Anda di halaman 1dari 21

“MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESETARAAN”

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Elliza Winner Ray (18/431843/SV/15814)


2. Fadilla Samawinata (18/426139/SV/15281)
3. Letisia (18/426144/SV/15286)
4. Talitha Luthfian Salsabila (18/431853/SV/15824)

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS

Makalah dengan judul “Manusia, Keragaman, dan Kesetaraan” ini


diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dan
dinyatakan telah mendapat pengesahan atau persetujuan dari dosen pembimbing.

Yogyakarta, 9 Oktober 2018

Disetujui dan disahkan oleh,


Dosen Pembimbing

Marko Ferdian S., M.P.H.

NIP. 1120160118

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) i


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan ridho-Nya Kami
diberikan kelancaran untuk menyelesaikan makalah ini.Makalah ini kami susun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Makalah ini pun memiliki tujuan agar kami sebagai penyusun dapat menganalisis
dan mengembangkan pengetahuan kami.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
yang membacanya.

Yogyakarta, 9 Oktober 2018

Penyusun

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) ii


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS...............................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................1
B. TUJUAN................................................................................................1
C. RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
BAB II ISI
A. HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN
MANUSIA..........................................................................................3-4
B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA
SOSIAL BUDAYA.............................................................................4-7
C. KEMAJEMUKAN DAN KESETARAAN
SEBAGAI KEKAYAAN SOSIAL BUDAYA BANGSA.................7-10
D. PROBLEMATIKA KERAGAMAN DAN KESESTARAAN
SERTA SOLUSINYA DALAM KEHIDUPAN..............................11-15
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN....................................................................................16
B. SARAN................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) iii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep
kesetaraan dan keragaman. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan
gender, status, hirarki sosial, dan berbagai hal lainnya yang mencirikan
perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan.Sedangkan konsep
keragaman merupakan hal yang wajar terjadi pada kehidupan dan
kebudayaan umat manusia.Kalau kita perhatikan lebih cermat, kebudayaan
Barat dan Timur mempunyai landasan dasar yang bertolak belakang.Kalau di
Barat budayanya bersifat antroposentris (berpusat pada manusia) sedangkan
Timur, yang diwakili oleh budaya India, Cina dan Islam, menunjukkan ciri
teosentris (berpusat pada Tuhan).
Dengan demikian konsep-konsep yang lahir dari Barat seperti
demokrasi, mengandung elemen dasar serba manusia, manusia-lah yang
menjadi pusat perhatiannya. Sedangkan Timur mendasarkan segala aturan
hidup, seperti juga konsep kesetaraan dan keberagaman, berdasarkan apa
yang diatur oleh Tuhan melalui ajaran-ajarannya Penilaian atas realisasi
kesetaraan dan keragaman pada umat manusia, khususnya pada suatu
masyarakat, dapat dikaji dari unsur-unsur universal kebudayaan pada
berbagai periodisasi kehidupan masyarakat. Pada makalah ini, dikaji tentang
keragaman dan kesetaraan yang ada dalam diri manusia sebagai individu,
terutama dalam kelompok-kelompok sosial di masyarakat. Uraian pada
makalah ini membahas tentang Manusia, keragaman, dan kesetaraan.

B. TUJUAN
Mengetahui hakikat dan problematika kesetaraan dan kergaman
manusia serta kemajemukan dalam dinamika dan kesetaraan social budaya
bangsa.

C. RUMUSAN MASALAH

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 1. Apa hakikat kesetaraan


1
dan keragaman
manusia?
2. Bagaimana kemajemukan dinamika dalam sosial budaya?
3. Bagaimana kemajemukan kesetaraan dalam bidang sosial budaya?
4. Bagaimana problematika kesetaraan dan keragaman?
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 2
BAB II
ISI

