abstrak
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kata radiasi dikalangan masyarakat awam masih terasa asing. Jika
mendengar kata radiasi mereka langsung menyimpulkan bahwa radiasi itu
berbahaya. Tetapi menurut penelitian radiasi radioaktivitas dapat bersifat
berbahaya dan dapat menguntungkan makhluk hidup. Zat yang mengandung
inti tidak stabil disebut zat radioaktif. Radioaktif berasal dari kata radio atau
radiare yaitu memancar, bersinar, dan aktif. Aktif sendiri adalah spontan dan
dengan sendirinya. Zat radioaktif dapat diartikan sebagai alat yang
mempunyai kemampuan untuk memancar dengan spontan. Bahaya
radiasinya dapat diakibatkan oleh paparan radiasi beta, sinar-X,
gamma/neutron, yang semuanya dapat menembus organ tubuh. Sedangkan
zat radioaktif dapat dimanfaatkan dalam bidang industri dan kedokteran
(Ikhtiar, 2012)
2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan peluruhan zat radioaktif adalah
sebagai berikut :
1. Menyelidiki sifat penyerapan zat radioaktif
2. Menentukan koefisien penyerapan logam (plat seng) dan/atau bahan
polimer (lempengan plastik) terhadap sinar radioaktif secara grafik.
3. Menentukan survival length (panjang kehidupan)
B. Landasan Teori
Radioaktifitas mula-mula ditemukan oleh Beequerel tahun 1896.Pada
tahun 1898 Pierre Currier dan Marie telah menemukan bahwa Polonium dan
Radium juga memancarkan radiasi yang radioaktif. Radiasi radioaktif memiliki
partikel sinar alpha atau partikel α, sinar beta atau pertikel β dan sinar gamma
atau partikel γ. Partikel alpha adalah partikel Helium yang terionisasi rangkap
yaitu atom-atom helium tanpa tanpa kedua elektron jadi partikel bermuatan dua
kali muatan atom Hidrogen. Partikel-partikel yang dipancarkan dari suatu inti
atom yang radioaktif dengan suatu onti atom yang radioaktif dengan suatu
kerapatan bervariasi dari 0,1 sampai 0,01 kecepatan cahaya sedangkan partikel
beta lebih cepat dari partikel alpha. Radioaktif terdiri dari beberapa bagian,
yaitu :
a. Radioaktif alam yang ditunjukan oleh elektron yang ditemukan di alam.
b. Radioaktif buatan yang ditunjukan oleh teknik modern transmutasi buatan
dari elemen-elemen yang lebih ringan dari elemen alam
(Muljono, 2003).
Umumnya jika sebuah bahan contoh mengandung N inti radioaktif, maka
kita dapat menyatakan ciri statistik dan proses peluruhan tersebut dengan
mengatakan bahwa banyaknya peluruhan per detik R (= - 4dN/dt) adalah
sebanding dengan N, atau
𝑑𝑁
= 𝜆𝑁.............................................................................................. (1)
𝑑𝑡
elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom
tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab
sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat
terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva
kestabilan (Frederick, 1994).
Setiap inti tak stabil akan meluruh menjadi bagian-bagian yang lain
(inti baru dan partikel). Inti tak stabil mula-mula disebut inti induk. Inti hasil
peluruhan disebut inti hasil turunan. Proses peluruhan ini merupakan proses
statistik. Kebolehjadian suatu inti untuk meluruh pada suatu waktu kewaktu
berikutnya adalah tertentu. Untuk inti sejenis kebolehjadian meluruh ini
adalah sama untuk masing-masing inti dan boleh dikatakan tidak tergantung
dari pengaruh luar (Beiser, 1983).
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan peluruhan zat
radioaktif adalah sebagai berikut :
1. Merakit alat praktikum seperti gambar di bawah ini.
Keterangan :
1. Detecktor Geiger Muller Counter DT 116
2. Nova 5000 (Support Aplikasi Multilab)
3. Sumber Radiasi (Co-60)
4. Kamar Sumber Radiasi
5. Lempeng plastik dan plat seng
6. Dasar Statif
7. Batang Statif Panjang
8. Klem Bosshead
Gambar 1.1 Alat dan Bahan Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif
7. Memplot garifk hubungan antara cacahan (N) dan ketebalan bahan (x)
untuk setiap sumber radioaktif, sertakan standar deviasi sebagai error bars.
Menentukan koefisien penyerapan bahan ( ) dari grafik. .
8. Dengan meng-Ln-kan persamaan (1) memplot grafik hubungan antara Ln N
dengan X, menentukan µ (koefisien penyerapan) dan 1/µ (survival length)
secara grafik.
E. Hasil Pengamatan
1. Menentukan nilai cacahan untuk lempeng plastik.
Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Peluruhan Zat Radioaktif untuk Lempeng
Plastik.
