Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

Nama : khoiriyah

Nim : 1710211008

Kelompok : 3

Tanggal Praktikum : 29

Tanggal Penyerahan: 04

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2018
BAB l
PENDAHULUAN

1.1Tujuan
1. Mengenal beberapa reaksi khas/warna dari karbohidrat.
2. Mampu membedakan jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya.
3. Mampu melakukan analisa karbohidrat dengan reaksi-reaksi khas.
4. Untuk mengetahui adanya karbohidrat dan jenis karbohidrat dalam suatu bahan.

A. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa organik terbanyak di alam dan lebih
setengah dari semua karbon organik terdapat dalam karbohidrat. Kebanyakan dari
senyawa-senyawa ini mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. Struktur umumnya
adalah (HCOH)n, yang juga dapat ditulis (C.H2O)n atau Cn(H2O)n, oleh karena itu
dinamakan karbo (C) – hidrat/air (H2O). Karbohidrat adalaha aldehida atau keton dari
alkohol polihidrat atau komponen yang menghasilkan derivat/turunan ini setelah
hidrolisis, dengan kata lain polisakarida merupakan polihidroksi aldehida (aldosa)
atau polihidroksi keton (ketosa).
Karbohidrat diklasifikasikan sebagai monosakarida, disakarida, oligosakarida,
dan polisakarida (menurut jumlah unit gula sederhana yang dikandung).
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan komponen
dari disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat (monosakarida) memiliki
gugus karbonil pada ujung dari struktur molekulnya sehingga senyawa ini memiliki
sifat sebagai senyawa pereduksi. Oleh karena itu monosakarida atau gula sederhana
disebut juga gula pereduksi (reducing sugar), yaitu mampu mereduksi ion tembaga
Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O). Disakarida yang memiliki ujung pereduksi juga merupakan
gula pereduksi.
Karbohidrat sangat penting bagi makhluk hidup karena merupakan sumber
energi dan unsur penyusun struktur. Berdasarkan kebiasaan konsumsi, 50% - 90%
karbohidrat yang dikonsumsi berasal dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, dan
kacang-kacangan. Walaupun kegunaan utama karbohidrat adalah sebagai sumber
energi, hanya sebagian kecil yang dapat disimpan dalam tubuh. Rata-rata orang
dewasa mampu menyimpan sekitar 370 gram karbohidrat dalam bentuk gliogen di
hati dan otot. Oleh karena 1 gram karbohidrat hanya menyediakan 4 kalori, cadangan
karbohidrat dalam tubuh secara total hanya dapat memberikan 1480 kalori atau setara
dengan setengah dari kebutuhan kalori harian. Jika jumlah kalori yang dikonsumsi
melebihi kebutuhan harian maka kelebihannya akan dikonversi menjadi lemak dan
disimpan di jaringan adiposa.
Karbohidrat juga bisa diartikan sebagai merupakan senyawa yang terbentuk
dari molekul karbon,hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi
utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsiakan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung, dan otot
serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau
bekerja.Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa,
fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa dan laktosa. Jenis
karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti
madu, buah- buahan dan susu.Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah
pati,glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, dan serat.Sehari-hari kita
melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan,
mandi, makan, dan sebagainya atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan.
Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi,energi yang diperlukan ini kita
peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu
mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan
lemak. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat
tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat
juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa
makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa
)menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi.Kita dapat
mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari , baik yang
berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam
proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosadan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan
manusia.Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan
fruktosa. Ujungdari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus
aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan
disakarida(laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai
gula pereduksi.Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan
aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula
pereduksi yang dihasilkan.
BAB ll

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat:
1. Tabung reaksi
2. beaker glass
3. gunting
4. pengaduk
5. kelereng
6. stamper
7. mortar.
Bahan:
1. Sukrosa (gula tebu)
2. Laktosa (susu sachet)
3. Selulosa (tisu)
4. Fruktosa (pisang)
5. Polisakarida (kentang rebus)
6. alkohol 96%
7. α-naftol
8. CuSO4
9. Cu(CH3COOH)2)
10. reorcinol
11. FeCl3
12. 6H2O 10%
13. HCl pekat
14. hati/daging ayam
15. lasam asetat 1%
16. etanol.
2.2 Cara Kerja Uji Kualitatif Karbohidrat
Reaksi-Reaksi Khas Karbohidrat

1. Reaksi Molish
Reaksi atau uji Molish merupakan uji umum bagi karbohidrat. Pereaksi Molish:
10 gram α-naftol dilarutkan dalam 100 mL alkohol 96%.
Prosedur:
a. Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 2 mL larutan karbohidrat (sampel) ke
dalam masing-masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 2-3 tetes larutan α-naftol (pereaksi Molish) dan kocok.
c. Sedikit miringkan tabung reaksi (300 - 450 terhadap bidang datar/meja), secara
perlahan-lahan (tetes demi tetes) dan hati-hati tambahkan 3 mL larutan asam
sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi.
d. Amati perubahan yang terjadi. Cincin ungu antara dua permukaan larutan
sampel dan asam sulfat menandakan adanya karbohidrat.
2. Reaksi Benedict

Reaksi Benedict merupakan uji untuk gula-gula pereduksi. Pereaksi Benedict:


1,73 gram CuSO4 natrium sitrat dan 10 gram natrium karbonat dilarutkan dalam
85 mL air. Tambahkan air hingga volume 100 mL.
Prosedur:
a. Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 2 mL larutan karbohidrat (sampel) ke
dalam masing-masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 3 mL pereaksi Benedict dan kocok.
c. Tempatkan tabung reaksi dalam air mendidih.
d. Amati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi Barfoed

Reaksi Barfoed merupakan uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida.


