Anda di halaman 1dari 42

FENOMENA PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN

MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah

oleh

Indrawan Fadhil Pratyaksa 16314063

Muhammad Dzaki Ibrahim 16314099

Sy. Zumri Arza 16314019

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KOTA BANDUNG 2014


PRAKATA

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

yang berjudul “Fenomena Pergaulan Bebas di Institut Teknologi Bandung”

dengan baik dan lancar. Latar belakang kami membuat karya tulis ilmiah ini yaitu

mencari penyebab terjadinya pergaulan bebas di ITB. Adapun tujuan penulis

membuat karya tulis ilmiah ini adalah ingin mengetahui tingkat bebas tidaknya

pergaulan mahasiswa di lingkungan ITB. Kami sadar bahwa selesainya karya tulis

ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendukung terselesaikannya karya tulis ini,

2. para teman dan sahabat yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada

penulis.

Karya tulis ini ditulis berdasarkan pengamatan di lapangan, hasil survei dengan

kuesioner, dan hasil studi pustaka mengenai pergaulan bebas. Dalam penulisan

karya tulis ilmiah terdapat hambatan yaitu sulitnya menentukan waktu yang tepat

untuk mengerjakan karya tulis ilmiah. Berbagai upaya telah dilakukan penulis

untuk mendapatkan hasil terbaik dalam karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa

karya tulis ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan

ii
penulis yang terbatas. Oleh karena itu penulis sangat menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan karya tulis ini.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat serta dapat memperbaiki

kualitas pergaulan untuk masa mendatang.

Bandung, 30 November 2014

Tim Penulis

iii
ABSTRAK

Karya tulis ilmiah yang berjudul Fenomena Pergaulan Bebas di Institut Teknologi
Bandung ini membahas tentang pergaulan bebas di ITB, pergaulan yang melanggar
norma dan aturan yang berlaku. Secara fakta, pergaulan bebas mamang sudah
mewabah di lingkungan mahasiswa saat ini, bahkan menimbulkan efek negatif yang
merugikan. Melalui karya tulis ilmiah ini, kami ingin mencari penyebab terjadinya
pergaulan bebas di Institut Teknologi Bandung. Dalam perumusan masalah, akan
dibahas mengenai tindak pergaulan bebas dan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pergaulan bebas. Adapun tujuan kami membuat karya tulis ilmiah ini
adalah untuk mengetahui tingkat bebas tidaknya pergaulan mahasiswa di lingkungan
kampus dan untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan
bebas mahasiswa. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penyusunan karya tulis
ilmiah ini bahwa tingkat pergaulan bebas di ITB tergolong sedang, dan pergaulan
bebas merupakan perilaku yang tidak mengenal batas, tidak sesuai dengan norma
agama dan norma susila serta menimbulkan dampak yang bersifat negatif. Contoh
dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas yaitu mabuk-mabukan, penggunaan
narkoba, seks bebas, clubbing (disko malam), tawuran, dls. Pada intinya pergaulan
bebas sudah sepatutnya dihindari karena tidak memberikan nilai positif bagi
mahasiswa dan lingkungan yang dapat merusak kualitas dari generasi penerus bangsa.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

PRAKATA ................................................................................................................ ii

ABSTRAK …… ........................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ............................................ 1

1.1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.1.2 Ruumusan Masalah ....................................................................... 2

1.2 Ruang Lingkup Kajian ..................................................................... 2

1.3 Tujuan Peneletian dan Manfaat ........................................................ 3

1.4 Anggapan Dasar ............................................................................... 4

1.5 Hipotesis ........................................................................................... 5

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................... 5

1.6.1 Metode ........................................................................................... 5

v
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 5

1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... 5

BAB II DASAR TEORI PERGAULAN BEBAS .............................................. 6

2.1 Konsep Penyesuaian Diri ................................................................. 6

2.2 Etika Pergaulan Remaja ................................................................... 7

2.3 Pengertian Pergaulan Bebas ............................................................. 8

2.4 Penyebab Pergaulan Bebas ............................................................... 10

2.5 Kehidupan Mahasiswa ..................................................................... 14

2.6 Dampak Pergaulan Bebas ................................................................. 15

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 16

3.1 Pemahaman Mahasiswa ITB tentang Pergaulan Bebas ................... 16

3.2 Kondisi Pergaulan Bebas di ITB ....................................................... 17

3.3 Dampak Pergaulan Bebas terhadap Mahasiswa Secara Umum ....... 18

3.4 Dampak Adanya Pergaulan Bebas bagi Individu Mahasiswa .......... 21

3.5 Penyebab Adanya Pergaulan Bebas di ITB....................................... 22

3.6 Jenis Pergaulan Bebas di ITB ........................................................... 24

vi
3.7 Aktivitas Mahasiswa ITB ................................................................. 25

3.8 Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa ITB ................................. 27

3.9 Sikap Mahasiswa Terhadap Pergaulan Bebas di ITB ...................... 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 29

4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 29

4.2 Saran ................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31

LAMPIRAN ............................................................................................................ 32

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... 33

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar Belakang Masalah

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda zaman

sekarang yang terjerumus ke dalam dunia perzinahan (free sex). Hal ini

disebabkan terlalu bebasnya mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya

adalah kurangnya pemahaman mahasiswa saat ini terhadap batas-batas pergaulan

antara pria dan wanita. Selain itu didukung oleh arus modernisasi yang telah

mendunia dan lemahnya keimanan seseorang yang mengakibatkan masuknya

budaya asing tanpa melalui proses seleksi yang baik. Kita telah mengetahui bahwa

sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, hampir seluruh kebudayaan

yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya

bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan

pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari

pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah

menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa

sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran.

Masa awal perkuliahan adalah masa bagi para mahasiswa beradaptasi dengan

lingkungan yang baru, tentunya lingkungan barunya tersebut sangat berbeda

dengan lingkungannya pada masa SMA. Pada masa ini juga para mahasiswa

1
mulai mencari jati dirinya sendiri. Terkadang ketika mencari jati dirinya tersebut,

mahasiswa terjerumus ke jalan yang salah karena pengaruh lingkungan tempat

tinggal yang tidak baik.

