Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KATARAK

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KMB II

OLEH KELOMPOK 7

1. ASBULLAH (1811165805)

2. DEWI ITA SARI (1811165805)

3. FAUZAN ARIF YASMAN (1811165838)

4. FITRIANA (1811165848)

5. WIWIK DWI HARYUNI (1811165825)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN KATARAK” tepat pada waktunya.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan, baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai

kesempurnaan makalah berikutnya.

Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 1 Februari 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

1. 1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1

1. 2 Tujuan…………………………………………………………………….. 1

1. 3 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 1

BAB 2 LANDASAN TEORITIS…………………………………………………. 2

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………… 20

3.1 SIMPULAN……………………………………………………………….. 20

3.2 SARAN…………………………………………………………………….. 20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Katarak merupakan suatu kekeruhan lensa pada mata, katarak memiliki derajat

kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi

biasanya berkaiatan dengan proses penuaan (Vaughan, 2000). Katarak adalah opasitas

lensa kristalina yang normalnya jernih (Brunner, 2002).

Penyakit ini sudah sangat banyak dijumpai di Indonesia, dan bukan hanya

terjadi pada orang tua, anak – anak pun bisa beresiko menderita penyakit katarak ini.

1.2 Tujuan Masalah

1) Menjelaskan penyakit katarak

2) Membuat asuhan keperawatan dengan kasus katarak beserta pemeriksaan pola

gordon

3) Diagnosa yang sesuai dengan kasus beserta NANDA, NOC dan NIC

4) Pendidikan kesehatan pada pasien katarak pre operasi

5) Pendidikan kesehatan pada pasien post operasi

1.3 Rumusan Masalah

1) Jelaskan apa sebenarnya katarak itu !

2) Buatlah asuhan keperawatan dengan kasus dengan katarak serta pemeriksaan pola

gordon !

3) Tegakkan diagnosa beserta NANDA, NOC dan NIC !

4) Jelaskan bagaimana pendidikan kesehatan yang akan diberikan pada pasien pre

operasi !

5) Jelaskan bagaimana pendidikan kesehatan yang akan diberikan pada pasien post

operasi !

1
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1LANDASAN TEORITIS KATARAK

1. Defenisi Katarak

Katarak merupakan suatu kekeruhan lensa yang terjadi pada mata, katarak

memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai

hal, tetapi biasanya berkaiatan dengan proses penuaan (Vaughan, 2000). Katarak

adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih (Brunner, 2002).

2
Tahap Perkembangan katarak :

1) Immature Cataract

Pandangan menjadi agak buram dan bebrapa sinar diteruskan, penglihatan masih

berfungsi

2) Matur Cataract

Pandangan seluruhnya buram, penglihatan menurun

3) Intumescent Cataract

Lensa mata berair, lensa mungkin mengalami imatur / matur dan kemungkinan

adanya glaukoma.

4) Hipermature Cataract

Kemungkinan adanya phacolytic glaukoma ditandai dengan obstruksi dan

penyerapan protein makrofag ( I. Black & joyce, M. 1987 : 849 )

2. Etiologi

Macam – macam etiologi katarak, antara lain :

1) Belum diketahui secara pasti

2) Proses alami : degeneratif

3) Dapat dipicu oleh penyakit Diabetes dan glaucoma

4) Trauma yang mengenai lensa mata

3. Patofisiologi

Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis antara lain: nukleus, korteks

dan kapsul. Nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan

bertambahnya usia. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior &

posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang

paling bermakna. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

transparansi. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi

3
disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang

dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim

mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan

menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita

katarak.

4. Klasifikasi Katarak

1) Katarak Senilis

Yaitu semua kekeruhan yang terdapat pada usia diatas 50 tahun

2) Katarak anak-anak yaitu katarak congenital (infantilis) dan katarak yang didapat.

Katarak yang mulai terjadi sebelum / segera setelah lahir dari plasenta bayi

berusia kurang dari 1 tahun

3) Katarak Traumatik

Katarak yang terjadi karena adanya taraumatik yang mengenai mata dan daerah

disekitarnya.

4) Katarak Diabetikum

Merupakan katarak yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus ( DM )

5) Katarak Komplikata atau kondikata

Merupakan katarak akibat penyakit lain seperti radang dan proses degenerasi

seperti ablasi retina, retinitis pigmetosa, glaukoma, tumor intraokuler, iskemia

okuler, helersis anterior segmen, buttalmos akibat suatu trauma dan pasca bedah

mata

6) Katarak Rubela

Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa, tedapat 2 bentuk

kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara /

kekeruhan diluar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior / total

4
7) Katarak akibat penyakit sistemik

8) Katarak Toksik

9) Katarak Sekunder

Katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosa pada sisa lensa yang

tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK ( Ekstrasi

Katarak Ekstra Kapsular )

10) Katarak Juvenil

Yaitu katarak lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk pada

usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 8 bulan.

5. Manifestasi Klinis

1) Terjadi penurunan ketajaman penglihatan

2) Silau dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu

3) Temuan objektif meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil

sehingga retina tidak akan tampak dengan oftalmoskop

4) Pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi

bayangan

5) Susah melihat pada malam hari

6) Pupil tampak kekuning-kuningan, abu-abu atau putih.

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan pada lensa adalah pemeriksaan ketajaman

penglihatan, dan dengan melihat lensa melalui slitlamp, oftalmoskop, senter tangan,

atau kaca pembesar dan dilatasi pupil.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Non-Bedah

1) Terapi penyebab katarak

5
Pengontrolan diabetes melitu, menghentikan konsumsi obat-obatan yang bersifat

katarakgenik sepeprti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari

iradasi (inframerah atau sinar X) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya

proses kataraktogenesis.

2) Memperlambat progesivitas

3) Penilaian terhadap perkembangan visus pada katarak insipen dan imatur

a) Refraksi; dapat berubah sangat cepat sehingga harus sering dikoreksi.

b) Pengaturan pencahayaan; pasien dengan kekeruhan di bagian perifer lensa

(area pupil masih jernih) dapat diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang

terang.

c) Penggunaan kacamata yang gelap; pada pasien kekruhan lensa di bagian

sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan nyaman apabila

beraktivitas di luar ruangan.

Pembedahan katarak

Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencangkup :

1) Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering

2) Indikasi medis

3) Indikasi kosmetik

8. Discharge Planning

1) Jelaskan tentang mata dan peran lensa bagi penglihatan

2) Lakukan pemeriksaan rutin pre operasi

3) Pahami tentang katarak, kejadian pre dan post operasi

4) Aktivitas yang perlu diperhatikan setelah dioperasi yaitu berbaring pada sisi yang

dioperasi, membungkuk melewati pinggang mengangkat benda yang beratnya

6
melebihi 10 kg, mengedan selama defekasi karna pembatasan tersebut diperlukan

untuk mengurangi gerakan mata dan mencegah peningkatan tekanan okuler

5) Pelajari cara menjaga hygiene mata (membuang drainase yang mengeras dengan

menyeka kelopak mata yang terpejam menggunakan bola kapas yang dilembabkan

dengan larutan irigasi mata), dan tidak menekan mata bila merawat mata.

9. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi :

a) nistagmus dan strabismus

b) Infeksi struktur okuler

c) Ablasio retina

d) Hipertensi intraokuler

e) Pembentukan katarak sekunder

f) Perforasi bola mata

10. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan

Tujuan : Cidera tidak terjadi.

Kriteria hasil : Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan

Intervesi :

1) Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba.

2) Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan bahaya.

a) Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.

b) Singkrkan sedotan dari baki.

c) Pastikan pintu dan laci tetap tertutup atau terbuka secara sempurna.

3) Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda dimana klien dapat melihat dan

meraihnya tanpa klien menjangkau terlalu jauh.

7
4) Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan rumah untuk kemungkinan

bahaya.

a) karpet yang tersingkap.

b) Kabel listrik yang terpapar.

c) Perabot yang rendah

d) Binatang peliharaan

e) Tangga

2) Ketakutan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur

tindakan pembedahan

NANDA

Defenisi : Sebuah perasaan ketidaknyamanan, tidak enak atau takut samar-samar

disertai oleh respon otonom sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh

individu, perasaan ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. itu adalah

mengubah sinyal yang memperingatkan bahaya yang akan datang dan memungkinkan

individu untuk mengambil langkah-langkah untuk menghadapi ancaman

Batasan karakteristik:

1) Insomnia

2) Kawatir

3) Menggigil

4) Gelisah

5) Tidak nafsu makan

6) Tekanan darah meningkat

7) Sulit konsentrasi

NOC :

Kontrol kecemasan

8
Indikator:

1) Memonitor intensitas kecemasan

2) Mengeliminasi penyebab kecemasan

3) Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas

4) Merencanakan strategi koping

5) Gunakan strategi koping yag efektif

6) Gunakan teknik relaksasi

7) Perhatikan hubungan social

8) Laporkan tidur yang tidak adekuat

9) Control respon cemas

NIC :

Penurunan kecemasan

Aktifitas:

1) Gunakan ketenangan, meyakinkan pendekatan

2) Jelaskan semua prosedur

3) Lihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stress

4) Sediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis

5) Tetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takut

6) Tanggapi perilaku

7) Ciptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaan

8) Menyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan ketakutan

9) Identifikasi perubahan tingkat kecemasan

10) Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasan

11) Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi

12) Gunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika diperlukan

9
3) Resiko jatuh

Definisi : peningkatan kerentanan untuk jatuh yang dapat menyebabkan bahaya.

