Anda di halaman 1dari 10

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Pengaruh KB IUD Pasca Salin (Intracaesarian Iud) terhadap


Proses Involusi Uteri pada Ibu Nifas
Endang Wahyuningsih 1, Endang Sawitri 2
1
Prodi DII Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Klaten
2
Prodi DIII Kebbidanan, STIKES Muhammadiyah Klaten
* Email: deckrara@yahoo.co.id

Abstrak
Keywords: Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting
KB IUD pasca dalam meningkatkan kualitas penduduk. Program ini dapat terwujud dengan
salin, Involusi cara mengendalikan kelahiran yang ditempuh melalui penggunaan
Uteri kontrasepsi. Program KB memiliki peranan dalam menurunkan resiko
kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan
serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah ibu nifas.
Program pemerintah dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan
mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep
pengaturan jarak kelahiran. Angka kelahiran di Indonesia masih tinggi dan
kira-kira 15% dari seluruh wanita hamil mengalami komplikasi dalam
persalinan.
Tujuan penelitian mengetahui Pengaruh KB IUD Pasca Salin
(Intracaesarian IUD) terhadap Proses Involusi Uteri pada Ibu Nifas.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik
korelasional. menggunakan pendekatan case-control dilakukan dengan cara
membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol. yang
menjadi kelompok kasus yaitu ibu post section caesarea akseptor KB
Intracaesarian IUD, sedangkan yang menjadi kelompok kontrol yaitu ibu
post section caesarea yang tidak menjadi akseptor KB Intracaesarian IUD.
Hasil Pelaksanaan KB Pasca Salin (Intracaesarian IUD) pada kelompok
eksperimen sebanyak 29 responden (50%) dan kelompok kontrol sebanyak
29 responden (50%). pengukuran involusi uteri dari 29 responden kelompok
eksperimen pada hari pertama sebagian besar mengalami percepatan
proses involusi uteri yaitu 21 responden (74,2%) dan pada hari ketiga
sebagian besar mengalami perlambatan proses involusi uteri yaitu 18
responden (62,1%). Sedangkan dari 29 responden kelompok kontrol pada
hari pertama sebagian besar proses involusi uterinya normal yaitu 15
responden (51,7%). Dan pada hari ketiga sebagian besar mengalami
perlambatan proses involusi uteri yaitu 22 responden (75,9%). Ada
pengaruh KB Intracaesarian IUD terhadap involusi uteri pada ibu nifas.

1. PENDAHULUAN kehamilan harus merupakan kehamilan yang


Program Keluarga Berencana Nasional diinginkan. Program ini dapat terwujud
mempunyai kontribusi penting dalam dengan cara mengendalikan kelahiran yang
meningkatkan kualitas penduduk. Tujuan ditempuh melalui penggunaan kontrasepsi.
pokok program ini menegaskan bahwa setiap Program KB memiliki peranan dalam

