Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN PLT DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAMEUNGPEUK

GARUT PROVINSI JAWA BARAT


NOMOR : 440/38/SK/RSPG/IX/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 RUMAH SAKIT PAMEUNGPEUK GARUT

DIREKTUR RUMAH SAKIT PAMEUNGPEUK GARUT

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya pengelolaan limbah B3 yang tidak tepat seringkali
berisiko menimbulkan penularan penyakit akibat kerja, infeksi bahkan
pencemaran lingkungan
b. Bahwa agar resiko yang ditimbulkan dari pengelolaan yang tidak tepat
maka perlu dibuat kebijakan pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit
Pameungpeuk Garut
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur

Mengingat : 1. Undang – undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


2. Undang – undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204
/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
4. SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI
di RS dan Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
5. SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman PPI di
RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
6. Pedoman Sanitasi rumah sakit di indonesia, DIRJEN P2M dan Penyehatan
Lingkungan dan Ditjen Pelayanan Medik Depkes RI tahun 2002

7. Keputusan Mentri kesehatan No. 1405 tahun 2001 tentang Kesehatan


Lingkungan kerja dan perkantoran
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Pameungpeuk Garut Tentang Kebijakan
Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit Pameungpeuk Garut

Kedua : Kebijakan pengelolaan limbah B3 di Rumah sakit Pameungpeuk Garut


sebagiamana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini

Ketiga : Pembinaan dan Pengawasan penyelengaraan pelayanan pengelolaan


limbah B3 Rumah Sakit Pameungpeuk Garut dilaksanakan oleh
Manajemen Rumah sakit Pameungpeuk Garut

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal yang ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekliruan dalam penetapan ini akan di
adakan perbaikan sebagai mesti adanya

Ditetapkan di : Pameungpeuk
Pada tanggal : 21 September 2017

Plt Direktur RSUD Pameungpeuk

dr Lulu F Balqis.,Sp.Pk,M.Kes
NIP. 197104062010012003
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSPG PROVINSI JAWA BARAT
Tentang : Penetapan Kebijakan Pengelolaan Limbah RSPG Provinsi Jawa Barat
Nomor :
Tanggal :

Pengertian :
1. Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik administratif maupun operasional
(termasuk kegiatan transportasi), melibatkan penanganan, perawatan,
mengkondisikan, penimbunan, dan pembuangan limbah
2. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair dan gas.
3. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
4. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.

a. Limbah Infeksius
Limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus, parasit dan jamur) dalam
jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada pejamu yang rentan meliputi :
 Kultur dan stok agesn infeksius dari aktivitas laboratorium.
 Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular.
 Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi.
 Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.

b. Limbah Patologis
Limbah patologis adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia meliputi:
 Organ tubuh
 Janin
 Darah
 Muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
 Jaringan tubuh yang tampak nyata ( anggota badan dan plasenta yang tidak
melalui penguburan ).

c. Limbah Benda Tajam


Limbah dengan materi padat yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk
meliput :
 Jarum suntik
 Kaca sediaan ( preparat glass )
 Infus set
 Ampul / vial obat
 Pecahan kaca dan lain-lain

d. Limbah Farmasi
Yaitu limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi meliputi :
 Produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluarsa, tumpahan obat dan lain-
lain
 Obat-obat kadaluarsa, obat yang dikembalikan oleh pasien dan limbah yang
dihasilkan selama peraciakn / produksi obat.
 Termasuk sarung tangan, masker, botol / kotak yang berisi residu dan lain-lain

e. Limbah Sitotoksis
Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis
untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan sel hidup. Limbah stotoksik sangat berbahaya dan bersifat
mutagenik, teratogenik, karsinogenik meliputi :
 Obat-obatan sitostatika
 Muntahan, urin/tinja pasien diterasi dengan obat-obatan sitostatik, zat kimia, maupun
radioaktif
 Formaldehid

f. Limbah Kimiawi
Yaitu limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas diagnostik,
pemeliharaan kebersihan dan pemberian desinfektan meliput :
 Zat kimia fotografis
 Reagensia
 Solven dan lain-lain

g. Limbah Radioaktif
Yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radionuclida. Limbah ini berasal dari :
 Tindakan kedokteran nuklir, radioimmunossay
 Bakteriologis dapat berbentuk padat, cair atau gas.

h. Limbah Kontainer Bertekanan


Yaitu limbah medis yang berasal dari kegiatan di instalasi kesehatan yang memerlukan
gas meliputi :
 Gas dalam tabung
 Cartridge
 Kaleng aerosol dan lain-lain
i. Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi
Limbah medis yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk
dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik meliputi :
 Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran
(termometer dan stetoskop)
 Tambal gigi

5. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
6. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
7. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti dapur, perlengkapan generator,anastesi dan pembuatan
obat sitotoksis.
8. Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan menggunakan kembali limbah
(reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
9.

KELOMPOK UTAMA YANG BRESIKO


a. Dokter, pegawai layanan kesehatan dan bagian pemeliharaan
b. Pasien
c. Tenaga pendukung pelayanan, misal Binatu, Cleaning service, Pengelola
limbah, masyarakat, pemulung

TUJUAN :
1. Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan
2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
3. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
4. Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif ) dengan aman.

