Anda di halaman 1dari 12

Andri Wijaya Blog

BERANDA

Proposal PI Persediaan Bahan Baku

1. JUDUL

MEMPELAJARI TINGKAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN … PT ….

2. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Persediaan dalam suatu
perusahaan memiliki peranan penting dalam menunjang jalannya suatu proses produksi. Apabila
persediaan dalam suatu perusahaan dikelola dengan baik maka proses produksi pun dapat berjalan
dengan lancar. Persediaan itu sendiri merupakan sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan konsumen. Dalam industri manufaktur persediaan dapat
berupa persediaan bahan baku, bahan pembantu, bahan dalam proses serta barang jadi. Persediaan
bahan baku merupakan bagian terbesar dalam penggunaan modal kegiatan produksi suatu perusahaan
dan merupakan aktivitas yang selalu mengalami perubahan setiap saat karena kebutuhan akan
permintaan yang dapat berubah-ubah. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengelola persediaan
bahan baku dengan baik.

Perencanaan dan pengendalian persediaan yang baik akan sangat membantu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan konsumen. Pengendalian persediaan biasa digunakan perusahaan agar dapat
menjaga kelangsungan proses produksi pada perusahaan tersebut, serta menjaga persediaan produk
yang dibuat dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi perusahaan. Lebih atau tidaknya persediaan
dalam suatu perusahaan dapat mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan ongkos lebih jika terjadi
penumpukkan persediaan pada perusahaan. Sebaliknya, apabila persediaan terlalu sedikit juga dapat
merugikan perusahaan karena persediaan bahan baku untuk membuat produk tidak mencukupi, yang
mengakibatkan proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik sehingga perusahaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan pesanan dari distributor. Pengendalian tingkat persediaan harus memperhatikan
berbagai aspek yang berkaitan dengan persediaan agar dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan dan
menekan biaya yang harus dikeluarkan seminimum mungkin.

3. IDENTIFIKASI MASALAH

Proses produksi sangatlah bergantung pada ketersediaan bahan baku yang cukup. Kelebihan atau
kekurangan bahan baku dapat menyebabkan biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi besar sehingga
kinerja perusahaan tidak dapat optimal dan keuntungan perusahaan juga tidak optimal.
4. PEMBATASAN MASALAH

Kerja Praktek dan pengambilan data hanya dilakukan di PT … di JL…. Data yang akan diambil hanya pada
bagian inventory. Produk yang diamati pada penulisan ilmiah hanya mengkaji persediaan bahan baku
produk…. Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan data hanya 1 bulan mulai dari bulan Juli 2016
sampai Agustus 2016.

5. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penulisan ilmiah ini
tentang tingkat persediaan bahan baku pembuatan … pada PT … termasuk metode yang sudah
ditetapkan yang dilakukan pada PT ….

1. Apa yang membuat proses produksi tidak berjalan dengan baik?

2. Kenapa pengendalian persediaan dapat mempengaruhi produksi?

3. Bagaimana cara mengendalikan produksi agar berjalan dengan baik?

6. TUJUAN KERJA PRAKTEK

Kerja praktek mengenai pengendalian tingkat persediaan bahan baku pada PT … memiliki tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengendalian tingkat persediaan bahan baku… yang terdapat pada PT ….

2. Mengetahui penggunaan metode pengendalian tingkat persediaan bahan baku yang tepat agar
tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

7. LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan literature yang berhubungan dengan permasalahan dan berguna untuk
membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Berikut landasan teori yang didapat.

7.1 Pengertian Persediaan

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu
memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa
perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya.
Manajemen persediaan berada diantara fungsi manajemen operasi yang paling penting karena
persediaan membutuhkan modal yang sangat besar dan mempengaruhi pengiriman barang kepada
pelanggan.( Roger G. Schroeder, 2004)

Hal ini bisa saja terjadi, karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia pada setiap saat,
yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang
seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang
menghasilkan suatu barang maupun jasa.

Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin
kelancarannya. Dengan demikian perlu diusahan keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya
yang ditimbulkannya.

Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam
proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi / produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.(Freddy Rangkuti,
2000)

pada setiap tahap dari setiap proses produksi dan pendistribusian barang, persediaan memegang
peranan penting pada perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa bergantung pada
suplier pada setiap operasinya, mulai dari bahan baku, barang dalam proses, sampai barang jadi,
selanjutnya didistribusikan kepada grosir dan pengecer. (Elwood S. Buffa,2000)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan / proses produksi, ataupun persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlambat jalannya operasi perusahaan pabrik,
yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya
menyampaikan kepada para pelanggan atau konsumen.

Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah :

a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi dan untuk memindahkan produk dari suatu
tinggkat proses ketinggkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.

b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara
bebas, tidak tergantung dari yng lainnya.

(Freddy Rangkuti, 2000)

Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi, antara lain
berguna untuk dapat:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan
perusahaan.

b. Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehinnga harus dikembalikan.

c. Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila
bahan itu tidak ada dalam pasaran.

d. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.

e. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan


pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.

g. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.

Persediaan adalah merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang
secara terus-menerus diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar sumber-sumber
perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik.
Nilai persediaan harus dicatat, digolong-golongkan menurut janisnya yang kemudian dibuat perincian
masing-masing barangnya dalam suatu periode yang bersangkutan.

7.2 Jenis Persediaan

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa persediaan adalah sangat penting artinya bagi suatu
perusahan pabrik karena berfungsi menghubungkan antara opersi yang berurutan dalam pembuatan
suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Hal ini berarti, dengan adanya persediaan
memungkinkan terlaksananya operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat
diminimumkan atau dihilangkan sama sekali. Persediaan dapat diminimumkan dengan mengadakan
perencanaan produksi yang lebih baik, serta organisasi bagian produksi yang lebih efisien. Persediaan
yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara yaitu :

A. Jenis Persediaan Menurut Fungsinya

Persediaan menurut fungsinya dapat dibagi menjadi

a. Batch Stock / Lot Size Inventory

Yaitu persediaan yang diadakan karena pihak perusahaan membeli atau membuat bahan-bahan atau
barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Jadi dalam hal ini
pembelian atau pembuatan dilakukan untuk jumlah besar, sedang penggunaan atau pengeluaran dalam
jumlah kecil. Persediaan ini timbul bila mana bahan atau barang yang dibeli, dikerjakan atau dibuat atau
diangkut dalam jumlah besar (bulk), sehingga barang-barang diperoleh lebih banyak dan cepat dari pada
penggunaan atau pengeluarannya, dan untuk sementara terciptalah suatu persediaan. Perlu diketahui
adalah relatif lebih menguntungkan apabila dilakukan pembelian dalam jumlah yang besar, karena
adanya kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan per unit yang
lebih murah dan penghematan dalam biaya-biaya lainnya yang mungkin diperoleh.

Untuk itu perlu dibandingkan antara penghematan-penghematan karena mengadakan pembelian secara
besar-besaran dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan tersebut, seperti biaya sewa
gudang, biaya investasi, resiko penyimpanan dan sebagainya. Jadi keuntungan yang akan diperoleh dari
dari adanya Lot Size Inventory ini antara lain adalah :

1) Memperoleh potongan harga pada harga pembelian.

2) Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economies) karena adanya operasi atau production
run yang lebih lama.

3) Adanya penghematan di dalam biaya angkutan.

b. Fluctuation Stock

Persedian yang diadakan untuk mengahadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat
diramalkan.

c. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan,
berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan atau permintaan yang meningkat.

B. Jenis Persediaan Menurut Fisiknya

Persediaan (inventory) ditujukan untuk mengatisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi,
persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu
atau pelengkap, dan komponen-komponen lainnyayang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk (product output)

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaannya yang berbeda.
Persdiaan menurut bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi,
karet mentah, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased part / component), yaitu persediaan barang-


barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara
langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan barang pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang
merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses
atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirm kapada pelanggan.

7.3 Fungsi Persediaan

Fungsi Decoupling Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak
akan sepenuhnya tergantung pada pengadaanya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan
barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan
terjaga “kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang
tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

Fungsi Economic Lot Sizing Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan
atau potongan pembelian, biaya pengangkutan perunit jadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini
disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan
dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko dan
sebagainya)

Fungsi Antisipasi Apabila perusahaan mengahadi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini
perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories). Disamping itu, perusahaan
juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang
selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut
persediaan pengaman (safety stock / inventories).

7.4 Penyebab Persediaan

Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi
seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini perlu waktu untuk
pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat : permintaan yang


bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung
tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang yang cenderung tidak pasti
karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan
mengadakan persediaan.

Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan
harga di masa mendatang.

7.5 Sistem Persediaan

Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang
sehubungan dengan persediaan menjadi out put, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar out put
memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang
memonitor tingkat persediaan, menentukan persdiaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi,
dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin
tersedianyaproduk jadi, barang dalam proses, komponen dan bahan baku secara optimal, dalam
kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah optimasi biaya total yang
terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan
persediaan.

Variabel keputusan dalam pengendalian persediaan dapat diklasifikasikan kedalam variabel kuantitatif
dan variabel kualitatif. Secara kuantitatif, variabel keputusanpada pengendalian sistem persediaan
adalah sebagai berikut.

1. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat.

2. Kapan pemesanan atau pembuatan harus dilakukan.

3. Berapa jumlah persediaan pengaman.

4. Bagaimana mengendalian persediaan.

Secara kualitatif, masalah persediaan berkaitan dengan sistem pengoperasian persedian yang akan
menjamin kelancaran pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut.

1. Jenis barang apa yang dimiliki

2. Di mana barang tersebut berada.

3. Berapa jumlah barang yang sedang dipesan.

4. Siapa saja yang menjadi pemasok masing-masing item.

Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi optimal terhadap seluruh masalah
yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalitas
pengendalian persediaan sering kali diukur dengan keuntungan maksimum yang tercapai. Karena
perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persedian, maka mengukur kontribusi pengendalian
persediaan dalam mencapai total keuntungan bukan hal mudah. Optimalisasi pengendalian persdiaan
biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu.
7.6 Biaya Persediaan

Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persedian, biaya-biaya variabel berikut ini
harus dipertimbangkan:

a. Biaya penyimpanan (Holding Cost atau carriying cost)

Adalah biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan dan biasanya terdiri atas biaya-
biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk sebagai
biaya penyimpanan adalah:

o Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan,

o Biaya modal (opportunity cost of capital)

o Biaya keusangan.

o Biaya penghitungan fisik.

o Biaya asuransi persediaan.

o Biaya pajak persediaan.

o Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan.

o Biaya penanganan persedian dan sebagainya.

b. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs)

Adalah biaya yang berhubungan dengan pemasaran dan pengadaan barang atau pembelian barang.
Biaya-biaya ini meliputi :

o Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi.

o Upah.

o Biaya telepon.

o Pengeluaran surat menyurat.

o Biaya pengepakan dan penimbangan.

o Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan.

o Biaya pengiriman ke gudang.

o Biaya utang lancar dan sebagainya.


c. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (Stock out cost. atau shortage costs)

Adalah biaya yang ditimbulkan apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-
biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

o Kehilangan penjualan

o Kehilangan langganan.

o Biaya pemesanan khusus.

o Biaya ekspedisi.

o Selisih harga

d. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost.

Biaya-biaya ini terdiri dari:

o Biaya mesin-mesin menganggur.

o Biaya persiapan tenaga kerja langsung

o Biaya penjadwalan.

e. Biaya ekspedisi dan sebagainya.

7.7 Model P

Model P adalah suatu model persediaan yang variabel keputusannya adalah periode pemeriksaan
persediaan (berapa hari / minggu / bulan / periode sekali pemeriksaan dilakukan pada persediaan ).
Dalam model ini, jumlah unit yang dipesan akan berubah-ubah tergantung sisa atau jumlah persediaan
saat diperiksa. Jika pada saat diperiksa, jumlah sediaan di gudang masih banyak, maka dipesan sedikit.
Jika sisa persediaan tinggal sedikit, dipesan dalam jumlah yang besar. Besar kecilnya jumlah pesanan
akan berubah-ubah tergantung sisa, sementara variabel yang ditetapkan adalah jarak waktu
pemeriksaan.

7.8 Model Q

Dikatakan medel Q karena variabel keputusan dalam model ini adalah Q ( yang menotasikan kuantitas )
pesanan. Kriteria optimal adalah total biaya persediaan yang minim. Metode ini diperkenalkan oleh Ford
Harris dari Westinghouse pada tahun 1915. metode ini dikembangkan atas fakta adanya biaya variabel
dan biaya tetap dari proses produksi atau pemesanan barang. Jika suatu barang dipesan dari pemasok,
berapapun jumlah barang yang dipesan, biaya pemesanan besarnya selalu sama. Artinya, biaya
pemesanan tidak tergantung pada jumlah pemesanan melainkan pada berapa kali jumlah pemesanan.
Selain itu ada biaya yang berubah jika jumlah unit yang diproduksi atau dipesan berubah. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah harga barang, biaya penyimpanan, biaya penanganan, dan lain-lain.

Model yang dikembangkan oleh Ford Harris adalah sebagai berikut

Dimana q0 = Pemesanan Optimal

D = Permintaan Bahan Baku selama setahun

Cs = Biaya Pemesanan per sekali pesan

Cc = Biaya simpan.

7.8.1 Menentukan jumlah reorder point (ROP)

Reorder adalah titik pemesanan kembali yaitu batas dari jumlah persediaan yang ada pada saat dimana
pemesanan harus kembali dilakukan. Besarnya penggunaan bahan baku selama bahan baku yang
dipesan belum diterima ditentukan oleh dua faktor :

· Lead time

· Tingkat pemakaian rata-rata.

Jadi besarnya penggunaan bahan baku selama bahan baku yang dipesan belum diterima merupakan
hasil perkalian dari dua faktor diatas. Setelah dikatahui berapa besar penggunaan bahan selama bahan
baku yang dipesan belum diterima maka tindakan pemesanan kembali dapat dilakukan. Rumus yang
digunakan adalah :

ROP = dL+ZSdL
dimana :

ROP = Titik Pemesanan Kembali

dL = Permintan Kebutuhan Rata-Rata Selama Lead Time

Z = Tingkat Keyakinan Yang Diinginkan

SdL = Standar Deviasi Selama Lead Time

7.8.2 Menentukan ongkos total persediaan

Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan total terhadap ongkos pengendalian persediaan yang telah
diperoleh sebelumnya dengan memperhatikan jumlah pemesanan yang optimal dan titik pemesanan
kembali sehingga diperoleh ongkos total persedian yang optimal pula. Rumus yang digunakan adalah :

Dimana TC = Total Cost

q0 = Pemesanan Optimal

Cc = Ongkos Simpan

D = Permintaan Bahan Baku Selama Setahun

Cs = Ongkos Pemesanan

8. Daftar Pustaka

Buffa, Elwood S., (2000), Manajemen Operasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Rangkuti, Freddy, (2000), Manajemen persediaan, Rajawali Pers, Jakarta.

Schroeder, Roger G., (2004), Manajemen Opreasi, Edisi III, Erlangga, Jakarta.
Andri Wijaya at 7:43 PM

Share

0 comments:

Post a Comment

‹›

Home

View web version

SOCIAL PROFILES

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

Search

Popular

Tags

Blog Archives

ABOUT ME

My photo

ANDRI WIJAYA

VIEW MY COMPLETE PROFILE

Powered by Blogger.

Copyright © 2019 Andri Wijaya Blog | Powered by Blogger

Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - Free Blogger Themes | NewBloggerThemes.com

Anda mungkin juga menyukai