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki

tingkat pergaulan bebas yang tinggi. Hal ini disebabkan jumlah penduduk di kota

Bandung didominasi oleh orang-orang berusia muda. Banyaknya usia-usia muda

dan tempat-tempat hiburan yang terbuka mengakibatkan pergaulan bebas

merupakan hal yang biasa di Kota Bandung.

Posisi kampus Institut Teknologi Bandung yang terletak di tengah-tengah kota

Bandung, mendorong para mahasiswa untuk masuk ke pergaulan kota yang penuh

gemerlap hiburan. Apalagi mahasiswa Institut Teknologi Bandung bukan hanya

berasal dari daerah Bandung saja, melainkan juga berasal dari daerah lain yang

tersebar di seluruh Indonesia. Banyak mahasiswa Institut Teknologi Bandung

yang berasal dari kota-kota pinggiran di Indonesia belum pernah merasakan

kehidupan hura-hura lingkungan perkotaan besar, sehingga muncul perasaan ingin

tahu yang membuat mereka masuk ke dalam lingkungan bebas tersebut.

Latar belakang kami membuat laporan ini adalah ingin mengetahui bahaya

pergaulan bebas di kalangan remaja pada zaman ini, khususnya para mahasiswa di

Institut Teknologi Bandung. Serta mencari tahu penyebab yang membuat para

remaja dapat melakukan hal tersebut. Melalui pertanyaan-pertanyan yang begitu

2
banyaknya tentang pergaulan bebas, maka kami memutuskan untuk membuat

laporan dan mengambil topik ini. Kami mengambil topik ini atas usulan bersama

yang mengomentari tentang masalah pergaulan bebas di kalangan mahasiswa pada

saat ini. Menurut kami tema ini cocok dengan kehidupan remaja pada saat ini,

dikarenakan perilaku pergaulan remaja atau mahasiswa di Indonesia yang

beraneka ragam terutama perilaku pergaulan bebas dan dikenal lebih

mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama.

1.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, muncul beberapa persoalan

mengenai fenomena pergaulan bebas yaitu Apa saja perilaku pergaulan bebas

yang ada di kalangan mahasiswa? Apa saja penyebab dan dampak dari pergaulan

bebas tersebut? Bagaimana upaya dalam mengatasi pergaulan bebas di kalangan

mahasiswa?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

1. Aktivitas mahasiswa,

2. pergaulan mahasiswa,

3. sikap mahasiswa,

4. lingkungan kampus,

5. lingkungan tempat tinggal mahasiswa.

3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah untuk

mengetahui fenomena pergaulan bebas yang terjadi di kalangan mahasiswa

Institut Teknologi Bandung. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan wawasan

kepada mahasiswa Institut Teknologi Bandung tentang fenomena pergaulan bebas

yang terjadi saat ini sehingga dapat memperbaiki kualitas pergaulan di kalangan

mahasiswa.

1.4 Anggapan Dasar

Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku

menyimpang, kata “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma

ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas sering kita dengar baik di

lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang

emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang tidak benar. Masalah

keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang

bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia

dalam mendorong kemajuan bangsa. Pergaulan adalah salah satu kebutuhan hidup

dari manusia sebab manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupan sehari-

hari membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup, dan hubungan antar manusia

dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).

4
1.5 Hipotesis

Pergaulan di kalangan mahasiswa ITB harus dijalankan berdasarkan tata nilai dan

norma yang berlaku sehingga terhindar dari pergaulan bebas. Selain itu, seluruh

mahasiswa ITB diharapkan lebih baik dalam mengatur kegiatan atau aktivitas

kemahasiswaannya.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur

maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan metode yang

digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan

pendekatan empiris dan rasional

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Pada penelitian kali ini kami menggunkan teknik pengumpulan data, berupa studi

literatur, observasi lapangan, dan penyebaran angket.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,

teori dasar pergaulan bebas, analisis perilaku dan pergaulan mahasiswa di

lingkungan ITB, serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai

latar belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan masalah,

tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan data

pada laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan.

5
BAB II

DASAR TEORI PERGAULAN BEBAS

2.1 Konsep Penyesuaian Diri

Konsep penyesuaian diri ini berasal dari biologi, dan merupakan konsep dasar

dalam teori evolusi Darwin. Dalam biologi, istilah yang digunakan ialah adaptasi.

Menurut teori tersebut hanya organisme yang berhasil menyesuaikan diri terhadap

lingkungan fisiknya saja yang dapat bertahan hidup.

Tingkah laku manusia itu dapat diterangkan sebagai reaksi-reaksi terhadap

tuntutan atau tekanan dari lingkungannya. Sebagai contoh, di daerah yang dingin

manusia harus berpakaian yang tebal untuk mengatasi tuntutan iklim. Untuk

menghindari diri dari bahaya banjir dan binatang buas, manusia membangun

rumahnya dengan tiang-tiang yang tinggi. Contoh-contoh tersebut menunjukkan

bahwa tingkah laku manusia itu merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-

tuntutan lingkungan fisik.

Oleh karena itu manusia hidup dalam masyarakat, maka tingkah lakunya tidak

saja merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan fisik lingkungannya,

melainkan juga merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan dan tekanan sosial

orang lain. Pada waktu seseorang masih bayi atau kanak-kanak, orang tuanya

memberikan tuntutan terhadapnya agar anaknya menerima nilai-nilai dan

memiliki pola tingkah laku yang baik. Penerapan di sekolah, anaknya

6
mendapatkan tuntutan dari guru dan teman-teman sekelasnya untuk bertingkah

laku yang diterima oleh mereka. Setelah dewasa, seorang tidak lepas pula dari

tuntutan-tuntutan orang lain (suami/istri, majikan, teman kerja, tetangga, dan

sebagainya) agar dia bertingkah laku yang dapat diterima oleh mereka.

