Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Persalinan Preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi pada

kehamilan atau kurang. (winkjosastro,2005)

Persalinan Preterm menurut WHO adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan berusia

lengkap 37 minggu. (Sofie RK, Jusuf SE, Adhi P. 2009)

Persalinan preterm dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur

yang disertai pendataran dan atau dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita hamil

yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama

haid terakhir. (Oxorn H, 2010)

Persalinan preterm adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu

gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. (Varney H, kriebs MJ, Gregor LC, 2008)

Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan

minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American Academy Pediatric,

mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur. Bayi prematur atau bayi pre-term

adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan.

Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi premature

(Surasmi, 2003). Menurut Sitohang (2004) bayi prematur adalah bayi lahir dengan umur

kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan

untuk masa kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan – sesuai masa kehamilan

(NKBSMK).

3
Kelahiran premature juga diartikan sebagai kelahiran yang berlangsung pada umur

kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir American

College of Obstetricians and Gynecology dalam Suspimantri (2014). Terdapat tiga kategori

bayi lahir prematur menurut WHO, yaitu:

1. Extremly Preterm (< 28 minggu)

2. Very Preterm(28 minggu hingga < 32 minggu)

3. Moderate to Late Preterm(32 minggu hingga < 37 minggu).

B. Etiologi

a. Faktor maternal

Secara garis besar mekanisme dari kelahiran preterm terdiri dari 6 etiologi berbeda:

1. Idiopatik > 50% kasus

2. Faktor anatomi

o Kelainan uterus (kelainan duktus mullerian, abrupsi uterus)

o Kelainan cervix (post konisasi, cervix tipis)

3. Faktor endokrin

o Faktor stress fetal (infeksi intrauterine, kelainan kongenital)

o Faktor stress maternal (stress, depresi, KDRT, mengkonsumsi obat-obataan

teratogenik)

4. Faktor genetic (riwayat persalinan preterm)

5. Faktor imunologi

o Infeksi lokalis (infeksi korioamnion)

o Infeksi sistemik (sepsis)

4
Terjadinya satu atau lebih mekansime tersebut bisa mengakibatkan terjadinya

kelainan-kelainan yang mengakibatkan terjadinya kelahiran preterm. Faktor demografik juga

diduga sebagai penyebab persalinan preterm yang belum bisa dijelaskan etiologinya.

Terdapat makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus

persalinan preterm berkaitan dengan infeksi membran korioamnion. Dari penelitian Lettieri

dkk, didapati 38% persalinan preterm disebabkan akibat infeksi korioamnion.11 Bobbitt dan

Ledger (1997) membuktikan infeksi amnion sebagai penyebab kelahiran preterm. Dengan

amniosentesis didapati bakteri patogen pada 20% ibu yang mengalami persalinan preterm

dengan ketuban utuh dan tanpa gejala klinis infeksi (Cox dkk. 1996; Watts dkk., 2002).

Cara masuknya kuman penyebab infeksi amnion, dapat sebagai berikut:

1) Melalui jalur transervikal masuk ke dalam selaput amnio-korion dan cairan amnion. E.

coli dapat menembus membran korioamnion.

2) Melalui jalur transervikal ke desidua/chorionic junction pada segmen bawah rahim.

3) Penetrasi langsung ke dalam jaringan serviks.

4) Secara hematogen ke plasenta dan selaputnya.

5) Secara hematogen ke miometrium

6) Selain itu endotoksin dapat masuk ke dalam rongga amnion secara difusi tanpa

kolonisasi bakteri dalam cairan amnion.

Infeksi dan proses inflamasi amnion merupakan salah satu faktor yang dapat

memulai kontraksi uterus dan persalinan preterm. Menurut Schwarz (1976), partus aterm

diinisiasi oleh aktivasi enzim phospholipase A2 yang dapat melepaskan asam arakidonat

dari membran janin sehingga terbentuk asam arakidonat bebas yang merupakan bahan dasar

sintesis prostaglandin.

5
Bejar dkk (1981) melaporkan sejumlah mikroorganisme mempunyai kemampuan

untuk menghasilkan enzim phospholipase A2 sehingga dapat menginisiasi terjadinya

persalinan preterm. Bennett dan Elder (1992), menunjukkan bahwa mediator-mediator dapat

merangsang timbulnya kontraksi uterus dan partus preterm melalui pengaruhnya terhadap

biosintesis prostaglandin.

b. Faktor Risiko Mayor

1. Kehamilan ganda

2. Polihidramnion

3. Anomali uterus

4. Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu

5. Serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada

6. kehamilan 32 minggu

7. Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali

8. Riwayat persalinan preterm sebelumnya

9. Operasi abdominal pada kehamilan preterm

10. Riwayat operasi konisasi

11. Iritabilitas uterus

c. Faktor Risiko Minor

1. Penyakit yang disertai demam

2. Perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu

3. Riwayat pielonefritis

4. Merokok lebih dari 10 batang perhari

6
5. Riwayat abortus pada trimester II

6. Riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali

Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai satu atau lebih faktor risiko mayor; atau dua

atau lebih faktor risiko minor; atau keduanya.1

C. Diagnosis

Persalinan preterm didiagnosis inpartu sama seperti pada persalinan aterm, kecuali usia

kehamilannya yang <37 minggu dan proses kelahiran biasanya lebih cepat. Diagnosis