Warna merah bata setelah pemanasan 5 menit menunjukkan adanya
monosakarida. Pereaksi Barfoed: 6,65 gram kristal tembaga asetat
[Cu(CH3COOH)2)] dilarutkan dilarutkan dalam 80 mL air dan ditambahkan
dengan 0,6 mL asam asetat glacial/murni. Tambahkan air hingga 100 mL.
Prosedur:
a. Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 1 mL pereaksi Barfoed ke dalam masing-
masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 1 mL larutan sampel dan kocok.
c. Masukkan semua tabung reaksi ke dalam air mendidih selama 3 menit.
d. Amati perubahan yang terjadi.
Catatan: Pemanasan lebih dari 3 menit dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis
disakarida menjadi monosakarida.
4. Reaksi Seliwanoff

Reaksi Seliwanoff merupakan uji untuk membedakan gula ketosan dari gula
aldosa. Endapan merah tua merupakan indikasi adanya gula ketosa. Pereaksi
Seliwanoff: larutkan 0,05 gram reorcinol dalam 100 mL HCl encer (HCl
pekat:H2O = 1:2).
Prosedur:
a. Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 2-3 tetes larutan karbohidrat ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 5 mL larutan reorcinol pada setiap tabung reaksi.
c. Masukkan tabung reaksi ke dalam air mendidih dengan posisi sejajar.
d. Amati dan catat perubahan warna setiap tabung setelah 1 menit dan setelah 4
menit.

5. Reaksi Iodium
Reaksi Iodium merupakanuji untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan
monosakarida.
Prosedur:
a. Siapkan 5 tabung reaksi, masukkan 2 mL larutan karbohidrat ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
b. Tambahkan 2-3 tetes larutan Iodium pada setiap tabung reaksi.
c. Masukkan tabung reaksi ke dalam air dingin.
d. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi.

Isolasi Glikogen dari Daging/Hati Ayam


Glikogen merupakan karbohidrat cadangan pada hewan, mirip dengan
amilopektin (pati) pada tumbuhan. Glikogen lebih mudah larut dalam air
dibandingkan pati tanaman. Glikogen mudah diendapkan dengan penambahan etanol.
Prosedur:
a. Tiimbang 1-2 gram hati/daging ayam dan letakkan dalam petridish.
b. Hancurkan/potong-potong jaringan hati dengan menggunakan gunting hingga
hancur.
c. Tambahkan 4 mL air mendidih dan campurkan/aduk dengan pengaduk.
d. Pindahkan campuran ke dalam tabung reaksi dan panaskan di atas pembakar
spiritus selama 2 menit untuk mengendapkan protein.
e. Pindahkan campuran ke dalam mortar dan gerus hingga tidak ada gumpalan.
f. Tambahkan 1 mL air dan pindahkan ke dalam tabung reaksi.
g. Panaskan tabung reaksi dalam air panas selama 30 menit. Gunakan kelereng
sebagai penutup tabung reaksi untuk menghindari campuran menjadi kering
selama pemanasan.
h. Tambahkan 10 tetes larutan asam asetat 1% untuk meningkatkan pengendapan
protein.
i. Saring campuran dan ambil filtrat.
j. Bagi filtrat ke dalam tabung reaksi dan beri label 1, 2, dan 3 untuk pengujian
lanjutan.
1) Tabung 1, pengendapan glikogen oleh etanol. Tambahkan beberapa tetes
etanol ke dalam larutan glikogen. Amati perubahan yang terjadi.
2) Tabung 2, uji iodium. Tambahkan beberapa tetes iodium dan amati perubahan
yang terjadi. Warna merah menunjukkan adanya glikogen.
3) Tabung 3, hidrolisis glikogen oleh enzim katalase hati. Tambahkan 100 mL
ekstrak hati dan biarkan 5-10 menit. Ambil 1 mL campuran dan tambahkan
beberapa tetes iodium.
BAB lV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dengan judul “ uji kualitatif karbohidrat” yang bertujuan
untuk mengenal beberapa reaksi khas/ warna dari karbohidrat serta mampu membedakan
jenis karbohidrat berdasarkan uji khasnya dan mampu melakukan analisa karbohidrat dengan
reaksi-reaksi khas lalu mampu untuk mengetahui danya karbohidrat dn jenis karbohidrat
dalam suatu bahan. Adapun hasil praktikum yang telah kami lakukan di laboratorim akan
kami jabarkan sebagai berikut:

Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik.
sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan
amilum/selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan
karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan
cadangan energi, yang melalui proses metabolisme. Banyak sekali makanan yang kita makan
sehari hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi/beras, singkong, umbi-umbian, gandum,
sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah buahan lainnya, namun pada saat kami melakukan
praktikum ada beberapa bahan yang mengandung karbohidrat da nada juga ang sebagian
tidak mengandung karbohidrat antara lain:
Gula tebu ( sukrosa) yang dilarutkan kedalam 100 ml aquadest dalam praktikum ini
adalah Tanaman tebu termasuk salah satu anggota dari Familia Graminae, sub familia
Andropogonae. Banyak ahli berpendapat bahwa tanaman tebu berasal dari Irian. kandungan
yang terdapat pada batang tebu .
1.Air (75 – 85 %) Air merupakan komponen yang paling besar di dalam tebu sehingga untuk
mendapatkan gula, komponen air harus dihilangkan sebanyak-banyaknya pada proses
penguapan dan kristalisasi.
2. Sukrosa (10 – 12 %) Sukrosa terdapat pada semua tanaman tebu. Kandungan sukrosa yang
terbanyak terdapat pada bagian batang. Sifatnya stabil dalam suasana alkalis.
3. Gula Reduksi (0,5 – 2 %) Gula reduksi yaitu glukosa dan fruktosa dalam perbandingan
yang berlebihan satu sama lain. Semakin masak tebu, semakin sedikit gula reduksinya. Proses
pemecahan dalam gula reduksi akan menimbulkan kerugian pada industri gula. Suhu tinggi
dan pH tinggi akan mempercepat perpecahan gula reduksi, sehingga itu perlu dihindarkan.
4. mempertahankan pH > 7 dengan temperatur proses pemurnian tidak terlalu tinggi.
5. Senyawa Anorganik (0,2 – 0,6 %) Senyawa anorganik yang terdapat di dalam tebu antara
lain Fe2O3, Al2O3, MgO, CaO, K2O, SO3, dan H2SO4. Senyawa-senyawa tersebut berasal
dari tanah dan dari pupuk yang dapat dipisahkan pada proses pemurnian.
6. Senyawa Phosphate Senyawa ini adalah senyawa yang penting dalam proses pemurnian
karena senyawa ini dapat menarik dan mengendapkan kotoran Senyawa Organik (0,5 – 1 %)
Senyawa organik dalam tanaman tebu sebagian besar dalam bentuk Asam Laktat, Asam
Suksinat, serta Asam Glukonat. Jika tebu busuk, asam akan teroksidasi menjadi asam laktat.
Susu yang dilarutkan kedalam 100 ml aquadest dalam praktkum ini merupakan suatu
emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air
dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat
pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan
kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%.
Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik. Mutu protein
susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan terutama sangat kaya akan lisin,
yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
Tisu yang dilarutkan kedalam 100 ml aquadets dalam praktikum ini adalah jenis
Selulosa dari karbohidrat. selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam
dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuhtumbuhan. Selulosa merupakan
polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa
merupakan polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4%
dalam air menghasilkan Dglukosa. Adapun hubungannya tisu dengan sel pelindung seperti
batang, dahan, daun pada tumbuhan adalah dalam pembuaatan tisu diperlukan bahan-bahan
baku seperti daun, batang , dahan dari tumbuhan seperti halnya pada tumbuhan pisang, kulit
pisang bisa dijadikan sebagai salah satu bahan baku yang bisa dibuat tisu melalui beberapa
proses yang dapat mempengaruhi antara lain Pada penelitian pembuatan tisu dengan variasi
waktu pengeringan dan variasi jenis limbah organik terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi. Hal-hal yang mempengaruhi tersebut adalah bahan baku yang digunakan,
jenis tisu, komponen lignoselulosa, pulping, dan bleaching.
Pisang Buah yang dilarutkan kedalam aquadest 100 ml dalam praktikum ini
mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya mineral seperti kalium,
magnesium, besi, fosfor dan kalsium, juga mengandung vitamin B, B6 dan C serta serotonin
yang aktif sebagai neutransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Nilai energi pisang rata-rata
136 kalori untuk setiap 100 g. Bila dibandingkan dengan jenis makanan lainnya, mineral
pisang khususnya besi dapat seluruhnya diserap oleh tubuh. Contohnya saja Kandungan
kimia pisang muli Karbohidrat 25,60 %, Kalori (kal)99,00, Vitamin A (SI) 61,80, Vitamin C
(mg) 4,00, Air (%) 72,10.
Kentang rebus yang dilarutkan kadalam aquadest 100 ml dalam praktikum ini
memiliki kandungan sebagai berikut
1.Kentang rebus Nutrisi
Apabila kentang seberat 300 gram direbus bersama dengan kulitnya tanpa dikupas terlebih
dahulu, maka kentang tersebut memiliki kandungan 261 kalori, 0,3 gr lemak dan 5,6 gr
protein. Akan tetapi apabila dikupas sebelum direbus, akan membuatnya kehilangan 0,5 gr
protein. Namun, baik dikupas ataupun tidak kalori dan lemaknya tetap sama. Begitu pula
dengan kandungan seratnya sebesar 5,4 gr ditambah 2,6 gr gula alami.
2.Vitamin
Kentang rebus mengandung banyak kandungan Vitamin B – kompleks. Vitamin ini dapat
membantu pembentukan sel darah. Selain itu, vitamin B – kompleks juga membantu
mengurai karbohidrat dan lemak dari makanan yang Anda konsumsi serta mampu mengurai
energi dari protein. Satu buah kentang rebus yang berukuran sedang akan mencukupi
setengah dari kebutuhan vitamin B-6 harian tubuh. Ditambah lagi asupan harian niacin dan
thiamin sebesar 30 %. Kentang rebus juga memiliki kandungan vitamin C cukup banyak.
Tapi bila kentang tersebut dikupas kulitnya terlebih dahulu sebelum direbus, vitamin C yang
ada didalamnya akan menyusut sampai setengahnya.
3.Mineral
Kentang mengandung mineral seperti fosfor, potasium dan magnesium. Dengan adanya
beberapa jenis mineral tersebut, akan membantu kesehatan untuk membangun jaringan saraf,
fungsi otot dan kesehatan tulang. Kentang rebus berukuran besar yang dikonsumsi juga bisa
mencukupi ¼ kebutuhan harian tubuh akan kalium. Kentang yang direbus tanpa dikupas juga
bisa memenuhi kebutuhan harian magnesium dan fosfor sampai 20 %.
Al-kohol yang digunakan sebagai pelarut dalam dalam reaksi molish pada praktikum
ini adalah kadar ukuran untuk menentukan sesuatu, atau jumlah hasil pengukuran dalam
persentase mengenai gejala tertentu yang terdapat pada populasi tertentu dalam keadaan dan
jangka waktu tertentu. Jadi kadar alkohol dalam obat berarti banyaknya atau persentase
alkohol dalam obat. α-naftol yang dilarutkan kedalam 100 ml al-kohol pada praktikum
ini adalah persenyawaan-persenyawaan kimia jenis fenolik yang diperoleh dengan
menggantikan satu atau lebih hidrogen dengan gugus-gugus hidroksil. CuSO4 yang dilarutkan
kedalam 85 ml air dalam reaksi benedict adalah adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus
molekul CuSO4. Senyawa garam ini eksis di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-
beda. Cu(CH3COOH)2) yang dilarutkan kedalam 80 ml air dalam reaksi barfoed pada
praktikum ini adalah Tembaga(II) asetat, atau kupri asetat adalah senyawa kimia dengan
rumus Cu2(CH3COO)4, atau disingkat Cu2(OAc)4 di mana AcO- adalah ion asetat (CH3CO2-).
Secara komersial senyawa ini biasanya tersedia dalam bentuk hidratnya, yang mengandung
dua molekul air. Reorcinol yang dilarutkan kedalam 100 ml HCl encer pada reaksi
saliwanoff dalam praktikum ini merupakan senyawa yang sudah lama dan tidak asing lagi.
Resorsinol digunakan dalam produk kosmetik berupa krim untuk pengobatan jerawat sebagai
antipuritik, exfoliating agen atau keratolitik dengan konsentrasi sebesar 2,5% hingga 5%
(Martindale ed 28th). Namun beberapa penelitian menemukan gagasan bahwa beberapa
aplikasi dari resorsinol pada kulit bisa berhubungan dengan efek kelenjar tiroid yang
merugikan pada kulit manusia.
HCl yang digunakan sebagai pelarut reorcinol dalam reaksi saliwanoff adalah larutan
jernih, tidak berwarna dari hidrogen klorida (HCl) dalam air. Asam ini sangat korosif,
merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya dalam industri. Asam hidroklorida
ditemukan di alam sebagai asam lambung. Hati atau daging ayam yang di gunakan sebagai
bahan dalam isolasi glikogen merupakan jenis Glikogen merupakan ”pati hewan” yang
banyak terdapat pada hati dan otot, dan bersifat larut dalam air. Glikogen merupakan suatu
polimer yang struktur molekulya hampir sama dengan struktur molekul amilopektin.
Glikogen mempunyai banyak cabang (20-30 cabang) yang pendekpendek dan rapat.
Glikogen mempunyai berat molekul (BM) sekitar 5 juta dan merupakan molekul terbesar di
alam yang larut dalam air. Asam asetat yang digunakan sebagai peningkatan protein dalam
isolasi glikogen adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus
ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Etanol yang
digunakan untuk pengendapan glikogen pada praktikum ini disebut juga etil alkohol, alkohol
murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari., disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah
beberapa bahan yang kami gunakan dalam menguji kualitatif karbohidrat
Adapun reaksinya dalam menguji bahan tersebut ada 5 yang telah kami praktikumkan
didalam labortorium antara lain
Reaksi molish atau uji molish adalah Reaksi atau uji Molish merupakan uji umum
bagi karbohidrat. Pereaksi Molish: 10 gram α-naftol dilarutkan dalam 100 mL alkohol 96%.
Adapun langkah awal yang harus dilakukan dalam reaksi molish ini adalah menyiapkan 5
tabung reaksi, lalu masukkan 5 mL larutan karbohidrat (gula tebu, susu sacshet, tisu, pisang,
kentang rebus) ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian tambahkan 2-3 tetes larutan
α-naftol (pereaksi Molish) dan kocok, Sedikit miringkan tabung reaksi (300 - 450 terhadap
bidang datar/meja) secara perlahan-lahan (tetes demi tetes) dan hati-hati tambahkan 3 mL
larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Terakhir amatilah perubahan yang
terjadi. Dan setelah kami amati pada masing-masing sampel ternyata mengalami perubahan
baik warna ataupun bau. Untuk sampel pertama yaitu gula tebu mengalami perubahan
Sebelum dipanaskan berbau seperti gula dan berwarna putih, sesudah dipanaskan berwarna
biru dan berbau alcohol. Untuk sampel kedua yaitu susu sacshet mengalami perubahan
sebelum dipanaskan berwarna putih dan berbau tetap seperti susu, setelah dipanaskan
berwarna biru dan berbau seperti alkohol dan terjadi pengendapan. Untuk sampel ketiga yaitu
tisu mengalami perubahan sebelum dipanaskan tidak berbau dan berwarna putih sesudah
dipanaskan berbau seperti betadine dan berwarna biru. Untuk sampel keempat yaitu pisang
mengalami perubahan sebelum dipanaskan berbau seperti pisang dan berwarna bening
kekuningan sesudah dipanaskan berbau seperti betadine dan berwarna biru kehitaman. Untuk
sampel kelima yaitu kentang rebus mengalami perubahan Sebelum dipanaskan berwarna
bening kekuningan dan berbau sama yaitu kentang, sesudah dipanaskan berwarna biru
kehijauan dan berbau seperti betadine.

