Anda di halaman 1dari 12

BAB II KERANGKA GEOLOGI REGIONAL

II.1. Tatanan Regional Cekungan Sumatra Tengah

Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan minyak terbesar di Asia


Tenggara dengan kandungan cadangan lebih dari 26 milyar barrel(C&C
Reservoir, 1998). Cekungan Sumatra Tengah tersusun oleh beberapa -sub
cekungan synrift yang menjadi sumber terbentuknya hidrokarbon, dengan- sub
cekungan terbesar antara lain sub-Cekungan Aman, Kiri,Balam, Bengkalis, dan
Rangau.
Tektonik konvergen (subduksi) antara Lempeng samudra Hindia dan
Lempeng benua Eurasia mengontrol pembentukan dan perkembangan Cekungan
Sumatra Tengah. Adanya perubahan dominasi regim tektonik menyebabkan
Cekungan Sumatra Tengah merupakan suatu cekungan multi-histori atau
mengalami perubahan kerangka tektonik sepanjang perkembangannya. Evolusi
tektonostratigrafi Tersier di Cekungan Sumatra Tengah yang disusun oleh
Heidrick dan Aulia (1993), membagi menjadi 4 fase tektonik,tuyai:Deformasi
yang terjadi pada zaman pra-Tersier yaitu ditandai dengan pembentukan batuan
dasar cekungan dan menyusun terjadinyasuture antar lempeng mikro, dan
menurut Pulunggono dan Cameron (1984) merupakan suatu struktur tua berarah
o
U-S dan N300 E di kawasan Sumatra (bagian barat Sundaland); fase deformasi

berikutnya terjadi pada -5026 juta yang lalu ditandai dengan regimtranstensional
rifting membentuk faserift basin, dengan pengendapan Grup Pematang sebagai
synrift sedimentationyang berperan besarsebagai batuan sumber hidrokarbon;
fase deformasi berikutnya adalah yang terjadi pada-1326juta tahun yang lalu
ditandai dengan terjadithermal subsidenceyang membentuk fasesag basin,
dengan pengendapan agradasional Grup Sihapas, serta reaktivasiktstruberarah
U-S dengan pergerakandextral wrenchingyang kemudian dilanjutkan fase
deformasi yang terjadi pada 13 juta tahun yang lalu hinggá sekarang ditandai
dengan pengendapan Formasi Petani dan diikuti oleh efek dari tektonik subduksi
(struktur inversi), hingga terjadi migrasi dan penjebakan hidrokarbon terutama
pada struktur-struktur antiklin besar, hingga terakhir terjadi pengendapan Formasi

11
Minas. Kolom tektonostratigrafi Cekungan Sumatra Tengah dapat dilihat pada
gambar II.1.
Secara umum Wongsosantiko A., (1976) menyatakan sedimentasi pra-
inversi terjadi dari arah utara ke selatan. Yarmanto, dkk (1996) menyusun
kerangka stratigrafi berdasarkan studi inti bor, fosil plankton foram, log sumur,
dan seismik menjadi tiga episode pengendapan, yaitusynrift deposition (Grup
Pematang), post-rift transgresional (Grup Sihapas), dan episode regresi.
Pengendapan synrift (Eo-Oligosen) merupakan stratafluvio-lacustrin (Grup
Pematang: FormasiUpper/LowerRed Bed dan Brown Shale). Formasi Brown
Shale sebagai anggota Grup Pematang terbukti menjadi batuan sumber
hidrokarbon baik minyak dan gas bumi (C&C Reservoir, 1998)Di.beberapa
tempat, FormasiUpper Red Bed terbukti cukup potensial sebagai reservoir yang
produktif. Pengendapan Grup Sihapas yang diawali oleh masiFor Menggala,
diendapkan secara tidak selaras di atas Grup Pematang (SB25.5) dengan karakter
endapanstacked fluvial channel, diteruskan dengaintertidalhingga open marine
shales dari Formasi Bangko, serta kompleks delta dengtidaln -influence hingga
outer neritic dari Formasi Bekasap, Duri, dan Telisa. Suatu transisi signifikan
terjadi pada masa 22 dan 21 juta yang lalu dengan ditemui suatu bukti
peningkatan secara tajam mineral glaukonit, foraminifera, fosil jejak
(Glossifungites), serta semen kalsit Johansen( dan Djamaoeddin, 1997), sehingga
diidentifikasi sebagai suatu batas sikuen (SB22 dan SB21) dan untuk skala
regional berada di bagian tengah Formasi Menggala dan bagian bawah Formasi
Bekasap (Yarmanto, et al., 1996). Endapan batupasir dari GrupapasSihmenjadi
reservoir utama di Cekungan Sumatra Tengah, baik sebagai reservoir minyak dan
gas bumi. Selanjutnya episode regresi akibat tektonik inversi membentuk SB13.3
dan menghasilkan pengendapan Formasi Petainner( neritic) hingga Formasi
Minas. Kolom stratigrafi regional Cekungan Sumatra Tengah yang disusun oleh
Yarmanto (1996) dapat dilihat pada gambar II.1.