Inpartu:

1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu

2. Adanya kontraksi uterus (his) yang teratur, pastikan dengan pemeriksaan inspekulo untuk

melihat adanya pembukaan

3. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau sedikitnya

2 cm

4. Selaput ketuban seringkali telah pecah (preterm, premature rupture of membranes

(PPROM))

5. Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, rasa tekanan

intrapelvik dan nyeri bagian belakang

6. Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah

7
D. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium

 Pemeriksaan urinalisis dan kultur urine

 Pemeriksaan gas dan pH darah ibu

 Pemeriksaan darah tepi ibu:

o Jumlah lekosit

o C-reactive protein

CRP ada pada serum penderita yang menderita infeksi akut dan dideteksi

berdasarkan kemampuannya untuk mempresipitasi fraksi polisakarida somatik

nonspesifik kuman Pneumococcus yang disebut fraksi C. CRP dibentuk di hepatosit

sebagai reaksi terhadap IL-1, IL-6, dan TNF

2) Amniosintesis

 Hitung lekosit

 Pewarnaan Gram bakteri (+) pasti amnionitis

 Kultur

 Kadar IL-1, IL-6

 Kadar glukosa cairan amnion

3) Pemeriksaan ultrasonografi

 Oligohidramnion : Goulk dkk. (1995) mendapati hubungan antara oligohidramnion

dengan korioamnionitis klinis antepartum. Vintzileos dkk. (1996) mendapati

hubungan antara oligohidramnion dengan koloni bakteri pada amnion.

 Penipisan serviks: Iams dkk. (1994) mendapati bila ketebalan seviks dari hasil USG

adalah < 3cm, dapat dipastikan akan terjadi persalinan preterm. USG transperineal

8
lebih disukai karena dapat menghindari manipulasi intravagina terutama pada kasus-

kasus KPD dan plasenta previa.

E. Indikasi Persalinan

a. Faktor Maternal

 Penyakit hipertensi dalam kehamilan yang berat ( misal eksaserbasi akut hipertensi

kronik eklampsia, preeklampsia berat )

 Penyakit jantung atau paru (mis. Edema paru , ARDS, penyakit katub jantung,

takiaritmia)

 Dilatasi servik sudah > 4 cm

 Perdarahan pervaginam ( milsa. Solusio plasenta, plasenta previa , DIC )

b. Faktor Janin

 Anomali kongenital yang lethal

 Fetal distress atau fetal death

 Infeksi intra uterine ( korioamnionitis )

 Gawat janin berkaitan dengan usaha mempertahankan kehamilan

 Taksiran berat janin > 2500 gram

 Erythroblastosis fetalis

F. Cara Persalinan

Bayi prematur bisa dilahirkan spontan jika posisis janin presentasi kepala. Bisa dilakukan

episiotomi lebar jika otot vagina kaku.

9
G. Tanda Bayi yang lahir Prematur

a. Berat lahir ≤ 2.500 gram.

b. Panjang badan ≤45 cm.

c. Lingkaran dada ≤30 cm.

d. Lingkaran kepala ≤33 cm.

e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

f. Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugonya banyak, lemak

subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.

g. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul apnea.

h. Reflek tonik leher lemah dan refleks morro positif.

i. Alat kelamin pada bayi laki- laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum

turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum

tertutup labia mayora

j. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannnya lemah

k. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

l. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan refleks hisap, menelan dan

batuk masih lemah atau tidak efektif.

m. Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah- olah

tidak teraba tulang rawan dan daun telinga

n. Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur

o. Otot-otot masih hipotonik

p. Pernapasan >50 kali per menit

q. Frekuensi nadi >140 kali per menit

10
r. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)

H. Komplikasi

Pada ibu yang mengalami persalianan preterm, biasanya jarang ditemukan

komplikasi. Komplikasi yang terjadi lebih ke aspek psikologis ibu, seperti stress, takut jika

hamil lagi, dan kekhawatiran akan kehamilannya jika ibu tersebut hamil. Jika persalinan

preterm diakibatkan oleh infeksi, infeksi yang terjadi bisa mengakibatkan sepsis.

Bayi-bayi prematur memiliki risiko infeksi neonatal lebih tinggi; Bayi yang lahir

dari ibu yang menderita anmionitis memiliki risiko mortalitas 4 kali lebih besar, dan risiko

distres pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan perdarahan intraventrikuler

3 kali lebih besar. Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi prematur:

1. Hipoglikemia

2. Gangguan cairan dan elektrolit

3. Jaundice

4. Respiratory Distress Syndrome

5. Patent ductus arteriosus

6. Sepsis Neonatorum

7. Perdarahan intraventrikuler

8. Apneau of Prematurity

11

Anda mungkin juga menyukai