EKOLOGI HEWAN
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Ekologi Hewan)
LABORATORIUM BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan memiliki perilaku umum yang dimiliki oleh banyak jenis, dan sedikit
pola perilaku yang dimiliki oleh semua jenis.Ketika semua jenis hewan memerlukan
reproduksi, makan dan juga mencoba untuk tidak menjadi santapan oleh makhluk
apapun, semua jenis hewan memiliki beberapa perilaku tertentu yang berbeda antar
jenis.Begitu pula dengan pola perilaku serta aktivitas harian Achatina Fulica.
Perilaku atau kelakuan dalam arti luas ialah tindakan yang tampak yang
dilaksanakan oleh makhluk hidup dalam usaha peyesuaian diri terhadap keadaan
lingkungan yang sedemikian rupa sehingga mendapat kepastian dalam kelangsungan
hidupnya.Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Achatina fulicamerupakan hewan invertebrate yang bertubuh lunak (Moluska).
Tubuhnya dilindungi oleh cangkang yang terbentuk dari bahan kapur yang
kuat.Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh
,bentuk cangkang Fusiform,tidak memiliki tutup cangkang (Operculum) . Warna
cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaannya.Hewan ini bersifat
hermaphrodit, yakni tidak dapat dibedakan antara jantan dan betinanya. Sperma dari
tubuh bekicot tidak dapat dibuahi sel telur yang diproduksinya sendiri .Untuk
pembuahan telur diperlukan adanya pertukaran sperma dengan bekicot lain melalui
kegiatan kopulasi .
Selain itu, Achatina fulicatermasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai
kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di malam hari (nocturnal).Sifat nocturnal
bekicot bukan semata-mata ditentukan oleh faktor gelap di waktu malam tetapi
ditentukan oleh faktor suhu dan kelembaban lingkungannya.Di waktu siang setelah
hujan, banyak ditemukan berkeliaran dimana-mana.
B. Tujuan
1. Mengetahui pola aktivitas dan jarak edar harianAchatina fulica,
2. Mengetahui hubungan pola aktivitas dengan jarak edar Achatina fulica,
C. Dasar Teori
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada
organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat
dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia),
yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita
merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara
antropomorfik (Isnaeni, 2006).
Suatu hewan menjalani setiap harinya dengan berbagai aktivitas yang diperlukan
bagi keberhasilan hidupnya. Hewan yang mobil akan bergerak berkelana mencari
makan, dan mencari tempat berlindung agar terhindar dari kondisi lingkungan yang
kurang baik baginya. Pada hewan dewasa seksual yang sudah siap kawin, aktivitas
hariannya akan mencakup berbagai kegiatan perkembangbiakan seperti: menemukaan
pasangan, berkopulasi, bertelur, dan sebagainya. Disamping kegiatan-kegiatan
tersebut di atas, hewanpun memerlukan istirahat (tidur, inaktif).Hewan yang memiliki
mobilitas yang tinggi memerlukan energi yang tinggi pula. Maka ia membutuhkan
makanan sebagai nutrisi untuk memperoleh energy tersebut. Pada hewan dewasa
seksual, aktivitas hariannya mencakup aktivitas reproduksi, seperti mencari pasangan
dan berkopulasi, area yang dijelajahi hewan untuk aktivitas-aktivitas tersebut dikenal
dengan daerah edar (Ciba Foundation Symposium, 1984).
Beberapa studi memperlihatkan bahwa hewan-hewan betina menseleksi hewan
jantan sebagian berdasarkan kemampuan merayu atau menampakkan keindahan
tampilannya.Para ilmuwan percaya bahwa warna-warni yang mencolok dan sangat
indah menjadi tanda/signal kepada betina bahwa si jantan adalah hewan yang kuat
dan perkasa.Jadi, perilaku kawin pada hewan memiliki peranan penting dalam
menurunkan sifat-sifat genetis kepada generasinya.Sedangkan perilaku makan pada
hewan memperlihatkan kemampuan hewan dalam menghadapi seleksi alam sampai
mereka memperoleh kemampuan makan yang efisien. Artinya hewan memilih
makanan yang akan memaksimalkan perolehan energi bagi tubuhnya yang diperoleh
dalam waktu yang paling singkat (Sukarsono, 2012). Selain itu, pola makan sangat
berpengaruh terhadap kondisi biologis dan aktivitas hidup hewan, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi organisasi sosialnya (Zuhra, dkk., 2009)
Siput kebun (Achatina fulica) bersembunyi di bawah kayu tumbang atau
timbunan sampah pada siang hari, dan merayap keluar pada malam hari, karena itu
Achatina fulica (bekicot) termasuk ke dalam golongan hewan nocturnal.Hewan
nocturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari yang
merupakan kebalikan dari perilaku hewan diurnal.Hewan nocturnal umumnya
memiliki kemampuan pendengaran dan penciuman serta penglihatan yang tajam
(Burnie, 2005).
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Order : Pulmonata
Family : Achatinidae
Subfamily : Achatininae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
2. Pasak
3. Penggaris
4. Senter
5. Kamera
6. Cat
2. Fototaksis
a. Alat yang digunakan dalam praktikum:
No. Nama alat Gambar alat
1. Lilin
2. Korek
3. Baskom
4. Gelas aqua
5. Kamera
b. Bahan yang digunakan dalam praktikum:
No. Nama bahan Gambar bahan
1. Air
B. Cara Kerja
1. Pengamatan pola aktivitas dan jarak edar harian Achatina fulica
No. Gambar/foto kegiatan Keterangan
1. Menimbang berat awal
Achatina fulica,
PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan
1. Jarak edar dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan dimana suhu tinggi maka
semakin rendah kelembapannya dan semakin luas jarak edarnya.
2. Hewan bekicot menyukai daerah yang lembap dan gelap karena dalam kondisi
seperti itu, Achantina fulica lebih banyak beraktifitas.
3. Kondisi Achantina fulica yang mengalami penurunan berat badan dikarenakan
aktifitas berjalan yang kurang jauh ditambah lagi ketersediaan makanan yang
kurang.
4.2 Saran
Untuk asisten sebaiknya senantiasa membimbing praktikannya dan juga
untuk praktikansebaiknya senantiasa bekerja sama dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA