit,
6. Mengukur jarak edar Achatina
fulica per 30 menit.
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada 2 ekor Achatina fulica selama 5 jam


banyak hal yang terjadi diantaranya adalah aktivitas Achatina fulica, jarak edar yang
semakin luas dan berat badan Achatina fulica yang relatif bertambah. Pada 2 ekor
Achatina fulica yang diletakkan pada daerah yang terbuka aktivitas Achatina
fulicasemakin luas dan semakin aktif, ada Achatina fulica yang bergerak berpindah
tempat, mencari makan, mengeluarkan tinja, dan bertelur. Umumnya Achatina fulica
mencari tempat-tempat lembap dan gelap.Oleh karenanya Achatina fulica lebih aktif
beraktifitas di malam hari, maka Achatina fulica termasuk hewan nocturnal.
Pada Achatina fulica yang pertama dengan berat akhir 38,69 gr pada menit ke
30 yang pertama Achatina fulica bergerak berpindah tempat, dan menit ke 30 yang
kedua Achatina fulica hanya berdiam diri, sedangkan jarak edarnya sampai 100 cm.
Pada menit ke 30 yang ketiga Achatina fulica tersebut bergerak berpindah tempat
lagi, menit ke 30 yang ke empat Achatina fulica berdiam diri dan jarak edarnya
sejauh 275 cm. Selanjutnya dimenit ke 30 yang ke lima Achatina fulica bergerak
berpindah tempat lagi, menit ke 30 yang ke enam Achatina fulica berdiam diri dan
jarak edarnya 176 cm. Selanjutnya pada Achatina fulica yang kedua dimenit 30 yang
pertama dan kedua Achatina fulica bergerak berpindah tempat, sedangkan jarak
edarnya 304 cm. Dimenit ke 30 yang ke tiga Achatina fulica bergerak berpindah
tempat, dimenit ke 30 yang ke empat Achatina fulica bertelur dan jarak edarnya
sejauh 450 cm. Dimenit ke 30 yang kelima dan ke enam Achatina fulica bergerak
berpindah tempat dan jarak edarnya 550 cm.
Selain mengamati aktifitas Achatina fulica dan menghitung jarak edar, suhu
dan kelembapannya pun diamati.Semakin tinggi suhu maka kelembapan udaranya
semakin rendah, tetapi di daerah ternaung ada beberapa waktu saat suhu terus naik,
kelembapannya konstan, ini berarti tekanan udaranya semakin rendah.Dalam hal ini,
keadaan cuaca sangat mendukung dimana ketika hujan suhu tinggi dan kelembapan
udara sangat rendah, sedangkan ketika cuaca terang suhu naik dan kelembapan
hampir selalu kostan.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi jarak edar dan pola aktifitas
organisme diantaranya Suhu dan kelembaban.Dimana semakin tiggi suhu maka
semakin rendah kelembapannya dan semakin luas jarak edarnya. Hal ini terjadi
karena bekicot menyukai tempat lembab sehingga akan berjalan mencari tempat
yang lebih lembab dan gelap untuk mendapatkan makanan. Bekicot yang mengalami
penurunan berat badan dikarenakan ketersediaan makanan. Bekicot yang
mendapatkan makanan akan mampu bertahan hidup dan menambah berat badan
dibanding bekicot yang tidak menapatkan makanan. Penurunan berat badan ini juga
karena aktifitas berjalan yang cukup jauh sehingga menguras energi bekicot.Semakin
rendahnya jarak edar yang dilakukan oleh bekicot juga dapat disebabkan oleh
aktifitas makan yang dilakukan, sehingga berat badannya bertambah dan
menyebabkan pergerakannya semakin lambat.
Pada awal dan akhir kegiatan berat badan Achatina fulica ditimbang.Ternyata
ada perbedaan, dimana berat badan akhir lebih besar dari pada berat badan awal.Hal
ini dapat dilihat pada table pengamatan.Hampir semua Achatina fulica mengalami
pertambahan berat badan, hal ini terjadi karena aktifitas bekicot yakni
makan.Achatina fulica sebagai hewan nocturnal, mencari makan dimalam
hari.Terbukti ketika pengamatan yang dilakukan malam hari, beberapa bekicot
sedang memakan dedaunan dan ada salah satunya yang memakan kertas nomor urut
pada patok kayu.Selain berat badan, panjang cangkang Achatina fulica pun
diukur.Disini dapat dilihat bahwa berat badan Achatina fulica dengan panjang
cangkang tidak selalu berkorelasi.Dimana ada Achatina fulica dengan berat badan
besar tetapi cangkangnya pendek.Hal ini dapat dilihat pada table hasil
pengamatan.Meskipun logikanya jika semakin panjang cangkangnya maka semakin
berat beban Achatina fulica dan semakin lambat pergerakan atau kecepatan
berjalannya.
Jarak edar Achatina fulica sangat dipegaruhi oleh berat badan Achatina
fulica.Semakin berat badan suatu Achatina fulicamaka jarak edarnya semakin pendek,
dan sebaliknya. Salah satu contohnya adalah Achatina fulica nomor 1 yang memiliki
berat awal .....mengalami kenaikan berat badan menjadi 38,69 gr dengan panjang
cangkang .... cm, jarak edarnya 183,6 cm sedangkan Achatina fulica nomor 2 yang
memiliki berat awal ..... mengalami penurunan berat badan menjadi 19,51 gr degan
panjang cangkang .... cm, jarak edarnya 434,6 cm.
Selanjutnya Suhu dan kelembapan pun sangat memengaruhi jarak edar
dimana semakin tiggi suhu maka semakin rendah kelembapannya dan semakin luas
jarak edarnya. Hal ini terjadi karena Achatina fulica menyukai tempat lembab
sehingga hewan iniakan berjalan menceari tempat yang lebih lembab dan gelap untuk
mendapatkan makanan. Achatina fulica yang mengalami penurunan berat badan
dikarenakan ketersediaan makanan. Achatina fulica yang mendapatkan makanan akan
mampu bertahan hidup dan menambah berat badan dibanding Achatina fulicayang
tidak menapatkan makanan. Penurunan berat badan ini juga karena aktifitas berjalan
yang cukup jauh sehingga menguras energi Achatina fulica.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Jarak edar dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan dimana suhu tinggi maka
semakin rendah kelembapannya dan semakin luas jarak edarnya.
2. Hewan bekicot menyukai daerah yang lembap dan gelap karena dalam kondisi
seperti itu, Achantina fulica lebih banyak beraktifitas.
3. Kondisi Achantina fulica yang mengalami penurunan berat badan dikarenakan
aktifitas berjalan yang kurang jauh ditambah lagi ketersediaan makanan yang
kurang.

4.2 Saran
Untuk asisten sebaiknya senantiasa membimbing praktikannya dan juga
untuk praktikansebaiknya senantiasa bekerja sama dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Burnie, D. 2005. Ekologi. Jakarta: Penerbit Erlangga


Campbell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ciba Foundation Symposium. 1984. Photoperiodic Regulation Of Insect And
Moluscan Hormones. USA: Pitman Publishing
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sukarsono. 2012. Ekologi Hewan. Malang: UMM Press
Zuhra, R., dkk. 2009. Aktivitas Makan Orangutan (Pongo pygmaeus) di Pusat
Primata Schmutzer, Jakarta. Jurnal Primatologi Indonesia,6(2): 21-26

Anda mungkin juga menyukai