Makalah ini diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah keperawatan medical bedah
di Akademik Keperawatan RS Husada
Dosen Pembimbing :
KELOMPOK 3
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah
(KMB) II kami yang berjudul “Makalah tentang Teori Gagal Ginjal Akut dan Gagal
Ginjal Kronis”.
Dalam menyusun Makalah ini kami banyak mengalami kesulitan dan hambatan,
kami menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit
bagi kami untuk menyelasaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu.Semoga makalah ini membawa manfaat bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Gagal Ginjal Akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal
dalam membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan
penimbunan limbah metabolik di dalam darah (misalnya urea) pada seseorang
dengan ginjal sehat sebelumnya.
Gagal ginjal akut (acute renal failure [ARF]) mengacu pada kehilangan fungsi
ginjal tiba-tiba. Selama periode beberapa jam sampai beberapa hari, laju
filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate [GFR]) menurun. Serum
kreatinin dan ureum nitrogen atau kadar ureum nitrogen darah (blood urea
nitrogen [BUN]) menurun. Orang dewasa sehat yang makan dengan diet
normal memerlukan keluaran urine minimum sekitar 400 ml selama 24 jam
untuk mengeluarkan produk metabolism melalui ginjal. Jumlah yang lebih
rendah mengindikasikan menurunnya GFR. Oliguria mengacu pada keluaran
harian urine antara 100 dan 400 ml; anuria mengacu pada keluaran urine
kurang dari 100 ml.
Klasifikasi
GGA renal yaitu kelainan yang berasal dari dalam ginjal dan yang secara
tiba-tiba menurunkan pengeluaran urin. Katagori GGA ini selanjutnya
dapat dibagi menjadi :
Terdapat tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut, yaitu sebagai
berikut:
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal
dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang
menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :
a. Hipovolemia
- Pendarahan
- Dehidrasi
- Pengisapan lambung
- Sirosis
- Peritonitis
- Infark miokard
- Temponade jantung
- Disritmia
c. Vasodilatasi sistemik
- Sepsis
- Asidosis
- Anafilaksis
- Gagal jantung
- Syok
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau
tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a. Kerusakan nefron/tubula
- Glomerulonefritis
b. Perubahan vascular
- Koagulopati
- Hipertensi malignan
- Stenosis
c. Nefrotoksin
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-
kondisi sebagai berikut :
- Kalkuli
- Neoplasma
- Hiperlasia prostat
- Striktur
Perjalanan klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi tiga stadium, yaitu sebagai
berikut:
1. Stadium Oliguria
2. Stadium Diuresis
3. Stadium Penyembuhan
Adapun manifestasi klinik dari penyakit gagal ginjal akut, yaitu sebagai
berikut:
5. Tremor tangan
8. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang)
10. Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju
endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi
renal, serta asupan protein, serum kreatinin meningkat pada kerusakan
glomerulus.
11. Pada kasus yang datang terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan lebih
menonjol yaitu gejala kelebi hancairan berupa gagal jantung kongestif,
edema paru, perdarahan gastrointestinal berupa hematemesis, kejang-
kejang dan kesadaran menurun sampai koma.
BAB III
Penyakit ginjal kronis (chronic renal failure [CRF]) terjdi apabila kedua ginjal
sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk
kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal ini ireversibel. Eksaserbasi
nerfritis, obstruksi saluran kemih, kerusakan vascular akibat diabetes melitus,
dan hipertensi yang berlangsung terus-menerus dapat mengkibatkan
pembentukan jaringan parut pembuluh darah dan hilangnya fungsi ginjal
secara progresif.
Gagal ginjal kronik selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Tes
kreatinin klirens dapat membedakan berat ringannya gangguan fungsi ginjal.
Pada keadaan normal Tes Kreatinin Klirens (TKK) /GFR adalah 100 sampai
125 ml/mm. Pada TKK 75 sampai 100 sudah terjadi hilangnya fungsi
cadangan ginjal. Sedangkan TKK 25 sampai 75 disebut keadaan insufisiensi
ginjal. Pada TKK 5 sampai 25 digolongkan gagal ginjal kronik. TKK yang di
bawah 5 disebut gagal ginjal terminal. Stadium-stadium gagal ginjal kronik
didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa dan mencakup menurut adalah:
1. Stadium 1 merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kerusakan
ginjal dengan fungsi ginjal yang masih dalam keadaan normal
Stenosis arteri renalis (RAS) adalah penyempitan dari satu atau kedua
pembuluh darah (arteri ginjal) yang membawa darah ke ginjal. Ginjal
membantu untuk mengontrol tekanan darah. Renalis menyempit
menyulitkan ginjal untuk bekerja. RAS dapat menjadi lebih buruk dari
waktu ke waktu. Sering menyebabkan tekanan darah tinggi dan kerusakan
ginjal.
Oleh karena gagal ginjal berkembang dan jumlah nefron yang berfungsi
menurun, GFR total menurun lebih jauh. Dengan demikian tubuh menjadi
tidak mampu membebaskan diri dari kelebihan air, garam, dan produk sisa
lainnya melalui ginjal. Ketika GFR kurang dari 10 sampai 20 ml/menit, efek
toksin uremia pada tubuh menjadi bukti. Jika penyakit tidak diobati dengan
dialisis atau transplantasi, hasil ESRD adalah uremia dan kematian.
D. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis sebelum awal gagal ginjal bergantung pada proses penyakit dan
faktor-faktor yang berkontribusi. Oleh karena kerusakan nefron berkembang menjadi
ESRD, manifestasi dijelaskan menjadi sindrom uremia. Akhir-akhir ini, national
kidney foundation mengajukan sebagian panduan klinis praktis yang menggaris
bawahi sistem klasifikasi seragam untuk CKD ( baca tabel 35-2 dan pembahasan bab
35). Sistem klasifikasi dan stratifikasi ini telah menggantikan istilah-istilah yang
kurang tepat seperti “ insufisiensi ginjal kronis “ dan “ gagal ginjal kronis”.
Manifestasi klinis CKD stadium 5 muncul diseluruh tubuh. Tidak ada sistem organ
yang tersisa. Peta konsep mengilustrasikan pengobatan ginjal stadium 5. Perubahan
ginjal ( yang dijelaskan sebelumnya ) termasuk ketidak mampuan ginjal
mengonsetrasikan urine dan mengatur pengeluaran elektrolit. Poliuri berkembang
menjadi uniria, dan klien kehilangan pola pengosongan di urnal normal. Selanjutnya,
seluruh fungsi normal ginjal , seperti pengaturan keseimbangan asam basa,
pengaturan tekanan darah , sistesis 1,25- dihidroksikolekalsiferol, biogenesis
eritropoietin, degadrasi insulin, dan sintesis prostaglandin rusak.
Manifestasi klinis pada sistem
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk
menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan
menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan
kalium) dalam darah. Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak
dapat menjalankan fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua
bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal
ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi
penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau
beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum
dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara
perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat
berfungsi sama sekali (end stage renal disease).
B. Saran