A. HAKIKAT KESETARAAN DAN KERAGAMAN MANUSIA


Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat
perbedaaan dalam berbagai bidang (masyarakat yang majemuk). Keragaman
dalam masyarakat adalah sebuah keadaaan yang menunjukkan perbedaan
yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam masyarakat. Unsur
keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan
kesenjangan sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus
dipelajari agar keragaman tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi
kehidupan bermasyarakat.Keragaman menunjukkan adanya banyak macam,
banyak jenis. Keragaman manusia yang dimaksud di sini yakni manusia
memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahkluk
individu yang setiap individu memiliki ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat.
Sedangkan kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai
mahkluk tuhan yang memiliki tingkatan atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan yang sama bersumber dari pandangan bahwa
semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai
makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Dihadapan
Tuhan , semua manusia memiliki derajat, kedudukan atau tingkatan yang
sama dan yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaan manusia tersebut
terhadap Tuhan.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep
kesetaraan dan keragaman. Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan
gender, status sosial, dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan-
perbedaan serta persamaan-persamaan. Sedangkan konsep keragaman
merupakan hal yang wajar terjadi pada kehidupan dan kebudayaan umat
manusia. Kebudayaan Barat dan Timur mempunyai landasan dasar yang
bertolak belakang. Kalau di
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 3
Barat budayanya bersifat
antroposentris (berpusat pada manusia) sedangkan Timur, yang diwakili oleh
budaya India, Cina dan Islam, menunjukkan ciri teosentris (berpusat pada
Tuhan). konsep-konsep yang lahir dari Barat seperti demokrasi, terpusat
bahwa manusia-lah yang menjadi pusat perhatiannya. Sedangkan
Timur berdasarkan segala aturan hidup, seperti juga konsep kesetaraan dan
keberagaman, berdasarkan apa yang diatur oleh Tuhan melalui ajaran-
ajarannya.
Penilaian atas realisasi kesetaraan dan keragaman pada umat manusia,
khususnya pada suatu masyarakat, dapat dikaji dari unsur-unsur universal
kebudayaan pada berbagai periodisasi kehidupan masyarakat. Sehubungan
dengan itu, Negara Kebangsaan Republik Indonesia terbentuk dengan ciri
yang amat unik dan spesifik. Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis,
Italia, Yunani, yang menjadi suatu bangsa karena kesamaan bahasa. Atau
Australia, India, Sri Lanka, Singapura, yang menjadi satu bangsa karena
kesamaan daratan. Bisa juga Jepang, Korea, dan china yang menjadi
satubangsa karena kesamaan ras. Indonesia adalah negara yang
bangsanya terdiri dari banyak bahasa, etnik, ras, dan kepulauan. Hal itu
terwujud karena kesamaan sejarah masa lalu.

B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA

Adanya keragaman yang terdapat di dalam suatu masyarakat mencipta


kan suatu masyarakat yang majemuk. Majemuk memiliki arti banyak, berane
ka ragam, berjenis-jenis.Konsep masyarakat majemuk (plural society) pertam
a kali diperkenalkan oleh Furnivall pada tahun 1948.Masyarakat yang menjad
i fokus yaitu masyarakat Hindia-Belanda yang mengelompokkan komunitasn
ya berdasarkan atas etnis, ras, ekonomi, dan agama.Masyarakat Hindia-Belan
da tersebut tidak hanya terkelompok antara yang memerintah dengan yang di
perintah, tetapi secara fungsional terbelahberdasarkan satuan ekonomi yaitu p
edagang Cina, Arab, India, dan kelompok petani bumi putera. Dalam kehidup
an sehari-hari setiap kelom
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 4
pok tersebut akan menjalan
kan kehidupan sesuai deng
an lokasi dan sistem social masing-masing yang telah disepkati. Namun untuk
perkembangan selanjutnya seiring dengan adanya pembaruan di bidang tekno
logi dan ilmu pengetahuan maka terdapat seorang tokoh yang menyampaikka
n pendapatnya mengenai pengelompokkan masyarakat majemuk. Usman Pell
y (1989) mengategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan pad
a dua hal yaitu pembagian secara horizontal dan secara vertikal.

Secara Horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan faktor :

1. Etnik dan rasa (asal-usul keturunan)


2. Adat istiadat atau perilaku
3. Agama
4. Pakaian, makanan, dan budaya.

Secara Vertikal masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan faktor :

1. Penghasilan atau ekonomi


2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kedudukan sosial-politik

Pada penjelasan di atas akan terlihat bahwa adanya keragaman pada m


asyarakat terjadi karena adanya faktor seperti etnik, ras, agama, pekerjaan, pe
nghasilan, pendidikan, adat istiadat.

Beberapa faktor yang menyebabkan adanya keragaman pada masyaka


rat Indonesia :

1. Ras
Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama
kali istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier,antropolog Prancis, untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan ketegori
atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.
Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia
dikelompokkan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) wajah,rambut,tinggi
5
badan, dan karakteristik
fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaan manusia menurut atau
berdasarkan ciri fisik biologis.
Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat klasifikasi ras atas tiga
kelompok, yaitu Kaukasoid,Negroid,danMongoloid. Sedangkan
Koentjaraningrat (1990) membagi ras dunia ini dalam 10 kelompok,yaitu
Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia, Melanisia,
Micronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang yang tersebar di
wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun berbagai ras.Orang-orang
Indonesia bagian barat termasuk dalam ras Mongoloid Melayu, sedangkan
orang-orang yang tinggal di Papua termasuk ras Melanesia.

2. Etnik atau Suku Bangsa


Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai
kelompok sosial atau kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem
interaksi, yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan
sendiri.
F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok
masyarakat yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak
dan bertahan, mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan
dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi
sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok
lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur
suku bangsa bawaan (etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas
(kelahiran) atau hubungan darah,kesamaan bahasa,kesamaan adat
istiadat,kesamaan kepercayaan (religi),kesamaan mitologi,kesamaan
totemisme. Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional, bangsa
Indonesia adalah heterogen.
Pluralisme kebudayaan yang ada di Indonesia adalah merupakan
manfaat yang berharga
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 6
dan yang dijaga
keragamannya serta dapat menciptakan nilai-nilai lebih dalam melakukan
persaingan dengan dunia global. Persaingan kita bukan didalam negeri
akan tetapi bagaimana kita dapat melakukan persaingan yang lebih besar
ke dunia internasional. Budaya yang tercipta oleh karena keragaman pulau,
daerah serta kehidupan yang terpencar-pencar dan komunikasi yang sulit
selama ribuan tahun adalah suatu proses dan pekerjaan yang sulit sehingga
tercipta sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemahaman perbedaan atau kemajemukan budaya kiranya
tetap menjadi alat pemersatu dan menjadikan jalinan yang kuat bangsa
Indonesia untuk menuju era globalisasi budaya yang begitu cepat seiring
dengan perubahan yang terjadi di era globalisasi informasi yang begitu
cepat. Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) adalah bagian yang
telah mengental begitu kuat mempersatukan bangsa.Kontrol sosial
ditengah-tengah bangsa Indonesia bukan sekedar slogan, akan tetapi
merupakan bagian utama pemerintah untuk meningkatkan tingkat
kemampuan dan kemandirian daerah serta merupakan ketahanan sosial
ditengah-tengah masyarakat.

C. KEMAJEMUKAN DAN KESETARAAN SEBAGAI KEKAYAAN


SOSIAL BUDAYA BANGSA

1. Kemajemukan Sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Hal ini dapat dilihat dari

adanya kemajemukan etnik (suku), ras, agama, golongan, tingkat ekonomi,


dan gender.Kemajemukan tersebut mengakibatkan timbul banyak ragam
budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya sehingga
masyarakat Indonesia disebut multikultural yang berarti memiliki banyak
budaya. Etnik merupakan identitas sosial budaya seseorang karena
identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya,
kepercayaan, dan
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 7
pranata yang dijalaninya yang bersumber dari etnik dimana ia berasal.
Namun, identitas sosial budaya tidak hanya ditentukan dari etniknya saja
melainkan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan,
profesinya, dan lain-lain.

Indentitas sosial seseorang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia


merupakan masyarakat yang plural. Plural berarti jamak, banyak ragam,
atau majemuk.Kemajemukan masyarakat tersebut harus kita terima
sebagai kekayaan sosial budaya bangsa.

Di dalam semboyan bangsa kita, Bhineka Tunggal Ika sudah tercermin


tentang kesadaran akan kemajemukan bangsa. Bhineka artinya aneka,
berbeda-beda, banyak ragam, atau beragam sehingga Bhineka
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia adalah bangsa majemuk dan
heterogen.Sedangkan Tunggal Ika menunjukkan semangat atau cita-cita
untuk bersatu dari keanekaragaman tersebut.Jadi, makna dari Bhineka
Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda, tetapi kita harus tetap bersatu
serta harus mementingkan persatuan.

Selain kemajemukan, karakteristik Bangsa Indonesia yang lain


menurut Sutarno (2007) antara lain:

a. Jumlah penduduk yang besar

Penduduk Indonesia berjumlah sekitar 220 juta jiwa.Walaupun


penduduknya banyak tetapi di Indonesia kekurangan tenaga kerja
yang terampil.

b. Wilayah yang luas

Wilayah Indonesia seluas 1.922.570 km2 yang merupakan 15


terbesar di dunia

c. Posisi silang

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 8


Indonesia terletak di antara Samudra Hindia dan Pasifik
serta terletak diantara Benua Asia dan Australia.Karena posisi
silang ini menyebabkan Indonesia menjadi tempat pertemuan
berbagai budaya didunia sehingga munculkan varian budaya dari
berbagai negara.

d. Kekayaan alam daerah tropis

Pada daerah tropis hanya terjadi dua musim saja yaitu musim
kemarau dan penghujan hal ini membuat masyarakat Indonesia
memiliki budaya yang santai dan kurang sigap menghadapi masa
depan. Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah,
tetapi belum bisa dimanfaatkan dengan baik.

e. Jumlah pulau yang banyak

Indonesia mempunyai lebih dari 17.000 pulau sehingga


pemerintah membutuhkan perjuangan yang ekstra untuk melayani
seluruh masyarakat Indonesia

f. Persebaran pulau

Tersebarnya pulau mengakibatkan beberapa masyarakat


Indonesia mengalami ketertinggalan dari daerah yang lain
sehingga dibutuhkan wawasan nusantara atau cara pandang
bangsa Indonesia terhadap wilayahnya sendiri.

2. Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia

Kesetaraan menunjuk pada adanya persamaan kedudukan, hak, dan


kewajiban manusia.Semua warga negara Indonesia adalah setara atau
sederajat, hal itu dijamin dan diakui oleh negara melalui UUD 1945 pasal
27 ayat 1, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.”

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 9


Di negara demokrasi menganut prinsip persamaan dan kebebasan,
sehingga pada negara demokrasi, warga negara mendapat kedudukan dan
perlakuan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Persamaan di bidang politik contohnya adalah kita memperoleh


kesempatan yang sama untuk memilih maupun dipilih, dapat berpartisipasi
dalam kegiatan politik, dan membentuk partai politik.

Persamaan di depan hukum (equality of law) mewajibkan setiap warga


negara untuk diperlakukan sama dan adil di depan hukum, tanpa
memandang suku, bangsa, ras, agama, jabatan, status sosial dan
sebagainya karena hukum bertujuan untuk menegakkan keadilan dan
ketertiban negara.

Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negaranya berhak


untuk mendapat kesempatan untuk kesejahteraan ekonomi.Bagi warga
yang kurang mampu, pemerintah harus memberikan bantuan agar dapat
hidup lebih sejahtera.

Persamaan di bidang sosial budaya meliputi agama, pendidikan,


kesehatan, kebudayaan, seni, dan iptek.Semua warganya berhak mendapat
pelayanan dan perlakuan yang sama dari pemerintah dalam bidangnya.

Segala warga negara memiliki persamaan kedudukan baik dalam


bidang politik, hukum, pemerintahan, ekonomi, dan sosial.Negara telah
menjamin persamaan kedudukan tersebut sehingga negara tidak boleh
membatasi kesempatan warga negaranya. Setelah kesempatan diberikan
sama, untuk kedepannya tergantung pada kemampuan warga negaranya
sendiri.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 10


D. PROBLEMATIKA KERAGAMAN DAN KESETARAAN SERTA
SOLUSINYA DALAM KEHIDUPAN

1. Problema Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan

Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan


dari bangsa.Keragaman masyarakat Indonesia mempunyai cirri khas yang
membanggakan kita.Namun demikian, keragaman tidak serta merta
menciptakan keunikan, keindahan, kebanggaan, dan hal-hal yang baik
lainya.Keragaman masyarakat memiliki cirri khas yang suatu saat bisa
berpotensi negative bagi kehidupan bangsa itu.

Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik.Keragaman


budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal
yang berharga untuk membangun Indonesia yang multicultural.Namun,
kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi
lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.

Masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam selalu memiliki


sifat-sifat dasar sebagai berikut :

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering


kali memiliki kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki strutkutr sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-
lembaga yang bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota
masyarakat tentan nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang
satu dengan yang lainnya.
e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok
yang lain.