12
II.2. Tinjauan Petroleum System Cekungan Sumatra Tengah dan Daerah
Penelitian

Lapangan minyak Duri yang terletak pada sisi timur dariANAMGraben


Cekungan Sumatera Tengah mulai dikembangkan dengan metoda perolehan
injeksi uap sejak tahun 1985 hingga sekarang. Lapangan minyak ini merupakan
jebakan antiklin yang mengontrol keberadaan minyak pada lapisan reservoir
dengan kemiringan lapisan ngya relatif landaigently( dipping anticline) dengan
lapisan reservoir yang terletak pada pada kedalaman 200 hingga 900 kaki.
Berdasakan kajian dari petroleum system, lapangan minyak Duri yang merupakan
bagian dari cekungan sumatra tengah dirangkum septerltampir dalam Tabel
II.1.
FORMATION
PALEO- S YSTEMS
PALEO - ENVIRONMENTS S EQUENCES NAMES
BATHMETRY TRACTS

PALAGIC SILTSTONES TST


O
S B 15.5 ma

T L
HST
A
C
E I

RY PELAGIC S HALE,
N
L T
I EH E
N
D
SILTSTONES A M
TST
R PT K
O
D E F I

S B 16.5 ma C
I
I
EP A
I T
R

HST
R
AH A

MNUB

U
T
M
PELAGIC SHALE, HARDGROUND NSD R
SILTSTONES AND S ANDS TST R

E
DE O
NM F
SB 17.5 ma H

AO

HST T A
S
C
R S
I
EE

O O
S L
B
EC
E
T I NE

LT HO T

I
N
I TT

R
D

R
PELAGIC SHALE
E
D

I
E

M
N

N
N
I

TST
C
I
Res. Rindu
RT
I
E NEAR SHORE S HALE
R

NE AND SILTSTONES
N BEKASAP
IN INTERBEDDED WITH

ESTUARINE AND SANDS


O
C
I
TR
INTERTIDAL SANDSTONES
R
Res. Pertama

T
E
EI
L

T NR
A

SB 21 ma
SUBMARINE EROSION
N E
N
D
I
I
Res. Kedua
I

N HST

T INTERTIDAL SHALES
BANGKO SHALE I
ESTUARINE SANDSTONES HARDGROUND LOCALLY
Res. Baji -Jaga

/ TST SINTONG
E
E SANDS
N
I
N
I

M OR
U
BRAIDED FLUVIAL LST
NT

O
SANDSTONES
S
MENGGALA
(IVF)
NE
FORMATION

SB 22 ma SUBAERIAL EROSION

UNNAMED SHALE
INTERTIDAL
ESTUARNE / TST

INTERTIDAL SHALES MENGGALA


LST FORMATION
SB 25.5 ma (I V F)

E
SUBAERIALEROSION
N STACKED FLUVIAL
I

R CHANNELS AND
PEMATANG GROUP
A
ALLUVIAL CONGLOMERATES
(UPPER RED BEDS)
M

N
O
N DEEP WEATHERED ZONE
(PALEOSOL) SUBAERIAL UNCONFORMITY

+ REGIONAL, ANGULAR

METASEDIMENTS; QUARTZITE,
CARBONATE, METAGREYWACKES,
++
GRANITE. BASE MEN T
+++

Gambar II.1. Kolom tektonostratigrafi (Heidrick dan Aulia, 1993)–kiri, dan


stratigrafi regional (Yarmanto, dkk, 1996)–kanan, Cekungan
Sumatra Tengah, serta kesepadanan dari reserreservoir- oir
produktif di Lapangan Minyak Duri