ISSN 2407-9189 311


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

menurunkan resiko kematian ibu melalui juga menjadi alternatif persalinan tanpa
pencegahan kehamilan, penundaan usia indikasi medis karena dianggap lebih mudah
kehamilan serta menjarangkan kehamilan dan nyaman. Sectio caesarea sebanyak 25%
dengan sasaran utama adalah ibu nifas. dari jumlah kelahiran yang ada dilakukan
Program pemerintah dalam upaya pada ibu-ibu yang tidak memiliki resiko tinggi
mengendalikan jumlah kelahiran dan untuk melahirkan secara normal maupun
mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan komplikasi persalinan lain. KB Pasca Salin
sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan merupakan suatu program yang dimaksudkan
jarak kelahiran. untuk menjarangkan kehamilan, manjaga
Pada tahun 2015, pencapaian akseptor jarak kehamilan dan menghindari kehamilan
KB di tingkat nasional dengan akseptor suntik yang tidak diinginkan agar dapat mengatur
sebanyak 59,57%, akseptor suntik sebanyak kehamilan melalui penggunaan obat atau alat
20,71% akseptor akseptor implant sebanyak setelah proses persalinan [5]. KB Pasca Salin
6,21%, akseptor IUD sebanyak 7,30%, adalah pemanfaatan atau penggunaan alat
akseptor MOP sebanyak 0,27%, akseptor kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai
MOW sebanyak 3,23%, metode kalender dengan 6 minggu (42 hari) sesudah
sebanyak 1,15%, MAL sebanyak 0,11%, melahirkan.
kondom wanita sebanyak 0,07%, kondom Penerapan KB pasca persalinan ini
sebanyak 1,00%, dan lain lain sebanyak sangat penting karena kembalinya kesuburan
0,39% (Hasil Survey Sosial dan Ekonomi, pada seorang ibu setelah melahirkan tidak
2015). dapat diprediksi dan dapat terjadi sebelum
Pada tahun 2014, pencapaian akseptor datangnya siklus haid, bahkan pada wanita
KB di Kabupaten Klaten sebanyak 172.333 menyusui. Ovulasi pertama pada wanita tidak
dengan akseptor IUD sebanyak 12.978 menyusui dapat terjadi pada 34 hari pasca
akseptor (7,5%), MOW sebanyak 13.320 persalinan, bahkan dapat terjadi lebih awal.
akseptor (7,8%), MOP sebanyak 651 akseptor Hal ini menyebabkan pada masa menyusui,
(0,4%), kondom sebanyak 5.646 akseptor seringkali wanita mengalami kehamilan yang
(3,3%), implant sebanyak 25.038 akseptor tidak diinginkan (KTD/unwanted pregnancy)
(14,5%), suntik sebanyak 100.416 (58,3%) pada interval yang dekat dengan kehamilan
dan pil sebanyak 14.284 akseptor (8,2%) [3]. sebelumnya. Kontrasepsi seharusnya sudah
WHO merekomendasikan bahwa angka digunakan sebelum aktifitas seksual dimulai.
persalinan dengan tindakan Sectio Caesarea Oleh karena itu sangat strategis untuk
tidak boleh lebih dari 10-15%. Di Indonesia memulai kontrasepsi seawal mungkin setelah
angka kejadian sectio caesarea menurut SDKI persalinan.
tahun 2007 sekitar 22,8% dari seluruh Hasil penelitian dari Ivanna Theresa
persalinan. Angka kelahiran di Indonesia Setijanto, (2012) diungkapkan menurut data
masih tinggi dan kira-kira 15% dari seluruh demogradi dan survey kesehatan dunia
wanita hamil mengalami komplikasi dalam mengemukakan bahwa 92-98% perempuan
persalinan. Hal ini membutuhkan penanganan tidak ingin hamil dalam 2 tahun pertama
khusus selama persalinan. Sectio caesarea setelah persalinan, dan 66,6% ingin
adalah jalan keluar untuk penanganan menggunakan kontrasepsi dengan unmeet
persalinan dengan komplikasi. need 40%. Kontrasepsi pascasalin yang dapat
Di Indonesia sectio caesarea umumnya diandalkan, efektif dan jangka panjang seperti
dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
sebagai tindakan mengakhiri kehamilan sangat dibutuhkan.
dengan komplikasi. Selain itu sectio caesarea

312 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Hasil penelitian Fitriyana Ikhtiarinawati, Setelah semua responden selesai dilakukan


2012 menyebutkan bahwa sebagain TFU ibu observasi, maka peneliti akan
post caesarea mengalami perlambatan yakni membandingkan hasil tinggi fundus uteri
20 responden hal itu dikarenakan kurangnya dengan kelompok kontrol, dan akan
mobilisasi ibu post SC dan adanya didapatkan hasil perbandingan dari kelompok
penyembuhan luka insisi. intervensi dan kelompok kontrol sehingga
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh dapat diketahui seberapa besar pengaruh dari
peneliti pada tanggal 26 November 2016 di KB IUD Pacasalin (Intracaesarian IUD)
RSUD Bagas Waras, dalam kurun waktu terhadap penurunan tinggi fundus uteri.
mulai tanggal 25 September 2016 sampai 24 Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
November 2016 didapatkan angka kejadian penggunaaan KB Intracaesarian IUD
KB IUD pasca salin sebanyak 47 orang menggunakan lembar observasi, sedangkan
dengan pemasangan KB Intracaesarian IUD instrumen yang digunakan untuk mengetahui
sebanyak 44 orang, 10 menit pasca-plasenta tinggi fundus uteri menggunakan lembar
persalinan normal, setelah 48 jam persalinan observasi dan teknik palpasi. Pada analisis
normal. yang menjadi akseptor KB pascasalin bivariat Untuk menguji hipotesis dua variabel
Intracaesarian IUD pasien mengalami menggunakan uji statistik Chi Square.
perlambatan penurunan fundus uteri. Dengan
perlambatan penurunan TFU tersebut peneliti 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
berkeinginan untuk meneliti faktor apakah 3.1. Penggunaan KB Intracaesarian IUD
yang menjadi penyebab kejadian tersebut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi

2. METODE Penggunaan KB Intracaesarian IUD di


Metode pada penelitian ini adalah RSUD Bagas Waras.
analitik korelasional. menggunakan
pendekatan case-control Dalam penelitian ini,
yang menjadi kelompok kasus yaitu ibu post No. Pengguna Kelompok Kelompok Total
section caesarea yang menjadi akseptor KB an KB Eksperimen Kontrol
Intracaesarian IUD, sedangkan yang menjadi Intracaes f % f % f %
kelompok kontrol yaitu ibu post section arian
caesarea yang tidak menjadi akseptor KB IUD
Intracaesarian IUD. Dalam penelitian ini 1 Ya 29 100% 0 0% 29 50%
sampelnya yaitu seluruh ibu nifas yang 2 Tidak 0 0% 29 100% 29 50%
menggunakan KB IUD Intracaesarian. Jumlah 29 100% 29 100% 58 100%
Teknik pengambilan sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total Tabel diatas bahwa jumlah responden
sampling. pada kelompok intervensi yaitu yang menggunakan KB Intracaesarian IUD
responden akan diukur tinggi fundus uterinya pada kelompok eksperimen dan yang tidak
pada hari pertama dan pada hari ke-3 dengan menggunakan KB Intracaesarian IUD pada
cara melakukan palpasi pada uterus, setelah kelompok kontrol sama yaitu masing-
dilakukan palpasi dan didapatkan uterus yang masing 29 responden (50%). KB Pasca Salin
terasa keras, kontraksi baik maka dilakukan (Intracaersarian IUD) adalah penggunaan
perabaan dengan jari dan ditentukan dimana IUD/AKDR yang dipasang saat proses
letak fundus uteri, setelah itu dilakukan Caesar setelah pengeluaran plasenta dan
pengukuran involusi uteri dari pusat sampai sebelum penjahitan luka insisi (Post Partum
tinggi fundus uteri menggunakan jari tangan. IUCD Reference Manual, 2010). Faktor-

