yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare
bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sementara itu, untuk bayi
berumur lebih dari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3
kali.
Diare selalu menjadi 10 besar penyakit yang paling banyak dijumpai kasusnya
di DIY. Hal ini ditunjukkan dengan angka penderita diare di Puskesmas wilayah
Penderita diare di DIY tergolong tinggi. Sementara itu, kasus diare yang
terdata mengalami peningkatan dari 64.857 kasus pada tahun 2011 menjadi 74.689
kasus pada tahun 2012. Dari laporan STP Puskesmas tahun 2013 kasus diare
dilaporkan sebanyak 39.710 kasus dan tahun 2014 sebanyak 40.432 kasus,
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 33.157 kasus diare, kemudian pada tahun 2016
kasusnya hamper sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebsar 33.033 kasus.
Penderita diare di DIY tergolong tinggi. Sementara itu, kasus diare yang
terdata mengalami peningkatan dari 64.857 kasus pada tahun 2011 menjadi 74.689
kasus pada tahun 2012. Dari laporan STP Puskesmas tahun 2013 kasus diare
dilaporkan sebanyak 39.710 kasus dan tahun 2014 sebanyak 40.432 kasus,
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 33.157 kasus diare, kemudian pada tahun 2016
kasusnya hamper sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 33.033 kasus.
Berdasarkan laporan rutin Seksi Pengendalian Penyakit bahwa jumlah kasus diare
tahun 2017 sebanyak 48.556 kasus dengan (63 %) dari total target jumlah penemuan.
Sedangkan berdasar STP puskesmas untuk kasus baru diare sebesar 15.256 kasus.
Berdasar STP rumah sakit rawat inap tahun 2017 kasus diare sebesar 4.472 dan