Menimbang : a. Bahwa dalam upaya pengelolaan limbah B3 yang tidak tepat seringkali
berisiko menimbulkan penularan penyakit akibat kerja, infeksi bahkan
pencemaran lingkungan
b. Bahwa agar resiko yang ditimbulkan dari pengelolaan yang tidak tepat
maka perlu dibuat kebijakan pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit
Pameungpeuk Garut
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal yang ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekliruan dalam penetapan ini akan di
adakan perbaikan sebagai mesti adanya
Ditetapkan di : Pameungpeuk
Pada tanggal : 21 September 2017
dr Lulu F Balqis.,Sp.Pk,M.Kes
NIP. 197104062010012003
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSPG PROVINSI JAWA BARAT
Tentang : Penetapan Kebijakan Pengelolaan Limbah RSPG Provinsi Jawa Barat
Nomor :
Tanggal :
Pengertian :
1. Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik administratif maupun operasional
(termasuk kegiatan transportasi), melibatkan penanganan, perawatan,
mengkondisikan, penimbunan, dan pembuangan limbah
2. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair dan gas.
3. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
4. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.
a. Limbah Infeksius
Limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus, parasit dan jamur) dalam
jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada pejamu yang rentan meliputi :
Kultur dan stok agesn infeksius dari aktivitas laboratorium.
Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular.
Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi.
Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.
b. Limbah Patologis
Limbah patologis adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia meliputi:
Organ tubuh
Janin
Darah
Muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
Jaringan tubuh yang tampak nyata ( anggota badan dan plasenta yang tidak
melalui penguburan ).
d. Limbah Farmasi
Yaitu limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi meliputi :
Produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluarsa, tumpahan obat dan lain-
lain
Obat-obat kadaluarsa, obat yang dikembalikan oleh pasien dan limbah yang
dihasilkan selama peraciakn / produksi obat.
Termasuk sarung tangan, masker, botol / kotak yang berisi residu dan lain-lain
e. Limbah Sitotoksis
Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis
untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan sel hidup. Limbah stotoksik sangat berbahaya dan bersifat
mutagenik, teratogenik, karsinogenik meliputi :
Obat-obatan sitostatika
Muntahan, urin/tinja pasien diterasi dengan obat-obatan sitostatik, zat kimia, maupun
radioaktif
Formaldehid
f. Limbah Kimiawi
Yaitu limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas diagnostik,
pemeliharaan kebersihan dan pemberian desinfektan meliput :
Zat kimia fotografis
Reagensia
Solven dan lain-lain
g. Limbah Radioaktif
Yaitu bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radionuclida. Limbah ini berasal dari :
Tindakan kedokteran nuklir, radioimmunossay
Bakteriologis dapat berbentuk padat, cair atau gas.
5. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
6. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
7. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti dapur, perlengkapan generator,anastesi dan pembuatan
obat sitotoksis.
8. Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan menggunakan kembali limbah
(reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
9.
TUJUAN :
1. Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan
2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
3. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
4. Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif ) dengan aman.
KEBIJAKAN :
A. Pengelolaaan limbah
Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Identifikasi Limbah
Padat
Cair
Tajam
Infeksius
Non infeksius
2. Pemisahan
a) Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b) Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
c) Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d) Limbah cair segera dibuang ke wastafel
3. Labeling
a) Limbah padat infeksius:
Plastik kantong kuning
Kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
b) Limbah padat non infeksius:
Plastik kantong warna hitam
c) Limbah benda tajam:
Wadah tahan tusuk dan air
4. Packing
5. Penyimpanan
F. Limbah Farmasi
Sejumlah kecil limbah farmasi, seperti obat-obatan kadaluwarsa (kecuali sitotoksik dan
antibiotik), dapat dibuang Instalasi Pengolahan Air Limbah tapi tidak boleh dibuang ke dalam
sungai, kali, telaga atau danau.
Bahan yang larut air, campuran ringan bahan farmasi seperti larutan vitamin, obat
batuk, cairan intravena, tetes mata, dan lain-lain dapat diencerkan dengan sejumlah
besar air lalu dibuang dalam tempat Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jika itu semua gagal,
kembalikan ke pemasok, jika mungkin.