ISSN 2407-9189 313


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

faktor yang mempengaruhi rendahnya kelompok kontrol hari pertama sebagian


akseptor metode kontrasepsi jangka panjang besar responden proses involusinya normal
(MKJP) antara lain yaitu pengetahuan, yaitu sebanyak 15 responden (51,7%).
paritas, rasa takut, rasa malas dan persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
IUD (Fitriyani, 2014). involusi uteri yaitu usia, paritas, gizi,
Hasil penelitian di lapangan menyusui, senam nifas, eliminasi, mobilisasi
menunjukkan bahwa setiap ibu bersalin yang dan luka pasca operasi section caesarea
masuk di Ruangan VK mendapatkan (Marmi, 2012).
konseling mengenai KB Pasca Salin dengan Pada kelompok eksperimen sebagian
pilihan implant, IUD atau MOW. Konselor besar proses involusi uterinya cepat hal
memberikan anjuran kepada calon ibu tersebut dikarenakan adanya IUD yang
bersalin alat kontrasepsi yang sesuai dengan dipasang pada saat proses operasi section
kriteria penggunaan metode KB tersebut caesarea yang cara kerjanya merangsang
sehingga pada saat penelitian didapatkan pengeluaran hormon prostaglandin sehingga
responden yang menggunakan KB Pasca menyebabkan kontraksi uterus (French,
Salin (Intracaesarian IUD) dan yang tidak 2005). Adanya rangsangan pengeluaran
menggunakan KB apapun. Dari berbagai hormon prostaglandin pada ibu pascasalin
alasan yang dikemukan oleh responden, ibu karena pemasangan IUD dapat
yang menggunakan KB Pasca Salin menimbulkan kontraksi sehingga dapat
(Intracaesarian IUD) sebagian besar mempercepat penurunan fundus uteri.
beralasan tidak ingin khawatir hamil lagi Hal lain yang mendukung yaitu pada
setelah melahirkan sehingga memilih KB kelompok eksperimen sebagian besar
Pasca Salin (Intracaesarian IUD) yang menyusui dengan on demand sebanyak 19
langsung dipasang saat proses operasi. responden (65,5%) hal ini didukung oleh
Sedangkan ibu yang memilih untuk tidak penelitian Distian Nur Khasanah (2010)
menggunakan KB Pasca Salin bahwa penurunan tinggi fundus uteri pada
(Intracaesarian IUD) sebagian besar ibu yang menyusui secara on demand lebih
beralasan takut akan adanya benda asing cepat daripada ibu yang menyusui tidak
yang berada di dalam rahim, takut apabila secara on demand. Salah satu rangsangan
IUD tersebut keluar dengan sendirinya. terbaik pengeluaran oksitosin yaitu hisapan
Menurut peneliti masih rendahnya bayi pada saat menyusui yang dilanjutkan ke
penggunaan KB IUD harus menjadi tugas neurohipofise (hipofise posterior) yang kan
bagi tenaga kesehatan terutama bidan dalam akan mengeluarkan hormone oksitosin
hal peningkatan akseptor dengan cara bersamaan dengan pembentukan prolaktin
penyuluhan atau konseling yang dapat oleh adenohipofise hal inilah yang
dimulai sejak proses ANC menjelang menyebabkan rahim berkontraksi sampai
persalinan sehingga pada saat ibu bersalin menyusut ke ukuran mendekati normal
ketika mendapat konseling ulang dari tenaga (Sarwono, 2012).
kesehatan tidak lagi takut dalam menentukan Pada kelompok eksperimen sebagian
pilihan dalam berkontrasepsi. besar berusia 20-35 tahun sebanyak 22
responden (79,4%). Responden pada usia
3.2. Involusi Uteri hari pertama
antara 20-35 tahun lebih banyak ditemukan
Tabel 2. (terlampir) pada kelompok
karena usia ini merupakan usia reproduksi
eksperimen hari pertama sebagian besar
sehat bagi seorang wanita untuk hamil dan
responden proses involusi uterinya cepat
melahirkan. Hal ini didukung oleh
yaitu sebanyak 21 responden (72,4%) . Pada
Wiknjosastro (2010), bahwa usia ibu antara