Jika dibandingkan dengan literatur yang didapat pada reaksi molish Uji ini berlaku
umum, baik untuk aldosa maupun ketosa. Caranya, karbohidrat ditambah H2SO4 melalui
dinding-dinding tabung. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk furfural yang
selanjutnya dikopling dengan α-naphtol membentuk senyawa gabungan berwarna ungu. Jika
yang dideteksi pentose akan terbentuk furfural, sementara itu jika aldosa yang dideteksi akan
terbentuk hidroksimetilfurfural.

Uji kualitatif pada karbohidrat yang kedua yaitu reaksi benedict atau uji benedict.
Perlu diketahui reaksi benedict adalah Reaksi Benedict merupakan uji untuk gula-gula
pereduksi. Pereaksi Benedict: 1,73 gram CuSO4 natrium sitrat dan 10 gram natrium karbonat
dilarutkan dalam 85 mL air. Tambahkan air hingga volume 100 mL. langkah awal yang kami
lakukan dalam uji benedict ini adalah menyiapkan 5 tabung reaksi, kemudian masukkan 2
mL larutan karbohidrat ( gula tebu, susu sacshet, tisu, pisang, kentang rebus) ke dalam
masing-masing tabung reaksi, setelh itu menambahkan 3 mL pereaksi Benedict dan di kocok.
Lalu menempatkan tabung reaksi dalam air mendidih dan langkah yang terakhir adalah
mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing sampel. Untuk sampel pertama yaitu
gula tebu mengalami perubahan sebelum dipanaskan berbau menyengat dan berwarna biru
terang setelah dipanaskan tidak memiliki bau dan berwarna hijau tosca serta terdapat
endapan. Untuk bahan yang kedua yaitu susu sacshet mengalami perubahan sebelum
dipanaskan tidak mememiliki bau dan berwarna putih kebiruan, setelah dipanaskan bau
menyengat seperti serbuk kayu dab berwarna orange dan terjadi endapan. Untuk sampel yang
ketiga yaitu tisu mengalami perubahan sebelum dipanaskan berbau seperti karet dan
berwarna biru muda setelah dipanaskan berbau menyengat dan terdapat endapan yang
berwarna hitam. Untuk sampel yang keempat yaitu pisang mengalami perubahan sebelum
dipanaskan berbau menyengat dan berwarna bening kebiruan sesudah dipanaskan bau tetap
dan berwarna kuning dan terdapat endapan. Untuk sampel yang kelima yaitu kentang rebus
mengalami perubahan sebelum dipanasakan memiliki bau dan berwarna biru tua kebiruan
sesudah dipanaskan berbau menyengat seperti serbuk kayu dan berwarna serta terdapat
endapan dibawahnya.

Jika dibandingkan dengan literatur yang didapat Uji ini positif untuk gula pereduksi/
gula inversi seperti glukosa dan fruktosa. Caranya gula reduksi ditambahkan dengan
campuran CuSO4 (tembaga sulfat), natrium sitrat (NaSO3) dan natrium karbonat (NaCO3)
lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida (Cu2O) yang berwarna merah
coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa/alkalis karena gula akan mereduksi dalam suasana
basa. Natrium sitrat berfungsi sebagai pengkelat Cu dengan membentuk kompleks Cu- sitrat.
Natrium karbonat berfungsi untuk menciptakan suasana basa. Berikut ini bentuk reaksi yang
terjadi pada uji benedict.

Uji kualitatif karbohidrat yang ketiga adalah reaksi barfoed, Reaksi Barfoed merupakan uji
untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Warna merah bata setelah pemanasan 5
menit menunjukkan adanya monosakarida. Pereaksi Barfoed: 6,65 gram kristal tembaga
asetat [Cu(CH3COOH)2)] dilarutkan dilarutkan dalam 80 mL air dan ditambahkan dengan 0,6
mL asam asetat glacial/murni. Tambahkan air hingga 100 mL. Langkah awal yang harus
dilakukan dalam melakukan uji coba ini adalah menyiapkan 5 tabung reaksi,lalu masukkan 1
mL pereaksi Barfoed ke dalam masing-masing tabung reaksi.Kemudian tambahkan 1 mL
larutan sampel ( gula tebu, susu sacshet, tisu, pisang, kentang rebus) dan kocok.lalu
masukkan semua tabung reaksi ke dalam air mendidih selama 3 menit. Terakhir mengamati
perubahan yang terjadi. Setelah kami amati untuk masing-masing sampel terjad perubahan
yaitu untuk sampel pertama ( gula tebu) mengalami perubahan sebelum dipanaskan tidak
berbau dan berwarna biru setelah dipanaskan larutan makin cerah dan tidak tercium bau
menyengat. Untuk sampel yang kedua yaitu susu sacshet mengalami perubahan sebelum
dipanaskan berwarna biru dan tercium bau namun tidak terlalu menyengat sesudah
dipanaskan larutan berubah semakin keruh dan terdapat gumpalan dan baunya manis. Untuk
sampel yang ketiga yaitu tisu mengalami perubahan sebelum dipanaskan berwarna biru cerah
dan baunya hambar sesudah dipanaskan sedikit tercium manis dan tidak mengalami
perubahan. Untuk sampel yang ketiga yaitu pisang mengalami perubahan sebelum
dipanaskan berwarna biru cerah dan baunya hambar sesudah dipanaskan sedikit tercium
manis dan tidak mengalami perubahan. Untuk sampel yang kelima yaitu kentang rebus
mengalami perubahan sebelum dipanaskan berbau tidak menyengat dan berwarna biru

sesudah dipanaskan tidak mengalami perubahan sama sekali atau tetap. Jika dibandingkan
dengan literatur yang didapat, reaksi borfoed Adalah uji untuk membedakan monosakarida
dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu, Cu2+menjadi Cu+ sehingga
menjadi endapan, untuk prosedur kerja dalam literatur ini langkah awal yaitu siapkan 2 ml
sampel yang telah ditambah 3 ml laruta barfoed, kemudian panaskan semua tabung dalam
pemanas air selama 15 menit, terakhir mengamati tabung yang memberikan endapan.

Uji kualitatif karbohidrat yang keempat adalah uji saliwanoff atau reaksi saliwanoff,
reaksi saliwanoff adalah Reaksi Seliwanoff merupakan uji untuk membedakan gula ketosan
dari gula aldosa. Endapan merah tua merupakan indikasi adanya gula ketosa. Pereaksi
Seliwanoff: larutkan 0,05 gram reorcinol dalam 100 mL HCl encer (HCl pekat:H2O = 1:2).
Langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan uji saliwanoff ini adalah menyiapkan 5
tabung reaksi, kemudian masukkan 2-3 tetes larutan karbohidrat ( gula tebu,susu sacshet, tisu,
pisang, kentang rebus) ke dalam masing-masing tabung reaksi. Lalu tambahkan 5 mL larutan
reorcinol pada setiap tabung reaksi. Setelah itu masukkan tabung reaksi ke dalam air
mendidih dengan posisi sejajar. Terakhir mengamati dan catat perubahan warna setiap tabung
setelah 1 menit dan setelah 4 menit. Setelah kami mengamati ternyata pada masing-masing
sampel terjadi perubahan setelah 1 menit dan 4 menit. Untuk sampel pertama yaitu gule tebu
mengalami perubahan, sebelum dipanaskan berwarna bening kekuningan dan tidak berbau
setelah dipanaskan 1 menit berwarna tetap dan tidak berbau, setelah 4 menit sama sekali tidak
terjadi perubahan sama halnya dengan perubahan setelah dipanaskan selama 1 menit. Untuk
sampel yang kedua yaitu susu sacshet mengalami perubahan sebelum dipanaskan berwarna
putih dan berbau seperti susu, setelah dipanaskan 1 menit berwarna keruh kekuningan dan
berbau, berselang 4 menit pemanasan warna tetap dan berbau seperti susu. Untuk sampel
yang ketiga yaitu tisu mengalami perubahan sebelum dipanaskan berwarna kekuningan dan
tidak berbau setelah dipanaskan 1 menit warna teteap dan sedikit bergelembung, setelah 4
menit pemanasan warna tetap dan gelembung banyak. Untuk sampel yang keempat yaitu
pisang mengalami perubahan sebelum dipanaskan berwarna bening kekuningan dan tidak
berbau, sesudah dipanaskan selama 1 menit mengalami perubahan menjadi bening
kekuningan dan tidak berbau, selepas pemanasan 4 menit berwarna bening kekuningan dan
bergelembung. Sampel yang terakhir yaitu kentang rebus mengalami perubahan sebelum
dipanaskan berwarna bening kekuningan dan tidak berbau, setelah dipanaskan 1 menit
berwarna kuning keruh dan tidak berbau, pemanasan berselang 4 menit berwarna putih
kekuningan, sedikit bergelembung serta berbusa dan tidak berbau.

Jika dibandingkan dengan literature yang didapat, Uji saliwanoff ini positif terhadap
ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi negative terhadap aldosa. Pereaksi dibuat dengan
mencampurkan resorsinol dengan HCl pekat kemudian diencerkan dengan akuades. Uji
dilakukan dengan menambahkan larutan sampel ke dalam pereaksi lalu dipanaskan dalam air
mendidih. Adanya warna merah menunjukkan adanya ketosa.

Uji kualitatif karbohidrat yang kelima adalah uji atau reaksi iodium, Reaksi Iodium
merupakanuji untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida. Langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam uji iodium ini adalah menyiapkan 5 tabung
reaksi,kemudian masukkan 2 mL larutan karbohidrat (gula tebu, susu sacshet, tisu, pisang,
kentang rebus) ke dalam masing-masing tabung reaksi. Lalu tambahkan 2-3 tetes larutan
Iodium pada setiap tabung reaksi. Setelah itu masukkan tabung reaksi ke dalam air dingin dan
yang terakhir mengamati dan mencatat setiap perubahan yang terjadi. Setelah kami
mengamati diperoleh utuk sampel pertama yaitu gule tebu mengalami perubahan sebelum
dipanaskan berwarna kekuningan dan tidak berbau serta dalam bentuk cair setelah
dipanaskan terdapat 2 lapisan yakni lapisan atas berwarna kuning kecoklatan. Untuik sampel
yang kedua yaitu susu sacshet mengalami perubahan sebelum dipanaskan berwarna bening
kekuningan dan berbau amis dalam bentuk cairan masih kental sesudah dipanaskan terjadi
emulsi, lapisan atas berwarna kuning dan lapisan berwarna bawah putih, terdapat cincin ,
tidak homogen dan berbau menyengat. Untuk sampel yang ketiga yaitu tisu mengalami
perubahan sebelum dipanaskan berwarna putih dan tidak berbau dalam bentuk cair sesudah
dipanaskan berwarna kuning dan bau sedikit menyengat seperti iodium. Untuk sampel yan g
keempat yaitu pisang mengalami perubahan sebelum dipanaskan berwarna kuning dan berbau
seperti pisang dalam bentuk cai setelah dipanaskan berwarna keruh dan tidak berbau. Untuk
sampel yang kelima yaitu kentang rebus mengalami perubahan sebelum dipanaskan tidak
berbau dan warna bening kekuningan sesudah dipanaskan terdapat endapat, lapisan atas
putih bening, tengah ungu dan bawah kental serta berbau menyengat.
Jika dibandingkan literatur yang kami dapat dan kami baca Polisakarida dengan
penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum
atau pati yang dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah
anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis akan membentuk warna
merah.

Pada uji Isolasi Glikogen dari Daging/Hati Ayam lankah awal yang harus dilakukan
dalam uji isolasi glikogen memindahkan campuran ke dalam tabung reaksi dan panaskan di
atas pembakar spiritus selama 2 menit untuk mengendapkan protein. Lalu menambahkan 10
tetes larutan asam asetat 1% untuk meningkatkan pengendapan protein. Setelah itu
memasukkan filtrat ke dalam tabung reaksi dan beri label 1, 2, dan 3 untuk pengujian
lanjutan. Untuk tabung 1, pengendapan glikogen oleh etanol.dengan cara menambahkan
beberapa tetes etanol ke dalam larutan glikogen.kemudian mengamati perubahan yang
terjadi. Tabung 2, uji iodium. Dengan cara menambahkan beberapa tetes iodium dan
selanjutnya mengamati perubahan yang terjadi. Dan hasilnya berwarna merah yang
menunjukkan adanya glikogen. Tabung 3, hidrolisis glikogen oleh enzim katalase hati.
Dengan cara menambahkan 100 mL ekstrak hati dan biarkan 5-10 menit lalu mengambil 1
mL campuran dan tambahkan beberapa tetes iodium. Kemudian kami mengamati perubahan
yang terjadi pada tabung reaksi yang ber label 1,2, dan 3. Untuk sampel yang pertama yang
kami amati yaitu tabung reaksi 1 diberikan 4 ml hati ayam. Kemudian di panaskan selama 2
menit. Selanjutnya diberikan 65 tetes etanol dan akhirnya mengalami perubahan menjadi 2
lapisan , lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna mengendap menjadi putih
keruh. Untuk sampel yang ke dua yang kami amati yaitu pada tabung reaksi 2 Setelah ditetesi
14 tetes iodium berubah menjadi 2 lapisan, pada lapisan atas berwarna kuning kunyit pada
lapisan bawah mengendap berwarna putih padahal sebelumnya berwarna coklat pudar. Dan
tabung reaksi 3 sebelumnya berwarna coklat pudar setelah ditetesi 15 tetes iodium warna
berubah menjadi 2 lapisan, warna lapisan bagian atas berwarna kuning kunyit pudar dan
lapisan bagian bawah terdapat endapan berwarna putih.