“Konsep adaptasi yang berasal berasal dari biologi itu dalam ilmu-ilmu sosial
(khususnya psikologi) diberi nama baru: adjustment. Baik adaptasi maupun
adjustment kita terjemahkan dengan “proses penyesuaian diri terhadap
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Proses penyesuaian diri itu
merupakan reaksi terhadap tuntutan-tuntutan terhadap dirinya.” (Abu
Ahmadi, 2004 : 155)

2.2 Etika Pergaulan Remaja

Dalam pergaulan antar manusia, baik di kampung maupun pada forum

internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat

etiket (tata sopan santun) pergaulan. Etika adalah suatu standar atau kualitas

dalam diri kita untuk menilai moral orang lain. Setiap manusia pasti mempunyai

penilaian sendiri terhadap orang lain yang ditemuinya dan dapat memutuskan

apakah orang lain yang ditemuinya itu cocok atau tidak terhadap pribadi yang

dimiliki manusia tersebut. Sepertinya hal ini merupakan fitrah manusia bahwa

manusia memiliki rasa ingin dihargai oleh orang lain dan sekaligus ingin

menghargai orang lain. Sehingga ungkapan yang terkenal dalam kehidupan

sehari-hari di kalangan kita adalah “jika ingin dihargai oleh orang lain, maka

hargailah orang lain”. Melalui rasa ingin menghargai orang lain, seseorang

berupaya bersikap dan berperilaku sopan. Intinya adalah bagaimana kita bersikap

dan bertingkah laku sopan kepada orang lain.

7
“Masalah etika, adalah masalah manusia pada umumnya di mana pun
manusia berada dalam komunitasnya, pasti etika dan etiket ikut berperan
sebagai pedoman tingkah laku baik-buruk dalam pergaulan sesama mereka.
Remaja yang merupakan bagian dari manusia pada umumnya tentu juga
memerlukan pedoman tingkah laku agar pergaulan sesama remaja dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan norma masyarakatnya atau sesuai dengan
norma agama yang dianutnya, sehingga mereka terhindar dari pergaulan yang
menyimpang yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dan norma agama.”
(Poedjawijatna, 1982)

2.3 Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan

individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan

oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang

artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan

manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan

kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok

guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu

lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi

remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang

sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba

sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

8
Pengertian pergaulan bebas secara umum yaitu :

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, kata “bebas”

yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma atau aturan yang berlaku, tidak

seperti kebiasaan atau budaya bangsa timur yang ada. Masalah pergaulan bebas

sering kita dengar baik dari lingkungan maupun dari media massa.

Pergaulan bebas menurut agama Islam :

“Dalam sistem sosial, tidak diperhatikan adanya ijtimâ‘ (pergaulan/pertemuan


pria-wanita), karena yang dilihat hanyalah interaksi-interaksi yang ada. Dari
sini, muncul berbagai macam peraturan (sistem) yang bermacam-macam
sesuai jenis dan perbedaan interaksinya, yang mencakup aspek ekonomi,
pemerintahan, politik, pendidikan, pidana, mu’amalat, pembuktian, dan lain
sebagainya. Dengan demikian, penggunaan istilah an-nizhâmal-ijtimâ‘î untuk
menyebut sistem sosial tidaklah beralasan dan tidak sesuai dengan fakta.
Lebih dari itu, kata al-ijtimâ‘î adalah kata sifat bagi sistem (nizham).
Pengertiannya, sistem tersebut dibuat hendaknya untuk mengatur berbagai
problem yang muncul dari ijtimâ‘ (pergaulan/pertemuan pria-wanita) atau
berbagai interaksi (‘alaqah) yang timbul dari ijtimâ‘ tersebut.” (Taqiyyudin,
2007 : 9)

Pergaulan (ijtima’) seorang pria dengan sesama pria atau seorang wanita dengan

sesama wanita tidak memerlukan peraturan. Sebab, pergaulan sesama jenis tidak

akan menimbulkan masalah ataupun melahirkan berbagai interaksi yang

mengharuskan adanya seperangkat peraturan. Pengaturan kepentingan di antara

keduanya hanyalah memerlukan sebuah peraturan (nizham) karena faktanya

mereka hidup bersama dalam satu negeri, sekalipun mereka tidak saling bergaul.

“Adapun pergaulan antara pria dan wanita atau sebaliknya, maka itulah yang
menimbulkan berbagai masalah yang memerlukan pengaturan dengan suatu
peraturan (nizham) tertentu. Pergaulan pria wanita itu pula yang melahirkan
berbagai interaksi yang memerlukan pengaturan dengan suatu peraturan

9
tertentu. Maka peraturan pergaulan pria-wanita seperti ini sesungguhnya yang
lebih tepat disebut sebagai an-nizhâm al-ijtimâ‘î. Alasannya, sistem ini yang
pada hakikatnya mengatur pergaulan antara dua lawan jenis (pria dan wanita)
serta mengatur berbagai interaksi yang timbul dari pergaulan tersebut. Karena
itu, pengertian an-nizhâm al-ijtimâ‘î dibatasi hanya untuk menyebut sistem
yang mengatur pergaulan pria-wanita dan mengatur interaksi/hubungan yang
muncul dari pergaulan tersebut, serta menjelaskan setiap hal yang tercabang
dari interaksi tersebut. An-nizhâmal-ijtimâ‘î tidak mengatur interaksi yang
muncul dari kepentingan pria wanita dalam masyarakat. Maka aktivitas jual-
beli antara pria dan wanita atau sebaliknya, misalnya, termasuk ke dalam
kategori sistem sosial (anzhimah al-mujtama‘), bukan termasuk dalam an-
nizhâm al-ijtimâ‘î. Sementara itu, larangan ber-khalwat (berdua-duaan antara
pria dan wanita), kapan seorang istri memiliki hak mengajukan gugatan cerai,
atau sejauh mana seorang ibu memiliki hak pengasuhan anak, termasuk dalam
kategori an-nizhâm al-ijtimâ‘î.” (Taqiyyudin, 2007 : 10)

2.4 Penyebab Pergaulan Bebas

1. Faktor Keluarga

Kiranya peranan umum keluarga dalam perkembangan sosial anak-anak tidak

perlu lagi dijelaskan dengan panjang lebar. Keluarga merupakan kelompok sosial

yang pertama atau primer, oleh karena itu interaksi kelompok keluarga adalah

tempat yang tepat untuk pembentukan norma-norma sosial, internalisasi norma-

norma, terbentuknya frame of reference, sense of belongingness, dan lain-lain.

Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat kita sebutkan

antara lain:

“Faktor keutuhan keluarga sangat berpengaruh pada individu mahasiswa.


Yang dimaksudkan dengan keutuhan keluarga adalah, pertama-tama keutuhan
dalam struktur keluarga, yaitu bahwa di dalam keluarga terdapat ayah, ibu ,
dan anak-anaknya. Apabila ada yang hilang maka struktur keluarga itu sudah
tidak utuh lagi. Ada juga keutuhan dalam interaksi keluarga, jadi di dalam
keluarga ada interaksi sosial yang harmonis. Apabila orang tuanya sering
bermusuhan dengan anaknya maka keluarga itu tidak dapat dikatakan utuh.
Ketidakutuhan keluarga mempunyai pengaruh-pengaruh yang negatif bagi
perkembangan sosial anal atau dalam kasus ini mahasiswa.” (Gerungan, 1996
: 180)

10
“Faktor orang tua yang kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi.
Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan
anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi
sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah
terlambat.” (Gerungan, 1996 : 181)

“Faktor ketidak mengertian dalam kasus ini banyak terjadi pada orang tua
yang kurang menyadari kondisi zaman sekarang. Mereka merasa sudah
melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-
anaknya, ternyata tidak banyak yang dapat mereka lakukan. Bukannya
mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus
mereka perbuat.” (Gerungan, 1996 : 182)

2. Faktor Keimanan

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama

hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup.

Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Melalui

agama, individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Tetapi pada remaja yang tidak sadar akan pentingnya agama atau keimanan yang

mereka miliki akan sangat mudah begi mereka untuk terpengaruh pergaulan

bebas. Mayoritas remaja pada saat ini tidak terlalu mengkhawatirkan tentang

masalah keimanan atau agama, padahal kebanyakan para remaja yang terjerumus

ke dalam pergaulan bebas adalah para remaja yang pengetahuan agamanya

rendah. Hal ini sangat dirasakan di kalangan pelajar atau remaja yang berada di

Indonesia dengan maraknya kasus-kasus pergaulan bebas yang terjadi.

3. Faktor Kebudayaan

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau

yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Terkait dengan kebudayaan,

11
kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh

masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga terhadap berbagai hal.

Kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan

atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal tersebut terwujud dalam

kesenian tradisional kita. Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat

tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang

lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan

norma sosial merupakan salah satu dampak dari globalisasi atau perubahan

zaman.

“Arus globalisasi juga medorong perkembangan 3T (Transportasi,


Telekomunikasi, dan Teknologi) mengakibatkan berkurangnya keinginan
untuk melestarikan budaya sendiri. Dalam perkembangan 3T (Transportasi,
Telekomunikasi, dan Teknologi) yang paling berkembang pesat adalah
telekomunikasi dan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan
telekomunikasi yang sangat pesat, arus informasi juga iikut berkembang
dengan pesat. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya
internet membuat kita sangat terbuka dengan budaya luar yang turut serta
menyumbang perubahan bagi pergaulan yang ada pada remaja khususnya
mahasiswa. Budaya luar yang ditiru adalah cara berpakaian yang mini dan
ketat, selain itu juga sikap dalam pergaulan bebas yang secara tidak langsung
mengajarkan seks bebas dan mabuk-mabukan kepada remaja khususnya
mahasiswa.”
(http://automotifsurya.blogspot.com/2011/04/tentang-makalah-globalisasi-
terhadap_02.html)

“Standar-standar tingkah laku berhubungan dengan kebudayaan di mana


standar-standar itu berlaku, yaitu suatu gejala yang disebut dengan
relativisme kebudayaan. Relativisme kebudayaan menjelaskan apa sebabnya
suatu perbuatan tertentu seperti misalnya memakai pakaian tanpa penutup
dada dipandang benar dan baik di dalam kebudayaan yang satu, tetapi
sebaliknya buruk dan terlarang di dalam kebudayaan yang lain. Maka dari itu,
apa yang dianggap baik atau buruk apa yang diinginkan atau apa yang dibuat
seseorang menurut situasinya, hal ini akan dilakukan menurut prasyarat-

12
prasyarat yang ditentukan oleh kebudayaan orang itu. Itulah sebabnya
mengapa para ahli ilmu sosial sangat berhati-hati di dalam menganalisa
tingkah laku di dalam konteks kebudayaan yang dimaksud.” (Abu Ahmadi,
2004 : 207)

4. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dari kehidupan manusia.

Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya.

Berasal dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan

sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara

lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula.

Persepsi lingkungan adalah interpretasi tentang suatu pengaturan (setting) oleh

individu, didasarkan latar belakang budaya, nalar dan pengalaman individu

tersebut. Setiap orang dapat mempunyai gambaran yang berbeda sesuai proses

persepsi masing-masing.

Peranan lingkungan kampus sangat berpengaruh pada perkembangan sosial para

mahasiswanya. Lingkungan mahasiswa sudah berbeda dengan saat berada di

sekolah karena di dunia perkuliahan ini banyak mahasiswa yang merantau atau

jauh dari orang tua mereka. Hal ini menyebabkan adanya mahasiswa yang merasa

sangat bebas karena sudah tidak ada orang tua yang mengatur, sehingga

mahasiswa sangat rentan dengan pergaulan bebas.

13
2.5 Kehidupan Mahasiswa

Kehidupan mahasiswa merupakan kehidupan yang penuh dengan perjuangan,

sudah jauh dari orang tua dan harus bekerja keras demi masa depan yang cerah.

Adaptasi peralihan dari masa SMA ke masa perkuliahan memang sesuatu yang

tidak mudah untuk dijalani. Terkadang rasa mengeluh karena banyak tugas yang

harus dikerjakan sering muncul pada diri mahasiswa.

Ada beberapa tipe mahasiswa yang sering kita jumpai. Ada tipe mahasiswa yang

hanya fokus di bidang akademik saja tanpa mengikuti kegiatan-kegiatan

organisasi di kampus, atau sering disebut dengan istilah mahasiswa K3

(Kampus,Kantin,Kos). Biasanya mahasiswa seperti ini mempunyai aktivitas yang

cukup baik tetapi dia tidak mempunyai pengalaman dalam berorganisasi dan

bersosialisasi.

“Ada juga mahasiswa yang hanya aktif di organisasi kampus tetapi kurang
begitu memperhatikan nilai akademiknya. Menurut kami sebaiknya kita
sebagai mahasiswa bisa menjadi tipe mahasiswa yang bisa menyeimbangkan
antara kegiatan organisasi di kampus dengan pencapaian nilai Akademik yang
cukup. Kehidupan mahasiswa yang keras inilah merupakan pembelajaran
bagi pembentukan sifat mahasiswa yang tetap semangat tanpa mengenal kata
putus asa. Tetaplah jadi mahasiswa yang penuh semangat dan berprestasi
demi masa depan yang cerah walaupun untuk mencapi semua itu
membutuhkan kerja keras.”
(http://blog.umy.ac.id/tutorialblogging/2010/12/04/lika-liku-kehidupan-
mahasiswa/)

14
2.6 Dampak Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap).

Hal ini sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian

narkoba khususnya para remaja. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Pada

akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Pastinya setelah terkena virus ini

kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi. Tingginya kasus

penyakit Human Immuno deficiany Virus atau Acquired Immune Deficiency

Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja.

Pergaulan bebas menjerumuskan para remaja yang terlibat ke dalam lubang

kehancuran, seperti tujuan hidup yang tidak menentu, penyakit – penyakit yang

melanda, menurunnya kualitas hidup, moral dan keimanan yang melemah, dan

menurunnya prestasi akademik maupun non-akademik. Sebagai contohnya jika

ada remaja khususnya mahasiswa yang sudah terjerumus terlalu dalam pada

pergaulan bebas dan terkena dampak pada prestasi akademiknya maka remaja

tersebut akan kehilangan kesempatan belajar yang ada padanya dan dapat

menghancurkan hidupnya.

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemahaman Mahasiswa ITB tentang Pergaulan Bebas

Sebelum kita mengetahui fenomena pergaulan bebas di Institut Teknologi

Bandung, sebaiknya kita harus mengetahui sampai mana pemahaman mahasiswa

ITB terhadap sesuatu yang dinamakan dengan pergaulan bebas. Pemahaman

sangat dibutuhkan agar pola pikir (mindset) mahasiswa terhadap fenomena ini ter-

arah dengan baik sehingga mereka dapat mengetahui dampak yang akan

ditimbulkan dari fenomena ini.

Berdasarkan data yang kami peroleh dari 50 responden mahasiswa ITB melalui

pengisian kuesioner, 30 mahasiswa ITB menyatakan bahwa pergaulan bebas

merupakan pergaulan yang tidak mengikuti aturan atau norma, yang berada di luar

batas dari pergaulan yang seharusnya. Beberapa mahasiswa ITB mengatakan

pergaulan bebas merupakan pergaulan yang negatif dan hanya melakukan

kegiatan yang bersifat hura-hura atau senang-senang saja. Ada juga beberapa

mahasiswa yang mengatakan bahwa pergaulan bebas ialah pergaulan yang tidak

mempedulikan lingkungan di sekitarnya sehingga membuat individu lain merasa

tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

16
3.2 Kondisi Pergaulan Bebas di ITB

Pergaulan bebas tidak semata-mata menular ke seluruh mahasiswa ITB, namun

pergaulan bebas ini memiliki status kondisi yang memperlihatkan tentang

seberapa parah fenomena pergaulan bebas ini merajalela di dalam kampus ITB.

Berdasarkan data yang diperoleh dari 50 responden mahasiswa ITB yang

menyatakan tentang kondisi pergaulan bebas di ITB meliputi : 40 mahasiswa

menyatakan bahwa kondisi pergaulan bebas di ITB adalah “Biasa” , 8 orang

mahasiswa menyatakan bahwa kondisi pergaulan bebas di ITB adalah

“Memprihatinkan”, dan 2 orang menyatakan bahwa kondisi pergaulan bebas di

ITB adalah “Kacau”. Dari data tersebut dapat kami nyatakan bahwa kondisi

pergaulan bebas di Institut Teknologi Bandung masih berada pada kondisi yang

wajar dan tidak melewati batas pergaulan pada umumnya.

Gambar 3.1

17
3.3 Dampak Pergaulan Bebas terhadap Mahasiswa Secara Umum

Berdasarkan data yang kami peroleh dari 50 responden mahasiswa ITB,

keseluruhan menyatakan bahwa secara umum pergaulan bebas akan memberikan

dampak buruk bagi mahasiswa. Dampak buruk itu secara umum seperti :

1. nilai akademik menurun,

2. menurunnya etika dan moral mahasiswa,

3. kurang fokus terhadap tujuan hidup,

4. kondisi psikis terganggu,

5. kesehatan terganggu,

6. dapat mempengaruhi orang lain,

7. pudarnya nilai keimanan (norma agama).

Dampak buruk pergaulan bebas secara umum terhadap mahasiswa tersebut sangat

merugikan kehidupan mahasiswa di masa mendatang. Dampak buruk dari adanya

pergaulan bebas akan saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut di

antaranya.

1. Nilai akademik yang menurun akan menyebabkan mereka sulit untuk lulus dari

Institut Teknologi Bandung yang nantinya juga akan menyebabkan mereka

tertunda semakin lama untuk memasuki dunia pekerjaan. Turunya nilai

akademik juga dapat berpengaruh pada kondisi psikologis para mahasiswa

berupa tekanan mental sehingga menyebabkan hilangnya niat belajar para

mahasiswa. Niat belajar yang hilang ini lama-kelamaan akan membuat para

mahasiswa jadi malas-malasan daalm kuliah sehingga sering bolos dan masa

18
bodoh dengan hal-hal yang berhubungan dengan perkuliahan. Dengan

hilangnya niat belajar dan turunya nilai akademik yang drastis dapat

menyebabkan para mahasiswa dikeluarkan dari Institut Teknologi Bandung.

2. Menurunnya etika dan moral mahasiswa menyebabkan mahasiswa tidak

mempunyai sikap seperti mahasiswa yang seharusnya. Kebanyakan mahasiswa

yang terkena dampak seperti ini adalah mahasiswa yang berasal dari daerah

dan terpengaruh oleh mahasiwa yang berasal dari kota. Dalam hal ini yang

paling banyak terjadi dari mahasiswa yang terpengaruh adalah kehilangan etika

dalam berbicara, kebanyakan mahasiswa daerah yang dulu perkataanya baik

menjadi tidak baik karena mengikuti temannya yang berasal dari kota yang

menggunakan bahasa yang tidak sopan. Hal ini sangat tidak baik karena

dengan hilangnya etika yang dimilki seseorang maka identitas dari orang

tersebut juga akan hilang.

3. Kurang fokusnya mahasiswa terhadap tujuan hidup akan menyebabkan hidup

yang mereka jalani terasa biasa-biasa saja, jalan pikirannya hanya untuk

melakukan kegiatan yang bersifat foya-foya, senang-senang, dan hura-hura.

Oleh karena ketidakfokusannya, tujuan hidup yang dari awal diinginkan justru

menjadi tidak penting akibat kegiatan yang dilakukan dalam pergaulan bebas.

Pada akhirnya pergaulan yang tidak baik seperti pergaulan bebas tersebut dapat

mengantarkan mereka menuju jalan hidup yang tidak memiliki arah yang jelas

hingga mereka tidak memilki masa depan.

4. Kondisi psikis yang terganggu akan sangat berpengaruh dengan cara belajar

para mahasiswa saat kuliah. Misalnya jika seorang mahasiswa melakukan seks

19
bebas dan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti terkena penyakit HIV dan

hamil di luar nikah maka hal tersebut akan mengganggu kondisi psikis

mahasiwa tersebut. Gangguan psikis yang biasa dialami mahasiswa biasanya

adalah mereka sering stress karena memikirkan hal tersebut secara berlebihan.

Akibat dari stress berlebihan ini akan berpengaruh pada faktor-faktor yang lain

seperti menurunya nilai dan gangguan kesehatan.

5. Kesehatan terganggu akan menyebabkan mahasiswa yang terlibat pergaulan

bebas menjadi tidak fokus terhadap kuliahnya. Begitu banyak jadwal kuliah,

kegiatan, dan segala yang berkaitan dengan masa perkuliahan dilewati hanya

karena sering sakit-sakitan. Terlebih lagi apabila mahasiswa tersebut terkena

penyakit yang lebih parah contohnya penyakit AIDS (Acquired Immune

Deficiency Syndrome).Mahasiswa yang sudah terkena penyakit yang parah

seperti contonya AIDS tidak akan mampu melanjutkan kuliahnya karena akan

lebih fokus kepada kesehatanya yang memerlukan uang yang dapat dibilang

jumlahnya besar. Hal ini tentunya sudah jelas akang sangat mempengaruhi

mahasiswa dalam masa perkuliahanya.

6. Pergaulan bebas dapat mempengaruhi orang lain yang belum pernah

melakukannya. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh seseorang yang

belum pernah terpengaruh pergaulan bebas untuk terpengaruh. Misalnya orang

lain yang belum pernah merasakan pergaulan bebas akan penasaran dengan

pergaulan bebas yang dianggapnya keren dan buruknya sikap orang yang sudah

pernah mengalami pergaulan bebas tidak mengajak kepada kegiatan pergaulan

20
bebas yang tidak bermanfaat sehingga mereka akan masuk ke dalam jenis

pergaulan bebas tersebut.

7. Pergaulan bebas dapat menimbulkan pudarnya nilai keimanan seseorang. Hal

ini dikarenakan pergaulan bebas tersebut sudah sangat jelas tidak sesuai dengan

kaidah ajaran seluruh agama di dunia contohnya berhubungan intim di luar

nikah. Jika orang tersebut sudah melakukan perbuatan yang dianggap

menyenangkan oleh mereka maka mereka akan kecanduan melakukan hal-hal

seperti itu, sehingga mereka tidak memikirkan lagi mana yang benar dan mana

yang salah. Oleh karena itu, sangat penting untuk seorang individu khususnya

mahasiswa atau remaja untuk memilki keimanan yang kuat agar dapat

menahan godaan dari pergaulan bebas.

3.4 Dampak Adanya Pergaulan Bebas bagi Individu Mahasiswa

Dampak dari pergaulan bebas bukan hanya berdampak kepada mahasiswa secara

umum, namun juga akan mempengaruhi kehidupan mahasiswa secara individu.

Hal ini disebabkan individu tersebut yang nantinya akan menerima dampak dari

pergaulan bebas tersebut.

Berdasarkan data yang kami peroleh dari 50 responden mahasiswa Institut

Teknologi Bandung, 46 responden menyatakan bahwa mereka tidak terkena

dampak dari adanya pergaulan bebas di Institut Teknologi Bandung, sedangkan 4

responden terganggu dengan adanya pergaulan bebas di Institut Teknologi

Bandung. Hal ini memperlihatkan bahwa pergaulan bebas di sekitar lingkungan

21
Institut Teknologi Bandung masih dalam batasan yang baik atau tidak

mengganggu mayoritas mahasiswa yang ada di Institut Teknologi Bandung.

Gambar 3.2

3.5 Penyebab Adanya Pergaulan Bebas di ITB

Telah diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang,

khususnya para mahasiswa terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Dari teori yang

kita dapat, faktor-faktor yang banyak menyebabkan munculnya pergaulan bebas

adalah sebagai berikut :

1. keluarga,

2. teman,

3. lingkungan,

4. faktor ekonomi,

5. keimanan dan moral,

6. perubahan Zaman.

22
Berdasarkan data yang kami peroleh dari 50 responden mahasiswa Institut

Teknologi Bandung, 28 responden menyatakan faktor lingkungan yang

menyebabkan pergaulan bebas karena lingkungan pergaulan bebas yang berada di

Kota Bandung dapat dibilang parah antara lain adalah mabuk-mabukan, clubbing,

dan seks bebas. 9 responden menyatakan faktor teman yang menyebabkan

pergaulan bebas, hal ini dapat didukung dengan faktor yang pertama yaitu faktor

lingkungan dan dapat dilihat sendiri bahwa mahasiswa yang ada di Institut

Teknologi Bandung adalah mahasiswa yang baik. 8 responden menyatakan faktor

keimanan dan moral yang menyebabkan pergaulan bebas, 2 responden yang

menyatakan faktor ekonomi yang menyebabkan pergaulan bebas, dan 3 responden

menyatakan hal lain seperti stress, perbedaan budaya, dan dorongan primitif

manusia.

Gambar 3.3

23
3.6 Jenis Pergaulan Bebas di ITB

Banyak hal yang dapat dikatakan pergaulan bebas, dari hasil survei yang kami

dapatkan ada tiga jenis pergaulan bebas yang sering terjadi yaitu :

1. clubbing (disko malam).

2. mabuk-mabukkan.

3. seks bebas,

4. pergaulan sejenis lainnya.

Menurut data yang kami dapat dari hasil kuesioner kami, kami mendapatkan

bahwa sebanyak 20 mahasiswa Institut Teknologi Bandung menganggap bahwa

jenis pergaulan bebas yang paling banyak ialah disko malam (clubbing) yaitu

salah satu fenomena pergaulan bebas yang populer akibat adanya arus globalisasi.

Clubbing tidak mengherankan menjadi mayoritas jenis pergaulan bebas yang ada

di kalangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung karena banyaknya tempat

hiburan malam yang ada di Kota Bandung menyebabkan fenomena clubbing

tersebut. 16 mahasiswa mengatakan jenis pergaulan bebas yang ada di Institut

Teknologi Bandung adalah mabuk-mabukkan, hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya jenis pergaulan bebas clubbing tersebut, karena di tempat hiburan malam

pasti tersedia minuman-minuman yang memabukan. Mabuk-mabukkan sendiri

dalam Islam adalah sesuatu yang sangat dilarang karena meminum sesuatu yang

memabukkan sehingga dianggap haram. 14 mahasiswa mengatakan jenis

pergaulan bebas yang ada di Institut Teknologi Bandung adalah seks bebas, seks

bebas ini adalah salah satu jenis pergaulan bebas yang sangat berbahaya kepada

24
para pelakunya terlebih lagi apabila dilakukan saat masa-masa kuliah saat ini,

dengan adanya seks bebas hal yang paling berbahaya adalah jika terkena penyakit

yang sangat fatal dan tidak ada obatnya yaitu AIDS.

Gambar 3.4

3.7 Aktivitas Mahasiswa ITB

Dalam hal ini, kita telah mengetahui bahwa aktivitas mahasiswa Institut

Teknologi Bandung selama berada di kampus adalah kuliah di jam pelajaran,

praktikum, dan istirahat di jam kosong, sisanya adalah mengikuti kegiatan-

kegiatan lain seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun kegiatan yang

menunjang akademik lainnya. Namun, aktivitas mahasiswa tidak hanya berada di

dalam kampus Institut Teknologi Bandung saja melainkan juga aktivitas pribadi di

luar kampus.

25
Aktivitas pribadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung di luar kampus tidak bisa

dikontrol oleh pihak Institut Teknologi Bandung. Hal ini dikarenakan aktivitas

pribadi mahasiswa di luar kampus merupakan aktivitas yang bukan tanggung

jawab pihak Institut Teknologi Bandung. Jadi dalam hal ini, mahasiswa bebas

melakukan aktivitas apa saja yang mereka inginkan.

Dalam menjalani aktivitasnya di luar kampus, beragam aktivitas dilakukan oleh

mahasiswa Institut Teknologi Bandung, dari yang bermanfaat sampai kurang

bermanfaat mereka lakukan di luar kampus. Mahasiswa Institut Teknologi

Bandung itu sendiri merupakan mahasiswa yang dikenal dengan mahasiswa yang

sangat terpelajar, sehingga mayoritas dari mereka mengisi waktu di luar kampus

dengan aktivitas yang bermanfaat seperti belajar mandiri, belajar kelompok,

menyalurkan bakat seni musik, berolahraga, dan kegiatan bermanfaat lainnya.

Walaupun mayoritas mahasiswa Institut Teknologi Bandung mengisi waktu luang

di luar kampus dengan kegiatan bermanfaat, ada juga mahasiswa Institut

Teknologi Bandung yang mengisi waktu di luar kampus dengan kegiatan yang

kurang bermanfaat, seperti bermain game online, clubbing (disko malam), mabuk-

mabukan bersama teman, nongkrong-nongkrong tidak jelas di pinggir jalan atau

warung kopi (café), dan kegiatan lainnya yang kurang bermanfaat.

Pemilihan aktivitas di luar kampus oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung

itu sendiri kembali lagi pada individu masing – masing mahasiswa yang

menjalaninya. Jika mahasiswa tersebut mengisi waktu di luar kampusnya dengan

26
kegiatan bermanfaat maka hasil yang bermanfaat juga akan didapatnya,

sedangkan jika mahasiswa tersebut mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang

kurang bermanfaat maka hasil berupa kerugian dari berbagai aspek harus

ditanggungnya sendiri.

3.8 Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa ITB

Menurut teori sosiologi, lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap

pembentukan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, tingkah laku seseorang

merupakan cerminan dari lingkungannya. Tempat tinggal mahasiswa Institut

Teknologi Bandung pastilah berada di Kota Bandung, baik itu rumah sendiri,

rumah orangtua, rumah saudara, maupun kontrakan. Kita telah mengetahui bahwa

lingkungan Kota Bandung merupakan lingkungan yang penuh dengan tempat-

tempat hiburan. Hal ini dikarenakan Kota Bandung merupakan kota tempat tujuan

orang-orang luar kota untuk melepas rasa penat dan mencari sesuatu yang

menyegarkan. Apabila mahasiswa tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi ini,

maka mereka akan terjerumus ke dunia yang penuh dengan hiburan yang di

dalamnya terdapat pergaulan bebas. Jika mereka sudah terjangkit dengan

pergaulan bebas maka mereka akan melupakan tujuan awal mereka kuliah di

Institut Teknologi Bandung, yaitu belajar.

3.9 Sikap Mahasiswa terhadap Pergaulan Bebas di ITB

Mahasiswa yang berkuliah di Institut Teknologi Bandung merupakan mahasiswa

yang beragam pola pikirnya. Beragam pola pikir ini terbentuk dari bagaimana ia

27
dididik oleh lingkungan sekitarnya sejak kecil. Lingkungan sekitar ini terdiri dari

Orangtua sebagai faktor primer, dan lingkungan sekolah, guru-guru, teman

bermain sebagai faktor sekunder.

Rata-rata mahasiswa Institut Teknologi Bandung mempunyai pola pikir yang baik

dalam memecahkan suatu masalah. Hal ini dikarenakan hanya mahasiswa yang

mempunyai akademik yang baik yang dapat diterima di Institut Teknologi

Bandung. Dengan akademik yang baik, maka akan berimbas pada pola pikir

mahasiswa sehingga mempunyai pola pikir yang baik.

Pola pikir yang baik ini yang membuat mayoritas mahasiswa Institut Teknologi

Bandung terhindar dari pergaulan yang kurang baik seperti pergaulan bebas. Hal

ini dibuktikan dari survei (Gambar 3.2) yang telah menjelaskan bahwa mayoritas

mahasiswa Institut Teknologi Bandung tidak terganggu dengan adanya pergaulan

bebas di Institut Teknologi Bandung. Hal ini dikarenakan mayoritas mahasiswa

Institut Teknologi Bandung telah menyikapi fenomena pergaulan bebas ini dengan

baik dan benar.

28
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil dan analisis penelitian kami terhadap mahasiswa Institut Teknologi

Bandung mengenai fenomena pergaulan bebas di Institut Teknologi Bandung

terdapat beberapa simpulan, sebagai berikut.

1. Mayoritas mahasiswa Institut Teknologi Bandung sudah memahami makna

dari pergaulan bebas.

2. Kondisi pergaulan bebas di Institut Teknologi Bandung tergolong dalam

kategori “biasa”.

3. Lingkungan tempat tinggal dan kampus sangat berpengaruh terhadap

timbulnya pergaulan bebas.

4. Sikap mahasiswa Institut Teknologi Bandung dalam menghadapi fenomena

pergaulan bebas tergolong baik

5. Faktor yang paling sering menyebabkan pergaulan bebas terhadap mahasiswa

Institut Teknologi Bandung meliputi :

a. lingkungan,

b. teman,

c. keluarga.

6. Pergaulan bebas secara umum memberikan banyak dampak yang buruk bagi

mahasiswa Institut Teknologi Bandung.

29
7. Ada 3 jenis pergaulan bebas yang sering dilakukan mahasiswa Institut

Teknologi Bandung yaitu :

a. clubbing (disko malam),

b. mabuk-mabukkan,

c. seks Bebas.

4.2 SARAN

Dari hasil simpulan di atas, penulis menyarankan kepada para mahasiswa ITB

untuk lebih berhati-hati dalam memilih jenis pergaulan yang ada di sekitar

lingkungannya. Dalam hal ini para mahasiswa harus tetap waspada karena dengan

adanya pergaulan bebas yang ada di lingkungan sekitarnya para mahasiswa akan

terkena beberapa dampak yang buruk yaitu menurunnya prestasi akademik dan

non-akademik, menurunnya moral dan keimanan mahasiswa, dan kondisi

kesehatan yang terganggu. Oleh karena itu para mahasiswa disarankan untuk

memilih teman atau pergaulan yang baik sehingga tidak mengganggu kegiatan

dan prestasi belajar mahasiswa masing-masing.

30
DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Buku.

 Ahmadi, H. Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

 An-Nabhani, Taqiyuddin. 2007. Sistem Pergaulan dalam Islam. Jakarta: HTI

Press.

 Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.

 Poedjawijatna, I.R. 1982. Etika : Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT. Bina.

Pustaka Internet.

 Surya Anglingdharma. 2011. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pergaulan

Untuk Remaja, http://automotifsurya.blogspot.com/2011/04/tentang-makalah-

globalisasi-terhadap_02.html (diakses 19 November 2014).

 Yoga. 2010. Lika - Liku Kehidupan Mahasiswa,

http://blog.umy.ac.id/tutorialblogging/2010/12/04/lika-liku-kehidupan-

mahasiswa/.html (diakses 19 November 2014).

31
LAMPIRAN

32
RIWAYAT HIDUP

Nama : Indrawan Fadhil Pratyaksa

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 16 Januari 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Belum menikah

Tinggi, berat badan : 181 cm, 70 kg

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jalan Bandeng 3 nomor 3 RT 011/005 Kel. Jati Kec. Pulo

Gadung, Jakarta Timur

Nomor HP : 085781719364

E-mail : indrawanpratyaksa@yahoo.com

Pendidikan Formal : 2001 – 2002 : TKI Al – Azhar 13 Rawamangun

2002 – 2008 : SDI Al – Azhar 13 Rawamangun

2008 – 2011 : SMPI Al – Azhar 12 Rawamangun

2011 – 2014 : SMA Negeri 68 Jakarta

33
Nama : Muhammad Dzaki Ibrahim

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Pontianak, 8 Oktober 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Belum menikah

Tinggi, berat badan : 172cm, 55 kg

Agama : Islam

Alamat lengkap : Komplek Batan Indah blok D-28 Setu – Tangerang Selatan

Nomor HP : 089649794951

E-mail : dzakibaim@gmail.com

Pendidikan Formal : 2000 – 2002 : TK Bakti Atomita

2002 – 2008 : SDIT Nur Fatahillah

2008 – 2011 : SMPIT Insan Harapan

2011 – 2014 : SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

34
Nama : Sy. Zumri Arza

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Singkawang, 9 Mei 1997

Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Belum menikah

Tinggi, berat badan : 172 cm, 56 kg

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jalan H.R.A.Rachman Gang Selamat II nomor 32 RT 002/005

Kel. Sungai Jawi Barat, Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak

Nomor HP : 081256189174

E-mail : zumriarza@gmail.com

Pendidikan Formal : 2001 – 2002 : TK Permatasari Pontianak

2002 – 2008 : SD Negeri 07 Sungai Soga

2008 – 2011 : SMP Negeri 10 Pontianak

2011 – 2014 : SMA Negeri 01 Pontianak

35

Anda mungkin juga menyukai