13
Table II.1. Tinjauan Petroleum System dari Lapangan minyak Cekungan
Sumatera Tengah. (Yarmanto, et al., 1996)

Sejarah proses migrasi dari lapisan batuan induk dari Formasi Pematang
(Middle Eocene – Lower Oligocene) yang diinterpretasikan sebagai endapan
lakustrine hingga terjebak pada lapisan reservoir Formasi Duri (lapisan batupasir
unit Rindu dan Formasi Bekasap (lapisan batupasir unit Pertama dan Kedua) dan
memiliki lapisan tudung dari Formasi Telisa yang berumurLower Middle
Miocene. Berikut dilampirkan peta jalur migrasi dari lapang-lapangan minyak
yang ditemukan pada Cekungan Sumatera Tengah. Berdasarkan studi yang
dilakukan oleh ETC tahun 2003 oleh Alex Erendi, Joao Keller, mingrasi sekunder
dari Brown shaleberlangsung pada SB 25.5 ma (awal miocene) . Pemahaman
akan hal ini akan memberikan hipotesis tambahan mengenai dugaan sifat dari
zona patahan Duri_Area “Z”_Syn_3K adalah leaking dikarena proses struktural
terjadi pada saat yang bersamaa dengan proses msigra (Awal Miocene hingga
pertengahan Miocene).

14
0 0 0
0 0
0
0
0 R 0

B a la m 0

0
O
K
5

2
0
5
7 A 7

T ro u g h N 7

I
B N
a V
E
l

a R
SI
m
0 O N
2 0 0 00 0
N N

o
r
t P
F
h e

B a n gk o r R

k O
0 10

B F i e ld e
0 N

T
.F b

B U j u n g t a n ju n g
u Kilometers
N
e l
a n

l n
a

SI
n
A n t ar a
a g
N
k T F
.
O
K
? o
N
N e lla
U
G
B
S in g a
al
B
Bal So.
a

.F B
U

m G e n t in g a
t

0 E a
a n
s
S
B en a r

H t
H g
I
I
o R a n t a u b a is
u S e ru n i G
t H
B al m SE
G

H h 1 N o rt h A m a n N o r th

0
S in t o n g (N A N ) Tro u g h

B
o .F
r K e ra n g 1 175000
d
e M u tia ra
r 2
U 2

S o u t h B a la m b i
F.
3
S id in g in Ba t a n g

-T una
T ro u g h Man gga
M Candi Akar Pa l e m
?

R Ubi
S in to n g Ke lo k

SE
O M e n g g a la. P e m b u ru
F

a
F
u
l

T T e l in g a
Pa ger

N o rt h A m a n S o u t h -
A

L
P
M e n g g a la S. S ik la d i C e n t ra l ( N A S C )
i
T a n g gu l

kl Gulamo Pun ca k
R ang au
a L in c a k R
R
M
T ro u g h a
di
a
O
n
K
n
0 t

g F. au K u l in A

I g 0
b N D u ri
1 Ko pa r
R t
ai

a s F ie ld
e

I p
K

o S

2 e
v
e b
4
Pet a n i

F3
.
0 r a
150000
Ronda n
1 g
1 a

2
R C
a
1
n e
g 3
b
Jorang ematang a
R an g a u
2 k
2
a
Cucut n
4 Jam bon
R o k i ri
P e li t a
Ampuh B ekasap
H I

Obor
J am bo n SE S G
F
e
a Ceba kan H

u Hi u
Beks p- b

l a
t
So.
F n
U ngg un Puka t
Aman
.
Pudu g
a
P e m at a n g T i t ia n
Z B ow
0
P in g g i r
F
.

LIB O
o 1
n
2
e Sakti

P LA TF O R MS 3
T eg a r
4
TL H / 9 8

E X P LA N A TIO N
STRUCTURE S T R A T IG R A P H Y G E O C H E M IS T R Y
Th ru s t o r re v e rs e
P rin c ip a l lis tric n o rm a l
b o rd e r fa u lt, s h o w in g
0

0-100 Gro u p 1
fa u lt u n d iff. B a rb s

p re s e n t - d a y b a s e m e n t Gro u p 2
1

o n h a n g in g w a ll b lo c k 100-400
c u to ff . Ha c h u re s o n 2

Gro u p 3
h a n g in g w a ll 400-800
3
F in v e rte d b o rd e r 3

> 8 0 0 ft
Gro u p 4
fa u lt. B a rb s a n d

S u b s id a ry lis tric o r h a c h u re s o n h a n g in g w a ll
4
Gro u p 5
O il p ro n e s o u rc e
p la n a r n o rm a l fa u lt, ro c k is o c h o re Mig ra tio n ro u te
b lo c k o n h a n g in g w a ll R ig h t - la te ra l s trike - tra je c to ry
th ic kn e s s
s lip fa u lt

Gambar II.2. Peta jalur migrasi dari beberapa lapangan minyak yang ditemukan pada
Cekungan Sumatera Tengah (Yarmanto, Aulia, K., Mertani, B., Heidrick,
T.L., 1996).

II.3. Geologi Lapangan Minyak Duri

II.3.1. Stratigrafi Daerah Duri dan Daerah Penelitian

Stratrigrafi Lapangan Duri tersusun dari Formasi Upper Red Bed (anggota
Grup Pematang) yang tipis di bagian terbawah dan tersebar di wilayah barat
hingga tengah. Dari penampang seismik terdapakenampakantruncateddi atas
batuan dasar dan ketidakselarasan bersudut di batas atas pada wilayah tengah
Lapangan Duri. Grup Sihapas dimulai dengan Formasi Menggala yang sangat
tipis diendapkan tidak selaras di atas Formasi Upper Red Bed, serta Formasi
Bangko di atasnya dengan penyebaran kedua formasi yang terbatas. Di bagian
tengah Lapangan Duri, batupasir Formasi Bangko berperan sebagai reservoir
(Dalam) dengan penyebaran terbatas. Formasi Bekasap dan Duri sebagai suatu
endapan transgresif (tidal-delta) pada fase sag basin tersebar dengan ketebalan

15
relatif merata di seluruh Lapangan Duri. Kedua formasi ini berperan sebagai
reservoir utama (Jaga, Baji, Kedua, Pertama, dan Rindu) di Lapangan Duri. Di
bagian atas Formasi Duri terdapat 2 lapisan batupasiripis tyang disebut sebagai
240ft dan 140ft sand, dan tidak berperan sebagai reservoir yang potensial.
Formasi Telisa dan Petani tidak ditemukan di Lapangan Duri, dan diperkirakan
telah tererosi pada saat terjadi fase inversi regional di Cekungan SumatraghTen.
Berdasarkan data inti bor sumur 4K50C mengidentifikasi suksesi fasies
reservoir Rindu-Pertama-Kedua-Baji-Jaga-Dalam di lapangan Duri sebagaiouter
delta fronthingga estuarine distributary facies.Studi lanjutan pada inti bor sumur
4K-50C menyimpulkan suatu fasies pengendapan yang dibentuk oleh lingkungan
kompleks distal dari sistem delta dengan pengaruh arus panttidali (). Kolom
stratigrafi yang menggambarkan litologi secara umum pada daerah penelitia
dapat dilihat pada gambar IIdan.3 II.6.
Seluruh formasi yang ada di Cekungan Sumatera Tengah dapat dijumpai
di lapangan minyak Duri. Formasi Pematang yang merupakan endapanrift-basin
valley terbentuk pada Paleogen, merupakan unit sedimen yang paling tua di
Cekungan Sumatra Tengah dan di lapangan iDurdijumpai berupa tight sand
dengan porositas yang hanya mencapai 5 %. Secara stratigrafi sikuen, Formasi
Pematang di lapangan Duri berada pada sikuen 1 yang dimulai dari batuan dasar
hingga top formasinya.
Duri 4K-50C

GambarII.3. Kolom stratigrafi daerah penelitian

16
Selanjutnya di bagian atas secara tidak selaras diendapkan Grup Sihapas
yang dimulai dari Formasi Menggala hingga Formasi Telisa. Berdasarkan analisis
biostratigrafi, ketidak-selarasan ini ditandai dengan sequence boundary (SB) 25.5.
Formasi Menggala umumnya berkembang baik di bagianratbadan menipis ke
arah timur. Walaupun formasi ini memiliki kualitas Reservoir yang sangat baik
namun di lapangan Duri, posisinyanya berada di bagian bawahoilwater contact
(OWC), sehingga formasi ini di Lapangan Duri bukan merupakan reservoir
hidrokarbon.
Di atas Formasi Menggala diendapkan Formasi Bangko yang dicirikan
oleh perselingan antara batupasir halus hingga kasar dan serpih. Formasi Bangko
di lapangan Duri dibagi lagi menjadi reservoir Baji, Jaga dan Dalam, yang
masing-masingnya dipisahkan ehol lapisan serpih. Walaupun reservoir Baji, Jaga,
dan Dalam tersebar cukup luas namun yang bertindak sebagai Reservoir
hidrokarbon hanya bagian yang berada di sekitar tinggian struktur pada bagian
selatan lapangan minyak Duri. Formasi Menggala dan FormasiBangko di
lapangan Duri berada pada sikuen 2 yang dibatasi oleh-25SB.5 dan SB-22.
Reservoir Pertama/Kedua yang ekivalen dengan Formasi Bekasap, berada
di atas reservoir Baji dan ditandai dengan sequence boundary 22 di bagian
bawahnya. Reservoir inidicirikan dengan satuan batupasir yang tebal dengan
sisipan laminasi serpih. Di lapangan Duri, reservoir ini merupakan reservoir
yang sangat ekonomis dengan kandungan minyaknya yang tebal serta
penyebarannya yang sangat luas.
Reservoir Rindu yang ekivalen dengan Formasi Duri berada di atas reservoir
Pertama/Kedua. Reservoir ini dicirikan oleh selang-eling antara batupasir halus
hingga sedang dengan lapisan serpih yang tebPalda. bagian atas unitreservoir
ini di jumpaisequence boundary21. Dengan demikian, Formasi Bekasap dan
Formasi Duri berada pada sikuen 3 yang dibatasi oleh-22SBdan SB-21.
Reservoir Rindu mengandung cadangan minyak bumi terbanyak kedua di
lapangan minyak Duri, dan secara lateral melampar cukup luas dan menutupi
daerah seluas 25.000 acre. Sulistyo dkk. (1995), mengungkapkan bahwa ada
sekitar 1,2 miliar barel minyak bumi yang terkandung dalam reservoir Rindu.
Secara keseluruhan Reservoir Rindu terdiri dari 5 Reservoir utama yang kemudian

17
dinamakan sebagai Rindu-1 hingga Rindu-5. Ke-5 tubuh reservoir ini secara
vertikal umumnya dipisahkan oleh lapisan serpishale)( atau batulanau
(siltstone). Dari ke-5 reservoir ini hanya Rindu-1 yang merupakan reservoir yang
berkembang sangat baik dengan pelamparannya yang cukup luas sertaisnnyalap
yang cukup tebal. Reservoir Rindu-1merupakan unit Reservoir yang terletak di
antara flooding surface Rindu-1 (FS_RN1) dan Sequence Boundary Intra Rindu
(SB_INTRN). Berdasarkan litotratigrafi, Reservoir Rindu-1merupakan lapisan
batupasir yang dibatasi oleh lapisan tipis serpih di bagian bawah dan lapisan
sarpih yang sangat tebal di bagian atasnya. Pada top reservoir Rindu-1,di
beberapa tempat umumnya dicirikan oleh hadirnya batupasir karbonatan
(calcareous sandstone) yang sangat kerastight( sand).
Reservoir 140’ Sand dan 240’ Sand yang terletak di bagian paling atas Formasi
Duri dicirikan oleh batupasir halus dan mempunyai pemilahan yang tidak terlalu
baik, serta kandungan material lempungnya yang relatif banyak. Kedua reservoir
ini berkembangsebagai reservoir hidrokarbon hanya pada daerah sekitar tinggian
struktur di bagian utara, sedangkan pada bagian selatan, kedua Reservoir kurang
berkembang sehingga bukan merupakan target pengembangan produksiSecara.
stratigrafi, Reservoir 240’ Sand dan140’ Sand berada dalam sikuen 4 yang
dibatasi oleh SB21 dan SB13.

II.3.2. Struktur Geologi Daerah Lapangan Minyak Duri dan Area Penelitian

Johannsen, D.C., & Lyle, J.H., (1990), dalam laporan internalnya


menyimpulkan bahwa lapangan minyak Duri terbentukoleh struktur antiklin
asimetri yang berarah baratlaut-tenggara dan menempati bagian selatan dan
bagian utara lapangan Duri. Kedua antiklin yang mempunyai panjang sekitar 18
km dan lebar 8 km ditafsirkan mempunyai kaitan genesa dengan Patahan Sebanga
yang merupakan Patahan geser naik (transpressional fault) dengan arah relatif
baratlaut-tenggara.
Selain itu juga dijumpai PatahPatahn- an ikutan yang terbentuk karena
pengaruh Patahan Sebanga (Gambar II.2. dan II.).4yang sebagian melewati Area
”Z” (obyekpenelitian). Patahan-Patahan ikutan ini umumnya menempati bagian

18
barat lapangan Duri dan berarah timurlaut-baratdaya di bagian utara, sedangkan di
selatan berarah relatif utara-selatan serta timurlaut-baratdaya.

Patahan

F3

Gambar II.4. Posisi Lapangan Duri di


Central Aman Trough Area daerah sub-Cekungan Aman Tengah

(Cekungan Sumatra Tengah)-


dimodifikasi dariYarmanto, Aulia, K.,
Mertani, B., Heidrick, T.L., 1996.

Berdasarkan pemetaan struktur geologi Lapangan Minyak Duri (gambar


II.4) menunjukkan bahwa reservoir Rindu mengalami penPatahanan secara
intensif di beberapa area Lapangan DuriPatahan. Sebanga sebagai merupakan
patahanutama memiliki pergerakan relatif mendatar ke kanan di bagianutara, dan
di bagian selatan sesuai dengan perubahan arPatahh an membentuk sistem
transpressionalberarah relatif barat laut–enggara.Antiklin Duri sendiri tersusun
oleh sistem Patahan sintetik dan antitetik yang lebih kecil, dengan arah umum
timur laut-barat daya dan utara-selatan.Daerah penelitian (Area 10), diidentifikasi
suatu sistem strike-slip yang dibentuk oleh Patahan mendatar berarah Utara-
Selatan sebagai Patahan utama, dan Patahan normal berarah timur-baratlautdaya
sebagai pembentuk sistem horsetail splay fault– lihat gambar II.3, II.4 dan II.7.
Beberapa zona patahan yang sangat penting sebagai penyekbaffles)t( terhadap
distribusi fluida yang berada pada lapisan reservoir dan berdasarkan study
terdahulu yang dilakukan pada daerahpLangan Minyak Kulin (Gambar II.).4

yang mengindikasikan bahawa beberapa zona patahan besar berfungsiu sebagai


penyekat terutama pada lapisan reservoir Rindu. Penelitian tersebut
mengasumsikan bahwa total displacement darai patahan-han tersebut adalah
apparent displacementyang diidentifkasi berdasarkan interpretasi data seismik.

19
Beberapa zona patahan memilikistrike-slip throw yang besar dimana resolusi
data seismik sangat mempenagruhi hasil interpretasi patahan tersebut.

Major Sebanga North – South


Strike Slip Fault System

U
U

Daerah penelitian
(Area 10)

Synthetic and
Antithetic Fault

Transpression Fault System


Zone Relative NW trending

GambarII.5. Peta struktur Puncak Lapisan Pertama di Lapangan Duri deng


Patahan Sebanga berarah relatif utara-selatan sebagai Patahan utama
(tanpa skala)

20
Gambar II.6. Penampang vertikal dari Lapangan Minyak Duri dan sekitarnya yang memperlihatkan sebaran stratigrafi
dan kerangka struktur patahan serta konfigurasi batuan dasarYarmanto,( Aulia, K., Mertani, B., Heidrick, T.L., 1996)

21
Gambar II.7. Peta Strukur Regional Duri dan Lokasi daerah penelitian memperlihatkan pola struktur patahan dengan arah tegasan utama
utara timur lalu– selatan barat daya.

22

Anda mungkin juga menyukai