No. Tebal Bahan(m) No N
-4
1. 2,5 x 10 2,3 35
2. 5 x 10-4 2,3 62
-4
3. 7,5 x 10 2,3 67
4. 10 x 10-4 2,3 68
-4
5. 12,5 x 10 2,3 45
2. Menentukan nilai cacahan untuk plat seng.
Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Peluruhan Zat Radioaktif untuk Seng Plat.
No. Tebal Bahan (m) No N
-3
1. 0,5 x 10 2,3 56
2. 1 x 10-3 2,3 46
-3
3. 1,5 x 10 2,3 46
-3
4. 2 x 10 2,3 55
5. 2,5 x 10-3 2,3 45
Dengan cara yang sam untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.4. Analisis Data Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif.
𝐍
No. Tebal Bahan (m) N0 N Ln 𝐍
𝟎
1. 2,5 x 10-4 2,3 35 2,722
2. 5 x 10-4 2,3 62 3,294
3. 7,5 x 10-4 2,3 67 3,371
4. 10 x 10-4 2,3 68 3,386
5. 12,5 x 10-4 2,3 45 2,973
Dengan cara yang sam untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.5. Analisis Data Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif.
𝐍
No. Tebal Bahan (m) N0 N Ln 𝐍
𝟎
1. 0,5 x 10-3 2,3 56 3,192
2. 1 x 10-3 2,3 46 2,995
3. 1,5 x 10-3 2,3 46 2,995
4. 2 x 10-3 2,3 55 3,174
5. 2,5 x 10-3 2,3 45 2,973
60
50
40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
Ketebalan Bahan (m)
50 y = -2600x + 53,5
40
30
20
10
0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003
Ketebalan Bahan (m)
c. Membuat grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan nilai Ln.
1). Pada lempeng plastik.
y = 237,6x + 2,971
2
1.5
1
0.5
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
Ketebalan Bahan (m)
Gambar 1.4. Grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan nilai Ln
N/No pada lempeng plastik.
3.15
3.1
3.05 y = -51,8x + 3,143
3
2.95
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003
Ketebalan Bahan (m)
Gambar 1.5. Grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan nilai Ln
N/No pada plat seng.
y = ax + c a = μ = 237,6 𝑚−1
2). Pada seng plat.
Berdasarkan grafik hubungan antara tebal bahan dengan cacahan
(N) diperoleh persamaan garis:
y = ax + b a = μ = - 2600 𝑚−1
Berdasarkan grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dengan
N
Ln N diperoleh persamaan garis:
0
y = ax + c a = μ = - 51,8 𝑚−1
2. Pembahasan
proses pemancaran sinar zat radioaktif oleh zat radioaktif. Selain itu proses
peluruhan bersifat acak.
Inti-inti atom ini tidak meluruh sekaligus pada suatu waktu tetapi
satu per satu dalam selang waktu tertentu. Untuk itu maka zat radioakatif
memiliki waktu paruh sebagai yang diperlukan suatu zat radioaktif agar
sebagian atau setengah dari inti radioaktif meluruh.
Pada praktikum peluruhan zat radioaktif ini, dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui sifat penyerapan zat radioaktif, menetukan
koefisien penyerapan plat seng dan lempeng plastik terhadap sinar radioaktif
secara grafik zat radioaktif dan panjang kehidupannya. Untuk mengetahui
ketiga hal tersebut maka dalam praktikum ini dilakukan pengamatan
terhadap zat radioaktif cobalt (C0-60) menggunakan detektor Geiger Muller
untuk mendeteksi dan mencacah radiasi yang dipancarkan oleh sumber
radioaktif kemudian ditampilkan hasil cacahannya oleh Nova 5000.
Dalam percobaan ini digunakan 2 bahan sebagai penghalang radiasi
dan bahan yang diamati yaitu lempeng plastik dan plat seng dengan
memvariasikan ketebalannya dengan waktu pencacahan 10 detik dan
pengambilan data sebanyak 10 kali serta cacah latar sebesar 2,3.
Dari data pengamatan dapat dilihat pada lempeng plastik dengan
tebal bahan 2,5 x 10−4 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 35, dengan tebal 5 x
10−4 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 62, dengan tebal 7,5 x 10−4 𝑚 diperoleh
cacahan sebesar 67, dengan tebal 10 x 10−4 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 68
dan dengan tebal 5 x 10−4 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 45.
Untuk plat seng dengan tebal bahan 0,5 x 10−3 𝑚 diperoleh cacahan
sebesar 56, dengan tebal bahan 1 x 10−3 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 46,
dengan tebal bahan 1,5 x 10−3 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 46, dengan tebal
bahan 2 x 10−3 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 55, dengan tebal bahan 2,5 x
10−3 𝑚 diperoleh cacahan sebesar 45.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Frederick Bouche & David L. Wallach. 1994. Thecnical Phisich. John Willench &
Sonch. New York.