Menyimak sifat-sifat diatas, maka keragaman masyarakat berpotensi

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)


menimbulkan
11
segmentasi kelompok, struktur yang terbagi-bagi, konsensus yang lemah,
sering terjadi konflik, integrasi yang dipaksakan, dan adanya dominasi
kelompok.Tentu saja potensi-potensi demikian adalah potensi yang
melemahkan gerak kehidupan masyarakat itu sendiri sehingga dapat
memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburua
sosial.

Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya


dan masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkanya penyakit-
penyakit budaya.Penyakit-penyakit budaya inilah yang ditengarai bisa
memicu konflik antarkelompok masyarakat Indonesia. Penyakit budaya
tersebut adalah etnosentrisme, stereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi,
dan scape goating.

Etnosentrisme diartikan sebagai suatu kecenderungan yang melihat


nilai atau norma kebudayaanya sendiri sebagai suatu yang mutlak serta
menggunakanya sebagai tolak ukur kebudayaan lain. Etnosentrisme adalah
kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang
lain dengan standar budayanya sendiri.

Stereotip adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang


berdasarkan kategori yang bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari
kelompok lain. Pemberian sifat itu bisa sifat positif maupun negatif. Allan
G. Johnson (1986) menegaskan bahwa stereotip adalah keyakinan
seseorang untuk menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung
negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbulkan penilaian yang
cenderung negatif atau bahkan merendahkan kelompok lain. Ada
kecenderungan untuk memberi “label” atau cap tertentu pada suatu
kelompok. Dan yang termasuk problema yang perlu diatasi adalah
stereotip yang negative atau memandang rendah kelompok lain. Konsep
stereotip ini dalam bentuk lain disebut stigma atau cacat. Stigmatisasi oleh
kelompok lain
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) cenderung negatif. 12
Prasangka pada mulanya merupakan pernyataan yang hanya
didasarkan pada pengalaman dan keputusan yang tidak teruji
kebenaranya.Prasangka mengarah pada pandangan yang emosional dan
bersifat negatif terhadap orang atau sekelompok orang. Jadi, prasangka
merupakan salah satu rintangan atau hambatan dalam berkomunikasi
karena orang yang berprasangka sudah bersikap curiga dan menentang
pihak lain. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik
kesimpulan atas dasar prasangka buruk tanpa memakai pikiran dan
pandangan kita terhadap fakta dan nyata. Karena itu, bila prasangka sudah
menghinggapi seseorang, orang tidak dapat berpikir logis dan objektif, dan
segala apa yang dilihatnya akan dinilai secara negatif.

Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu diluar ras
sendiri. Rasisme dapat muncul dalam bentuk mencemooh perilaku orang
lain hanya karena orang itu berbeda ras dengan kita. Rasisme sebenarnya
merupakan bentuk diskriminasi yang didasarkan pada perbedaan ras.

Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang


bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok
subordinasinya.Antara prasangka dan diskriminasi ada hubungan yang
saling menguatkan.Selama ada prasangka, disana ada diskriminasi.Jika
prasangka dipandang sebagai keyakinan, maka diskriminasi mengarah
pada tindakan.Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang
memiliki prasangka kuat akibat tekanan tertentu, misalnya tekanan budaya,
adat istiadat, kebiasaan atau hokum.

Scape goating artinya pengkambinghitaman. Teori kambing hitam


mengemukakan kalau individu tidak bisa menerima perlakuan tertentu
yang tidak adil, maka perlakuan itu dapat ditanggung jawabkan kepada
orang lain. Ketika terjadi depresi ekonomi di jerman, hitler
mengkambinghitamkan yahudi sebagai penyebab rusaknya sistem politik

dan ekonomi di Negara


Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) itu. Ada satu pabrik 13
di
Auschwitz, polandia yang digunakan untuk membantai hamper 1,5 juta
orang yahudi. Tua muda, besar kecil, laki-laki perempuan dikumpulkan.
Kepala digunduli dan rambut yang dikumpulkan mencapai 1,5 ton.
Rambut yang terkumpul itu dikirimkan ke jerman untuk dibuat
kain.Richard Chamberlain berteori bahwa bangsa arya adalah bangsa yang
besar dan mulia yang mempunyai misi suci untuk membudayakan umat
manusia.Bangsa arya (jerman) ini merasa bahwa kekacauan ekonomi dan
politik di jerman ini disebabkan oleh bangsa yahudi.

Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah


yang diakibatkan oleh pengaruh negates dari keragaman adalah sebagai
berikut :

1. Semangat religious;
2. Semangat nasionalisme;
3. Semangat pluralisme;
4. Dialog antar umat beragama;
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun
konfigurasi hubungan antaragama, media massa, dan
harmonisasi dunia.

2. Problem Kesetaraan Serta Solusinya Dalam Kehidupan

Kesetaraan atau kesederajatan bermakna adanya persamaan


kedudukan manusia.Kesederajatan adalah suatu sikap untuk mengakui
adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesama manusia.
Oleh karena itu, prinsip kesetaraan atau kesederajatan mensyaratkan
jaminan akan persamaan derajat, hak, dan kewajiban. Indicator
kesederajatan adalah sebagai berikut.

1. Adanya persamaan derajat dilihat dari segia agama, suku


bangsa, ras, gender, dan golongan.
2. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan
kehidupan
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 14
yang layak.
3. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba tuhan, individu,
dan anggota masyarakat.

Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumya adalah munculnya


sikap dan perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak,
dan kewajiban antarmanusia atau antarwarga. Perilaku yang membeda-
bedakan orang disebut diskriminasi. Undang-undang No. 39 tahun 1999
tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan,
pelecehan, atau pengucilan yang langsung maupun tidak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa,
dan keyakinan politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan,
atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu kolektif
dalam politik, ekonomi, hokum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan
lainya.

Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-


2009 memasukkan program penghapusan diskriminasi dalam berbagai
bentuk sebagai program pembangunan bangsa.Berkaitan dengan ini, arah
kebijakan yang diambil adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk diskriminasi


termasuk ketidakadilan gender bahwa bahwa setiap warga
Negara memiliki kedudukan yang sama dimata hokum tanpa
terkecuali.
2. Menerapkan hokum dengan adil melalui perbaikan system
hokum yang professional, bersih, dan berwibawa.

Penghapusan diskriminasi dilakukan melalui pembuatan peraturan


perundang-undangan yang anti diskriminatif serta pengimplementasian di
lapangan.

BAB III
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 15
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat


perbedaaan-perbedaan dalam berbagai bidang sedangkan kesetaraan manusia
bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk tuhan yang memiliki tingkatan atau
kedudukan yang sama. Adanya keragaman yang terdapat di dalam suatu masyarak
at menciptakan suatu masyarakat yang majemuk. Hal ini dapat dilihat dari adanya
kemajemukan etnik (suku), ras, agama, golongan, tingkat ekonomi, dan gender
sehingga masyarakat Indonesia disebut multikultural yang berarti memiliki
banyak budaya. Karena kurangnya rasa menghargai keragaman dan juga tingkat
kesetaraan tersebut menjadikan muncul berbagai problematika dalam kehidupan.

B. SARAN

Keberagaman adalah kekayaan sosial budaya bangsa, sebagai warga


negara Indonesia sebaiknya menghargai keberagaman dan mengakui adanya
persamaan derajat, hak, dan kewajiban untuk mewujudkan semboyan bangsa,
Bhineka Tunggal Ika.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) 16


DAFTAR PUSTAKA

Herimanto dan Winarno.2016.Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Bumi Aksara.

Ma’arif, Dede Syamsul. 2013. Ilmu Sosial Budaya ISBD : Kemajemukan dan Ker
agaman. https://syamsulcinta.blogspot.com/2013/05/ilmu-sosial-buday
a-isbd-kemajemukan-dan.html. Diakses pada 9 Oktober 2018.

http://zainudin92.blogspot.com/2016/06/makalah-isbd-tentang-manusia-
keragaman.html. Diakses pada 9 Oktober 2018

http://puji-gohorohom.blogspot.com/2014/06/makalah-kesetaraan-dan-
keseragaman.html. Diakses pada 9 Oktober 2018

https://drsuprobo.wordpress.com/2013/01/16/problematika-keragaman-dan-
kesetaraan-serta-solusinya-dalam-kehidupan/. Diakses pada 8 Oktober 2018

https://hijaujaya.blogspot.com/2016/09/problematika-keragaman-dan-
kesetaraan.html. Diakses pada 8 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai