TINJAUAN PUSTAKA
A. Tikus
1. Definisi Tikus
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo
sedang dan tikus kecil. Pada tikus yang berukuran badan besar dan sedang
hanya berukuran ≤ 180 cm. Pada tikus berukuran besar pada umumnya
mempunyai hidung yang tumpul, mata dan telinga kecil, badan yang
nampak gemuk dan kulit yang lebih tebal serta ekor elatif lebih pendek
dari ukuran badan. Pada tikus berukuran sedang memiliki hidung yang
meruncing, mata dan telinga besar, ukuran badan ramping dan ekor lebih
badannya lebi kecil daripada tikus dewasa dan untuk membedakan mencit
dan tikus muda, dapat diamati pada bagian kepala dan kaki mencit
berukuran kecil, sedangkan pada tikus muda bagian kepala dan kaki
6
a. Kelompok tikus besar : tikus got, tikus wirok, tikus raksasa (Uromys
dengan kondisi daerah yang sama atau mirip. Faktor yang mempengaruhi
menyelam.
5. Perilaku makan tikus
Pada keadaan krisis bahan pakan utama, tikus mampu menyesuaikan diri
7
terkait pada wilayah kekuasaan. Tikus hidup berkelompok dan menempati
diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas,
tanpa disertai bau yang mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih
terang dan mengkilap serta lebih lembut (agak lunak), makin lama
disebut run ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama,
bila melalui lubang diantara eternit rumah, maka jalan yang dilaluinya
urinnya.
f. Tikus hidup
8
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar. Ditemukannya
lewat kontak antara tikus dengan manusia, misalnya lewat gigitan tikus,
yang tidak langsung ditularkan lewat kontak antara tikus dengan manusia,
penyakit leptospirosis).
9. Pengendalian Tikus
Menurut Husada (2008) usaha pengendalian tikus meliputi :
a. Minimalisasi tempat bersarang antara lain: eliminasi rumput/semak
belukar
b. Meletakkan sampah dalam tempat sampah yang memiliki konstruksi
yang rapat, kuat, kedap air, mudah dibersihkan, bertutup rapi dan
struktur bangunan.
h. Menggunakan perangkap tikus.
9
B. Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Tikus
Faktor uang berhubungan dengan keberadaan tikus yaitu lingkungan
dimulai dari rumah, untuk ini rumah dan pengaturannya harus memenuhi
pijar sebaiknya dipilih yang berwarna putih. Selain itu sumber cahaya
pada malam hari sebaiknya lampu tidak dimatikan dan lampu tidak
remang-remang.
b. Kondisi Tempat Sampah
Syarat tempat sampah yaitu terbuat dari bahan yang kedap air, tempat
10
leptospirosis 3,556 kali dibandingkan dengan rumah yang tempat
sebaiknya tidak lebih dari 3 hari sekali lebih sering maka lebih baik,
11
disenangi oleh tikus. Menurut Kasjono (2011) pembuangan sampah
kebun (Rusmini, 2011). Salah satu komponen rumah sehat yaitu lantai
yang kedap air dan tidak lembab (ubin, plesteran) (Kasjono, 2011).
e. Jenis Dinding
Suyono dan Budiman (2010) bahwa menutup celah-celah pada dinding
12
celah/lubang antara atap dengan langit-langit untuk mencegah
naik ke atap.
h. Kondisi SPAL
Kondisi SPAL yang baik adalah yang tertutup, sehingga tidak mudah
dapur, kamar mandi dan tempat cuci diairkan ke parit. Usahakan agar
13
Menurut Depkes RI (1990), syarat SPAL yaitu tidak mengotori sumber
sebagai tempat persembunyian antara lain adalah sekitar aliran air atau
14
Tempat masak dan penyimpanan makanan harus bersih dan bebas dari
Budiman, 2010).
oleh 3 faktor, yaitu adanya pejamu (host), agent (bibit penyakit) dan
terhadap salah satu dari ketiga unsur tersebut di atas, maupun melalui usaha
Host
dan yang sejenisnya, tetapi sebenarnya itu hanya sebagian kecil dari bibit
3. Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap habitat tikus
15
tersebut antara lain: kondisi tempat sampah, jenis lantai rumah, jenis
menyimpan makanan.
16
D. Kerangka Teori
Host
Faktor Leptospirosis
Agent Leptospira. sp
Risiko
Lingkungan rumah :
1. Kebiasaan Mematikan
Lampu
2. Kondisi Tempat Sampah
3. Penanganan Sampah
4. Jenis Lantai
5. Jenis Dinding
6. Kontruksi Atap
Environtment 7. Keberadaan Jalur Tikus Habitat Tikus
ke Atap
Sanitasi makanan:
8. Kondisi SPAL
1.9. Kebiasaan
Keberadaan Menyimpan
hewan ternak
10.Alat-alat
PenataanMakanan
barang-barang
Gambar 4. Kerangka Teori
2. Kebiasaan Menyimpan
Sumber: Rusmini (2011), Indan (2000), Kasjono (2011), Adnyana (1986),
Makanan dan Minuman
Ramadhani dan Yunianto (2010), Hadiwiyoto (1983), Suyono dan
Budiman (2010), Depkes RI (2002), Depkes RI (1990), Noor (2008),
Pramono (2009), Soejoedi (2005)
17
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Kabupaten Boyolali.
Kabupaten Boyolali.
Boyolali.
Boyolali.
18
5. Ada hubungan jenis dinding dengan keberadaan tikus di Kabupaten
Boyolali.
Boyolali.
Kabupaten Boyolali.
19