Faktor resikonya yaitu kognitif dan lingkungan

NOC

1) Keseimbangan

2) Gerakan terkoordinasi

3) Tidak ada kejadian jatuh pengetahuan keselamatan fisik

4) Pengetahuan keamanan pribadi

NIC

1) Mengindentifikasi defisit kognitif atau fisik pasien yang dapat meningkatkan

potensi jatuh dalam lingkungan

2) Mengindentifikasi prilaku dan faktor yang mempengaruhi resiko jtuh

3) Mengindentifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan resiko jatuh

4) Mendorong pasien untuk menggunakan tongkat atau alat bantu lainnya

5) Sarankan perubahan dalam gaya berjalan

6) Memantau kemampuan untuk mentrasfer dari tempat tidur ke kursi dan

sebaliknya

7) Ajarkan pasien begaimana untuk meminimalkan cedera

8) Memberikan pencahayaan yang memadai

9) Menyediakan jalur anti tergelincir dan menyediakan lamu malam disamping

tempat tidur.

10
WOC KATARAK

Katarak

Usia penuaan Penyakit sistemik DM

Lensa secara Mata buram


bertahap seperti kaca Ketidakseimban
Kadar glukosa gan metabolism
darah meningkat protein mata
Blocking sinar
Metabolit larut yang masuk
air dengan BM kornea Protein dalam
Sorbitol
rendah masuk serabut2 lensa di
menetap
ke sel pada bawah kapsul
Otak didalam
nucleus lensa mengalami
mempresentasikan lensa
detursi
sebgai bayangan
Lensa menjadi berkabut
cembung iris
Protein lensa
terdorong kedepan
berkoagulasi
Pandangan
kabur
Sudut bilik mata
depan sempit Protein lensa
Gangguan terputus
sensori disertai
perceptual dengan influx
Aliran COA tak
(visul) air kelensa
lancar

TIO meningkat ketakutan Serabut lensa


yang tegang
menjadi patah
Resiko
cidera

Transmisi sinar
terganggu

Resiko Pandangan Menghambat jalan cahata


jatuh berkabut kerentina

11
2.2 Contoh Kasus Asuhan Keperawatan Pada pasien Katarak

Contoh kasus :

Ny. E (65 th), datang ke poliklinik RS.Dr.M.Djamil Padang bersama Keluarga,

mengeluh ketajaman penglihatannya menurun, silau dan sering menabrak perabotan

dan benda di sekitar rumah pada malam hari. 1 hari yang lalu Ny.E jatuh di kamar

mandi karena pandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai kamar

mandi dan lantai kamar. Dari pemeriksaan lensa tampak keruh. Hasil konsultasi

dengan dokter spesialis mata Ny.E disarankan untuk segera menjalani operasi katarak.

Ny.E belum bisa memutuskan untuk menerima saran tersebut, karena takut akan

mengalami kebutaan setelah operasi nanti. Menurut Ny.E, tetangganya mengalami

gangguan penglihatan lebih parah setelah menjalani operasi katarak.

1. Pengkajian

a. Identitas / Data Biografi

Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain mengenai identitas

pasien.

b. Riwayat kesehatan

a) Keluhan Utama

Klien mengeluh ketajaman penglihatannya menurun, silau dan sering menabrak

perabotan dan benda di sekitar rumah pada malam hari. 1 hari yang lalu Ny.E jatuh di

kamar mandi karena pandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai

kamar mandi dan lantai kamar.

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ny. E (65 th), datang ke poliklinik RS.Dr.M.Djamil Padang bersama Keluarga,

mengeluh ketajaman penglihatannya menurun, silau dan sering menabrak perabotan

dan benda di sekitar rumah pada malam hari. 1 hari yang lalu Ny.E jatuh di kamar

12
mandi karena pandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai kamar

mandi dan lantai kamar. Dari pemeriksaan lensa tampak keruh. Hasil konsultasi

dengan dokter spesialis mata Ny.E disarankan untuk segera menjalani operasi katarak.

Ny.E belum bisa memutuskan untuk menerima saran tersebut, karena takut akan

mengalami kebutaan setelah operasi nanti.

c) Riwayat Kesehatan yang lalu

Tanyakan kepada klien apakah klien memiliki penyakit yang bisa memicu klien

memiliki penyakit katarak tersebut.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga

Tanyakan apakah anggota keluarga klien pernah menderita diabetes, hipertensi dan

yang lainnya.

c. Pengkajian pola fungsional gordon

a) Riwayat Pola Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

Klien mengalami bahwa ketajaman penglihatannya menurun, silau dan sering

menabrak perabotan dan benda di sekitar rumah pada malam hari. Selain itu klien

juga merasa bahwa pandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai.

b) Pola Nutrisi Metabolik

Kaji bagaimana pola nutrisi klien, makanan dan cairan apa yang disukai klien ataupun

pantangan klien. Apakah klien merasa mual atau muntah. Dan bagaimana klien

dengan pola nutrisinya sewaktu sebelum sakit dan sekarang.

c) Pola Eliminasi-Defekasi

Kaji bagaimana pola eliminasi dan defekasi klien. Tanyakan bagaimana warna,

jumlah, bau, konsistensi eliminasi dan defekasi klien. Apakah mengalami perubahan

karena penyakit yanh diderita klien atau tidak. Apakah klien mengalami diare atau

wasir.

13
d) Pola Aktivitas dan Latihan

Klien mengatakan bahwa ketajaman penglihatannya menurun, silau dan sering

menabrak perabotan dan benda di sekitar rumah pada malam hari. Selain itu klien

juga merasa bahwa pandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai.

Kaji bagaimana pola aktivitas dan latihan klien, apakah mengalami gangguan atau

tidak. Kaji apakah klien dapat melakukan aktivitasnya sendiri atau dibantu keluarga.

a) Pola Tidur dan Istirahat

Kaji bagaimana pola istirahat dan tidur klien selama sakit dan bandingkan dengan

pola tidur klien sebelum sakit, apakah terjadi perubahan atau tidak. Kaji kepuasan

klien terhadap istirahat dan tidur klien tersebut.

f) Pola Kognitif-perseptual

Klien mengalami penurunan ketajaman penglihatan, klien sering merasa silau dalam

melihat sesuatu hal dan mengakibatkan klien sering menabrak perabotan dan benda

disekitar rumah pada malam hari. Klien juga mengatakan bahwa penglihatannya

kabur dan susah melihat perbedaan tinggi lantai.

g) Pola Persepsi Konsep Diri

Klien mengalami kecemasan setelah berkonsultasi dengan dokter. Klien mengatakan

bahwa dia mendengar bahwa proses pengobatan yang disarankan dokter terjadi juga

pada tetangga klien dan hasilnya matanya semakin mengalami keparahan.

h) Pola Peran dan Hubungan

Kaji bagaimana peran klien dalam keluarga dan lingkungannya. Dan kaji bagaimana

hubungan klien dengan anggota keluarga dan lingkungan disekitar temapat tinggal

klien tersebut.

i) Pola Seksualitas dan Reproduksi

14
Biasanya terjadi penurunan seksualitas karena kondisi klien yang lemah dan nyeri

yang dirasakan.

j) Pola Koping dan Toleransi Stress

Kaji bagaimana klien menghadapi stres yang dialaminya dan siapa saja yang biasa

membantu klien dalam menghadapi stres yang klien rasakan.

k) Pola Nilai dan Kepercayaan

Biasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivtas.

d. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan tanda tanda vital

b) Kesadaran umum

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA KASUS Ny. E BESERTA NANDA,

NOC, NIC

1. Diagnosa Pre Operasi

1. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan

Tujuan : Cidera tidak terjadi.

Kriteria hasil : Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan

Intervesi :

3) Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba.

4) Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan bahaya.

d) Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.

e) Singkrkan sedotan dari baki.

f) Pastikan pintu dan laci tetap tertutup atau terbuka secara sempurna.

5) Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda dimana klien dapat melihat dan

meraihnya tanpa klien menjangkau terlalu jauh.

15
6) Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan rumah untuk kemungkinan

bahaya.

f) karpet yang tersingkap.

g) Kabel listrik yang terpapar.

h) Perabot yang rendah

i) Binatang peliharaan

j) Tangga

2. Ketakutan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur

tindakan pembedahan

NANDA

Defenisi : Sebuah perasaan ketidaknyamanan, tidak enak atau takut samar-samar

disertai oleh respon otonom sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh

individu, perasaan ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. itu adalah

mengubah sinyal yang memperingatkan bahaya yang akan datang dan memungkinkan

individu untuk mengambil langkah-langkah untuk menghadapi ancaman

Batasan karakteristik:

8) Insomnia

9) Kawatir

10) Menggigil

11) Gelisah

12) Tidak nafsu makan

13) Tekanan darah meningkat

14) Sulit konsentrasi

NOC :

Kontrol kecemasan

16
Indikator:

10) Memonitor intensitas kecemasan

11) Mengeliminasi penyebab kecemasan

12) Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas

13) Merencanakan strategi koping

14) Gunakan strategi koping yag efektif

15) Gunakan teknik relaksasi

16) Perhatikan hubungan social

17) Laporkan tidur yang tidak adekuat

18) Control respon cemas

NIC :

Penurunan kecemasan

Aktifitas:

1) Gunakan ketenangan, meyakinkan pendekatan

2) Jelaskan semua prosedur

3) Lihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stress

4) Sediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis

5) Tetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takut

6) Tanggapi perilaku

7) Ciptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaan

8) Menyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan ketakutan

9) Identifikasi perubahan tingkat kecemasan

10) Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasan

11) Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi

12) Gunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika diperlukan

17
2.4PERSIAPAN YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT SEBELUM

MELAKUKAN OPERASI

Tindakan yang harus dipersiapkan oleh perawat sebelum melakukan operasi,

antara lain :

1) Membuat dan menentukan kontrak dengan klien sebelum melakukan operasi

2) Menjalin kerjasama dengan klien agar perawat dapat memberikan pelayanan

keperawatan dengan maksimal.

3) Memberitahukan bahaya dan keuntungan tindakan operasi yang akan dilakukan

4) Menjelaskan tujuan prosedur operasi

5) Memberikan pendidikan keperawatan setelah dilakukannya prosedur operasi

6) Memberitahukan hal hal yang harus dihindari dan yang boleh dilakukan setelah

tindakan operasi

Pendidikan keperawatan setelah tindakan Post Operasi, antara lain :

1) Tanda dan gejala infeksi ( kemerahan, pandangan kabur, nyeri, bengkak, berair )

2) Tanda dan gejala peningkatan TIO ( Nyeri, mual, pandangan menurun )

3) Proteksi untuk mata ( kacamata )

4) Pengobatan dan tekhnik menggunakan tetes mata

Beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada pasien post operasi katarak,

yaitu :

Hal yang boleh dilakukan Hal yang tidak boleh dilakukan

1) Memakai dan 1) Menggosok mata

meneteskan obat seperti 2) Membungkuk terlalu

yang dianjurkan dalam

2) Memakai penutup mata 3) Menggendong yang berat

seperti yang 4) Membaca berlebihan

18
dinasihatkan 5) Mengedan terlalu keras

3) Melakukan pekerjaan saat BAB

yang tidak berat 6) Berbaring ke sisi mata

4) Bila memakai tali yang baru dibedah

sepatu jangan

membungkuk akan

tetapi kaki diangkat ke

atas

19
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi

pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa),

denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai

kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat

dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan

menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada

setiap lensa mata dapat bervariasi.

3.2 SARAN

Penulis mengharapkan semoga dengan adanya tulisan ini, bisa menambah

pengetahuan pembaca terhadap penyakit yang banyak terjadi di Indonesia, khususnya

penyakit katarak. Semoga pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya terhadap

tulisan yang telah dibuat ini. Karna kritikan adalah suatu alat yang bisa mengukur

sampai dimana keberhasilan kita di buat, semakin banyak masukan dan kritikan,

semoga kedepannya penulis dapat lebih baik dalam tulisannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. Jakarta : EGC.
Ilyas, Sidarta. (1998). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI
Johnson, M; Maas, M; Moorhead, S.(2000). Nursing Outcome Classification
(NOC).Mosby : Philadelphia.
Manjoer, A.et ell. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media
Ausculapius.
Mc Claskey, J and Bulacheck, G.(2000). Nursing Intervensions Classification (NIC).
Mosby: Philadelphia.
Nanda. (2000). Nursing Diagnosis: Prinsip-prinsip dan Classification 2005-2006.
Philadelphia.
Nurarif, Amin dkk. (2015). Aplikasi NANDA NIC-NOC JILID 2. Yogyakarta : Media
Action
Price, Sylvia Anderson. (2006). Patofisilogi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3.
Jakarta : EGC.
Suddart, brunner. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.3. Jakarta :
EGC.
Sirait, Median. (2007). ISO ( Informasi Spesialite Obat Indonesia ) Vol 42. ISSN (
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ). Jakarta : PT. Ikrar Mandiriabad

21

Anda mungkin juga menyukai