Dibimbing oleh
Rifka Fachrunnisa
Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Penulis ucapkan terima kasih kepada Siti Imroatul Maslikah S.Si, M.Si
yang telah sudi membimbing dalam menyelesaikan makalah serta ucapan terima
kasih kepada seluruh kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
seluruh pembaca sehingga penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik
kedepannya
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah penemuan sel.
2. Untuk mengetahui perkembangan sel dalam kemajuan IPTEK.
3. Untuk mengetahui bagaimana dan apa saja teori tentang evolusi sel.
4. Untuk mengetahui perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
mikroskop electron oleh Knoll dan Rusks (1932), Marton, Prebus dan Millier
(1934).
Pada tahun 1665, Robert Hooke menciptakan mikroskop. Spesimen yang
diamatinya di bawah mikroskop ialah gabus. Beliau kagum melihat ‘gabus’ yang
ternyata bukanlah satu ‘benda’ saja, sebaliknya terdiri daripada puluhan ‘kotak-
kotak’ kecil yang mengingatkannya kepada bilik tidur yang sempit di biara, atau
‘cells’ dalam Bahasa Inggris. Dari itu, tercetuslah sebutan ‘sel’ untuk unit paling
kecil dari suatu organisme. Kemudian beliau mengamati tumbuhan hidup pula,
beliau mendapati sel-sel tumbuhan ‘berisi cairan’; tetapi tidak ada penjelasan
lanjut mengenai hal ini. Pada era yang sama, Van Leuwenhoek menggunakan
sampel air untuk pengamatannya di bawah mikroskop. Beliau menyatakan bahwa
tedapat sesuatu yang hidup dan bergerak (“animalcules”) di mana setengah
organisme ini adalah sel tunggal ataupun unisel. Sel-sel ini bukanlah statik, malah
menjalani aktivitas hidupan dengan sempurna. Untuk pertama kalinya manusia
menyadari tentang wujud makhluk hidup yang sebelumnya tidak pernah dilihat
oleh mata kasar.
pengamatannya gabus tersusun oleh lubang-lubang kecil seperti sarang lebah yang
disebut sel yang masing-masing dipisahkan oleh “diafragma”. Nama sel diambil
dari bahasa Yunani “Kytos” yang berarti ruang kosong, sedang bahasa latin dari
ruang kosong juga “cella”(Subowo,1995:11).
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Grew dan Malpighi
terhadaptanaman lain dan mereka menemukan struktur yang juga terdiri dari
ruangan-ruangankecil di tengah-tengah masa homogen dan oleh mereka
dinamakan “utricles” (Subowo,1995:11).
Demi perkembangan ilmu biologi sel, pada tahun 1674
Leeuwenhockmenyusun mikroskop berdasarkan pengalaman Jans dan Ischarias
Jenssen (1590)yang telah menyusun dua lensa cembung dalam satu tabung.
Kemudian perkembangan mikroskop sampai pada mikroskop elektron yang
dirancang oleh Knolldan Ruska dari Jerman pada tahun 1932, Marton dari Belgia
pada tahun 1934, dan Prebus Millier dari Kanada pada tahun 1934 (Suryani,
2004:2).
inti sel, dengan adanya perkembangan IPTEK, dapat diungkapkan bahwa didalam
inti sel tersebut terdapat suatu organel penting lainnnya yaitu DNA. DNA atau
Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua
informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna
kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia.
2.2.1 Mikroskop
Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang
mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional
makhluk hidup. Semua fungsi di atur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah
sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel merupakan struktural terkecil dari suatu organisme hidup, karena
ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang
akan tetapi bisa di lihat dengan bantuan mikroskop (A1 Mubin, 2012).
2.2.2 DNA
Semua makhluk hidup tersusun atas sel. Bentuk makhluk hidup paling
sederhana adalah sel-sel soliter yang memperbanyak diri dengan pembelahan
biner. Organisme yang lebih tinggi seperti manusia, tampak seperti kota sel yang
setiap kelompok kecil mempunyai fungsi dan spesialisasi masing-masing dan
dihubungkan dengan sistem komunikasi yang rumit. Sel menempati setengah
skala kompleksitas makhluk biologis. Tujuan mempelajari sel yaitu untuk belajar
bagaimana membuat sesuatu dari molekul-molekul dan bagaimana mereka
bekerja membentuk organisme yang kompleks seperti manusia.
Terdapat dua proses penting dalam evolusi sel yaitu; (I) peristiwa variasi
acak dalam informasi genetik terjadi pada individu dan keturunannya, dan (2)
seleksi dari berbagai informasi genetik yang membantu pemiliknya untuk
bertahan hidup dan berkembangbiak. Evolusi adalah sebuah prinsip dasar dalam
biologi, evolusi membantu kita untuk mengerti beberapa hal yang
membingungkan di dunia.
Dalam mempelajari evolusi sel, hal yang harus dipahami adalah pengertian
sel. Sel merupakan unit yang menyusun bagian terkecil kemudian membangun
yang lebih kompleks untuk struktur yang lebih besar. Dimulai dengan asal mula
sel di bumi. Kami mcnganggap bagaimana sifat-sifat tipe molekul yang
memberikan informasi hereditas yang dapat mengirimkan dan menyampaikan
sehingga terjadi evolusi. Di dalam membran, molekul menyediakan bahan yang
esensial untuk replikasi sel sendiri. Mengikuti hal ini dapat dideskripsikan transisi
penting yang terjadi dalam evolusi ini. Dari sel kecil seperti bakteri sampai sel
9
yang lebih besar dan kompleks seperti yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan
akhirnya dapat disimpulkan bahwa satu sel mungkin berkembang menjadi
organisme multiseluler kemudian menjadi terspesialisasi dan bekerja sama dalam
suatu formasi organ yang rumit seperti otak.
Kejadian masa lalu meninggalkan banyak tanda untuk dapat kita analisis.
Nenek moyang tumbuhan, hewan dan bakteri terawetkan sebagai fosil. Meskipun
hal yang lebih penting adalah bahwa setiap organisme modern memberikan
karakter yang jelas pada organisme hidup sebelumnya. Saat ini yang penting
adalah dalam biomolekul adalah banyaknya sumber informasi tentang evolusi.
Membuka pemikiran dasar antara perbedaan organisme yang hidup dan
memberikan perencanaan diantara mereka dalam skala objektif yang universal.
Evolusi sel pertama di bumi dimulai dari penggabungan beberapa molekul. Sel
tersebut kemudian berkembang menjadi organisme eukariotik, selanjutnya dari
organisme bersel tunggal (uniseluler) akan berkembang menjadi organisme bersel
banyak (multiseluler).
Pada awalnya senyawa yang kompleks berawal dari sel yang sederhana
yang tersusun dari beberapa molekul. Molekul organik sederhana seperti asam
amino dan nukleotida dapat berasosiasi membentuk polimer. Asam amino saling
berikatan dengan ikatan peptida sehingga membentuk polipeptida (protein) dan 2
nukelolida dapat berikatan dengan ikatan fosfodiester membentuk polinukleotida
dapat berupa RNA dan DNA.
Dari sini kemudian melewati bagian yang sempit dan bertemu dengan
pilihan substansi. Molekul RNA yang tidak mampu mengikat substansi kemudian
disingkirkan. Setelah itu akan beregenerasi pada rantai nukleotida. Setelah seleksi
dan reproduksi selesai. RNA mempunyai banyak kopian yang jumlah ikatannya
relatif kecil dan tidak mampu mengikat substansi. Molekul RNA memiliki dua
karakteristik khusus. RNA membawa informasi dan RNA yang memiliki struktur
lipalan spesifik RNA. Dengan demikian menunjukkan terjadinya evolusi.
Pada dasamya sel dibedakan menjadi sel prokariotik dan eukariotik. Sel
prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana, indikator yang jelas bahwa
tidak adanya membran inti seperti pada eukariotik. Perbedaan kedua antara
prokariotik dan eukariotik adalah jumlah DNA pada eukariotik yang lebih banyak.
Sel eukariotik memiliki protein filamen sitoskeleton yang membantu mengatur
sitoplasma dan membantu pergerakan (Alberts, 2003).
dari lebih setengah total biomasa bumi. Organisme uniseluler menyerap nutrisi
sederhana dalam jumlah sediikit dan memiliki kemampuan reproduksi yang cukup
tinggi. Proses evolusi menunjukkan babwa kemunculan organisme muliseluler
berawal dari perkembangan uniseluler. Pada individu uniseluler sel yang sama
harus berkontribusi pada dua atau lebih komponen yang berbeda pada waktu yang
terpisah. Sedangkan pada kelompok multiselular sel dapat mengkhususkan diri
selama pada satu komponen yang mengarah ke diferensiasi dan spesialisasi fungsi
reproduksi sehingga meningkatkan kelangsungan hidup (Michod, 2005).
Pada tahap selanjutnya koloni uniseluler akan berkembang setiap sel akan
terspesialisasi dan saling bekerja sama satu dengan yang lain menjadi satu
kesatuan fungsi. Spesialisasi dan kerjasama menunjang sel untuk bergabung
membentuk organisme tunggal terkoordinasi. Pola spesialisasi dan koordinasi ini
juga teijadi pada golongan prokariotik misalnya banyak jenis Cyanobacteria tetap
bersama setelah pembelahan sel. membentuk rantai filamen yang panjangnya bisa
kira-kira satu meter dan tiap sel memiliki peranan tertentu. Apabila dibandingkan
organisasi pembagian kerja pada eukariot masih lebih baik daripada prokariotik.
adanya komunikasi antar sel. Susunan sel-sel yang terspesiliasi memiliki perannya
masing-masing dan tentunya perlu koordinasi agar mencapai fungsi tertentu
(Alberts, 2003).
isyarat dari tetangga mereka. Jadi karena tubuh tumbuh dan mengalami
pendewasaan detail yang semakin maju dari struktur tubuh dewasa mcnjadi
spesifik membentuk suatu organisme yang berangsur-angsur semakin rumit yang
memiliki bentuk pokok sebagai ekspresi dari sejarah perkembangan yang panjang.
Kehidupan kita dimulai dari yang terkecil. Begitu juga makhluk hidup.
setiap makhluk hidup terdiri dari susunan yang memiliki ukuran yang terkecil,
yang kemudian akan membentuk suatu koloni atau kumpulan yang saling
berkaitan dan bekerja sama. Sehingga suatu organisme atau mahluk hidup yang
kompleks memiliki suatu organisasi kehidupan.
Bagian terkecil dari mahluk hidup berupa sel. Sel merupakan unit terkecil
yang menyusun tubuh mahluk hidup dan merupakan tempat terselenggaranya
fungsi kehidupan. Atau dengan kata lain sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil dari mahluk hidup. Setiap sel tersusun dari berbagai bagian,
yaitu inti sel (nukleus), sitoplasma dan organel sel. Sel sebagai unit fungsional
bermakna bahwa sel-sel penyusun tubuh mahluk hidup melakukan suatu fungsi
atau kegiatan proses hidup. Fungsi yang dilakukan oleh sel adalah respirasi,
ekskresi, transportasi, sintesis, reproduksi dan respon (tanggapan) terhadap
rangsangan. Sel juga sebagai unit hereditas atau pewaris yang menurunkan sifat
genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagian besar sel memiliki ukuran yang sangat kecil. Umumnya sel
berdiameter 1-100µm. Dengan ukuran yang sangat kecil tersebut, sel tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Maka perlu digunakan alat bantu yaitu mikroskop.
Seiring dengan perkembangan dari mikroskop, di temukan 2 tipe strukur sel, yaitu
sel prokariotik dan prokariotik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penemuan sel dilakukan oleh Robert Hooks (1665) dengan
menggunakan lensa pembesar sebagai alat bantu untuk mengamati
jaringan gabus dan hasil pengamatan berupa gabus tersusun oleh
lubang-lubang kecil seperti sarang lebah yang masing-masing
dipisahkan oleh diafragma.
3.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN