Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

diketahui berapa besar cadangan mineral (mineral reserves) yang ditemukan.

Cadangan ini merupakan hasil kajian kelayakan dari sumberdaya mineral (mineral

resources) yang didasarkan pada sejumlah faktor yaitu ekonomi, teknologi,

lingkungan, dan perundang-undangan. Kajian kelayakan dapat mulai dilakukan

terhadap sumberdaya mineral yang sudah diketahui besaran atau kuantitas dan

kualitasnya dengan kelas (kategori) tertentu yang berdasarkan eksplorasi

mempunyai tingkat keyakinan yang tinggi, atau mempunyai kesalahan yang

rendah bila ditambang.

Sumberdaya adalah bagian dari endapan/mineral dalam bentuk dan kualitas/kadar

tertentu serta mempunyai prospek yang beralasan untuk ditambang secara

ekonomi. Cadangan mineral adalah bagian dari sumberdaya tertunjuk dan terukur

yang dapat ditambang secara ekonomis. Informasi mengenai sumberdaya dan

cadangan mineral menjadi hal yang mendasar didalam merencanakan strategi

kebijakan nasional. Berdasarkan SNI No.5015:2011 tentang pedoman pelaporan

sumberdaya dan cadangan mineral, serta kode KCMI 2011, bahwa sumberdaya

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu sumberdaya tereka (inferred),

tertunjuk (indicated), dan sumberdaya terukur (measured), sedangkan cadangan

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu cadangan terkira (probable) dan

1
terbukti (proved). Perubahan status sumberdaya tertunjuk atau terukur menjadi

cadangan terkira, dan sumberdaya terukur menjadi cadangan terbukti dipengaruhi

oleh faktor-faktor penambangan dan metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum,

lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah.

Ada banyak metoda yang dapat dipakai untuk memodelkan dan mengestimasi

besarnya sumberdaya endapan mineral. Metoda estimasi sumberdaya yang paling

umum digunakan ada dua, yaitu (a) metoda konvensional yang terdiri dari metoda

cross section (penampang), metoda poligon (daerah pengaruh), dan isoline

(kontur) dan (b) metoda geostatistik yang umumnya menggunakan kriging

(Suprajitno, 2005).

Pada perusahaan pertambangan yang berskala besar sudah digunakan berbagai

metoda dan teknologi terbaru, namun bagi perusahaan pertambangan yang masih

berskala kecil, cara-cara tersebut sangat memberatkan karena memerlukan biaya

yang cukup besar. Oleh karena itu, metoda pemodelan dan estimasi sumberdaya

secara konvensional masih sering digunakan untuk memodelkan dan menghitung

besarnya sumberdaya suatu endapan mineral untuk mengurangi besarnya biaya

eksplorasi yang dikeluarkan.

Pada lokasi penelitian, sedang dilakukan kegiatan eksplorasi oleh PT. Kapuas

Prima Coal (PT.KPC) sebagai pihak pemegang Kuasa Pertambangan. Pada

beberapa prospect area sebelumnya, hasil estimasi yang dilakukan dengan

menggunakan metoda konvensional (cross section) kadang kurang sesuai dengan

kondisi sebenarnya di lapangan sehingga hal ini kadang merugikan pihak

2
perusahaan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dianggap perlu menerapkan

metoda geostatistik dalam melakukan estimasi sumberdaya endapan bijih skarn

agar hasil estimasi yang didapatkan lebih akurat, hal ini agar menghasilkan

keputusan yang tepat apakah sumberdaya pada lokasi tersebut layak ditambang

atau tidak. Penggunaan metoda geostatistik dalam mengestimasi sumberdaya

mineral akan memberikan hasil yang lebih akurat dan mendekati keadaan yang

sebenarnya di lapangan jika dibandingkan dengan menggunakan metoda estimasi

secara konvensional dengan metoda cross section.

