Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah Rabbul ‘Alamin yang
tiada henti-hentinya mengalirkan segala kearifan dalam setiap kalbu hambanya yang
haus dan cinta akan ilmu yang dengannya tiada akan pernah kering samudera pikir dan
terbukalah setiap mata hati. Begitu pula dengan segala rahmat dan hidayah-Nya-lah
sehingga makalah yang berjudul ” PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN
DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI FASILITAS DAN
MENYEDIAKAN TEMPAT PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG.
” dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas
matakuliah Sejarah Indonesia Kuno. Selain itu juga, ucapan terima kasih terbesar
dipersembahkan pada seorang yang telah memberi arah dan penuntun dalam gelap
dan buntu tatapan mata kami dalam mengetuk tiap-tiap pintu khazanah budaya,
diantaranya :

1. Bapak I Wayan Legawa di sebagai pembina matakuliah Kepariwisataan –


kewirausahaan.
2. Orangtua dirumah yang tak pernah hentinya memberikan bantuan materil dan
doa serta segala bentuk dukungannya.
Demikianlah makalah ini dibuat dan tidak menutup kemungkinan dalam penyusunannya
terdapat kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan komentarnya yang dapat dijadikan masukan dalam penyusunan laporan
tugas selanjutnya.

Malang, 5 Oktober 2013


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penulisan 3
1.4. Manfaat Penulisan 3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wisata 4
2.2. Mitos Setu Babakan 7
2.3. Wisata Setu Babakan. 8
2.4. Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan untuk wisatawan
12

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan 16

DAFTAR RUJUKAN 17
LAMPIRAN 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan
mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat
besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan
tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam GBHN 1999, termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus di
tingkatkan dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara,
memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan
nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai
agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air, serta
mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
Jakarta yang memiliki potensi alam kurang yang baik karena terlalu padatnya
penduduk disana dan banyaknya kendaraan membuat potensi alam menurun, maka
dari diperlukan suatu kawasan yang bebas dari polusi untuk dijadikan tempat wisata.
tetapi budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik
para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini
sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan
pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena menggunakan kebudayaan dan
menjaga potensi alamnya, dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan
ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas pada
kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada
suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana
sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu
sektor andalan. Namun, Kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri
wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan
harus mendapat perhatian
utama. Wisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-
karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang
terjamin. Saat ini, kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses
penyelenggara wisata. Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak
mengacu kepada hal-hal fisik alamiah. Misalnya, bentang alam dan komponen fisik
buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-
bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang lebih luas, faktor sosial
dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan integral industri wisata. Kualitas
lingkungan meliputi kualitan bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang
kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamanan
daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah
seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies,
kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu
sendiri. Menurut hukum permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan bagian
integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap
kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi
pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata
menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan.
Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan, membenahi, dan
menambahkan wisata air pada wisata setu babakan yang terdapat di jagakarsa, Jakarta
selatan, bukan hanya untuk meningkatkan pengunjung saja dampak dari itu semua,
tetapi juga untuk menertibkan wisatawan dan membuka lapangan pekerjaan untuk
masyarakat setempat.
Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan tempat wisata setu
babakan dengan mengambil judul “PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN
DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI DAN MENAMBAH WISATA
AIR. Dengan mengambil judul tersebut bisa menjadikan wisata setu babakan menjadi
semakin ramai dan bisa jadikan wisata favorit keluarga.
1.2. Rumusan Masalah
1. Objek Wisata Setu Babakan?
2. Bagaimana Meningkatkan Pengunjung Wisata Setu Babakan?
1.3. Tujuan
1. Mengenal Objek Wisata Setu Babakan.
2. Meningkatkan Pengunjung Wisata Setu Babakan.
1.4. Manfaat
1. Memberi Pengetahuan Tentang Objek Wisata Setu Babakan.
2. Mengembangkan Wisata Setu Babakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wisata
1. Wisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara
sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9
thn 1990 pasal 1).
Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan,
dilakukan secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan seluruhnya dan sebagian
bertujuan untuk objek dan daya tarik wisata atas dasar itu maka ‘wisata’ adalah
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut secara sukarela dan bersifat
sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1).
Objek dan daya tarik wisata adalah yang menjadi sasaran dalam perjalanan wisata
yang meliputi :
a. Seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan Ciptaan Tuhan
YME, yang berujud keadaan alam dan flora dan fauna tumbuhan hutan tropis serta
binatang langka.
b. Karya manusia berujud museum peninggalan sejarah seni budaya wisata
argo(pertanian) wisata tirta(air) wisata petualangan taman rekreasi dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri dan
kerajinan, tempat-tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,
tempat-tempat siarah.(buku panduan sadar wisata)
Menurut Mathiesen dan wall (1982) bahwa wisata adalah kegiatan bepergian dari
dan ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya, wisata atau rekreasi sering dilakukan
untuk senang-senang atau bersantai.
Bersantai merupakan suatu aktivitas yang berbeda dengan aktivitas melaksanakan
pekerjaan tertentu.misalnya disela-sela melakukan suatu pekerjaan kemudian kita
duduk ditaman maka hal ini dapat dikatakan sedang bersantai.
2. Pariwisata
Pariwisata secara etimologis berasal dari kata “ Pari “ yang berarti berputar –putar
dan “Wisata” yang berarti perjalanan. Atas dasar itu maka pariwisata diartikan sebagai
perjalan yang dilakukan berputar –putar dari suatu tempat ke tempat lain. (1)
Menurut Prof. Salah wahab dalam bukunya berjudul An Introduction an
Touristm Theory mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya
memperlihatkan anatomi dari gejala –gejala yang terdiri dari 3unsur yaitu
manusia(human),yaitu orang yang melakukan perjalanan pariwisata ,ruang (space),
yaitu daerah atau ruanng lingkup tempat melakukan perjalanan waktu(time)yakni waktu
yang di gunakan selama perjalanan dan tinggaal di daerah tujuan waisata (2)

Berdasarkan ketiga unsur tersebut di atas maka Prof Salah Wahab merumuskan
pengertian pariwisata sebagai suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan
mendapat pelayanan secara beergantian orang –orang di suatu Negara itu sendiri (di
luar negri) yang meliputi pendiaman di daerah lain (daerah tertentu ,suatu Negara atau
benua )untuk sementara waktu dalam mencari kpuasan yang beraneka rgam dan
berbeda dengan apa yang di alaminya dimana dia memperoleh pekerjaan tetap.
Dalam pengertian lain pariwisata (Toursnm) adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjlanan tersebut untuk memenuhi
keinginannya yang beraneka ragam (3).
Maka untuk lebih jelasnya pengertian pariwisata adalah :
a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
b. Pengusaha obyek wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan
peninggalan sejarah (Candi, Makam Benteng), Museum, Waduk, pegelaran seni
budaya, tat kehidupan masyarakat dan bersifat

(1)(Yoeti A.Oka,1982 :103)

(2)(Yaoti A,Oka:106)

(3)(Yaoti A,Oka:09)
c. alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai indah dan sebagainya.
d. pengusaha jasa dan prasarana pariwisata yakni:
· Usaha jasa pariwisata (Biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata,
konvensi perjalanan intensif dan pameran, inprestarait, konsultan pariwisata, informasi
pariwisata.
· Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan
wisata dan sebagainya, serta usaha-usaha jasa lainnyayang berkaitan dengan
penyelenggaraan pariwisata (buku panduan wisata).
3. Kepariwisataan.
Sesuai dengan undang-undang NO. 9 Bab I pasal 1 berbunyi :
“Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata, artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya
dengan perencanaan, pengawasan pariwisata, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun pihak swasta serta masyarakat. (UU No. 9. tahun 1990)”. (Bab I. pasal 1).
“Dari batasan tersebut diatas tampak bahwa prinsip kepariwisataan dapat
mencakupi semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut dengan
bertamasya dan rekreasi. Dalam hal ini diberikan suatu garis pemisah yang
menyatakan bahwa perjalanan tersebut tidak bermaksud untuk memangku suatu
jabatan disuatu tempat atau daerah tertentu sebab perjalanan terakhir ini dapat
digolongkan kedalam perjalanan bukan untuk tujuan pertamasyaan atau pariwisata.
Artinya semua urusan dan kegiatan ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan,
pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak
swasta, dan masyarakat disebut Kepariwisataan”.
4. Wisatawan
Pengertian dari wisatawan menurut F.W. Ogilvie yaitu semua orang meninggalkan
ruamh kediaman mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara
mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa
dengan maksud mencari nafkah ditempat trsebut. (4)(Pendit N. S. 1994 : 37).
Batasan ini diberi variasi lagi oleh A.J. Norwal yang menyatakan seorang
wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah asing dengan maksud dan tujuan
apapun asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur
melintasi perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, yang
mana diperolehnya bukan di negeri tersebut melainkan dinegri lain. (5)(Pendit N. S, 1994 : 37).

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas maka ciri-ciri seseorang itu dapat
disebut sebagai wisatawan yaitu:
· Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
· Perjalanan hanya untuk sementara waktu.
· Orang yang melukukan tidak mencari nafkah ditempat atau di Negara yang
dikunjunginya. (6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).

2.2. Mitos Setu Babakan


Tersebutlah sepasang remaja yang saling berkasih-kasih. Percintaan mereka tak
disetujui oleh orang tua si gadis. Sebab si pemuda amatlah miskin. Suatu ketika,
berkatalah pemuda itu kepada kekasihnya,
"Dik, orang tua adik jelas-jelas tak menyetujui hubungan kita", Pemuda itu
menjelaskan, "Mungkin karena abang orang miskin. Karena itu abang hendak pergi
merantau. Siapa tahu nasib abang membaik. Dan jika kita memang berjodoh, kelak
pasti kita akan dapat bersama lagi".
"Jika memang itu keputusan abang, pergilah". sahut gadis itu dengan berlinang air
mata. "Tetapi jika abang sudah berhasil di rantau, lekaslah pulang". Dengan diiringi
linangan air mata, pergilah pemuda itu.
Setahun telah berlalu. Tak ada kabar mengenai pemuda itu. Si gadis mulai resah,
apalagi orangtuanya telah menjodohkan dirinya dengan laki-laki lain.

(4)(Pendit N. S. 1994 : 37).

(5)(Pendit N. S, 1994 : 37).

(6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).

Saat pernikahannya kian dekat, gadis itu kian gelisah. Ia masih berharap pemuda
idamannya akan kembali. Namun harapan tinggal harapan.
Akhirnya gadis itu putus asa. Ia pergi ke Danau (Setu) Babakan. Dengan perasaan
hancur ia menceburkan dirinya ke sana. Para siluman penghuni danau itu menaruh
belas kasihan pada gadis itu. Maka ia tak mati terbenam di danau itu, tetapi menjelma
menjadi buaya putih.
Hingga kini, buaya putih itu masih setia menjaga danau itu. jikalau ada orang
berbuat tak senonoh di sekitar danau, maka orang itu akan menjadi korban buaya putih.

2.3. Wisata Setu Babakan


1. Setu Babakan (Danau Babakan)
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat
Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya
Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan
dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat
ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan
tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi
tepian setu.
Beberapa wahana wisata yang ada di Setu Babakan, dari waktu ke waktu kian
dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Setu Babakan sendiri.
Wahana wisata di Setu Babakan antara lain:
A. wisata budaya  rumah adat betawi, budaya dan kuliner khas
orang betawi
B. wisata agro  pohon-pohon tua (masa dahulu) yang mulai jarang ditemukan, ada di
setu babakan
C. wisata air  terdapat dua setu: setu babakan dan setu mangga bolong, di setu tsb
orang boleh bebas memancing ikan tapi tidak boleh menjalanya.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan
Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi
secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini
merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati
suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di
perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara
hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan
tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif
menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat
dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas
keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289
Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola
hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga.
Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun
tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang,
seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal
lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya
merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar
budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI
Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan
budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni
drama
2. Keistimewaannya
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan
alam dan budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke
kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan
menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama,
pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang
masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang
banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa,
kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie,
roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran
seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus,
lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di
sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu.
Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya
Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan,
atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas
Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan
pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang
tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan,
di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau
sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu,
wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke
perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran
rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang
pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik
untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung
dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-
buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni,
jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol,
kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung,
sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain
itu Setu babakan adalah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.
3. Akses
Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat
banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar
Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju
Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu
gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari
Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.
4. Akomodasi dan Fasilitasnya
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga
saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung
pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, kantor pengelola, galeri,
dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan
busana adat khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan
keinginan pengunjung
Dilihat dari analisis SWOT dapat diketahui yang menjadi kekuatan (strenght),
kelemahan (weaknes), peluang (opportunities) dan ancaman (treast) dari pariwisata di
Kota Blitar adalah sebagai berikut:
a. Strenght (kekuatan)
· Memiliki wisata budaya, hiburan, dan kesehatan seperti kampong betawi, wisata air,
dan pohon-pohon tua yang masih terjaga.
· Memiliki tradisi budaya yang unik, seperti upacara pernikahan, sunat, dan silat khas
betawi.
· Tersedia fasilitas pendukung yang memadai seperti , restoran, dan atm.
· Keramah tamahan penduduk kampong betawi
· Angkutan Umum untuk menuju objek wisata mudah didapatkan.
b. Weakness (kelemahan)
· Kurang memadainya kegiatan promosi dan penyebaran pariwisata Kota Blitar ke luar
daerah.
· Keamanan dan stabilitas kurang memadai.
· Tidak tersedianya tempat penginapan.
· Penataan pintu masuk yang kurang rapih, membuat orang bisa masuk lewat pintu
lain dengan gratis..
· Tidak tersedianya lapangan parkir.
c. Opportunities (peluang)
· Digelarnya pertunjukan betawi setiap minggunya.
· Berada di Ibu Kota Indonesia
· Akses mudah
d. Threats (ancaman)
· Semakin majunya pengaruh globalisasi, membuat banyak orang melupakan
budayanya.
·
2.4. Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan bagi para
wisatawan
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak.
1. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman system jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.
2. Pola pemanfaatan ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya.
Beberapa tempat yang haru ditata kembali :

1. Penataan Pintu Masuk & pintu keluar


Membenahi semua fasilitas mulai dari pintu masuk hingga fasilitas yang terdapat
dalam setu babakan. Dengan merapihkan atau membenahi sarana dan prasarana
adalah membuat daya tarik wisatawan semakin banyak untuk berwisata ke setu
babakan.
Seperti halnya pintu masuk atau pintu keluar yang tidak ditentukan itu membuat
pengunjung bingung untuk melalui pintu yang mana yang harus dilewati, maka tidak
heran banyak wisatawan tersasar kedalam perumahan penduduk yang berada disekitar
obyek wisata tersebut. Ketidak teraturan pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat
dalam obyek wisata setu babakan. Jadi, menentukan pintu masuk dan pintu keluar
sangat penting, bukan hanya untuk datang dan keluarnya pengunjung saja, tetapi juga
kemudahan bagi para petugas untuk memeriksa dan menjaga setu babakan dari setiap
pengunjung yang datang.
Menentukan pintu masuk untuk setiap obyek wisata itu sangatlah diperlukan,
karena mempermudah mengkondisikan dan menutup pintu masuk yang lain, kecuali
pintu masuk yang telah ditentuka. Dan petugas atau pengelola bisa memperhitungkan
setiap hari berapa pengunjung yang datang ketempat wisata budaya setu babakan.
Dengan mengkondisikan pintu masuk, petugas bisa menetapkan tarif untuk setiap
wisatawan yang berkunjung yang ketempat wisata setu babakan, terkecuali penduduk
sekitar yang tidak perlu dipungut biaya, tetapi harus ikut berpatisipasi menjaga dan
melestarikan obyek wisata setu babakan.
2. Penataan Lapangan Parkir
Bukan saja pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat dalam obyek wisata,
tetapi juga lapangan parkir itu juga perlu diperhatikan. Untuk setu babakan sendiri
belum mempunyai tempat khusus lapangan parkir untuk wisatawan, sehingga
mengganggu para wisatawan yang hendak ingin berjalan-jalan sekitar danau babakan
tersebut. Karena ketidak tersedianya lapangan parkir yang terdapat dalam wisata setu
babakan membuat para wisatawan diperbolehkan membawa kendaraannya untuk
mengelilingi obyek wisata setu babakan tersebut.
Ketidak tersedianya lapangan parkir membuat aturan dan tata tertib wisata setu
babakan menjadi semeraut, dan tidak terkendali. Dan secara tidak langsung merusak
kualiatas alamiah yang menjadi tujuan utama wisatawan.
Karena, Wisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan
karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas
lingkungan yang terjamin.(7)
Pembuatan lapangan parkir itu juga akan menambah pendapatan untuk
masyarakat setempat, dan juga bisa menambah dana perawatan untuk setu babakan
sendiri. Dan lingkung serta kenyamanan wisata lebih terjamin, dan wisatawan juga akan
merasa senang dengan kenyamanan yang diberikan
3. Penataan dan Menambahi Tempat Pertunjukan Budaya Betawi
Sarana tempat pagelaran seni yang sering menampilkan kebudayaan-
kebudayaan asli yang terdapat dalam kampong betawi hanya mendapat sarana
panggung terbuka. Padahal secara geografis wisata setu babakan daerah yang
memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Dengan hanya menyediakan panggung terbuka
sebagai pagelaran seni asli dari kebudayaan-kebudayaan betawi ini membuat rasa
khawatir dan ragu bagi para wisatawan untuk berlibur atau berwisata ke setu babakan.
Secara geografis wilayah setu babakan memang memiliki curah yang sangat
tinggi, jadi sebaiknya menyediakan tempat pagelaran seni yang tertutup (indoor).
Panggung atau tempat pagelaran seni yang tertutup tersebut bisa mengatasi bila terjadi
hujan secara tiba-tiba, dan bisa mengurangi rasa kekhawatiran dan keraguan bagi para
wisatawan yang ingin berkunjung.
4. Menambah Tempat Penginapan
Sarana penginapan atau istirahat itu juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
wisatwan setu babakan. Tentu setiap wisatawan yang ingin berlibur atau rekreasi bukan
hanya mencari tempat wisata yang indah,

(7)(http://anca45-kumpulan-makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan.html)
wisata yang alamiah, wahanya yang seru, dan pastinya juga mencari tempat
penginapan sebagai tempat beristirahat setelah lelah berjalan-jalan mengelilingi tempat
wisata yang dituju.
Tempat penginapan atau beristirahat sangat dibutuhkan sebagai daya tarik
wisatawan yang ingin berkunjung ke setu babakan. Dengan menambah tempat
penginapan wisatawan juga bisa merasakan langsung hidup dengan adat budaya
betawi yang menjadi andalan wisata setu babakan.
Fasilitas yang semakin baik dan aksesnya mudah, bukan hanya wisatawan dari
domestik saja yang akan berkunjung ketempat wisata setu babakan yang kaya akan
budaya dan berbagai wisata lainnya. Bahkan wisatawan mancanegara akan berminat
untuk berlibur atau berkunjung ke tempat wisata babakan. Dengan meningkatnya
pengunjung bukan hanya pendapatan masyarakat saja yang bertambah tetapi juga
berdampak pada pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan
untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan
kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan
kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar
bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan
pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan
budaya, wahana yang seru, dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa memburuk
karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian,
pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan
terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah
tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan. aktifitas wisata
dapat peran yang signifikan dalam pembiayaan program-program konservasi
lingkungan hidup. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga
mempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkan pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang
menjadi pilihan wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga
menjadi pilihan wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan
merasa nyaman dan senang, karena sebagai pengunjung mereka juga ingin mendapat
tempat wisata yang terawatt dan dikelola dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, A. OKA. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: PT. pradnya
paramita
Ridjal D, Samsul. 1997. Peluang Pariwisata Mutiara Sumber Widya. Benih Kecerdasan.
Dampak Pariwisata, (online), (http://anca45-kumpulan-
makalah.blogspot.com/2011/12/dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan.html)Diakses
28 september 2013
Makalah pariwisata kota blitar, (online), (http://pendiks.blogspot.com/2012/02/makalah-
deskripsi-pariwisata-di-kota.html) diakses 29 sepeptember 2013
Seputar setu babakan, (online), (http://setubabakan.wordpress.com/about/) diakses 2
oktober 2013
Rumah adat betawi, (online), (http://adewaych.blogspot.com/p/rumah-adat-betawi.html)
diakses 2 oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai