Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA

OVARIOM DI RUANG GSR RSUD KOTA

MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

CANDRA DEWI S.Kep

DEFITRA PUSPITA A S.Kep NINDA NASRIATIN P S.Kep

FITRAYINI SALMIN S.Kep NYOMAN SARI AYU S.Kep

IDAWATI S.Kep OLDHI ADRIAN J .S.Kep

IKBAL NUR S.Kep RACHMAT NURHIDAYAT S.Kep

I KETUT SUPRIYANTO S.Kep RIJAL MASRURI M S.Kep

INDAH SARASWATI S.Kep RISDIYANTO S.Kep

KUSUMA FULAN NINGRAT S.Kep SACI LALITA R S.Kep

MAYANG SARI S.Kep SARTINI S.Kep

MISNAWATI S.Kep SITTI MARLINA S.Kep

NELIS S.Kep SUSIATIN HUSMAN S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Kangker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium

(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker

ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening

dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium

sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari

banyak kanker primer. (Wingo, 1995)

Kanker ovarium berasal dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel

germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis

organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan

sebagai kanker ovarium. Klasifikasi Kanker Ovarium yaitu terdiri dari :

1. Tumor epithelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada

umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor

ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis

tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis

kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas

teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang

berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignan Potential ) Beberapa gambaran EOC

dari emeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid dan sel jernih.

2. Tumor germinAL

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,

umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk

2
keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus

endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang

dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun

kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 %

pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat

dipertahankan.

3. Tumor stromal

Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang

memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan,

bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker

dengan derajat keganasan yang rendah. Stadium kanker ovarium primer menurut

FIGO (Federation InternationalofGinecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :

STADIUM I

Pertumbuhan terbatas pada ovarium Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada

suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di

permukaan luar, kapsul utuh. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium,

tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.

Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau

kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan

bilasan peritoneum positif.

STADIUM II

Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan kepanggul Stadium

2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba Stadium 2b : perluasan jaringan

pelvis lainnya Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan

3
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang

mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.

STADIUM III

Tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar

pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel

histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum Stadium 3a : tumor terbatas di

pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan

dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan

peritoneum abdominal. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan

implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi

2 cm, dan kelenjar getah bening negativ. Stadium 3c : implant di abdoment dengan

diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

STADIUM IV

Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila

efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke

permukaan liver.

Derajat keganasan kanker ovarium

Derajat 1 : differensiasi baik

Derajat 2 : differensiasi sedang

Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih

baik.

4
B. ETIOLOGI

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori

yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab dari kanker ovarium

yaitu:

1) Hipotesis incessant ovulation Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel

epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses

penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi

menjadi sel-sel tumor.

2) Hipotesi sandrogen Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker

ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung

reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi

pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

Faktor Resiko :

a) Diet tinggi lemak

b) Merokok

c) Alkohol

d) Penggunaan bedak talk perineal

e) Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium

f) Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium

g) Infertilitas

h) Menstruasi dini

i) Tidak pernah melahirkan

5
C. PATOFISIOLOGI

Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga terjadi tumor primer

dimana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan akan terjadi implantasi. Dimana

implantasi ini merupakan cirri khas dari tumor ganas ovarium. Gejala yang terjadi pada

kanker ovarium adalah gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume cairan

di rongga perut, sedangkan gejala samarnya yaitu : perut sebah, makan sedikit tapi cepat

kenyang, sering kembung, dan nafsu makan menurun.

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus,

pada stadium awal dapat timbul asites; dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum

pelvis hingga ke abdomen hingga teraba massa; haid tidak teratur, dapat timbul

perdarahan per vaginam Tanda & Gejala pada pasien Kanker Ovarium,,

Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :

1. Haid Tidak Teratur

2. Ketegangan Menstrual Yang Terus Meningkat

3. Menoragia

4. Nyeri Tekan Pada Payudara

5. Menopause Dini

6. Rasa Tidak Nyaman Pada Abdomen

7. Dispepsia

8. Tekanan Pada Pelvis

6
9. Sering Berkemih

10. Flatulenes

11. Rasa Begah Setelah Makan Makanan Kecil

12. Lingkar Abdomen Yang Terus Meningkat

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah

2. Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI

3. Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG dan

alfafetoprotein Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker

ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya

kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang

baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan

sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan

terhadap efeh samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,

fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem

kardiovaskuler. Metode terapi utama YAITU:

1. Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui insisi perkutan dimasukkan

dua tabung silicon intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma,

satu lagi di resesus posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen.

Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan

7
garam faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan

temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga

abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan

pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya

berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain intraperitoneal.

2. Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan

obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator,

umumnya digunakan vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca

injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan.

Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.

3. Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau

metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-

helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih

keci dibandingkan operasi.

4. Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri

ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang

melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata

49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi argon-helium.

Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum pelvis penuh

dengan tumor disertai asites, setelah terapi intra-arteri dan krioablasi argon-helium,

lesi lenyap total, hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.

G. KOMPLIKASI

Akibat radiasi atau penyinaran maka timbul komplikasi: indung telur mati terkena

radiasi akibatnya hormone pun mati,padahal hormone diperlukan untuk gairah seksual

8
dan haid juga mencegah osteoporosis, komplikasi lainnya antara lain luka bakar pada

dubur,terjadi diare/perdarahan terus,jika tidak demikian dubur harus diangkat sebagai

gantinya akan dibuatkan dubur baru lewat perut.

H. PENCEGAHAN

Cara termudah untuk mengurangi kemungkinan kanker ovarium adalah;

1. Mengambil kontrasepsi oral atau pil KB.

2. Mengikat saluran tuba.

3. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa histerektomi juga akan mengurangi risiko

kanker ovarium. Namun, tidak dianjurkan untuk memiliki prosedur ini dilakukan

kecuali jika itu adalah alasan medis yang baik untuk melakukannya. Jika seorang

wanita telah melalui menopause atau mendekati menopause maka mungkin ide yang

baik untuk memiliki ovarium diangkat melalui histerektomi.

9
PENGKAJIAN GINEKOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DI RUANG

III.B PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

Tanggal masuk RS :29 januari 2019

Jam :09.00

Tanggal Pengkajian :30 januari 2019

No Register :-

Ruangan : Ginekologi kelas III

Rumah Sakit : RSUD KOTA MAKASSAR

Diagnosa Medis : CA Ovarium

A. BIODATA

1. Identitas istri/ibu

Nama : Ny. m

Umur : 19 Tahun

Suku/ bangsa : Bugis

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT

Status Perkawinan : Menikah

Lamanya :-
10
Perkawinan yang ke :1

Alamat : Dusun Binanga Bangkara

Tanggal kunjungan :29 januari 2019

2. Identitas suami

Nama : Tn. S

Umur : Almarhum

Suku/ bangsa : Bugis

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : wiraswasta

Status Perkawinan :-

Lamanya :-

Perkawinan yang ke :1

Alamat :-

Tanggal kunjungan :-

B. DATA BIOLOGIS/FISIOLOGIS

Keluhan Utama : Pendarahan pada jalan lahir

Riwayat keluhan Utama : Klien mengatakan ada peneluaran darah dari jalan

lahir, nyeri pada perut bagian belakang, dan pusing

1) Mulai Timbulnya : ± 1 bulan yang lalu

2) Sifat Keluhan : Terus menerus

3) Lokasi Keluhan : Bagian belakang

4) Faktor Pencetus : Nyeri

5) Keluhan Lain : Gastritis

6) Pengaruh keluhan terhadap aktifitas : Terbatas dalam beraktifitas

11
7) Usaha klien untuk mengatasi keluhan : berbaring

8) Efektifitas tindakan yang dilakukan :-

Riwayat Kesehatan Masa lalu

1) Penyakit yang pernah di derita :tidak pernah

2) Riwayat opname :tidak ada

3) Riwayat trauma :tidak ada

4) Riwayat operasi :tidak ada

5) Riwayat transfusi :tidak pernah

Riwayat pola kegiatan sehari hari

Nutrisi

1) Jenis makanan : Nasi, Ikan, sayur, daging, dll

2) Frekuensi makanan sehari : 3 x sehari

3) Nafsu makan : Porsi makan di habiskan

4) Makanan pantangan : Tidak ada

5) Makanan kesukaan :nasi goreng

6) Banyaknya minum sehari : ± 7-8 x/ hari

Eliminasi

1) Frekuensi BAK : ±5-6 x/ hari

2) Warna/bau khas : Kuning/ khas Amoniak

3) Gangguan eliminasi BAK :-

4) Frekuensi BAB : ± 1-3 x/hari

5) Warna/konsistensi BAB : kekuningan/lunak

Kebutuhan kebersihan diri sendiri

1) Kebersihan rambut : Bersih

2) Kebersihan badan : Bersih

12
3) Kebersihan GIMUL : Bersih

4) Kebersihan genetalia :-

5) Kebersihan kuku,tangan dan kaki : Bersih

6) Kebersihan pakaian : Bersih dan layak pakai

Kebutuhan istrahat/tidur

1) Istirahat/tidur siang : ±1-2 jam

2) Istirahat/tidur malam : ±5-8 jam

3) Pekerjaan RT dilakukan : Di lakukan

Pemeriksaan fisik umum

1) Penampilan ibu : Baik

2) Kesadaran : composmentis

3) Tinggi badan : 155 cm

4) Berat badan : 48 kg

5) Tanda tanda vital

TD :160/100 mmhg

N : 78 x/menit

S : 36,50C

P : 20 x/m

6) Inspeksi kepala dan rambut

Keadaan rambut : Bersih

Kebersihan rambut : Tidak Ada

7) Wajah

Edema wajah : tidak ada

13
Ekspresi wajah : tampak meringis

8) Inspeksi Mata

Kebersihan : bersih

Konjungtiva :anemis

Kelopak mata :normal

9) Inspeksi hidung

Kesimetrisan :simetris

Sekret hidung :bersih

10) Inspeksi gigi dan hidung

Kebersihan gigi dan mulut

Keadaan gigi :normal

Keadaan gusi :bersih

Keadaan lidah :bersih

Keadaan mukosa bibir:normal

Caries/protese : tidak ada

11) Inspeksi telinga

Kebersihan telinga: bersih

Sekret telinga : tidak ada

Keadaan telinga luar: bersih

12) Inspeksi/ palpasi dan auskultasi dada/perut

Payudara : simetris

Jantung : normal

14
A. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1 DS Mutagen Nyeri akut
Klien mengatakan
nyeri bagian perut Inskusi epitel strroma
sebelah kanan
Klien mengatakan
sakit kepala Rangsangan hormone ekstrogen
DO meningkat
Klien Nampak
meringis kesakitan
sambil memegang Masa pembesarn
perutnya
P:Karena setelah Kompresi serabut saraf
dilakukan
kemoterapi Nyeri akut
Ca ovarium
Q: Tertusuk tusuk
R: Bagian
abdomen bagian
bawah
S: Skla 7
T: setelah
dilakukan
kemoterapi
TTV
TD:110/70 mmhg
N : 120x/m
P : 32x/m
S : 36,2

15
2. DS Poliresi kista Ansietas
Klien mengatakan
kwatir tentang
penyakitnya Terapi radiasi
Klien mengatakan
cemas saat akan di
lakukan Kerusakan sel sekitar rambut rontok,
kemoterapi penurunan,hemotopoetik,anemia,penur
DO unan produksi eritrosit
-klien Nampak
lemah Koping individu yang efektif
- lien Nampak
cemas Ansietas

3. DS Ca ovarium Ketidakseimbanga
-klien mengatakan n nutrisi kurang
nafsu makannya Kista dari kebutuhan
menurun, tubuh
-malas untuk Pembesaran massa
makan
-BB sebelum sakit Usus tertekan
52
DO Mual muntah
-klien Nampak
kurus
-klien Nampak Asupan nutrisi in adekuat
lemas
-BB : 40 Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

B. INTERVENSI

No Diangnosa Nic Noc


keperawatan
1 Nyeri akut Setelah di lakukan intervensi 1x8 Pemberian anlgesik
jam di harapkan nyeri akut pda Kaji lokasi, karakteristik,
pasien teratasi kwalitas dan keparahan
Kontrol nyeri nyeri sebbelum
mengobati pasien
indikato awa target Evaluasi kemampuan
r l pasien untuk berperan
Melapor 3 4 serta dalam pemeihan
kan analgetik rute dan dosis
nyeri dan keterlibatan pasien
yang sesuai kebutuhan

16
terkontr Monitor tanda vital
ol sebelum dan sesudah
memberikan analgesic
Tingkat nyeri nerkotik paa pemberian
dosis pertama kai atau
Indicator Awa target jika ditemukan tanda-
l tanda yang tidak biasa
Ekspresi 2 4 Kolaborasikan
nyeri wajah dengandokter apakah
obat dosis, rute
pemberian atau
perubahan internal di
butuhkan buat
rekomendasi khhusus
berdasarkan prinsip
analgesic
Dokumentaskanrespon
terhadap analgesic dan
adanya efek samping.
Manajemen nyeri
Lakukan pengkajiannyeri
komprehensif yang
meliputi lokasi
karakteristik, onset durasi
frekwensi , kwalitas
intensitas atau beratnya
nyeri dan factor pencetus.
Evaluasi bersama pasien
atau dengan tim
kesehatan lainnya
mengenai efektifitas
tindakan
pengontrolannyeri yang
perna digunakan
sebelumnya
Ajarkanprinsip-prinsi
manajemennyeri
Kolaborasi dengan pasien
orang terdekatdan tim
kesehatan lainya untuk
memilih dan utnuk
mengimplemntasikan
tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi sesuai
kebutuhan

