Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Zaitun, APP, MPH., selaku Dosen Mata
Kuliah Keperawatan Anak
Oleh:
Kelompok 3
2B Keperawatan
1. Ajep Tohajudin
2. Ayu Sri Fatonah
3. Bety Nurlita
4. Gita Ulul Azmi
5. Heru Setiawan
6. Karlina Dewi
7. Lindah Mahesyah
8. Pranindha Nia J
9. Soraya Zafira B
10. Yulianda
POKOK BAHASAN : Terapi bermain pada anak yang dirawat di Rumah Sakit
SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain pada anak usia 3-5 tahun
TUJUAN TERAPI BERMAIN :
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan mampu melanjutkan tumbuh kembang, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain serta beradaptasi terhadap stress
karena penyakit atau di rawat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit, diharapkan anak dapat :
1) Mengembangkan kreatifitas dan daya pikirnya
2) Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan
3) Mengekspresikan perasaan senangnya terhadap permainan
4) Beradaptasi dengan lingkungan
5) Mempererat hubungan anatara perawat dan anak
PENGORGANISASIAN :
1. Leader : Pranindha Nia J
Leader berperan sebagai pemimpin jalannya acara dan mengevaluasi hasil dari acara
bermain.
2. Co Leader : Ajep Tohajudin
Co leader bertugas untuk menjelaskan fungsi permainan untuk anak serta memberi
pendidikan kesehatan untuk orang tua anak.
3. Observer : Bety Nurlita
Observer bertugas untuk memastikan kesiapan suatu acara daan mengevaluasi
perubahan pada anak setelah bermain.
4. Fasilitator : Gita Ulul Azmi, Soraya Zafira B, Ayu Sri Fatonah
Fasilitator bertugas untuk membimbing dan memotivasi anak agar mau diajak
bermain, serta menanyakan perasaan anak setelah bermain
SETTING TEMPAT :
EVALUASI :
1. Struktur :
1) Alat alat yang digunakan lengkap
2) Kegiatan yang di rencanakan dapat terlaksana
2. Proses :
1) Terapi berjalan dengan lancar
2) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3) Semua anggota tim dapat bekerja sama sesuai dengan peran masing masing
3. Hasil :
1) Anak mengikuti kegiatan dengan baik
2) Ekspresi anak menunjukkan rasa senang
3) Anak tidak takut lagi dengan perawat
4) Orangtua dapat mendampingi anak sampai selesai
5) Orangtua mengungkapkan manfaat anak mengikuti terapi bermain.
2. Tujuan Puzzle
Umumnya sisi edukasi permainan puzzle ini bertujuan untuk;
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan.
c. Melatih logika.
d. Memperkuat daya ingat
e. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
f. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis.
Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan
siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba
memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan
dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba,
mencoba dan terus mencoba hingga berhasil. Bermain dapat memberikan kesempatan
kepada anak untuk berfikir dan bertindak imajinatif serta penuh daya khayal yang erat
hubungannya dengan perkembangan kreativitas anak. Proses kemerdekaan anak akan
memberi kemampuan lebih pada anak untuk mengembangkan pikirannya mendapatkan
kesenangan dan kemenangan dari bentuk permainan tersebut. Ambisi untuk memenangkan
permainan tersebut akan memberikan nilai optimalisasi gerak dan usaha anak, sehingga
akan terjadi kompetisi yang adil dan beragam dari anak.
3. Bentuk-bentuk Puzzle
Muzammil, Misbach (2010: 75) menyatakan ada beberapa bentuk puzzle, yaitu;
a. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potonganpotongan
yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan
rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni.
Mainana rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka
memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi.
b. Puzzle batang (stick)
Puzzle batang merupakan permainan teka- teki matematika sederhana namun
memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya.
Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat bentuk sesuai dengan yang
kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle.
c. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas
bermain anak dibandingkan harus bermain diatas keramik. Puzzle lantai memiliki
desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang. Juga
dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai
sangat mudah dibersihkan dan tahan lama.
d. Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.
Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi
Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki
gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk
melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih
mengetahui macam-macam kendaraan. Selain itu anak akan lebih kreatif, imajinatif
dan cerdas.
f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu gambar
yang utuh. (http://www.academia.edu: 2016) Sama seperti pendapat di atas, bahwa
ada beberapa jenis puzzle (www.kafebalita.com: 2009), antara lain;
a. Logic Puzzle
Logic puzzle adalah puzzle yang menggunakan logika.
b. Jigsaw Puzzle
Jigsaw puzzle adalah puzzle yang merupakan kepingan-kepingan. . Disebut
dengan jigsaw puzzle karena alat untuk memotong menjadi kepingan disebut
jigsaw.
c. Mechanical Puzzle
Mechanical puzzle adalah puzzle yang kepingnya saling berhubungan. Contoh
puzzle pada mechanical puzzle adalah soma cube dan chinese wood knots
d. Combination puzzle
Combination puzzle adalah puzzle yang dapat diselesaikan melalui beberapa
kombinasi yang berbeda. Rubik cube dan hanoi tower adalah contoh puzzle
kombinasi.
Dari kedua pendapat di atas mengenai bentuk-bentuk puzzle yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk-bentuk puzzle ada beberapa macam yaitu; puzzle
konstruksi, puzzle batang, puzzle lantai, puzzle angka, puzzle transportasi, puzzle
logika, puzzle keping (jigzaw puzzle), mechanical puzzle (puzzle yang saling
berhubungan), dan puzzle kombinasi. Sedangkan puzzle yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah jigzaw puzzle atau puzzle keping. Karena puzzle keping sering
dimainkan oleh anak, sehingga anak sudah mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan puzzle keping tersebut.
1. PENGERTIAN :
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya
tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock, 1978)
2. TUJUAN :
a. Meminimalisir tindakan keperawatan yang traumatis
b. Mengurangi kecemasan
c. Membantu mempercepat kesembuhan
d. Sebagai fasilitas komunikasi
e. Sarana untuk mengekspresikan perasaan
f. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery.
3. INDIKASI : kegiatan bermain untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien anak
yang kondisinya mulai membaik.
4. PERSIAPAN :
1) ALAT DAN BAHAN :
a. Rancangan Satuan Acara Bermain yang lengkap
b. Alat bermain sesuai usia, jenis kelamin, tujuan
2) PERSIAPAN PASIEN :
a. Jelaskan tujuan bermain kepada pasien dan keluarga
b. Kontrak waktu
c. Pasien tidak mengantuk, tidak rewel
d. Pasien boleh posisi tiduran atau duduk sesuai kondisi.
5. PELAKSANAAN :
1) Melakukan kontrak waktu
2) Mengecek kesiapan anak (apakah mengantuk, rewel)
3) Menyiapkan alat
4) Menjelaskan tujuan bermain kepada anak dan keluarga
5) Menanyakan persetujuan pasien dan keluarga sebelum acara bermain
dilakukan.
6) Memberi petunjuk pada anak cara bermain
7) Mempersilakan anak bermain sendiri atau dibantu
8) Memotivasi keterlibatan anak dan orangtua
9) Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
10) Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal, psikomotor anak selama
bermain.
11) Meminta anak untk menceritakan apa yang dilakukannya/dibuatnya
12) Menyakan perasaan anak setelah bermain
13) Menanyakaan perasaan dan pendapat keluarga tentang bermain
14) Berpamitan dengan pasien
15) Membereskan kembali alat ketempat semula
16) Mencuci tangan
17) Mencatat respon pasien dan keluarga di lembar catatan keperawatan dan
kesimpulan hasil bermain mencakup emosi, hubungan interpersonal,
psikomotor serta anjuran terhadap keluarga.
6. HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1) Selama bermain perhatikan perubahan emosi anak, ekspresi anak
2) Hentikan segera permainan bila anak mengantuk, rewel
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN : TERAPI BERMAIN
NO ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN
YA TIDAK
A ALAT :
1 Rancangan Satuan Acara Bermain yang lengkap
2 Alat bermain sesuai usia, jenis kelamin, tujuan
B TAHAP PRA INTERAKSI :
1 Melakukan kontrak waktu
2 Mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk, tidak
rewel, kondisi keadaan umum baik)
3 Menyiapkan alat
4 Mencuci tangan
C TAHAP ORIENTASI :
1 Memberi salam dan menyapa nama pasien
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3 Menanyakan persetujuan pasien dan keluarga
sebelum acara bermain dilakukan.
D TAHAP KERJA
1 Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2 Mempersilakan anak bermain sendiri atau dibantu
3 Memotivasi keterlibatan anak dan orangtua
4 Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
5 Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal,
psikomotor anak selama bermain.
6 Meminta anak untk menceritakan apa yang
dilakukannya/dibuatnya.
7 Menyakan perasaan anak setelah bermain
8 Menanyakaan perasaan dan pendapat keluarga
tentang terapi bermain
E TAHAP TERMINASI
1 Berpamitan dengan pasien
2 Membereskan kembali alat ketempat semula
3 Mencuci tangan
4 Mencatat respon pasien dan keluarga di lembar
catatan keperawatan dan kesimpulan hasil bermain
mencakup emosi, hubungan interpersonal,
psikomotor serta anjuran terhadap keluarga