Anda di halaman 1dari 7

1.1.

Latar Belakang

R
uang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
memegang peran penting dalam pembangunan perkotaan, terutama terkait dengan merancang
masa depan perkotaan. Untuk mewujudkannya, tiga pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan
sosial harus saling bersinergi.
Keberadaan RTH di wilayah perkotaan adalah untuk menjamin keseimbangan ekosistem
kota, baik keseimbangan sistem hidrologi maupun sistem ekologis lain. RTH sangat diperlukan
untuk meningkatkan ketersediaan air dan udara bersih bagi masyarakat serta menciptakan
estetika kota. Berkurangnya RTH dan bertambahnya dominasi lahan terbangun (hutan beton) kota
berdampak pada keseimbangan ekosistem kota dengan indikasi penurunan kualitas lingkungan
perkotaan seperti banjir pada musim hujan, fenomena panas kota, dan meningkatnya
pencemaran udara kota. Dalam Undang Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
disebutkan, bahwa perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luasnya minimal sebesar 30 % dari luas wilayah Kota.
Ketentuan luasan minimal 30 % RTH disetiap perkotaan tersebut merupakan hasil kesepakatan
dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro, Brazil (1992) dan dipertegas lagi pada
KTT Johannesberg, Afrika Selatan 10 tahun kemudian. Namun tampaknya bagi kota – kota di
Indonesia proporsi 30 % tersebut akan sulit terealisir akibat terus adanya tekanan pertumbuhan
dan kebutuhan sarana dan prasarana kota, seperti pembangunan bangunan gedung,
pengembangan dan penambahan jalur jalan yang terus meningkat serta peningkatan jumlah
penduduk. RTH seringkali masih dikalahkan oleh berbagai kepentingan lain yang lebih
“menguntungkan” dan cenderung berorientasi pada pembangunan fisik untuk kepentingan
ekonomi. Akibatnya kebutuhan ruang terbuka hijau untuk berlangsungnya fungsi ekologis kurang

Laporan Pendahuluan I-1


terakomodasi, dan berdampak pada permasalahan manajemen pengelolaan RTH utamanya RTH
Publik tak terkecuali di Kota Blitar.
Misi ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun
2016-2021 adalah Meningkatkan Kemandirian Ekonomi yang Berorientasi pada Industri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif yang Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan. Untuk mewujudkan misi
tersebut salah satu langkah yang dilakukan pemerintah Kota Blitar adalah melakukan
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang mendukung terwujudnya industri pariwisata melalui
program MAYA JUWITA. Tentunya setiap programnya juga berwawasan lingkungan dan
memegang prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Berangkat dari adanya Program MAYA JUWITA di Kota Blitar, sebuah akronim dari
program Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata yang merupakan suatu konsep
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dengan melibatkan masyarakat sendiri mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program yang mendukung pengembangan
pariwisata, muncullah gagasan adanya kampung wisata kreatif. Terstimulasi dengan adanya
lomba kampung wisata kreatif pada program Maya Juwita, masyarakat kelurahan kemudian bisa
membaca dan menggali potensi apa yang dimiliki wilayah sekitarnya untuk selanjutnya bisa
menjadi jalan bagi pemberdayaan ekonomi. Salah satunya adalah konsep kampung wisata
outbound oleh masyarakat Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan. Dengan mencoba
memanfaatkan potensi wisata alam yang mungkin sangat terbatas keberadaannya di wilayah
perkotaan khususnya Kota Blitar maka terpercik gagasan menjadikannya sebagai Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang mengandung unsur wisata edukasi, wisata tradisional dan budaya serta wisata
fun and outbound secara terpadu. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi RTH untuk wisata yang
dapat berupa taman aktif dan dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk melakukan
aktivitasnya.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka diperlukan suatu kajian atau
studi yang mengupas tentang kelayakan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gedog sebagai
sebuah Taman Outbound guna memberikan analisa yang tepat untuk kemanfaatan pembangunan
bagi kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.

1.2. Sasaran
Sasaran dari Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan RTH Taman (Taman Outbound)
Kota Blitar ini adalah tersedianya Dokumen Studi Kelayakan Pembangunan RTH Gedog (Taman
Outbound) Kota Blitar, yang setidaknya meliputi :

Laporan Pendahuluan I-2


a. Kajian mengenai pembangunan Ruang Terbuka Hijau di wilayah Kelurahan Gedog
serta relevansinya dengan Rencana Tata Ruang serta amanat Undang-undang;
b. Kajian kelayakan pembangunan RTH Gedog (Taman Outbound) ditinjau dari berbagai
aspek secara menyeluruh;
c. Gambaran konsep awal pembangunan RTH Gedog (Taman Outbound).

1.3. Maksud Dan Tujuan


Penyusunan Studi Kelayakan ini dimaksudkan menyediakan acuan dasar bagi perencanaan
dan pembangunan RTH Gedog (Taman Outbound) di Kota Blitar.
Adapun pelaksanaan kegiatan penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman
Outbound) Kota Blitar ini ditujukan untuk:
 Memberikan gambaran kelayakan pembangunan RTH Gedog (Taman Outbound), baik
ditinjau dari kelayakan aspek ekonomi dan pariwisata, teknis, sosial kemasyarakatan,
finansial, lingkungan dan berbagai aspek lainnya secara keseluruhan.
 Memberikan pedoman serta arahan rencana pembangunan RTH Taman (Taman
Outbound).

1.4. Dasar Hukum


Landasan peraturan dalam pekerjaan penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman
Outbound),yaitu:
a. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
b. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
c. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
d. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
e. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
f. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
g. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
h. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

Laporan Pendahuluan I-3


i. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
j. Peraturan Pemerintah Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian
dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;
l. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 02 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Blitar Tahun 2005-2025;
m. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Blitar Tahun 2011-2030;
n. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah;
o. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 06 Tahun 2017 tentang Perubahan Perda Nomor 2
tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Blitar Tahun
2016-2021;
p. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Wilayah Perkotaan dan Peraturan Zonasi Kota Blitar Tahun 2017-2037;
q. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 15 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kota Blitar Tahun 2018.
r. Peraturan Walikota Nomor 14 Tahun 2014 tentang Tata Kelola Pekerjaan Konstruksi
Pemerintah Kota Blitar;
s. Peraturan Walikota Blitar Nomor 42 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Walikota Nomor 14 Tahun 2014 tentang Tata Kelola Pekerjaan Konstruksi Pemerintah
Kota Blitar;
t. Peraturan Walikota Blitar Nomor 2 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program
Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata (Maya Juwita) Kota Blitar; dan
u. Peraturan Walikota Blitar Nomor 33 Tahun 2017 tentang Perubahan Perwali Kota Blitar
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Masyarakat Berdaya
Menuju Kota Pariwisata (Maya Juwita) Kota Blitar
v. Peraturan Walikota Blitar Nomor 70 Tahun 2017 tentang Penjabaran APBD Kota Blitar
Tahun Anggaran 2018

Laporan Pendahuluan I-4


1.5. Ruang Lingkup
1.5.1. Lingkup Wilayah
Lokasi dari kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound) ini
berada di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

1.5.2. Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound) meliputi
beberapa tahapan, antara lain:
a. Tahap persiapan yang meliputi persiapan administrasi dan teknis pelaksanaan pekerjaan
b. Tahapan pengumpulan data dan informasi yang meliputi:
1. Pengumpulan data sekunder
2. Pengumpulan data primer dari petugas lapangan yang meliputi inventarisasi data dan
perubahannya.
c. Analisis kelayakan yang meliputi :
1. Analisa potensi dan masalah
2. Analisa kelayakan lokasi
3. Analisa kelayakan kebijakan dan tata ruang
4. Analisa hukum, politik dan birokrasi
5. Analisa kelayakan ekonomi dan pariwisata
6. Analisa aspek sosial, lingkungan dan lalu lintas
7. Analisa kelayakan teknis
8. Analisa kelayakan pembiayaan
9. Analisa kelembagaan dan pengelolaan
d. Konsep rekomendasi kelayakan pembangunan

1.6. Sistematika Pembahasan


Dalam laporan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound) ini, sistematika
pembahasan diatur sesuai dengan tatanan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang penyusunan; maksud dan tujuan;
Sasaran; dasar hukum yang digunakan; Ruang Lingkup; lingkup serta sistematika
penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound)

Laporan Pendahuluan I-5


BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN WILAYAH
Bab ini berisikan uraian mengenai Kebijakan wilayah perencanaan yang meliputi
kebijakan RTRW Propinsi, RTRW Kota Blitar dan Studi serta Kajian Strategis
Pembangunan Kota Blitar.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Bab ini berisikan uraian mengenai kondisi wilayah perencanaan yang meliputi kondisi
Kota Blitar pada umumnya dan konsdidi eksisting Lokasi RTH Gedog (Taman Outbound)
BAB IV PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Bab ini berisikan uraian tentang pendekatan perencanaan yang dilakukan dalam
pekerjaan, metode tahapan yang digunakan dalam penyusunan, dan juga metode
analisa yang dipakai dalam Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound).
BAB V RENCANA KERJA
Bab ini berisikan sistem rencana kerja Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound)
mulai dari tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan, jadwal pelaksanaan kerja, serta
kerangka pemikiran yang mendasari kegiatan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman
Outbound)
BAB VI MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pada bab ini berisikan uraian struktur organisasi team perencana dalam menangani
pekerjaan penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound) beserta
keterlibatan tenaga ahli dengan deskripsi tugasnya selama proses penyusunan tersebut,
proses penyusunan usulan teknis dan usulan biaya, pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan serta ketentuan teknis lainnya.
BAB VII SISTEM PELAPORAN
Bab ini berisikan uraian mengenai materi pelaporan dan juga teknik penyajian laporan
penyusunan Studi Kelayakan RTH Gedog (Taman Outbound).

Laporan Pendahuluan I-6


1.1. Latar Belakang............................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2. Sasaran ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3. Maksud Dan Tujuan ................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.4. Dasar Hukum.............................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.5. Ruang Lingkup ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.5.1. Lingkup Wilayah .................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.5.2. Lingkup Kegiatan ................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.6. Sistematika Pembahasan ......................................................................................................... 5

Laporan Pendahuluan I-7

Anda mungkin juga menyukai