314 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

20 tahun sampai 35 tahun merupakan usia post section caesarea tidak boleh langsung
reproduksi yang sehat bagi seorang wanita makan dan harus diet makanan terlebuh
untuk melahirkan. Hal ini dikarenakan dahulu.
secara fisik fungsi organ-organ reproduksi
seorang wanita sudah matang dan sudah siap
3.3. Involusi Uteri Hari Ketiga
menerima hasil konsepsi.
Pada penelitian ini kelompok
Pada kelompok eksperimen sebagian
eksperimen hari ke-tiga sebagian responden
besar paritas yaitu multipara sebanyak 15
proses involusi uterinya lambat yaitu
responden (51,7%). Paritas adalah jumlah
sebanyak 18 responden (62,1%) dan pada
yang menghasilkan jumlah anak hidup,
kelompok kontrol sebagian responden
bukan janin yang dilahirkan, janin yang lahir
proses involusi uterinya lambat yaitu
hidup atau mati setelah viabilitas (28
sebanyak 22 responden (75,9%). Pada
minggu/lebih) dicapai (Bobak, 2005).
kelompok eksperimen pada hari ketiga untuk
Involusi uteri pada ibu bersalin bervariasi,
proses menyusui sebagian besar tidak on
biasanya ibu dengan paritas yang tinggi
demend atau tidak sesuai dengan target pada
proses involusinya lebih lambat karena
hari ketiga (minimal 36X) yaitu sebanyak 16
semakin sering hamil uterus akan
responden (55,2%) sehingga rangsangan
mengalami peregangan. Proses mobilisasi
pengeluaran hormone okstitosin yang
pada kelompok eksperimen sebagian besar
berpengaruh terhadap proses involusi uteri
sesuai dengan advice dokter sebanyak 25
tidak sebanyak pada hari pertama.
responden (86,2%). Mobilisasi
penurunan tinggi fundus uteri pada ibu yang
dikategorikan sesuai dan tidak sesuai, sesuai
menyusui secara on demand lebih cepat
apabila ibu melakukan gerakan mobilisasi
daripada ibu yang menyusui tidak secara on
seperti miring kanan, miring kiri,
demand.
menggerakan kaki, dan tidak sesuai apabila
Proses mobilisasi pada ibu kelompok
ibu tidak melakukan salah satu gerakan
eksperimen pada hari ketiga paling banyak
mobilisasi tersebut di atas. Proses mobilisasi
tidak sesuai sebanyak 17 responden (58,6%)
yang dilakukan dengan baik dapat
dengan fakta lapangan bahwa ibu merasakan
mempengaruhi pengeluaran lokhea sehingga
nyeri luka operasi sehingga proses
mempengaruhi proses involusi uteri. Pada
mobilisasi tersebut terganggu. ibu post
kelompok kontrol sebagian besar proses
section caesarea mengalami perlambatan
involusinya mengalami perlambatan
penurunan tinggi fundus uteri dikarenakan
daripada kelompok eksperimen diduga
ibu post section caesarea kurang melakukan
karena tidak adanya IUD yang merangsang
mobilisasi dini karena rasa nyeri yang
produksi prostaglandin agar uterus
timbul pada luka jaitan pada abdomen.
berkontraksi serta kurangnya mobilisasi
Pada kelompok kontrol sebagian besar
akibat dari adanya nyeri luka post section
proses involusinya mengalami perlambatan
caesarea sehingga kembalinya kerja otot-
sebanyak 22 responden (75,9%) hal tersebut
otot pada rahim untuk berkontraksi juga
diduga karena pengaruh mobilisasi yang
berkurang. ibu post section caesarea
tidak sesuai yaitu sebanyak 20 responden
mengalami perlambatan penurunan tinggi
(69%) dan proses menyusui yang tidak
fundus uteri dikarenakan ibu post section
sesuai sebanyak 19 responden (65,5%).
caesarea kurang melakukan mobilisasi dini
responden yang tidak melakukan mobilisasi
karena rasa nyeri yang timbul pada luka
dengan sesuai mengalami penurunan
jaitan pada abdomen. Keterlambatan ini juga
involusi uteri yang tidak normal. Menurut
bisa disebabkan oleh faktor gizi, karena ibu