1.2. Lokasi Penelitian

Berdasarkan kesepakatan awal dengan pihak perusahaan sebagai pemilik Kuasa

Pertambangan (KP), maka lokasi penelitian tidak disebutkan secara spesifik

dengan koordinat lokasi. Secara administrasi daerah penelitian terletak di Desa

Bintang Mengalih, Kecamatan Blantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Provinsi

Kalimantan Tengah. Daerah penelitian termasuk ke dalam peta geologi regional

lembar Tumbangmanjul, Kalimantan. Blok Ruwai merupakan bagian dari wilayah

pertambangan PT. Kapuas Prima Coal (KPC) sebagai pemegang KP. Luas area

sementara yang terdapat mineralisasi berdasarkan hasil pengeboran di PIT SW

Gossan adalah seluas 40357,71 m2.

Daerah penelitian berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu pada sebelah Timur

berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Barat, sebelah Selatan dengan

Kabupaten Sukamara, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang

(Prov. KalBar), dan sebelah Utara dengan Kabupaten Sintang (Prov. KalBar).

3
Gambar 1.1 Lokasi Penelitian
4

4
1.3. Perumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan terkait dengan penelitian yang dilakukan yaitu:

1) Bagaimana melakukan pemodelan geostatistik pada endapan bijih skarn

dengan menggunakan software Surpac.

2) Bagaimana penerapan metoda geostatistik dalam kegiatan estimasi

sumberdaya endapan bijih skarn.

3) Bagaimana perbandingan hasil estimasi sumberdaya endapan bijih skarn

menggunakan metoda cross section dan metoda geostatistik.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Melakukan pemodelan geostatistik endapan bijih skarn dengan

menggunakan bantuan software Surpac

2. Melakukan estimasi sumberdaya endapan bijih skarn dengan menggunakan

metoda geostatistik.

3. Melakukan perbandingan hasil perhitungan sumberdaya endapan bijih skarn

antara metoda konvensional (cross section) yang telah dilakukan pihak

perusahaan dengan metoda geostatistik (kriging), sehingga dapat diketahui

metoda mana yang hasilnya paling mendekati keadaan sebenarnya dalam

mengestimasi sumberdaya endapan bijih skarn pada daerah penelitian.

1.5. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ada beberapa batasan masalah yang dilakukan, antara lain:

1. Sumberdaya endapan bijih skarn yang dihitung berdasarkan data

pemboran eksplorasi yang telah dilakukan.

5
2. Sumberdaya yang dihitung dalam penelitian ini adalah sumberdaya Pb dan

Zn.

3. Pemodelan dan estimasi sumberdaya endapan bijih skarn menggunakan

software Surpac.

4. Dalam penelitian, metoda geostatistik digunakan untuk mengestimasi

sumberdaya.

1.6. Keaslian Penelitian

Penelitian di daerah Ruwai, Kabupaten Lamandau telah dilakukan oleh beberapa

peneliti yaitu :

a. Weltevreden (1921) mempelajari bijih besi di Kalimantan mengemukakan

bahwa ada indikasi bijih besi berupa bongkah-bongkah bijih berbagai ukuran

ditemukan di puncak Gn. Karim dan Gn. Segalung yang terletak di hulu S.

Belantikan, Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah.

b. Bemmelen, (1949) menyebutkan bahwa bijih besi di Kalimantan dapat

dibedakan menjadi bijih lateritik (lateritic ores), bijih magnetit - hematit

(hematite – magnetite ores) dan bijih limonitic (limonitic ores). Sedangkan

indikasi bijih besi magnetit – hematit di Kalimantan salah satunya ditemukan

di hulu S. Belantikan, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.

c. Nila (1995) melakukan pemetaan geologi lembar Palangkaraya skala


1:250.000

6
d. Widodo (2006) melakukan inventarisasi endapan besi primer di Kabupaten

Kotawaringin Barat dan Kabupaten lamandau Prov. Kalimantan Tengah.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan lokasi endapan besi yang terdiri dari