KEBIJAKAN :
A. Pengelolaaan limbah
Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Identifikasi Limbah
Padat
Cair
Tajam
Infeksius
Non infeksius
2. Pemisahan
a) Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b) Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
c) Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d) Limbah cair segera dibuang ke wastafel
3. Labeling
a) Limbah padat infeksius:
Plastik kantong kuning
Kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
b) Limbah padat non infeksius:
Plastik kantong warna hitam
c) Limbah benda tajam:
Wadah tahan tusuk dan air

4. Packing

a) Tempatkan dalam wadah limbah tertutup


b) Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
c) Kontainer dalam keadaan bersih
d) Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
e) Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20 meter
f) Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
g) Kontainer limbah harus dicuci setiap hari.

5. Penyimpanan

a) Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus


b) Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
c) Beri label pada kantong plastik limbah
d) Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
e) Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
f) Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
g) Tidak boleh ada yang tercecer
h) Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
i) Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
j) Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau
(oleh kendaraan), aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
6. Pengangkutan
a) Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
b) Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
c) Tidak boleh ada yang tercecer
d) Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
e) Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.
7. Treatment
a) Limbah infeksius di masukkan dalam incenerator
b) Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
c) Limbah benda tajam dimasukkan dalam incenerator
d) Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
e) Limbah feces, urine kedalam WC.
B. Penanganan Limbah Benda Tajam
1. Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
2. Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
3. Segera buang limbah benda tajam ke Safety box yang tersedia tahan tusuk
4. Selalu buang sendiri oleh si pemakai
5. Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
6. Safety box benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.

Membuang Benda-Benda Tajam


Benda-benda tajam sekali pakai (jarum suntik, jarum jahit, silet, pisau
skalpel) memerlukan penanganan khusus karena benda-benda ini dapat melukai
petugas kesehatan dan pengangkut sampah.

C. Penanganan Limbah Pecahan Kaca


Gunakan sarung tangan rumah tangga
Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut,
kemudian bungkus dengan kertas
Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label

D. Unit Pengelolaan Limbah Cair


a. Kolam Equalisasi air limbah
b. Kolam Aerasi (Aerob)
c. Kolam Sedimentasi
d. Bak Klorinasi
e. Uji Kolam Biologis

Penanganan Limbah Terkontaminasi


Untuk limbah terkontaminasi, pakailah wadah kantong-kantong plastik yang berwarna
digunakan untuk membedakan limbah umum (yang tidak terkontaminasi dengan yang
terkontaminasi) pada sebagian besar fasilitas kesehatan.
Gunakan wadah (safety box) tahan tusukan untuk pembuangan semua benda-
benda tajam. (Benda-benda tajam yang tidak akan digunakan kembali).
Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah itu dan mudah dicapai
oleh pemakai (mengangkat-angkat limbah kemana-mana meningkatkan risiko infeksi pada
pembawanya). Terutama penting sekali terhadap benda tajam yang membawa risiko
besar kecelakaan perlukaan pada petugas kesehatan dan staf.
Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut limbah tidak boleh
dipakai untuk keperluan lain
Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih disinfektan (larutan klorin 0,5%
+ sabun) dan bilas teratur dengan air.
Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD) ketika menangani limbah (misalnya
sarung tangan utilitas dan sepatu pelindung tertutup).
Cuci tangan antiseptik berbahan dasar alkohol tanpa air setelah melepaskan sarung
tangan apabila menangani limbah.

E. Membuang Limbah Berbahaya:


Bahan Bahan kimia termasuk sisa-sisa bahan-bahan sewaktu pengepakan, bahan-
bahan kadaluwarsa atau kimia dekomposisi, atau bahan kimia tidak dipakai lagi. Bahan
kimia yang tidak terlalu banyak dapat dikumpulkan dalam wadah dengan limbah terinfeksi,
dan kemudian diinsenerasi, enkapsulasi atau dikubur. Pada jumlah yang banyak, tidak boleh
dikumpulkan dengan limbah terinfeksi. Karena tidak ada metode yang aman dan murah, maka
pilihan penanganannya adalah sebagai berikut:
Insenerasi pada suhu tinggi merupakan opsi terbaik untuk pembuangan limbah kimia.
Jika ini tidak mungkin, kembalikan limbah kimia tersebut kepada pemasok.

F. Limbah Farmasi
Sejumlah kecil limbah farmasi, seperti obat-obatan kadaluwarsa (kecuali sitotoksik dan
antibiotik), dapat dibuang Instalasi Pengolahan Air Limbah tapi tidak boleh dibuang ke dalam
sungai, kali, telaga atau danau.
Bahan yang larut air, campuran ringan bahan farmasi seperti larutan vitamin, obat
batuk, cairan intravena, tetes mata, dan lain-lain dapat diencerkan dengan sejumlah
besar air lalu dibuang dalam tempat Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jika itu semua gagal,
kembalikan ke pemasok, jika mungkin.

Anda mungkin juga menyukai