Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah Rabbul ‘Alamin yang
tiada henti-hentinya mengalirkan segala kearifan dalam setiap kalbu hambanya yang
haus dan cinta akan ilmu yang dengannya tiada akan pernah kering samudera pikir dan
terbukalah setiap mata hati. Begitu pula dengan segala rahmat dan hidayah-Nya-lah
sehingga makalah yang berjudul ” PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN
DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI FASILITAS DAN
MENYEDIAKAN TEMPAT PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG.
” dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
matakuliah Sejarah Indonesia Kuno. Selain itu juga, ucapan terima kasih terbesar
dipersembahkan pada seorang yang telah memberi arah dan penuntun dalam gelap
dan buntu tatapan mata kami dalam mengetuk tiap-tiap pintu khazanah budaya,
diantaranya :
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 3
1.4. Manfaat Penulisan 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wisata 4
2.2. Mitos Setu Babakan 7
2.3. Wisata Setu Babakan. 8
2.4. Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan untuk wisatawan
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan 16
DAFTAR RUJUKAN 17
LAMPIRAN 18
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan ketiga unsur tersebut di atas maka Prof Salah Wahab merumuskan
pengertian pariwisata sebagai suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan
mendapat pelayanan secara beergantian orang –orang di suatu Negara itu sendiri (di
luar negri) yang meliputi pendiaman di daerah lain (daerah tertentu ,suatu Negara atau
benua )untuk sementara waktu dalam mencari kpuasan yang beraneka rgam dan
berbeda dengan apa yang di alaminya dimana dia memperoleh pekerjaan tetap.
Dalam pengertian lain pariwisata (Toursnm) adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjlanan tersebut untuk memenuhi
keinginannya yang beraneka ragam (3).
Maka untuk lebih jelasnya pengertian pariwisata adalah :
a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
b. Pengusaha obyek wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan
peninggalan sejarah (Candi, Makam Benteng), Museum, Waduk, pegelaran seni
budaya, tat kehidupan masyarakat dan bersifat
(2)(Yaoti A,Oka:106)
(3)(Yaoti A,Oka:09)
c. alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai indah dan sebagainya.
d. pengusaha jasa dan prasarana pariwisata yakni:
· Usaha jasa pariwisata (Biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata,
konvensi perjalanan intensif dan pameran, inprestarait, konsultan pariwisata, informasi
pariwisata.
· Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan
wisata dan sebagainya, serta usaha-usaha jasa lainnyayang berkaitan dengan
penyelenggaraan pariwisata (buku panduan wisata).
3. Kepariwisataan.
Sesuai dengan undang-undang NO. 9 Bab I pasal 1 berbunyi :
“Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata, artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya
dengan perencanaan, pengawasan pariwisata, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun pihak swasta serta masyarakat. (UU No. 9. tahun 1990)”. (Bab I. pasal 1).
“Dari batasan tersebut diatas tampak bahwa prinsip kepariwisataan dapat
mencakupi semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut dengan
bertamasya dan rekreasi. Dalam hal ini diberikan suatu garis pemisah yang
menyatakan bahwa perjalanan tersebut tidak bermaksud untuk memangku suatu
jabatan disuatu tempat atau daerah tertentu sebab perjalanan terakhir ini dapat
digolongkan kedalam perjalanan bukan untuk tujuan pertamasyaan atau pariwisata.
Artinya semua urusan dan kegiatan ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan,
pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak
swasta, dan masyarakat disebut Kepariwisataan”.
4. Wisatawan
Pengertian dari wisatawan menurut F.W. Ogilvie yaitu semua orang meninggalkan
ruamh kediaman mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara
mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa
dengan maksud mencari nafkah ditempat trsebut. (4)(Pendit N. S. 1994 : 37).
Batasan ini diberi variasi lagi oleh A.J. Norwal yang menyatakan seorang
wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah asing dengan maksud dan tujuan
apapun asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur
melintasi perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, yang
mana diperolehnya bukan di negeri tersebut melainkan dinegri lain. (5)(Pendit N. S, 1994 : 37).
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas maka ciri-ciri seseorang itu dapat
disebut sebagai wisatawan yaitu:
· Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
· Perjalanan hanya untuk sementara waktu.
· Orang yang melukukan tidak mencari nafkah ditempat atau di Negara yang
dikunjunginya. (6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).
Saat pernikahannya kian dekat, gadis itu kian gelisah. Ia masih berharap pemuda
idamannya akan kembali. Namun harapan tinggal harapan.
Akhirnya gadis itu putus asa. Ia pergi ke Danau (Setu) Babakan. Dengan perasaan
hancur ia menceburkan dirinya ke sana. Para siluman penghuni danau itu menaruh
belas kasihan pada gadis itu. Maka ia tak mati terbenam di danau itu, tetapi menjelma
menjadi buaya putih.
Hingga kini, buaya putih itu masih setia menjaga danau itu. jikalau ada orang
berbuat tak senonoh di sekitar danau, maka orang itu akan menjadi korban buaya putih.
(7)(http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan.html)
wisata yang alamiah, wahanya yang seru, dan pastinya juga mencari tempat
penginapan sebagai tempat beristirahat setelah lelah berjalan-jalan mengelilingi tempat
wisata yang dituju.
Tempat penginapan atau beristirahat sangat dibutuhkan sebagai daya tarik
wisatawan yang ingin berkunjung ke setu babakan. Dengan menambah tempat
penginapan wisatawan juga bisa merasakan langsung hidup dengan adat budaya
betawi yang menjadi andalan wisata setu babakan.
Fasilitas yang semakin baik dan aksesnya mudah, bukan hanya wisatawan dari
domestik saja yang akan berkunjung ketempat wisata setu babakan yang kaya akan
budaya dan berbagai wisata lainnya. Bahkan wisatawan mancanegara akan berminat
untuk berlibur atau berkunjung ke tempat wisata babakan. Dengan meningkatnya
pengunjung bukan hanya pendapatan masyarakat saja yang bertambah tetapi juga
berdampak pada pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan
untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan
kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan
kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar
bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan
pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan
budaya, wahana yang seru, dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa memburuk
karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian,
pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan
terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah
tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan. aktifitas wisata
dapat peran yang signifikan dalam pembiayaan program-program konservasi
lingkungan hidup. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga
mempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkan pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang
menjadi pilihan wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga
menjadi pilihan wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan
merasa nyaman dan senang, karena sebagai pengunjung mereka juga ingin mendapat
tempat wisata yang terawatt dan dikelola dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: PT. pradnya
paramita
Ridjal D, Samsul. 1997. Peluang Pariwisata Mutiara Sumber Widya. Benih Kecerdasan.
Dampak Pariwisata, (online), (http://anca45-kumpulan-
makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan.html)Diakses
28 september 2013
Makalah pariwisata kota blitar, (online), (http://pendiks.blogspot.com/2012/02/makalah-
deskripsi-pariwisata-di-kota.html) diakses 29 sepeptember 2013
Seputar setu babakan, (online), (http://setubabakan.wordpress.com/about/) diakses 2
oktober 2013
Rumah adat betawi, (online), (http://adewaych.blogspot.com/p/rumah-adat-betawi.html)
diakses 2 oktober 2013