Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini penyakit berbasis lingkungan merupakan masalah kesehatan di
indonesia. Hal ini tercermin dari masih tingginya angka kejadian dan kunjungan
penderita beberapa penyakit seperti penyakit diare, infeksi saluran pernapasan atas
(ISPA), penyakit kulit, TB paru, kecacingan ke sarana pelayanan kesehatan.
Penyakit ISPA menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena tingginya
angka kematian. Dari seluruh proporsi kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20-30% (Siprianus Singga dkk, 2013).
Ispa adalah proses infeksi akut yang berlangsung selama 14 hari, yang
disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, atau lebih dari
saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah),
beserta organ-organ disekitarnya seperti sinus, rongga telinga, dan pleura (Anik
Maryunani, 2010). Gejala awal yang timbul biasanya berupa batuk pilek,
kemudian diikuti dengan nafas cepat dan sesak nafas. Pada tingkat yang lebih
berat terjadi kesukaran bernafas, tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun,
dan meninggal bila tidak segera diobati (syair, 2009 hubungan satatus gizi dengan
ISPA dalam Marlina Andriani dkk, 2015).
Banyak hal yang dapat dilakukan mencegah terjadinya penyakit ISPA,
diantaranya dengan menghindarkan diri dari penderita ISPA, menghindari asap,
debu, dan bahan lain yang mengganggu pernapasan, imunisasi lengkap,
membersihkan rumah dan lingkungan tempat tinggal, ventilasi udara yang
memadai, menutup mulut dan hidung saat batuk serta tidak meludah sembarangan
(Yessy Pramita Widodo dkk, 2016).
Menurut Depkes RI (2004), faktor resiko terjadinya ISPA terbagi atas dua
kelompok yaitu factor internal dan factor eksternal. Faktor internal merupakan
suatu keadaan didalam diri penderita yang memudahkan untuk terpapar dengan
bibit penyakit (agent) ISPA yang meliputi jenis kelamin, berat badan lahir, status
ASI, dan status imunisasi. Sedangkan faktor eksternal merupakan suatu keadaan
yang berada diluar diri penderita berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan
ekonomi yang memudahkan penderita untuk terpapar bibit penyakit (agent)
meliputi : polusi asap rokok, polusi asap dapur, kepadatan tempat tinggal, keadaan
geografid, ventilasi dan pencahayaan (Yessy Pramita Widodo dkk, 2016).
Dalam pandangan islam, sesuai dengan sunnah nabi umat islam diajarkan
untuk senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT.
Bahkan bisa dikatakan kesehatan adalah nikmat Allah SWT terbesar yang harus
diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah
karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan.
Firman Allah dalam Al Quran, surah Ibrahim [14]:7.

Hadist nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi SAW bersabda: setiap
penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya,
maka dapat memperoleh kesembuhan atas izin Allah SWT (HR. Muslim). Bahkan
Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya,
sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dari Nabi SAW
bersabda: Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya
(HR Bukhari).

Keadaan tersebut diatas mendasari peneliti ingin memperoleh analisis faktor


risiko lingkungan terhadap kejadian penyakit ISPA pada siswa/siswi SMA Nurul
Fikri di wilayah Kota Depok yang ditinjau dari kedokteran dan islam.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Faktor resiko apakah yang mempengaruhi kejadian
penyakit ISPA pada SMA Nurul Fikri, Kota Depok”.

1.3 Pertanyaan Penelitian


a. Bagaimana gambaran kejadian ISPA di SMA Nurul Fikri, Kota Depok ?
b. Bagaimana faktor lingkungan penyakit ISPA ?
c. Bagaimana analisis faktor risiko lingkungan penyakit ISPA ?
d. Bagaimana tinjauan islam terhadap penyakit ISPA ?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian
yaitu:
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui analisis faktor risiko lingkungan terhadap kejadian
penyakit ISPA pada SMA Nurul Fikri, Kota Depok.
1.4.2 Tujuan khusus
a) Mengetahui gambaran kejadian ISPA di SMA Nurul Fikri, Kota Depok.
b) Mengetahui gambaran faktor risiko lingkungan kejadian penyakit ISPA di
SMA Nurul Fikri, Kota Depok.
c) Mengetahui analisis faktor risiko lingkungan terhadap penyakit ISPA di SMA
Nurul Fikri, Kota Depok.
d) Mengetahui pandangan islam ISPA dan faktor risiko lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.5.1 Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan
terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang
menumbuhkan kemampuan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji.
1.5.2 Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat menyadari bahwa ISPA dapat terjadi pada
siapapun. Dengan begitu masyarakat dapat melakukan upaya untuk
menghindari faktor pencetus maupun faktor resikonya agar tidak terjangkit
penyakit ISPA.
1.5.3 Bagi Fakultas Kedokteran YARSI
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya,
hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang
faktor resiko terhadap penyakit ISPA.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku
2.2 Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Anda mungkin juga menyukai