6 (enam) lokasi di Kabupaten Lamandau dan 1 (satu) lokasi di Kabupaten

Kotawaringin Barat. Dua lokasi diantaranya merupakan cebakan bijih besi

primer (bijih magnetit – hematit), satu lokasi tidak ditemukan adanya indikasi

endapan besi dan empat lokasi lainnya mengindikasikan sebagai endapan besi

laterit (tiga lokasi di Kabupaten Lamandau dan satu lokasi di Kabupaten

Kotawaringin Barat).

e. Arifudin Idrus dkk., (2011) melakukan penelitian dengan judul :

Characteristics of the Ruwai base metal-Ag skarn in tertiary middle

Kalimantan volcanic arc, Indonesia. Hasil penelitian menyatakan bahwa

Ruwai skarn deposit terbentuk sepanjang kontak antara batuan vulkanik di

Selatan dan batuan sedimen di Utara. Kontak litologi menyebabkan batuan

vulkanik berada di atas batuan sedimen. Batuan sedimen yang terdapat pada

Ruwai prospek terdiri dari siltstone, sandstone dan batugamping, yang

berkorelasi dengan akhir Triassic sampai pertengahan Cretaceous Ketapang

kompleks.

f. Fariz (2013) melakukan penelitian dengan judul: “Studi geologi dan

mineralisasi endapan skarn Zn-Pb-Ag berdasarkan pemetaan Pit tambang

Ruwai, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah”. Penelitian

menyebutkan struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu

7
kekar, antiklin, sesar naik Ruwai, sesar geser sinistral Ruwai, dan sesar turun

Ruwai. Pada daerah penelitian terjadi mineralisasi endapan skarn Zn-Pb-Ag.

Mineralisasi endapan skarn Zn-Pb-Ag terjadi pada kontak litologi

batugamping dengan batulanau. Mineralisasi ini terjadi akibat larutan

hidrotermal yang berasal dari intrusi yang menerobos batugamping dan

batulanau. Mineralisasi daerah penelitian dipengaruhi oleh struktur yang

berupa sesar naik Ruwai yang berarah N70o E/50o dan sesar geser sinistral

Ruwai yang berarah N 200o E-N 240o E dengan kemiringan 70o-80o.

Tipe alterasi daerah penelitian yaitu alterasi skarn prograde, alterasi skarn

retrograde, alterasi skarn kalk-silikat dan argilik serta zona hornfels.

Sementara mineralisasi daerah penelitian dibagi menjadi 4 macam yaitu skarn

prograde; skarn retrograde dicirikan dengan mineral epidot dan klorit; mineral

bijih dicirikan dengan adanya galena, sfalerit, kalkopirit, dan pirit; mineral

lempung dicirikan dengan mineral illit dan kaolinit. Paragenesis mineral

endapan skarn Zn-Pb-Ag berupa tipe overlapping dan tipe succesive. Tipe

overlapping dicirikan dengan adanya tekstur intergrowth dan tekstur

granular. Sementara tipe succesive dicirikan dengan tekstur replacement.

Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa

penelitian mengenai Analisis Geostatistik Untuk Pemodelan dan Estimasi

Sumberdaya Endapan Bijih Skarn Besi-Logam Dasar Di South West Gassan

Prospect, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah belum pernah

dilakukan.

8
1.7. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan

arahan kepada para pihak yang berkepentingan, khususnya terkait dengan

kegiatan estimasi sumberdaya pada tahap eksplorasi agar dapat melakukan

evaluasi atas kelayakan ekonomi dari sumberdaya bahan galian yang akan

diusahakan.

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk pihak perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

mengetahui estimasi sumberdaya pada daerah prospek sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakah lokasi tersebut layak untuk

ditambang atau tidak dan menentukan arah penambangan yang tepat secara

kuantitas dan kualitas pada prospect area.

2. Sedangkan manfaat dalam bidang keilmuan, penelitian ini dapat dijadikan

referensi metoda estimasi yang tepat dalam proses estimasi kadar sumberdaya

mineral.

Anda mungkin juga menyukai