Anda di halaman 1dari 5

Masalah Defisiensi Hormonal

Masalah defisiensi hormonal pada usia menopause diakibatkan oleh menurunnya pro- duksi
hormon estrogen ovarium karena berkurangnya jumlah folikel yang aktif sampai
menghllangnya produksi estrogen ovarium akibat sudah tidak ada sama sekali folikel yang
masih aktif d i ovarium. Keadaan defisiensi estrogen ini dapat beraklbat pada mun- culnya
keluhan jangka pendek ataupun keluhan jangka panjang. Tidak semua perem- puan
menopause mempunyai keluhan. Sekitar 1 8 %tanpa keluhan, 5 6 %dengan keluhan dalam 1
- 5 tahun setelah menopause dan26%setelah lebih dari 5 tahun

Ge j a l a K e l a i n a n Metabolik

• Kelainan Metabolisme Lemak dan Penyakit Jantung Koroner

Estrogen bersifat mempengaruhi metabohsme lemak dari hati danusus untukme- ningkatkan
sintese lipoproteindengan mempengaruhi lipoproteinlipase. D i samping itu, estrogen juga
bekerja langsung pada pembuluh darah mencegah hipertrofi d a n hiperplasia endotel
sehingga sulit terjadi perlekatan kolesterol. Estrogen juga dapat meningkatkan produksi
prostasiklin pada endotel pembuluh darah untuk memper- tahankan kelenturan
danmencegah agregasi trombosit.

Pada menopause kadar estrogen berkurang sehingga produksi H D L (alpha lipopro- tein)
berkurang danLDL(beta lipoprotein),kolesterolmeningkat. HDLmempunyai sifat
kardioprotektif, sedangkan L D L d a n kolesterol mengakibatkan kekakuan pem- buluh
darah sehingga risiko penyakit jantung koroner meningkat. Pada usia 55 tahun, akan mulai
tampak peningkatan kadar L D Ldan penurunan HDL. Kejadian penyakit jantung koroner
pada usia d i bawah 4 0 tahun pada laki-laki ataupun perempuan ham- pir sama. Akan tetapi,
setelah usia 40tahun keatas kejadian PJKpada perempuan meningkat. Pada usia 4 5 - 5 4
tahun kejadian P J Kpada perempuan meningkat 2 kali lipat.

Anna Ulfah Rahajoe , penyakit jantung pada perempuan Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 28, No. 3
• Mei 2007

Hormon estrogen berperan melindungi perempuan dari PJK, oleh karenanya infark
miokard akut terjadi pada usia yang lebih tua dibanding laki-laki. Mereka juga
mempunyai risiko kematian lebih tinggi dan komorbiditas faktor risiko penyakit jantung
koroner (PJK) yang lebih besar. Estrogen berperan dalam pengaturan faktor metabolisme,
seperti lipid, petanda inflamasi, sistim trombotik, vasodilatasi reseptor dan . Oleh
karena itu, terjadinya menopause berpengaruh terhadap kejadian PJK
Gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik lebih sering pada laki-laki, sedangkan
gagal jantung akibat gangguan fungsi diastolik lebih sering terjadi pada perempuan;
rendahnya kadar estrogen berperan dalam menambah massa ventrikel.

Di Negara Negara industry Penyakit jantung coroner (PJK) menjadi penyebab


predominan pada 60-75 % kasus gagal jantung pada pria dan wanita . Hipertensi
memberikan kontribusi pada perkembangan penyakit gagal jantung pada 75% pasien,
termasuk pasien dngan PJK. Interaksi antara PJK dan Hipertensi memperbesar resiko
pada gagal jantung.

Raditya wratsangka, upaya meningkatkan kesehatan wanita menopause, ilmu kebidanan


dan penyakit kandungan fakultas kedokteran universitas trisakt 1999

Dikutip dari Raditya wratsangka, upaya meningkatkan kesehatan wanita menopause,


menyebutkan Di negara industri, penyebab kematian terbanyak pada wanita usia > 50
tahun adalah PJK. Di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita - Jakarta, dalam periode 1994-
1995, dari 118 wanita yang dirawat karena infark miokard akut (IMA), terdapat 105
orang (89%) di antaranya adalah wanita usia menopause/pascamenopause

PJK merupakan penyebab kematian utama pada perempuan di Amerika Serikat, sekitar
setengah juta perempuan meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya.
Berdasarkan data tahun 2003 PJK mengakibatkan satu kematian setiap menitnya pada
perempuan dibandingkan penyakit lainnya (Ganesya, 2007). Data Riskesdas 2007
menunjukkan prevalensi penyakit jantung lebih tinggi pada perempuan baik berdasarkan
diagnosa (1,0%) maupun diagnosa dan gejala (8,1%) dibandingkan laki-laki (0,8% dan
6,2%). (Riskesdas, 2007)
Definisi pjk

Penyakit Jantung Koroner merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah
arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding dalam pembuluh darah disertai
adanya plak yang mengganggu aliran darah ke otot jantung yang akibatnya dapat
mengganggu fungsi jantung.

aktor Risiko PJK

Faktor-faktor risiko mayor-independen PJK terdiri dari. Kebiasaan, merokok, Hipertensi,


tingginya kadar kolesterol total dan kolesterol-LDL serum, rendahnya kadar kolesterol-
HDL serum, diabetes-melitus dan umur tua. Berbagai penelitian tersebut menunjukkan
bahwa factor-faktor itu bersifat aditif. Jadi jumlah risiko total seseorang ditemukan oleh
factor risiko keseluruhan (global) yang dipunyainya.

Faktor risiko kondisional berhubungan dengan peningkatan risiko PJK, walaupun


kontribusinya tehadap risiko PJK belum jeas dibuktikan. Factor

Universitas Sumatera Utara

risiko pencetus adalah factor-faktor yang jelas memperburuk pengaruh factor risiko
mayor-independen. Dua diantaranya, yaitu obesitas sentral dan aktifitas fisik yang
rendah. (Santoso, dkk, 2009)
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka penyakit kardiovaskular sangat
berbahaya bagi kesehatan. Ada banyak macam penyakit kardiovaskular, tetapi yang
paling umum dan paling terkenal adalah penyakit jantung koroner dan stroke.

Penyebab penyakit kardiovaskular bersifat multifaktorial yang terutama berhubungan


dengan perubahan pola hidup meliputi rokok, alkohol, inaktifitas fisik, serta pola makan
yang tidak sehat. Faktor risiko penyakit kardiovaskular terdiri dari yang dapat
dimodifikasi (90%) termasuk : dislipidemia, merokok, hipertensi, diabetes melitus,
inaktifitas fisik, dan yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia tua, jenis kelamin laki-
laki, dan keturunan .

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk penyakit kardiovaskular yang
menjadi penyebab nomor satu kematian dunia, Penyakit Jantung Koroner adalah kelainan
pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam
dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang mengganggu aliran darah ke
otot jantung yang akibatnya dapat mengganggu fungsi jantung.

Terdapat faktor risiko terjadinya PJK terdiri dari. Kebiasaan, merokok, Hipertensi,
tingginya kadar kolesterol total dan kolesterol LDL serum, rendahnya kadar kolesterol
HDL serum, diabetes melitus dan umur tua.
Kesimpulan
Terdapat hubungan antara menopause dengan kejadian penyakit kardiovascular ,Dikutip
dari Raditya wratsangka,1999 upaya meningkatkan kesehatan wanita menopause,
menyebutkan Di negara industri, penyebab kematian terbanyak pada wanita usia > 50
tahun adalah PJK. Di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita - Jakarta, dalam periode 1994-
1995, dari 118 wanita yang dirawat karena infark miokard akut (IMA), terdapat 105
orang (89%) di antaranya adalah wanita usia menopause/pascamenopause hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yusnidar tahun 2007, faktor resiko PJK pada wanita usia >45
tahun menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara menopause dengan
kejadian PJK, dimana wanita yang sudah menopause mempunyai risiko 7,2 kali lebih
besar untuk terjadinya PJK dibandingkan yang belum menopause, hal ini serupa dengan
yang dikemukakan Ratih oemiati dan Rustika 2015, faktor resiko penyakit jantung
coroner (PJK) pada perempuan, menyatakan perempuan yang telah menopause memiliki
resiko 1,5 kali dibandingkan perempuan yang tidak menopause.

Anda mungkin juga menyukai