Berdasarkan literatur yangyang didapat bahwa uji isolasi glikogen daging/hati ayam
pada percobaan yang dilakukan, setelah hati ayam yang telah dihaluskan kemudian ditambah
air 1mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dipanaskan diatas api spirtus selama 10
menit, setelah dipanaskan ditambah dengan asam asetat sebanyak 10 tetes kemudian saring
campuran tersebut ambil filtratnya dan dipindah ke 3 tabung reaksi. Tabung yang pertama
dengan pengendapan glikogen yang ditetesi etanol sebanyak 3 tetes tidak terjadi perubahan
warna tetapi terbentuk endapan berwarna kuning telur , sehingga pada tabung 1 terdapat
glikogen dengan ditandai adanya endapan yang berwarna kuning telur . pada tabung 2 uji
iodium filtrat tadi di tetesi iodium sebanyak 3 tetes menghasilkan warna kuning dan ada
endapan , hal ini tidak sesuai dengan dasar teori , bahwa seharusnya filtrat hati ayam jika di
tetesi iodium hasilnya berwarna merah untuk menunjukkan adanya glikogen. Pada percobaan
yang dilakukan menghasilkan warna kuning ketika ditetesi iodium , maka percobaan pada
tabung 2 dikatakan gagal hal ini disebabkan oleh faktor ketidaktelitian praktikan ketika
melakukan prosedur percobaan . selanjutnya pada tabung 3 hidrolisis oleh enzim katalase hati
, dengan menambahkan 5 mL ekstrak hati kedalam tabung 3 diamkan selama 5-10 menit ,
kemudian ambil 1mmL campuran tadi dipindahkan ke tabung reaksi yang masih kosong dan
ditetesi iodium sebanyak 3 tetes. hasil dari tabung 3 menghasilkan warna coklat susu
kemerahan dan tidak ada endapan , hal ini sesuai dengan dasar teori bahwa uji positif jika
terjadi warna merah kecoklatan pada sampel hati ayam ketika di hidrolisis glikogen oleh
enzim katalase hati sehingga tabung 3 berhasil.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan warna pada masing masing uji
yaitu reaksi molish, reaksi benedict, reaksi barfoed, reaksi iodium dan isolasi glikogen dari
daging/hati ayam dan yang terakhir reaksi seliwanoff, yang pertama dipengaruhi adanya
perubahan suhu, dan waktu dan larutan sehingga masing masing reaksi mengalami perubahan
yang berbeda beda dari perubahan warna,bau dan bentuk.

Adapun sukrosa tidak termasuk gyla pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai
atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer
bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa
tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Jika kita
perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa
maupun fruktosa di dalam air digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki
gugus hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan
gula pereduksi.

Glikogen adalah polisakarida bercabang yang ditemukan pada hewan. Pada semua sel
mamalia, glukosa disimpan dalam bentuk glikogen. Namun, glikogen paling banyak terdapat
di sel hati dan kedua di sel otot. Glikogen juga dikenal sebagai pati hewan dan dianggap
sebagai sumber energi utama hewan. Glikogen adalah polimer besar yang terdiri dari
monomer glukosa. Struktur glikogen yang sangat bercabang didukung oleh dua ikatan seperti
ikatan glikosidik 1-4 α dan ikatan glikosidik 1-6 α antar monomer glukosa. Dibandingkan
dengan amilopektin, struktur glikogen sangat bercabang karena ikatan glikosida 1 -6 α yang
secara komparatif melimpah antar rantai glukosa. Sedangkan Tiga polisakarida yang sangat
penting dalam gizi manusia adalah pati, glikogen dan selulosa. Dari ketiganya, hanya pati dan
glikogen yang menyediakan energi bagi tubuh. Sedangkan selulosa penting dalam gizi
manusia karena menyediakan serat yang diperlukan dalam makanan. Pati merupakan
senyawa polisakarida yang banyak terdapat dalam tanaman dan merupakan homoplimer
glukosa dengan ikatan alpha-glikosidik. Pati bisa juga diartikan umbian. simpanan
karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan
manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-
umbian.
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah kami bahas dibab sebelumnya dapat kami simpulakan
bahwasanya untuk menguji kualitatif karbohidrat ada beberapa reaksi, reaksi-reaksi
karbohidrat antara lain reaksi molish, reaksi benedict, reaksi barfoed, reaksi saliwanoff,
reaksi iodium serta isolasi glikogen dari hati atau daging ayam. Dari reaksi molish setelah
terjadi perubahan pada masing-masing sampel menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan
tersebut, kemudian untuk uji benedict dari setiap perubahan bahan yang telah dilarutkan
menunjukkan adanya gula-gula pereduksi, selanjutnya yaitu reaksi barfoed, pada reaksi
barfoed apabila terjadi perubahan pada setiap bahan yang diujicobakan bisa membedakan
antara monosakarida dan disakarida, untuk yang keempat yaitu reaksi saliwanoff, jika
terdapat perubahan warna pada setiap bahan yang diujikan hal itu bisa membedakan antara
gula ketosan dan aldose. Yang kelima yaitu reaksi iodium, pada reaksi iodium apabila pada
bahan yang diujikan terdapat perubahan warna maka hal itu bisa membedakan polisakarida
dan disakarida.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Mata Kuliah Biokimia. 2018. Petunjuk Praktikum Biokimia. Jember : Universitas
Muhammadiyah Jember.

M. Nurkhozin dan Sri Mulyani. 2016. BIOKIMIA. karbohidrat. Yogyakarta : Andi


Yogyakarta.

Internet Online. eprint . Walisongo.ac.id/3907-ID-none.pdf. UJI AKTIVITAS ENZIM


PROTEASE DARI ISOLAT Bacillus sp. GALUR LOKAL RIAU. Diakses pada tanggal
28 Maret 2018, pukul 19:26 WIB.

Internet Online.EPRINTS.POLSRI .pdf.KRBOHIDRAT . Diakses pada tanggal 28 Maret


2018, pukul 19:26 WIB.

Anda mungkin juga menyukai