PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
Hasil analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik
juga pada kelompok kontrol paling banyak jenis kelamin laki-laki yaitu
17 orang (53,1%). Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Rusmini
26-65 tahun, baik pada kelompok kasus maupun kontrol. Pada kelompok
sebanyak 31 orang (96,9%). Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan
dewasa muda sampai usia produktif. Karena pada usia produktif manusia
70
lebih sering bekerja dan beraktifitas di luar rumah yang memunggkinkan
3. Pekerjaan Responden
yaitu 12 orang (35,7%). Hal ini sesuai teori yang disampaikan Rusmini
leptospira sp. Karena peani lebih sering berinteraksi dengan tanah maupun
4. Pendidikan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Okatini (2007), bahwa kasus
berpendidikan tinggi.
71
(53,1%). Sedangkan pada kelompok kontrol terbanyak yaitu pendidikan
kasus yaitu 2 orang (6,2%) dan kelompok kontrol yaitu 6 orang (18,8%).
leptospirosis.
B. Analisis Bivariat
Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square dan Fisher exact untuk
menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada variabel: kebiasaan
jenis dinding, kontruksi atap, keberadaan jalur tikus ke atap, kondisi SPAL,
72
pada responden kasus dan kontrol relatif sama. Hal ini disebabkan karena
penyakit leptospirosis.
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat
sampah dalam keadaan tertutup rapat. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
atau ≤0,05). Nilai estimasi yang diperoleh Odd Ratio sebesar 11,667 (95%
73
11,667 kali terkena leptospirosis dibanding dengan kondisi tempat sampah
0,968-13,070).
Hal ini dikarenakan kondisi tempat sampah yang tidak tertutup rapat
menularkan virus leptospirosis sp, selain itu tempat sampah yang tidak
74
menyebabkan kondisi tempat sampah lembab, virus leptospirosis dapat
Kabupaten Boyolali (nilai p value 0,000 atau ≤0,05). Nilai estimasi yang
75
responden kontrol yang tidak memenuhi syarat yaitu 14 orang (43,8%) dan
dari 24 jam karena akan didatangi tikus dan jangan berserakan sehingga
perlu membuat tempat sampah. Selain itu tempat sampah harus tidak
Boyolali (nilai p value 0,016 atau > 0,05). Nilai estimasi yang diperoleh
76
Odd Ratio sebesar 5,063 (95% CI=1,255-20,424) sehingga dapat diartikan
bahwa jenis lantai yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko
bahwa pada responden kelompok kasus yang jenis lantai tidak memenuhi
syarat yaitu 29 orang (90,6%) dan yang memenuhi syarat 3 orang (9,4%)
sedangkan pada kontrol yang tidak memenuhi syarat 21 orang (65,6%) dan
jenis lantai pada responden sebagian besar masih berupa tanah dan tidak
kedap air. Pada lantai dapur dan lantai gudang terdapat hubungan tetapi
pada lantai kamar mandi tidak terdapat hubungan. Dari ketiga tempat yang
dilakukan yakni lantai dapur, gudang dan kamar mandi yang terdapat
sehingga dapat diartikan bahwa jenis lantai dapur yang tidak memenuhi
77
hasil bahwa pada responden kelompok kasus yang jenis lantai dapur
apabila lantai rumah yang hanya terdiri dari tanah maka dengan mudah
tikus dapat masuk ke dalam rumah. Namun tidak seperti pada hasil
value=0,917).
78
Gudang merupakan tempat penyimpanan barang maupun bahan
banyak makanan. Lantai gudang yang masih tanah akan lebih mudah
sehingga tikus akan dengan mudah keluar masuk rumah. Selain itu
Boyolali (nilai p value 0,000 atau ≤ 0,05). Nilai estimasi yang diperoleh
bahwa jenis dinding yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko
jenis dinding tidak memenuhi syarat yaitu 28 orang (87,5%) dan yang
79
merupakan faktor risiko terjadinya leptospirosis. Hal ini disebabkan karena
jenis dinding pada responden kasus sebagian besar tidak kedap air yaitu
anyaman bambu dan kayu. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ramadhani
dan Yunianto (2010) menunjukkan bahwa dinding dapur bukan dari tembok
dapurnya dari tembok. Pada penelitian yang telah dilakukan pada jenis
dinding dapur, gudang dan kamar mandi menunjukkan hasil bahwa yang
dinding dapur tidak memenuhi syarat yaitu 25 orang (78,1%) dan yang
80
memenuhi syarat 12 orang (37,5%) dan yang memenuhi syarat 20 orang
(62,5%).
b. Jenis Dinding Kamar Mandi
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada
Nilai estimasi yang diperoleh Odd Ratio sebesar 6,600 (95% CI=2,208-
masuk rumah yang bisa jadi juga menularkan berbagai penyakit, seperti
81
dengan melakukan penyuluhan kepada responden agar menutup celah pada
tembok supaya tikus tidak dapat masuk dan berkeliaran di dalam rumah.
6. Kontruksi Atap
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa tidak
Kabupaten Boyolali (nilai p value 0,183 atau > 0,05). Dari penelitian di
pada kelompok kontrol yang tidak memenuhi syarat 19 orang (59,4%) dan
syarat yaitu pada kuda-kuda atap yang terbuat dari bambu maka pada
lubangnya ditutup, atau pada kuda-kuda atap tidak ada tempat yang bisa
digunakan tikus untuk bersarang. Akan tetapi pada atap yang terdapat
leptospirosis
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa tidak
leptospirosis di Kabupaten Boyolali (nilai p value 1,000 atau > 0,05). Dari
kasus maupun kontrol jumlahnya sama yaitu yang kontruksi atap tidak
82
orang (75%). Teori yang disampaikan oleh Kasjono (2011) bahwa
rumah.
Kabupaten Boyolali (nilai p value 0,104 atau > 0,05). Dari penelitian di
kondisi SPAL tidak memenuhi syarat sebanyak 31 orang (96,9%) dan yang
83
Syarat SPAL menurut Depkes RI (1990) yaitu kondisi tertutup, tidak
ada genangan air/meresap ke tanah, tidak terjamah tikus dan hewan vektor
kejadian leptospirosis
Berdasarkan hasil uji statistik Fisher Exact menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara kebiasaan menyimpan alat makan dan minum dengan
responden kasus dan kontrol relatif sama. Hal ini disebabkan karena
kebiasaan menyimpan alat makan dan minum pada responden kasus dan
responden kontrol relatif tidak memenuhi syarat yaitu tidak disimpan pada
almari, atau ditutup rapat sehingga terhindar dari jangkauan vektor tikus.
84
Hal ini sejalan dengan penelitian Handayani (2014) menunjukkan tidak ada
0,0505.
Teori yang disampaikan oleh Suyono dan Budiman (2010)
penyimpanan yang tertutup rapat supaya tidak terjamah oleh tikus maupun
vektor lainya.
10. Hubungan antara penyimpanan makanan dan minuman terhadap kejadian
leptospirosis
Berdasarkan hasil uji statistik Fisher Exact menunjukkan bahwa tidak
85
Hasil penelitian dapat menggambarkan bahwa kebiasaan menyimpan
makanan pada responden kasus dan kontrol relatif sama yaitu tidak
memenuhi syarat yaitu tidak disimpan pada almari, atau ditutup rapat
sehingga terhindar dari jangkauan vektor tikus. Hal ini sejalan dengan
almari yang tertutup rapat sehingga tidak terjamah oleh tikus maupun
tempat masak dan penyimpanan makanan harus bersih dan bebas dari
C. Analis Multivariat
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel dan semua variabel tersebut
tempat sampah, jenis lantai dan jenis dinding. Setelah di lakukan analisis
multivariat didapatkan hasil bahwa jenis lantai tidak ada hubungan dengan
86
kondisi tempat sampah. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadhani dan
87