ISSN 2407-9189 315


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

peneliti dari aspek keterlambatan involusi meningkat secara bermakna segera setelah
uteri pada kelompok eksperimen dan kontrol bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon
disebabkan oleh mobilisasi dan menyusui terhadap penurunan volume intra uterin yang
yang tidak sesuai dan diatasi dengan sangat besar. Dengan adanya KB
pemantauan mobilisasi secara terpadu Intracaesarian IUD yang cara kerjanya
sehingga pasien secara teratur mengikuti merangsang pengeluaran hormon
anjuran mobilisasi sesuai dengan yang sudah prostaglandin sehingga menyebabkan
dianjurkan, serta konseling tentang kontraksi uterus (French, 2005).
menyusui secara on demend dengan Menurut Contraceptive Technology
berbagai manfaat yang dapat diperoleh baik Update-CTU, cara kerja IUD pada manusia
oleh ibu maupun baik. antara lain adalah mengganggu sistem enzim
pada implantasi, merangsang terjadinya
3.4. Pengaruh KB Intracaesarian IUD
pengeluaran prostaglandin, sebagai benda
Terhadap Proses Involusi Uteri pada Ibu
asing merangsang infiltrasi sel darah putih
Nifas Hari Pertama di RSUD Bagas
kedalam selaput lendir rahim, yang pada
Waras
gilirannya menyebabkan penolakan konsepsi
Hasil penelitian ini (Tabel 3. terlampir)
dan kegagalan implantasi. Hormon
menunjukkan dari 29 responden kelompok
prostaglandin yang diproduksi oleh
eksperimen pada hari pertama sebagian
endometrium pada fase sekresi akan
besar mengalami percepatan proses involusi
mempengaruhi otot rahim untuk mengerut
uteri yaitu 21 responden (74,2%) dan pada
sehingga terjadilah kontraksi pada uterus
hari ketiga sebagian besar mengalami
(Mufaridah, 2014).
perlambatan proses involusi uteri yaitu 18
Hal lain yang mendukung proses
responden (62,1%). Sedangkan dari 29
percepatan involusi uteri pada kelompok
responden kelompok kontrol pada hari
eksperimen yaitu sebagian besar menyusui
pertama sebagian besar proses involusi
dengan on demand sebanyak 19 responden
uterinya normal yaitu 15 responden (51,7%)
(65,5%). Salah satu rangsangan terbaik
dan pada hari ketiga sebagian besar
pengeluaran oksitosin yaitu hisapan bayi
mengalami perlambatan proses involusi uteri
pada saat menyusui yang dilanjutkan ke
yaitu 22 responden (75,9%).
neurohipofise (hipofise posterior) yang kan
Berdasarkan uji statistic dengan
akan mengeluarkan hormone oksitosin
menggunakan analisa Chi square maka ada
bersamaan dengan pembentukan prolaktin
hubungan KB Intracaesarian IUD terhadap
oleh adenohipofise (Sarwono, 2012, h. 240).
involusi uteri pada ibu nifas dengan X2
Hal ini didukung oleh penurunan tinggi
hitung 22,338 dan p = 0,000 (p<0,05) serta
fundus uteri pada ibu yang menyusui secara
X2 hitung 4,678 dan p = 0,003 (p<0,05).
on demand lebih cepat daripada ibu yang
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
menyusui tidak secara on demand.
bahwa dengan menggunakan KB
Dari 29 responden kelompok kontrol
Intracaesarian IUD makan involusi uteri
hari ketiga sebagian besar mengalami
dapat normal.
perlambatan proses involusi uteri yaitu 22
Hal ini menunjukkan bahwa salah satu
responden (75,9%). Hal ini karena tidak
faktor yang mempengaruhi involusi uteri
adanya IUD yang merangsang produksi
adalah proses kontraksi yang ditimbulkan
prostaglandin agar uterus berkontraksi serta
oleh kontraksi uterus. bahwa salah satu
kurangnya mobilisasi akibat dari adanya
proses involusi uteri yaitu efek oksitosin
nyeri luka post section caesarea sehingga
(kontraksi). Intensitas kontraksi uterus
kembalinya kerja otot-otot pada rahim untuk

316 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

berkontraksi juga berkurang. Keterlambatan REFERENSI


ini juga bisa disebabkan oleh faktor gizi, [1] Anggraini, Y. Asuhan Kebidanan Masa
karena ibu post section caesarea tidak boleh Nifas. Jogjakarta: Pustaka Rihana. 2010.
langsung makan dan harus diet makanan
terlebuh dahulu. [2] Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu
Pada kelompok kontrol sebanyak 9 Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta;
2008
responden (31,1%) tidak melakukan
mobilisasi sesuai perintah dari dokter pada [3] Badan Pusat Statistik, KabKlaten.
hari pertama dan juga pada hari ketiga
sehingga mempengaruhi proses involusi [4] Baston, Hall.Midwifery Essentials Postnatal.
uteri menjadi lambat. Mobilisasi sangat Jakarta: EGC. 2013.
dianjurkan bagi ibu pasca salin. Karena hal
[5] BKKBN Jateng.Peserta KB Baru Aktif dan
ini meningkatkan sirkulasi darah dan Metod eKontrasepsi di Jawa Tengah 2013,
mencegah resiko terjadi trombloplebitis, JawaTengah : BKKBN; 2013.
meningkatkan fungsi kerja pristaltik dan
kandung kemih sehingga dapat mencegah [6] BKKBN.Kebijakan Pengendalian Penduduk,
konstipasi dan retensi urin serta ibu akan Keluarga Berencana dan Pembangunan
merasa sehat. Setelah persalinan post section Keluarga. BKKBN; 2014.
caesarea selesai pada hari pertama ibu bisa [7] Diana, W. Pengaruh Status Pekerjaan
dengan latihan tarik nafas, miring kanan, Terhadap Pemakaian Kontrasepsi
miring kiri serta mencoba untuk duduk padaWanita. Jurnal FKM UI. 2014.
(Sujiyantini dkk, 2010).
[8] Dinkes.ProfilKesehatanKabupatenKlaten
2014, Klaten :Dinkes; 2014.(
4. KESIMPULAN
Diaksespadatanggal 17 November 2016 )Di
Pelaksanaan KB Pasca Salin dapatdari
(Intracaesarian IUD) pada kelompok :http://www.depkes.go.id/resources/downloa
eksperimen sebanyak 29 responden dan d/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014/3310_
kelompok kontrol sebanyak 29 responden . Jateng_Kab_Klaten_2014.pdf
Hasil pengukuran involusi uteri dari 29 [9] Ferdina, FW. Faktor-faktor yang
responden kelompok eksperimen pada hari Mempengaruhi Involusi Uteri (StudiKasus
pertama sebagian besar mengalami di BPM Idaroyanidan Sri PilihRetno) Tahun
percepatan proses involusi uteri yaitu 21 2014). Jurnal Kesehatan Masyarakat 10(1)
responden dan pada hari ketiga sebagian 2015.
besar mengalami perlambatan proses
[10] Friske, W. Pengaruh Menyusui terhadap
involusi uteri yaitu 18 responden.
PenurunanTinggi Fundus Uteri pada Ibu
Sedangkan dari 29 responden kelompok Post Partum. Jurnal Asuhan Vol (1) No (1).
kontrol pada hari pertama sebagian besar 2010.
proses involusi uterinya normal yaitu 15
responden dan pada hari ketiga sebagian [11] Handayani, S. Buku Ajar Pelayanan
besar mengalami perlambatan proses Keluarga Berencana. Jogjakarta: Pustaka
involusi uteri yaitu 22 responden . Uji Rihana. 2010.
statistik menunjukkan ada pengaruh KB [12] Kenneth, J. Obstetri Williams
Intracaesarian IUD terhadap involusi uteri PanduanRingkas. Jakarta: EGC. 2009.
pada ibu nifas.
[13] Liu, David. Manual Persalinan. Jakarta:
EGC. 2008.

ISSN 2407-9189 317


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

[14] Manuaba.Ilmu Kebidanan, Kandungandan [16] Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian


KB. Jakarta: EGC; 2010. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

[15] Moestue, H. &Huttly, S. Adult Education [17] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
and Child Nutrition: the role of family and dan Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
community. J. Epidemiol. Community 2012
Health. 2008.

318 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

LAMPIRAN

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Involusi Uteri pada Responden di RSUD Bagas Waras

Involusi Proses Involusi


No. Kelompok Hari Ke- Distribusi Normal Cepat Lambat Jumlah
1 f 4 21 4 29
1 Kelompok % 13,8 72,4 13,8 100
Eksperimen 3 f 7 4 18 29
% 24,1 13,8 62,1 100
1 f 15 0 14 29
2 Kelompok % 51,7 0 48,3 100
Kontrol 3 f 7 0 22 29
% 24,1 0 75,9 100

Tabel 3. Pengaruh KB Intracaesarian IUD Terhadap Proses Involusi Uteri pada Ibu
Nifas Hari Pertama di RSUD Bagas Waras
Involusi Proses Involusi
Hari Distribusi Normal Cepat Lambat Jumlah X2 p
No. Kelompok
Ke-
1 f 4 21 4 29 22,338 0,000
% 13,8 72,4 13,8 100
1 Kelompok
3 f 7 4 18 29 4,678 0,003
Eksperimen % 24,1 13,8 62,1 100
1 f 15 0 14 29 22,338 0,000
% 51,7 0 48,3 100
2 Kelompok
3 f 7 0 22 29 4,678 0,003
Kontrol % 24,1 0 75,9 100

ISSN 2407-9189 319


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

320 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai