Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (LES)

Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) adalah penyakit autoimun yang


kompleks ditandai oleh adanya autoantibodi terhadap inti sel dan melibatkan banyak
sistem organ dalam tubuh. Karakteristik lupus sebagai masalah sistem imun telah
menjadi prototype dari penyakit autoimun sistemik dan telah lama diteliti sejak
berkembangnya disiplin imunologi pada tahun 1950-1960-an1.
Definisi SLE menurut Perhimpunan Reumatologi Indonesia adalah
merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis dengan etiologi yang belum diketahui
serta manifestasi klinis, perjalanan penyakit dan prognosis yang sangat beragam. 2
Sementara dari Dubois mendefinisikan Lupus sebagai penyakit autoimun sistemik
prototipik yang ditandai dengan keterlibatan multi system heterogen dan produksi
dari beberapa jenis autoantibodi.3
Istilah lupus yang dalam bahasa latin berarti serigala, digunakan pada abad
pertengahan untuk mendeskripsikan lesi kulit erosif yang serupa dengan gigitan
serigala. Pada 1846 dokter dari Vienna Ferdinand von Hebra memperkenalkan istilah
ruam di wajah yang mirip dengan kupu-kupu (butterfly rash) yang disebutnya dengan
lupus eritematosus.5 Manifestasi paru sendiri pada SLE sudah diperkenalkan Osler
pada tahun 1904.6
SLE memiliki karakteristik dihasilkannya autoantibodies yang bervariasi
terhadap nuklear antigen (antinuclear antibodie [ANA]), sitoplasmik antigen, cell
antigen permukaan, dan soluble antigen pada sirkulasi seperti IgG dan phospholipids.
Subtipe dari ANA dapat menjadi bermanfaat untuk penegakkan diagnosis,
mendeteksi manifestasi penyakit tertentu dan untuk memonitor perkembangan
penyakit. Antibodi terhadap antigen permukaan pada sel darah merah dan platelets
akan mengakibatkan autoimmune hemolytic anemia (AIHA) dan immune-mediated
trombositopenia.7
SLE dapat mengenai paru – paru dengan manifestasi bervariasi dari pleuritik
lupus, pneumonitis, perdarahan paru, emboli paru, dan hipertensi pulmonal.4
Komplikasi lebih lanjut yang jarang terjadi meliputi infark paru, fibrosis interstitial,
dan penyusutan paru (shrinking lung).2

Referensi
1. Dall’Era M, Wofsy D. Clinical Features of Systemic Lupus Erythematosus. In :
Gary F, Iain M, Ralph B, James O, Sherine EG (editors). KELLEY And
FIRESTEIN’S Textbook Of Rheumatology 10th Edition. Philladelpia : Elsevier;
2017.
2. Kasjmir YI, Handono K, Wijaya LK, Hamijoyo L, Albar Z, Halim H, et al.,
Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia untuk Diagnosis dan
Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi
Indonesia; 2011.
3. Yazdany J, Dall’Era M. Definition and Classification of Lupus and Lupus-
Related Disorders. In: Wallace DJ, Hahn BH, editorss. Dubois’s Lupus
Erythematosus and Related Syndromes. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2013.
4. Suntoko B. Gambaran Klinik dan Diagnosis Lupus Eritematosis Sistemik In:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
5. Bertsias G, Cervera R, Boumpas DT. Systemic Lupus Erythematosus:
Pathogenesis and Clinical Features. In: Bijlsma JWJ, Hachulla E, editors. Eular
Textbook on Rheumatic Diseases. 2nd ed. United Kingdom: BMJ Group; 2015.
6. Carmier D, Marchand-Adam S, Diot P, Diot E. Respiratory Involvement in
Systemic Lupus Erythematosus. Revue des Maladies Respiratoires. 2010; 27:66-
78.
7. Dall’Era M. Systemic Lupus Erythematosus. In: Imboden JB, Hellmann DB,
Stone JH (editors). LANGE medical book, Current Diagnosis & Treatment
Rheumatology. New York : McGraw-Hill Education; 2013.

Anda mungkin juga menyukai