17
2 Ansietas Setelah dilakukan intervensi 1. pengurangan
keperawatan 1x 8 jam diharapkan kecemasan
ansietas pada pasien teratasi - instruksikan klien untuk
menggunakan teknik
1. tingkat kecemasan relaksasi
- jelaskan semua prosedur
indikato aw target termasuk sensasi yang
r al akan dirasakan mungkin
Berjalan 2 4 akan dialami pasien
mondar selama prosedur
mandir dilakukan
- identifikasi pada saat
terjadi perubahan tingkat
kecemasan
- dorong keluarga untuk
mendampingi klien
dengan cara tepat.

3 Ketidakseimban Setelah dilakukan tindakan 1x8 1 menajemen gangguan


gan nutrisi jam diharapkan nutrisi teratasi makanan
kurang dari Menajemen gangguan makanan - monitor intake/asupan
kebutuhn tubuh indikato aw target dan asupan cairan yang
r al tepat monitor asupan
Asupan 1 4 kalori makan
makana Monitor tanda tanda
n fisiologis ttv elektrolit jika
diperlukan
- dorong klien untuk
memonitor sendiri asupan
makanan harian dan
menimbang berat badan
secara tepat batasi
makanan sesuai dengan
jadwal makanan pembuka
dan makanan ringan
- monitor berat badan
klien sesuai secara rutin
bantu paien untuk
mengevaluasi
kesesuaian/konsekuensi
pilihan makanan dan
aktifitas fisik
- sediakan program latihan
diperlukan bangun
program perawatan dan
follow up.

18
C. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/jam Diagnosa Implementasi evalusi


30/01/2019 Nyeri akut 1. pemberian analgesik S : klien
14.00 - kaji lokasi mengatakan
karakteristik,kualitas,dan nyeri berkurang
nyeri sebelum O : Nampak
mengobati pasien klien sudah tidak
sebelum mengobati meringis
pasien. Skla nyeri 4
14.10 - evaluasi kemampuan A : masalah
pasien untuk berperan keperawatan
serta dalam pemberian nyeri teratasi
analgesic dosis dan P : intervensi
keterlibatan pasien dilanjutkan
sesuai kebutuhan.
- monitor tanda tanda
vital sebelum dan
setelah memberikan
analgetik narskotik pada
pemberian dosis pertama
kali atau jika di temukan
tanda tanda yang tidak
biasa.
14.20 - kolaborasikan dengan
dokter apakah obat dosis
pemberian atau
perubahan interval di
butuhkan buat
rekomendasi khusus
berdasarkan prinsip
analgesic.

19
- dokumentasikan respon
terhadap analgesic dan
adanya efek samping
14.30 Ansietas 1.pengurangan S : klien
kecemasan mengatakan rasa
- mengkaji untuk tanda kecemasannya
verbal dan non verbal berkurang
- intruksikan klien untuk O : Nampak
menggunakan teknik klien sudah tidak
relaksasi cemas lagi pada
14.40 -jelaskan semua saat sebelum
prosedur termasuk kemoterapi
sensasi yang akan A : masalah
disarankan yang keperawatan
mungkin akan dialami cemas teratasi
pasien selama prosedur
berlangsung
- indentifikasi pada saat P : intervensi di
terjadi perubahan tingkat lanjutkan
kecemasan
- dorong keluarga untuk
mendampingi klien
dengan cara tepat
17.30 Ketidakseimbangan 1. menajemen gangguan S : klien
nutrisi kurang dari makan mengatakan
kebutuhan tubuh - monitor intake/asupan sudah sering
dan cairan yang tepat makan sedikit
monitor asupan makanan sedikit
harian O : Nampak
- obsevasi klien selama klien makan
dan setelah pemberian buah dan nasi
makanan ringan tetapi dalam
-dorong klien untuk porsi sedikit
memonitor sendiri A : masalah
asupan makanan harian keperawatan
dan menimbang berat nutrisi belum
badan secara tepat. teratasi
- monitor berat badan P : intervensi
klien sesuai secara rutin dilanjutkan
bantu klien untuk
mengevaluasi
kesesuaian atau
konsekuensi pemenuhan
makanan dan aktifitas
fisik

20
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung :
Elemen.
Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica
Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
G.W Garland and Joan M.E, 1999, Quickly Obstetric and ginekology of Nurses, English
University Press, London
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta
Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC.
Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta :
EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai