Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

PROSES ALIRAN GREASE SGX-NL DARI KETEL KE MESIN FILLING


KEMASAN DRUM 178 KG

Gambar 4.1. New Grease Plant PT.Pertamina Lubricants


4.1 Proses Pendistribusian Grease

Proses pendistribusian grease adalah proses pemindahan material atau


produk dari bahan baku awal, soft grease, sampai menjadi grease akhir dari satu
tempat ke tempat yang lain, sampai ketahap akhir yaitu proses pengemasan
produk yang sudah jadi dan siap di jual. dalam hal ini menggunakan beberapa
mesin dan instalasi pipa distribusi grease yaitu Ketel yang memiliki fungsi utama
sebagai pengaduk (blend) untuk menyatukan soft grease dari contactor dengan
tambahan base oil dan bahan additive, material yang sudah di blending lalu di
pompa melalui pipa-pipa penyalur dan masuk lagi ke dalam mesin colloid mill
dimana fungsi nya yaitu untuk memampatkan material grease dan berfungsi
untuk menghaluskan tekstur material agar tidak ada material yang menggumpal,
setelah proses pemampatan dan penghalusan sudah selesai lalu material di
lakukan proses pengambilan sampel untuk di lakukan pengujian kualitas, setelah
pengujian selesai barulah grease yang sudah jadi masuk ke tahap akhir yaitu
proses filling untuk di kemas ke dalam drum ukuran 178 kg.

18
Selama proses pendistribusian ada beberapa permasalahan yang terjadi
pada saat proses sedang berlangsung. Dan permasalahan tersebut yang
menyebabkan terganggunya proses produksi dan pengurangan quantity
produksi. Permasalahan tersebut akan dibahas pada laporan hasil kerja praktek
ini untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang di jelaskan di dalam laporan
ini.

Gambar 4.2 Flowchart Proses Ditribusi Grease Sampai Tahap Filling

19
 Rangkaian proses yang terjadi selama distribusi grease berlangsung yaitu :
 Proses di Contactor
Bahan baku masuk ke dalam tangki Contactor untuk masuk ketahap
pemasakan dan pembentukan reaksi kimia dari bahan baku grease. Tangki
Contactor merupakan suatu tangki reaktor yang fungsinya sebagai tangki
pemasakan seluruh material grease yang nantinya terdapat reaksi kimia
antara berbagai macam bahan baku grease. Hasil dari reaksi kimia
tersebut menghasilkan tekanan pada tangki sekitar ±5 bar.
 Proses di Ketel
Ketel merupakan tangki blending pada proses pembuatan grease. Ketel
memiliki pisau pengaduk untuk membantu proses pembuatan grease. Hasil
soft grease dari contactor akan dikirim ke Ketel untuk ditambahkan kembali
base oil dan additive untuk mendapatkan hasil akhir grease sesuai dengan
Ketentuan Pengolahan yang diinginkan.
 Proses di mesin Colloid Mill
Mesin Colloid Mill memiliki fungsi untuk memampatkan kembali grease
yang sudah diblending pada Ketel, dengan tujuan agar grease terbentuk
dengan tekstur sesuai dengan ketentuan pengolahan.
 Proses uji Sampel
Pengujian sampel dilakukan oleh tim laboratorium setelah proses
blending pada Ketel selesai sebelum dilakukan proses selanjutnya pada
mesin Colloid mill. Dan juga dilakukan pada nozel mesin filling sebelum
proses pengisian pada drum 178kg dilakukan. Dengan tujuan agar semua
proses yang telah dilakukan menghasilkan grease sesuai dengan
ketentuan pengolahan yang akan dicapai.
 Proses Filling
Proses filling merupakan proses terakhir atau final untuk mengisi
kemasan drum 178 kg dengan produk grease SGX–NL.

4.1.2 Peralatan atau Mesin yang digunakan

Dalam proses pendistribusian grease dibutuhkan beberapa


peralatan mesin dan sistem perpipaan yang baik untuk menunjang
semua proses agar berjalan dengan baik.

20
a. Ketel / Tangki Blending

Gambar 4.3 Ketel / Tangki Blending [3]


Ketel / Tangki Blending merupakan suatu tangki yang berfungsi
sebagai tangki pencampur atau pengaduk material grease dari
tangki kontektor yang digunakan untuk membuat grease menjadi
suatu produk jadi, dan didalam juga berlangsung proses untuk
melakukan penambahan material yang apabila grease yang
dibuat kekurangan bahan baku.
b. Pompa

Gambar 4.4 Pompa [3]

21
Dalam hal ini pompa merupakan salah satu mesin yang vital
dalam proses pendistribusian suatu zat dari suatu tempat ke
tempat yang lain nya. Dan prinsip kerja nya yaitu menghisap
suatu material dari tangki blending ke proses selanjut nya,
Syaratnya pompa harus dalam keadaan vakum agar kerja dari
pompa tersebut bisa maksimal.

c. Colloid Mill Machine

Gambar 4.5 Colloid Mill [3]

Colloid Mill merupakan suatu mesin yang berfungsi untuk


memadatkan material grease yang didistribusi dari tangki
blending. Dimana fungsi nya selain untuk memadatkan juga untuk
menghaluskan tekstur dari material grease, dan mesin tersebut
menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama.

22
d. Filling Machine

Gambar 4.6 Filling Machine [3]

Filling machine merupakan suatu mesin yang berfungsi sebagai


mesin untuk mengisi produk cair atau semi liquid ke dalam
kemasan drum atau kemasan yang lain nya, dalam hal ini ada
salah satu filling machine yang digunakan di grease plant untuk
filling machine khusus kemasan drum 178 kg atau drum 209 liter.
e. Pipa

Gambar 4.7 Pipa [3]

23
Pipa merupakan salah satu bagian utama dalam proses
pendistribusian material atau zat dari satu tempat ke tempat yang lain
nya, karena fungsi dari pipa sangat vital dari proses pemindahan suatu
material atau zat.

4.2 Produktivitas Produk


Data produksi grease SGX-NL pada saat kerja praktek dibulan Oktober
2018 adalah seperti pada tabel 4.3
Tabel 4.1 Data hasil produksi bulan Juli-oktobet 2018 [2]

NO TIPE GREASE BULAN DRUM


1 SGX-NL Juli 502 drum
2 SGX-NL Agustus 738 drum
3 SGX-NL September 1311 drum
4 SGX-NL Oktober 439 drum
Data produksi pada tabel diatas untuk semester 2 selama 4 bulan ditahun
2018 adalah seperti yang digambarkan pada grafik gambar 4.7, dari gambar
tersebut terbukti bahwa mengalami perubahan tingkat produksi pada setiap
bulan nya.

Produksi selama 1 semester


1400
1200
1000
Drum

800
600
400 Drum
200
0
Bulan Juli Bulan Agustus Bulan September Bulan Oktober
Bulan produksi

Gambar 4.8 Produksi 1 semester [2]


Data yang diperoleh merupakan data laporan hasil produksi grease selama 4
bulan dan pada setiap produksi nya memiliki jumlah produksi yang berbeda–beda
dikarenakan jumlah pesanan sesuai dengan permintaan pasar.

24
4.3 Kendala Produksi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat kerja praktek, diketahui
ada beberapa penyebab yang mempengaruhi proses transfer grease, kecepatan
aliran, dan tekanan aliran, dalam hal ini diketahui penyebab dari terjadinya kendala
sebagai berikiut:
a. Elbow pipa
Banyak nya jumlah elbow 90º yang digunakan dalam instalasi pipa dapat
berpengaruh terhadap proses transfer grease dari tangki blending sampai tahap
filling karena dapat mempengaruhi kecepatan dan tekanan aliran grease di
dalam pipa.
b. Vakum
Faktor tidak vakum nya pipa, tangki atau pompa dapat berpengaruh
terhadap proses transfer grease dari kettle sampai filling karena adanya
kebocoran atau tidak rapat nya instalasi tersebut yang mengakibatkan
kehilangan nya tekanan pada saat proses transfer grease.
c. Diameter pipa
Diameter pipa yang di gunakan kurang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan karena dengan ukuran diameter yang tidak terlalu besar sedangkan
material yang dipindahkan sifat nya semi padat maka akan terjadi pemampatan
atau tidak mengalirnya grease dengan lancar.
d. Massa jenis Grease
Grease yang semi padat memiliki tingkat massa jenis dan kekentalan
yang lebih tinggi dari pelumas oli, ini merupakan salah satu faktor yang
menyababkan proses transfer grease tidak berjalan dengan baik dikarenakan
ukuran pipa atau pompa yang kurang mampu maksimal dalam memindahkan
material grease yang sifatnya semi padat.
4.3.1 Kerugian dari terhambat nya proses Transfer Grease
Kerugian yang terjadi apabila permasalah tersebut terjadi selama
proses transfer. Antara lain:
a. Waktu
Kerugian waktu sangat penting apabila waktu yang digunakan
terbuang dengan percuma maka akan menggangu target produksi
perusahaan.
b. Proses Order Terhambat

25
Akibat dari permasalahan ini yaitu konsumen atau pesanan dari
perusahaan tidak akan tercapai dan akan lama untuk target tersebut
terpenuhi.
c. Packing
Kerugian dari terhambat nya proses transfer yaitu dapat menggagu
proses pengemasan produk yang sudah jadi, karena dalam proses ini
menggunakan proses filling untuk mengisi kemasan dengan grease.
d. Pendapatan menurun
Dari permasalahan yang terjadi dapat mempengaruhi dari sektor
pendapatan perusahaan, karena banyak nya kerugian yang terjadi
pada saat proses pendistribusian grease melalui pipa-pipa dari
contactor sampai ke mesin filling, yaitu banyak grease yang tertinggal
didinding dalam pipa, sehingga masih banyak loss yang terjadi
membuat banyak grease yang tersisa dan tidak masuk sampai ke
mesin filling. Akibatnya adalah tidak semua grease yang diproduksi
terjual.
Berdasarkan hasil diskusi dengan operator didapatkan permasalahan utama
yang terjadi pada saat transfer yaitu banyaknya jumlah elbow pada sistem
instalasi perpipaan. Diperlukan analisis yang mendalam tentang pengaruh
jumlah elbow terhadap kecepatan dan tekanan aliran, dalam hal ini dilakukan
agar kendala hambatan aliran dapat diminimalisir, dan analisis ini dilakukan
menggunakan software ANSYS.
Dari hasil analisis yang dilakukan pada saat kerja praktek diketahui bahwa
sering terjadinya hambatan proses transfer grease dari tangki ketel sampai
ketahap proses filling. Untuk hal ini sangat mempengaruhi seluruh proses
produksi yang selanjutnya dikarenakan harus menunggu proses yang
sebelumnya selesai ditangani dan dapat berjalan produksi kembali dengan
normal.

4.3.2 Perhitungan Parameter Aliran Parameter aliran

Untuk melakukan simulasi aliran terdapat beberapa parameter


yang harus diketahui dan dihitung. Parameter yang harus diketahui
terdapat pada Tabel 4.4.

26
Tabel 4.2 Daftar dimensi, dan Spesifikasi peralatan secara umum yang ada di NGP [3]
No Daftar peralatan dimensi Nilainya
Tinggi 5 meter
Ketel / Tangki
1 Diameter 2,5 meter
Blending
Kapasitas Maks 8 ton
Panjang 52 meter ( 1 kettle )
Diameter luar 7,62 centimeter
2 Pipa
Diameter
7,12 centimeter
dalam
Rpm 2900 rpm
3 Pompa Material Steel
daya 0,75 – 110 KW
HP 1 HP – 10 HP
VOLTAGE 230/460V,575V , 60HZ
Motors
4 Colloid mill Cast iron ,56—215T,Accept C –
FRAME
flange and KIT - FLANGE
Max Grinder 1500 kg/hr

Max.kapasitas 178 ( 200 ) kg( liter )

5 Mesin Filling Kecepatan 22 drum/hr


mengisi

Untuk data tabel peralatan tersebut sudah sesuai dengan yang


digunakan di NGP (New Grease Plant), Data yang didapat berasal dari
manual book NGP dan juga melakukan pengukuran secara langsung
kelapangan.

27
4.3.3 Analisis parameter aliran
a. Tangki blending
Tangki blending yang akan dilakukan analisis bertujuan untuk
mengetahui spesifikasi dan dimensi tangki blending yang ada di New
Grease Plant PT Pertamina Lubricants.
 Untuk menganalisis volume dari tangki blending yang digunakan
PT Pertamina Lubricants dapat dilakukan beberapa perhitungan
matematika dengan data/angka awal yang didapat setelah
melakukan pengukuran secara langsung agar mengetahui volume
yang dimiliki tangki tersebut. Angka yang didapat adalah :

diameter tangki : 2,5 meter

Tinggi tangki : 5 meter

 Tujuan untuk menganalisis volume dari tangki blending adalah


untuk mengetahui volume tangki blending dengan melakukan
beberapa tahap perhitungan berdasarkan data-data yang sudah
diperoleh dengan melakukan pengukuran secara langsung.
a. Volume tabung?
b. Volume setengah lingkaran?
c. Volume tangki blending?
 Analisis perhitungan volume tangki blending dengan
menggunakan rumus matematika
a. Volume tabung

𝑣 = 𝜋 𝑥 𝑟2𝑥 𝑡

𝑣 = 𝜋 𝑥 1,252 𝑥 5
𝑣 = 24,5 𝑚3

b. Volume setengah bola


2
𝑣 = 3 𝑥 𝜋 𝑥 𝑟3

2
𝑣 = 𝑥 𝜋 𝑥 1,253
3

𝑣 = 4 𝑚3

28
c. Volume tangki blending
𝑣 𝑡𝑏 = 𝑣 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 + ( 𝑣 𝑠𝑒𝑡 𝑏𝑜𝑙𝑎 𝑥 2 )

𝑣 𝑡𝑏 = 24,5 𝑚3 + 8 𝑚3

𝑣 𝑡𝑏 = 32,5 𝑚3

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui volume tangki blending


adalah 32,5 𝑚3

b. Pipa
Pipa yang akan dilakukan analisis bertujuan untuk mengetahui
spesifikasi dan dimensi pipa yang ada di New Grease Plant PT
Pertamina Lubricants.
 Untuk menganalisis volume dari pipa yang digunakan PT
Pertamina Lubricants dapat dilakukan beberapa perhitungan
matematika dengan data/angka awal yang didapat setelah
melakukan pengukuran secara langsung agar mengetahui volume
yang dimiliki pipa tersebut. Angka yang didapat adalah :

diameter = 7,12 cm ( 0,712 m )


panjang = 52 m

 Tujuan untuk menganalisis volume dari pipa adalah untuk


mengetahui volume tangki pipa dengan melakukan beberapa
tahap perhitungan berdasarkan data-data yang sudah diperoleh
dengan melakukan pengukuran secara langsung.
a. Volume pipa?
b. Luas permukaan pipa?
 Analisis volume pipa dengan menggunakan rumus matematika
a. 𝑉 = 𝜋 𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖/𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

𝑉 = 𝜋 𝑥 0,3562 𝑥 52

𝑉 = 20,7 𝑚3

b. 𝐴 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝑟 𝑥 ( 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 + 𝑟 )

𝐴 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 0,356 𝑚 𝑥 ( 52 𝑚 + 0,356 𝑚 )

𝐴 = 117,1 𝑚2

29
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui volume pipa adalah
20,7 𝑚3. Sedangkan luas permukaan pipa 117,1 𝑚2 .

c. Massa jenis Grease


Tujuan dilakukannya analisis massa jenis grease yaitu untuk
mengetahui berapakah massa jenis grease SGX-NL yang diproduksi
PT Pertamina Lubricants.
 Untuk menganalisis massa jenis gemuk tipe SGX-NL yang
diroduksi PT Pertamina Lubricants dapat dilakukan beberapa
perhitungan matematika dengan data/angka awal yang didapat
setelah melakukan pengukuran secara langsung agar mengetahui
massa jenis dari produk gemuk tersebut. Angka yang didapat
adalah :
m (grease) = 168 kg
Dimensi grease/drum = diameter ( 58,4 cm ) = ( 0,584 m )
Tinggi ( 88,4 cm ) = ( 0,884 m )

 Tujuan untuk menganalisis massa jenis produk grease tipe SGX-


NL adalah untuk mengetahui massa jenis grease dengan
melakukan beberapa tahap perhitungan berdasarkan data-data
yang sudah diperoleh dengan melakukan pengukuran secara
langsung.
a. Volume drum/grease?
b. Massa jenis grease?
 Analisis hasil perhitungan untuk massa jenis grease tipe SGX-NL:
a. V = 𝜋 x r2 x tinggi

V = 𝜋 x (0,292)2 x 0,884

V = 0,236 M3

𝑚
b. 𝜌 = 𝑉

168 𝐾𝑔
𝜌=
0,236 𝑀3

𝜌 = 711,8 𝑘𝑔/𝑚3

30
Tabel 4.5 menyimpulkan hasil perhitungan untuk memperhatikan
parameter aliran

Tabel 4.3 Parameter Aliran

No Parameter Hasil perhitungan


Volume tabung 24,5 𝑚3
1 Tangki Blending Volume setengah bola 4 𝑚3
Volume tangki blending 32,5 𝑚3
Volume pipa 20,7 𝑚3
2 Pipa
Luas permukaan pipa 117,1 𝑚2
Massa jenis Volume drum/grease 0,236 M3
3
Grease Massa jenis grease 711,8 𝑘𝑔/𝑚3

4.4 Analisis tekanan dan kecepatan aliran


Dalam hal ini untuk melakukan suatu pembuktian apakah benar jika dalam
proses penyaluran material yang bersifat liquid atau semi solid dapat berpengaruh
terhadap tekanan dan kecepatan aliran nya jika pada sistem perpipaan terlalu banyak
jumlah elbow.
Pada analisis tekanan dan kecepatan aliran, dilakukan pembuktian apakah
sistem perpipaan dengan jumlah elbow yang banyak akan mempengaruhi proses
penyaluran material liquid atau semi solid. Untuk melakukan pembuktian dengan
analisis menggunakan software ANSYS Fluent untuk setiap model pipa yang berbeda-
beda yaitu:
4.4.1 Model sistem perpipaan
Pada analisis ini terdapat 2 jenis model perpipaan, Model pipa 1
adalah kondisi pipa aktual yang ada di PT Pertamina Lubricants seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 4.8. Dari model tersebut terlihat pada
jarak 20,7 meter, terdapat 14 elbow.

31
A. Model pipa 1
Gambar pipa 1 merupakan gambar 3d untuk jenis pipa yang akan
dilakukan analisis tekanan dan kecepatan aliran.

Gambar 4.9 Model Pipa 1

Pada alternatif, desain untuk model pipa 2 pada jarak 15,35


meter, memiliki jumlah elbow 9 buah. yang bertujuan untuk mengurangi
hambatan pada saat distribusi grease, dan untuk alternatif desainnya
terdapat pada Gambar 4.9.

B. Model pipa 2
Gambar pipa 2 merupakan gambar 3d untuk jenis pipa yang akan
dilakukan analisis tekanan dan kecepatan aliran.

32
Gambar 4.10 Model Pipa 2
4.4.2 Analisis tekanan dan kecepatan aliran
A. Pipa 1
Pipa satu merupakan model perpipaan yang menggunakan elbow
lebih banyak dibandingkan dengan perpipaan model 2.
a. Simulasi tekanan aliran.

B
A

Gambar 4.11 Hasil Analisis tekanan Pada model Pipa 1 [6]

33
Hasil analisis disetiap titik pada bagian inlet, outlet, dan titik
kritis pada aliran model pipa 1.

1. Titik A merupakan titik kritis sekaligus angka rata-rata bagian inlet


dari aliran pipa model 1 dan nilainya adalah 6,66457 bar, karena
sesuai dengan variabel tekanan masuk yang diinput pada
software
2. Titik B merupakan angka rata-rata bagian outlet dari model pipa 1
dan nilainya adalah 2 bar.
b. Simulasi kecepatan aliran

B C

Gambar 4.12 Hasil Analisis kecepatan Pada model Pipa 1 [6]

Hasil analisis disetiap titik pada bagian inlet, outlet, dan


titik kritis pada aliran model pipa 1.

1. Titik A merupakan titik kritis dari aliran pipa model 1 dan


nilainya adalah (7.54199 m/s). Titik kritis terjadi pada banyak
elbow yaitu pada elbow ke 2,5,8,9,dan 12.

34
Gambar 4.13 Titik Kritis Velocity pada elbow ke-2
2. Titik B merupakan angka rata-rata bagian inlet dari model pipa
1 dan nilainya adalah (4,70652 m/s)
3. Titik C merupakan angka rata-rata bagian outlet dari model
pipa 1 dan nilainya adalah (4,70652 m/s)

Gambar 4.14 Contour velocity outlet pipe-1

B. Pipa 2
Pipa dua merupakan model perpiaan yang menggunakan elbow yang
lebih sedikit dibandingkan dengan perpiaan model 1. Pipa 2 merupakan
alternatif desain dari pipa 1.

35
a. Simulasi tekanan aliran.

Gambar 4.15 Hasil Analisis tekanan Pada model Pipa 2 [6]

Hasil analisis disetiap titik pada bagian inlet, outlet, dan titik kritis
pada aliran model pipa 2.

1. Titik A merupakan titik kritis sekaligus titik inlet dari aliran pipa model
2 dan nilainya adalah 6,75429 bar.
2. Titik B merupakan angka rata-rata bagian output dari model pipa 2
dan nilainya adalah 2,08582 bar.

b. Simulasi kecepatan aliran.

36
A B

Gambar 4.16 Hasil Analisis kecepatan Pada model Pipa 1 [6]

Hasil analisis disetiap titik pada bagian inlet, outlet, dan titik kritis
pada aliran model pipa 2.

1. Titik A merupakan titik kritis dari aliran pipa model 1 dan nilainya
adalah (8,29363 m/s). Titik kritis terjadi pada elbow ke-4 dan 8.

Gambar 4.17 Titik kritis velocity pada elbow ke-4


2. Titik B merupakan angka rata-rata bagian input dari model pipa 1 dan
nilainya adalah (4,36506 m/s)
3. Titik C merupakan angka rata-rata bagian output dari model pipa 1
dan nilainya adalah (4,36506 m/s)

37
Gambar 4.18 Contour velocity outlet pipe-2
4.4.3 Hasil analisis dari kedua model perpipaan
Hasil analisis untuk dua model perpiaan seperti pada Tabel 4.6 yang
menunjukan nilainya tekanan dan kecepatan pada titik inlet maupun titik
outlet, serta titik kritis pada masing masing model pipa.

Tabel 4.4 Hasil Analisis


No Hasil Pipa 1 Pipa 2
Input
1 666457 Pa atau 6,66457 bar 675429 Pa atau 6,75429 bar
tekanan
Output
2 200000 Pa atau 2 bar 208582 Pa atau 2,08582 bar
tekanan
Titik kritis
3 666457 Pa atau 6,66457 bar 675429 Pa atau 6,75429 bar
aliran
Input
4 4,70652 m/s 4,36506 m/s
kecepatan
Output
5 4,70652 m/s 4,36509 m/s
kecepatan
Titik kritis
6 7,45199 m/s 8,29363 m/s
aliran

38
Dari perbandingan hasil analisis antara model pipa 1 dan model pipa 2
diketahui bahwa :
A. Perbandingan tekanan pada pipa 1 dengan pipa 2
a. Dari hasil analisis tekanan menggunakan software Ansys pada model pipa 1
nilainya (6,66457 bar) dan model pipa 2 nilainya (6,75429 bar). Perbandingan
antara pipa 1 dengan pipa 2 pada bagian inlet adalah, nilai pipa 1 lebih kecil
dibandingkan dengan nilai pipa 2 karena banyak nya jumlah elbow
menyebabkan zat yang ditransfer menjadi tertahan. Sehingga tekanan pada
pipa 2 lebih besar karena minimnya hambatan pada elbow.
b. Dari hasil analisis tekanan menggunakan software Ansys pada model pipa 1
nilainya (2 bar) dan model pipa 2 nilainya (2,08582 bar). Perbandingan antara
pipa 1 dengan pipa 2 pada bagian outlet adalah, nilai pipa 2 lebih besar
dibandingkan dengan nilai pipa 1 karena sedikit nya jumlah elbow pada pipa
2 menyebabkan zat yang ditransfer menjadi lebih lancar, dan tekanan tidak
banyak yang menurun karena elbow.
B. Perbandingan Kecepatan pada pipa 1 dan pipa 2
a. Dari hasil analisis kecepatan menggunakan software Ansys untuk model pipa
1 nilai inlet dan outlet (4,70652m/s) dan model pipa 2 nilai inlet dan outlet
(4,36506/s). perbandingan antara pipa 1 dengan pipa 2, nilai yang didapatkan
menunjukan bahwa pada model pipa 1 memiliki kecepatan yang lebih besar.
Namun, kecepatan pada pipa 1 tersebut tidak tersebar secara merata, untuk
pendistribusian kecepatan pada pipa 2 lebih baik karena lebih merata
keseluruh sisi. Sehingga pipa 2 lebih mengurangi loss grease yang
menempel menjadi sisa pada sisi-sisi pipa.

Gambar 4.19 Perbandingan penyebaran velocity pada pipa 1 dan pipa 2

39
b. Dari hasil analisis kecepatan kritis menggunakan software Ansys untuk model
pipa 1 nilainya (7,45199 m/s) dan model pipa 2 nilainya (8,29363 m/s).
perbandingan antara pipa 1 dengan pipa 2, nilai yang didapatkan
menunjukan bahwa pada model pipa 2 memiliki kecepatan yang lebih besar
pada bagian titik elbow tertentu. karena hambatan yang terjadi di dalam pipa
sedikit. Dibandingkan dengan pipa 1 yang jumlah elbownya banyak dan
mengakibatkan menurunya kecepatan aliran pada titik elbow. Sehingga
kemungkinan loss grease pada tiap-tiap elbow lebih sedikit pada pipa 2
karena memiliki kecepatan yang lebih besar dari pipa 1.

40
BAB V
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan ini menjawab tujuan yang telah ditetapkan pada penulisan di bab I.
Kesimpulan dari penulisan yang telah dibuat adalah sebagai berikut:

1. Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Pertamina PUJ-P yaitu

Proses penerimaan Bahan baku dan Material, Proses penimbunan Bahan baku dan
Material, Proses pembuatan base grease di kontektor, Proses Pembuatan final grease pada
Ketel + sirkulasi grease dengan mesin colloid mill.

Proses pengisian grease ke dalam kemasan drum yang dilakukan oleh PT. Pertamina PUJ-
P antara lain :

Proses penempatan drum pada conveyor mesin filling, Proses pengisian pelumas grease,
Proses pemasangan tutup drum, Proses pemasangan klem pengunci tutup drum, Proses
pensablonan nomor batch, Proses Penyimpanan.

2. Berdasarkan pengolahan dan penelitian di lapangan, diketahui bahwa inti metode


pengolahan grease yaitu : Pencampuran base oil + additive bubuk + bahan lainnya pada
kontektor lalu dilakukan sirkulasi awal untuk membentuk soft grease / base grease.
Pentransferan ke Ketel untuk ditambahkan base oil + additive lalu dilakukan proses blending,
dan sirkulasi dengan melalui Colloid Mill untuk mendapatkan hasil grease yang maksimal
dengan tidak ada bahan yang masih menggumpal. Transfer final grease ke mesin filling untuk
dilakukan pengemasan.

3. Titik kritis kecepatan aliran paling banyak ditemukan pada Pipa 1 atau pipa sesuai dengan
keadaan sekarang, ditemukan pada Elbow ke-2,5,8,9,12 dengan nilai 7,54 m/s. Sedangkan
pada pipa 2 atau pipa yang sudah disederhanakan, ditemukan pada Elbow ke-4,8 dengan nilai
kecepatan 8,29 m/s. Dari nilai titik kritis kecepatan tersebut Pipa ke-2 lebih baik dari pipa ke-1
karena nilai kecepatan pada Elbow lebih besar sehingga proses transfer grease pada pipa akan
lebih cepat. Untuk nilai kecepatan inlet dan outlet pada pipa ke-1 sebesar 4,7 m/s, pada pipa

41
ke-2 sebesar 4,36 m/s, walaupun nilai kecepatan inlet dan outlet lebih besar pipa-1 namun
kecepatan tersebut tersebar tidak merata keseluruh permukaan grease, sedangkan pipa-2 lebih
baik dalam penyebaran kecepatan di seluruh permukaan grease. Sehingga pada pipa ke-2 nilai
untuk loss grease pada sisi dalam pipa lebih kecil dibanding pipa ke-1.

Titik kritis tekanan pada ke-2 pipa terjadi pada bagian inlet, dimana pipa-1 sebesar 6,6 bar,
pipa-2 sebesar 6,7 bar. Sedangkan untuk besar tekanan outlet pada pipa-1 sebesar 2 bar, pipa-
2 sebesar 2,06 bar. Tekanan lebih besar terjadi pada pipa-2 baik inlet maupun outlet sehingga
pada pipa-2 lebih baik dalam mentransfer grease karena tekanan yang lebih besar.

5.2 Saran
Terdapat beberapa saran yang diberikan oleh penulis sebagai pertimbangan untuk
perbaikan proses distribusi grease dari Ketel ke mesin filling. Saran yang diberikan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penyederhanaan pada sistem pemipaan yaitu bisa dengan mengurangi
penggunaan elbow yang terlalu banyak, panjang jalur distribusi pipa yang lebih pendek agar
tidak banyak tekanan yang hilang, lalu jika bisa diaplikasikan gunakan elbow 45° agar
mengurangi hambatan / loss grease pada setiap tikungan elbow, dan memperbaiki
pemerataan kecepatan ke seluruh permukaan grease.
2. Memperbesar diameter pipa distribusi pada seluruh jalur distribusi grease, karena grease
merupakan pelumas yang semi-padat sehingga jika dialirkan pada pipa yang lebih besar
diameternya maka akan lebih baik.

42

Anda mungkin juga menyukai