OLEH:
NAMA : FIRDA
NIM : 60100116068
I. Latar Belakang
Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslim. Baik dari segi agama,
ekonomi, social, politik, dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para
pendahulu memfungsikan masjid secara maksimal.
perkembangan masjid pada masa sekarang yang begitu pesat dapat dilihat
di kota-kota hingga di pelosok desa. Masjid mudah kita jumpai di mana
saja, baik di terminal, tempat rekreasi, dan di lembaga-lembaga
pendidikan. keadaan yang demikian di satu sisi tentu membuat kita begitu
senang dan bahagia karena orang-orang mulai sadar akan pentingnya
untuk beribadah kepada Allah SWT. Mereka membuat masjid di berbagai
tempat dengan harapan agar mempermudah proses ibadah yang akan
mereka kerjakan. Hal itu boleh-boleh saja dilakukan mengingat sekarang
ini banyak orang yang memiliki mobilitas tingi, sehingga mereka dituntut
untuk berpacu pada waktu. Dengan kehadiran masjid-masjid di sekitar
mereka maka sedikit banyak akan membantu karena tidak perlu waktu
lama untuk mencari masjid (Faruq, 2010: 23).
Di sisi lain , fenomena pertumbuhan masjid yang semakin banyak
ternyata tidak diimbangi dengan upaya memakmurkannya. tidak semua
masjid yang dibangun bisa mengoptimalkan fungsinya, karena masjid
mulai mengalami mutilasi fungsi dan distorsi wilayah kerja. masjid hanya
identic dengan tempat shalat, tidak lebih dari itu. Karena ada beberapa
masjid yang bahkan tidak digunakan shalat berjamaah lagi, terlebih pada
saat shalat dzuhur dan shalat ashar. Sehingga banyak masjid yang telah
dibangun tetapi sepi dari jamaah. Semua itu disebabkan karena pada masa
sekarang banyak orang yang membangun masjid tidak didasari dengan
rasa taqwa melainkan hanya sebagai pelengkap dan legitimasi keislaman
di suatu lingkungan. Saat ini orang mendirikan masjid di mana-mana
tanpa adanya suatu perencanaan yang baik sebagai tempat pembinaan
umat lahir dan batin. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat islam,
makmur dan sepinya masjid tergantung mereka. Apabila mereka rajin
beribadah ke masjid, maka makmurlah tempat ibadah itu, tetapi apabila
mereka enggan atau malas ke masjid sepi pulalah masjid tersebut.
Memang logis apabila keadaan umat islam diukur dengan keadaan masjid
yang ada di daerah. Masjid yang makmur menunjukkan kemajuan umat di
sekitarnya sedangkan masjid sepi menunjukkan kualitas iman dan rasa
tanggung jawab di sekitarnya sudah menipis.
Dari uraian diatas, Dengan kehadiran masjid-masjid di sekitar kita maka
sedikit banyak akan membantu karena tidak perlu waktu lama untuk
mencari masjid, serta dalam membangun sebuah bangunan terutama
membangun sebuah masjid, harus ada suatu perencanaan yang baik dan
tepat. Pada pembangunan Islamic Center Mosqoe akan menjadi pusat
Islamic yang menggunakan konsep arsitektur modern islam dengan tetap
memperhatikan kaidah-kaidah yang sesaui dengan konsep syariat islam.
II. Tujuan
Untuk mengidentifikasi prinsip desain masjid yang perlu diperhatikan.
Bukan hanya sekedar menciptakan bangunan masjid yang indah, glamour,
ataupun megah, melainkan juga perlu dengan diperhatikan dari sisi
syariat.
BAB II
LITERATUR
I. Studi Preseden
A. Definisi Masjid
Masjid atau Mesjid adalah rumah tempat ibadah umat islam atau
muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan sebutan lain bagi masjid di
Indonesia adalah mushalla, langgar, atau surau. Istilah tersebut
diperuntukkan bagi masjid yang tidak digunakan untuk shalat jum’at
dan umumnya berukuran kecil. selain digunakan sebagai tempat
ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama,
ceramah, dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.
Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam
aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
B. Fungsi Masjid
1) Fungsi Keagamaan
Ibadah
Semua muslim yang telah baligh atau dewasa diperintahkan
untuk menunaikan sholat wajib lima kali sehari secara
berjamaah di masjid kecuali ada halangan. Walaupun
beberapa masjid hanya dibuka pada hari Jumat, tetapi masjid
yang lainnya menjadi tempat sholat sehari-hari.
Kegiatan bulan ramadhan
Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim
untuk beribadah pada bulan Ramadan. Biasanya, masjid akan
sangat ramai di minggu pertama Ramadan. Pada bulan
Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan acara
pengajian yang amat diminati oleh masyarakat.
Amal
Rukun ketiga dalam Rukun Islam adalah zakat. Setiap muslim
yang mampu wajib menzakati hartanya sebanyak 2.5% dari
jumlah hartanya. Masjid, sebagai pusat dari komunitas umat
Islam, menjadi tempat penyaluran zakat bagi yatim piatu dan
fakir miskin. Pada saat Idul Fitri, masjid menjadi tempat
penyaluran zakat fitrah dan membentuk panitia amil zakat.
2) Fungsi Sosial
Pusat kegiatan masyarakat
Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad
saw, berlomba-lomba untuk membangun masjid. Seperti kota
Mekkah dan Madinah yang berdiri di sekitar Masjidil Haram
dan Masjid Nabawi, kota Karbala juga dibangun di dekat
makam Husain bin Ali. Kota Isfahan, Iran dikenal dengan
Masjid Imam-nya yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
Pada akhir abad ke-17, Syah Abbas I dari dinasti Safawi di
Iran mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus
di dunia dengan membangun Masjid Syah dan Masjid Syaikh
Lutfallah di pusat kota. Ini menjadikan kota Isfahan memiliki
lapangan pusat kota yang terbesar di dunia.
Pendidikan
Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat
pendidikan. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai
oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik
ilmu keislaman maupun ilmu umum.
3) Masjid dan Politik
Bantuan
Negara yang di mana jumlah penduduk Muslimnya sangat
sedikit, biasanya turut membantu dalam hal-hal masyarakat,
seperti misalnya memberikan fasilitas pendaftaran pemilih
untuk kepentingan pemilu.
Konflik social
Masjid kadang-kadang menjadi sasaran kemarahan umat non-
Muslim. Kadangkala kasus persengketan terjadi di beberapa
daerah di mana umat Islam menjadi minoritas di daerah
tersebut.
C. Contoh Bangunan Masjid
1) Masjid Raya Sumatera Barat
Sekilas bangunan seluas 900 meter persegi ini mirip peci. Ujung
depan dan belakang bangunan dibuat mengerucut. Sisi kanan dan
kirinya dibuat sejajar dengan dinding seperti gabungan beberapa
segitiga. Ada juga yang menyebutnya mirip ikat kepala khas
Sunda.
Berbeda dengan masjid biasanya di Indonesia yang atapnya
terdapat kubah, rumah ibadah umat Muslim bernama Al Safar
beratap datar. Desain ini memang sengaja dipilih tim arsitek
Urbane. Tim arsitek yang digawangi Wali Kota Bandung, Ridwan
Kamil, dan teman-temannya, sengaja memilih bentuk tidak biasa
untuk sebuah masjid.
Selain tanpa tiang, konsep tempat jemaah perempuan beribadah
dibuat lebih tinggi dengan desain mezanine. Untuk menuju tempat
salat jemaah perempuan dibuat jalur menanjak, tanpa anak tangga
(ramp).