Oleh:
Rika Oktania Sari
Siti Adrianti
Syachnanta Aditya Tito Putra
Pembimbing:
dr. Moch Ma’roef, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
1
2019
2
Pendahuluan
3
TORCH
• Sebagai penyebab dari kelahiran mati dan morbiditas perinatal.
• TORCH terdiri dari :
o Toxoplasmosis
o Treponema pallidum
o Rubella
o CMV
o HSV
o Virus Hepatitis
o HIV
o Infeksi lain seperti varisela dan parvovirus B19
4
Epidemiologi
• Negara berpendapatan rendah dan menengah kebawah
kontribusi terbesar pada morbiditas dan mortalitas pada bayi dan perinatal
• Transmisi
o Prenatal
o Perinatal
o Postnatal
o Penularan transplasental
o Kontak dengan darah
o Sekret vagina
o Paparan ASI dari penderita CMV, HIV, and HSV.
• Bukti infeksi bisa saja terlihat saat kelahiran, bayi ataupun saat dewasa muda.
5
6
Toxoplasmosis
7
• Toxoplasma gondii protozoa parasit obligat intraseluler
• Sporozoit :
• Tachyzoit terlokalisir di jaringan syaraf dan otot berkembang
menjadi bradyzoites berkoloni menjadi jaringan kista kista ini
ada di otot lurik, otot jantung, otak, jaringan retina dan
limfonodi.
• Kucing terinfeksi jaringan kista dari mangsanya yang sudah terinfeksi atau
dari tanah bereplikasi di usus kucing dan menjadi oocyst,
diekskresikan lalu infeksius
8
Bagaimana ibu hamil
terinfeksi?
• Konsumsi makanan mentah atau setengah matang dari
hewan yang terinfeksi
• Konsumsi makanan yang terinfeksi dari serangga
• Kontak dengan feses kucing yang terinfeksi
• Kontak dengan material yang terinfeksi di tanah
9
Epidemiologi
• Prevalensi terjadinya toxoplasmosis pada ibu hamil bervariasi di
berbagai negara.
• Prevalensi tertinggi pada negara-negara beriklim tropis dan
negara dengan budaya makan makanan mentah.
• Prevalensi pada wanita Brazil 77%, Perancis 44%, dan Amerika Serikat
11%.
• Prevalensi menurun setiap tahunnya karena perkembangan
teknologi screening.
10
Manifestasi Klinis
IBU
• Hanya 10-20% yang simtomatis
• Dewasa imunokompeten self limited
• Gejala lain :
• Demam
• Malaise
• Keringat malam
• Mialgia
• Hepatosplenomegali
• Parasitemia bisa terjadi post-infeksi 11
BAYI
• 70-90% Asimtomatis
• Trias gejala : chorioretinitis, hydrocephalus, dan kalsifikasi
intrakranial jarang
• Gejala sering :
• Anemia
• Kejang
• Jaundice
• Splenomegali
• Hepatomegali
• Trombositopenia
12
• Gejala semakin berat semakin dini umur kehamilan saat
terinfeksi
• Infeksi pada trimester 3 biasanya subklinis namun masih
berpotensi terjadi gejala ikutan atau sekuel.
• Gejala ikutan atau sekuel :
• Chorioretinitis 20% bayi lahir dengan lesi pada retina, 90%
berkembang menjadi chorioretinitis saat dewasa
• Disfungsi motorik dan otak
• Microcephaly
• Kejang
• Retardasi mental
• Tuli sensori neural
13
14
DIAGNOSIS
• Modalitas untuk screening sampai sekarang belum ada yang
dianjurkan secara universal.
• Screening maternal :
• T gondii IgM false-positive nya tinggi, bertahan 2 tahun paska infeksi
akut
• T gondii IgG lebih akurat
• Polymerase chain reaction (PCR) Amniotic fluid PCR pada uk 18 minggu
bisa menunjukkan adanya infeksi fetal dan sebagai dasar terapi
15
• IgM negatif dan IgG positif pada ibu hamil imunokompeten tidak
perlu khawatir
• IgM negatif dan IgG negatif bisa tidak pernah terinfeksi atau ada
akut infeksi tapi belum cukup waktu inkubasi
17
18
Penatalaksanaan
Maternal :
• Tatalaksana maternal tidak mengurangi atau mencegah infeksi
fetal namun bisa mengurangi keparahan dari penyakit kongenital pada bayi
(review dari Cochrane)
• Infeksi maternal terdiagnosa <uk 18minggu Spiramycin sampai
didapatakan hasil PCR dan temuan USG
• Apabila infeksi fetal telah terkonfirmasi ganti dengan kombinasi
pyrimethamine, sulfadiazine, dan asam folat
19
Bayi baru lahir
20
Take home message
• Prevalensi tertinggi pada negara-negara beriklim tropis
dan negara dengan budaya makan makanan mentah.
• Tatalaksana maternal tidak mengurangi atau mencegah
infeksi fetal namun bisa mengurangi keparahan dari penyakit
kongenital pada bayi (review dari Cochrane)
• Modalitas untuk screening sampai sekarang belum ada
yang dianjurkan secara universal.
Rubella
22
Deskripsi Penyakit
• Merupakan infeksi dengan single-stranded positive-
sense RNA virus.
• Penularan droplet
• Resiko menjadi Rubella Kongenital
• Trimester 1 80%–100%
• Trimester 2 10%–20%
• Aterm mencapai 60%
23
Patogenesis
Penyakit
• Menyebabkan kerusakan selular melisiskan sel menghasilkan
progressive necrotizing vasculitis dan respon inflamasi fokal
• Menyebabkan :
• Keguguran
• Kelahiran mati
• Congenital rubella syndrome (CRS).
• Resiko meningkat (80%–90%) pada transmisi vertikal dari ibu yang
tidak punya imunitas (primary rubella infection) pada trimester
pertama manifestasi sangat berat pada saat kelahiran
24
Epidemiologi
• Transmisi Rubella dan CRS sudah dinyatakan tidak
ada di Amerika Serikat sejak 2004.
• Namun di seluruh dunia diperkirakan ada 1:110,000
kelahiran dengan CRS per hari
• WHO mentargetkan eliminasi di seluruh dunia tahun
2015
25
Klinis
IBU HAMIL
• Asymptomatik pada 20-50% kasus
• Beberapa mengalami gejala prodormal
• panas subfebris-febris
• Konjungtivitis
• nyeri telan
• nyeri kepala
• Malaise
• limfadenopati.
26
Klinis
Gambaran Klasik CRS :
• Tuli sensorineural (66%) Temuan umum lain :
• Katarak kongenital (78%) • Blueberry muffin rash,
• Penyakit jantung bawaan (58%): • Hepatosplenomegali
o Patent ductus arteriosus • Trombositopenia
o Pulmonary artery stenosis
o Coarctation of aorta Delayed manifestation :
• Temuan lain pada mata: • Diabetes mellitus
o Microphthalmia • Hipertensi
o Corneal opacity • Panencephalitis
o Glaukoma
• Gangguan tingkah laku
27
Diagnosis, Preventif dan
Tatalaksana
• Langkah preventif rubella kongenital menyediakan vaksinasi rubella untuk
semua anak dan remaja.
• Wanita usia produktif harus terbukti memiliki imunitas terhadap rubella.
• Ibu hamil harus melakukan skrining serologik IgG rubella jika ragu
memiliki imunitas pada rubella.
• Ibu hamil yang terbukti belum memiliki imunitas pada rubella harus divaksin
dengan 1 dose dari vaksin MMR saat kehamilannya selesai diberikan edukasi
untuk menghindari kehamilan selama 28 hari setelah diberikan vaksin MMR
28
Menurut CDC 2009, diagnosis suspek dan probable CRS berdasar pada :
PCR atau culture didapatkan virus
Rubella-specific IgM biasanya positif pada usia 0-3 bulan (infeksi kongenital), diagnosis
terkonfirmasi dengan peningkatan rubella-specific IgG pada bulan ke 7-10 kehidupan
sering False-positive
PCR dari hapusan nasofaringeal, urin, CSF dan darah saat lahir RNA virus Rubella
29
Take home message
• Gejala klinis infeksi rubella pada ibu 20-50% asimtomatis
• Gejala klinis pada anak bisa muncul CRS.
• Ibu hamil harus terbukti memiliki imunitas terhadap rubella.
Treponema
pallidum
31
•Sifilis merupakan infeksi menular seksual yang
disebabkan oleh Treponema pallidum.
32
Transmisi
• Gambaran infeksi terdeteksi pada UK 18-22 minggu saat respon
imun fetal terjadi
• Kongesti plasenta konstriksi aliran pembuluh darah Abortus dan
stiilbirth
1. Primary Stage (3-6mgg) : papul tidak nyeri, dapat sembuh sendiri
2. Secondary Stage (6-8mgg) : inflamasi diffuse dan ruam yang
menyebar sering pada telapak tangan dan kaki
3. Latent Stage : asimptomatik
4. Tertiary Stage : granuloma memengaruhi tulang dan sendi, sistem
kardiovaskular dan neurologi
33
• Infeksi pada neonatal terjadi ketika infeksi aktif pada ibu, terapi
tidak adekuat, atau tidak diterapi
37
Parvovirus
B19
38
• Parvovirus B19 utamanya ditularkan melalui droplet pernapasan,
namun melalui produk darah seperti transmisi prenatal secara
vertikal dapat terjadi.
39
Gejala Klinis
Ibu :
• Pada wanita dewasa imunokompeten gejala paling sering adalah reticular rash
pada ekstremitas dan artropati perifer.
• Manifestasi lain : krisis aplastik (sering pada penderita hemoglobinopathy)
• Ruam wajah yang khas : seperti pipi yang ditampar, gatal, ruam makular
laticiform pada badan yang menjalar pada anggota gerak, dan dapat disertai
dengan poliartritis
• Ruam ini biasanya didahului demam yang ringan, malaise, myalgia, dan nyeri
kepala 1 mgg sebelum timbulnya exantem
• 20% asimptomatis
40
•Infeksi parvovirus pada fetal dapat menyebabkan :
Kematian fetal
Anemia berat
Nonimmune hydrops fetalis caused by fetal heart failure
oHigh-output cardiac failure from anemia
oMyocardial failure attributable directly to parvovirus infection
Thrombositopenia
Maternal mirror syndrome
Meningoencephalitis (jarang)
41
Diagnosis
Prenatal
Tidak ada protokol skrining pada wanita hamil.
Diagnosis berdasarkan simptom dari ibu dengan gejala klinis yang khas,
penemuan yang mencurigakan seperti hydrops fetalis pada USG
atau ditemukan paparan pada ibu.
42
Infeksi maternal :
• IgM Parvovirus
• Terdeteksi di serum pada hari ke 7-10 setelah infeksi,
puncah hari ke 10-14
• Sensitifitas IgM : 8-12 minggu setelah infeksi
• Parvovirus B19 DNA PCR
• Sensitivitas 96%
• Level B19 DNA dapat bertahan lama setelah infeksi akut
Infeksi fetal :
• Cairan amnion PCR dapat memastikan infeksi
• Monitoring fetal hydrops dan anemia direkomendasikan selama
12-20 minggu setelah paparan
43
terapi
• Terapi
•Tidak ada terapi untuk infeksi maternal
• Pengobatan fetal difokuskan pada anemia dan
fetal hydrops, dengan tujuan menurunkan
kematian fetal
• Transfusi in utero menjadi terapi utama
• Postnatal : Terapi supportif
44
Take home message
• Parvovirus B19 utamanya ditularkan melalui droplet pernapasan,
namun melalui produk darah seperti transmisi prenatal secara
vertikal dapat terjadi.
• Tidak ada protokol skrining pada wanita hamil.
• Tidak ada terapi untuk infeksi maternal
• Pengobatan fetal difokuskan pada anemia dan fetal hydrops, dengan
tujuan menurunkan kematian fetal
45
HUMAN
IMMUNODEFICIENCY
VIRUS
46
• HIV-1 dan HIV-2 adalah virus dari famili retroviridae.
47
Penularan dari ibu ke
anak
Di dalam uterus
• 30%
• Chorionamnitis, microtranfusi dari placenta
Intrapartum
• 50%
• Infant kontak dengan mucus membran
Menyusui
• 20%
• Infant kontak dengan mukus membran 48
Screening prenatal
• Awal kehamilan
• Trisemester ketiga
• Ketika persalinan
• Setelah persalinan
50
TATALAKSANA
Ibu :
Berikan Anti Retroviral Terapi (ART) dengan pilih obat dengan pertimbangan
keamanan untuk kehamilan
Dosis sehari sekali dari kombinasi TDF + 3TC (atau FTC) + EFV adalah
rekomendasi ART lini pertama untuk ibu hamil dan menyusui menurut WHO
Bayi :
• Pemberian segera cART (combination Antiretroviral Terapy) pada bayi yang
terinfeksi.
• Lakukan screening bila tidak tahu status ibu dan bayi.
• Konsul Spesialis Anak.
51
52
Take home message
• Skrining dilakukan pada ; Awal kehamilan, Trisemester
ketiga, Ketika persalinan, Setelah persalinan
• Skrining post natal dilakukan pada ; 48 jam setelah
lahir, Usia 2 minggu, Usia 6 minggu, Usia 6 bulan
• Menggunakan Tes HIV DNA atau HIV RNA assays
53
Hepatitis B
54
• HBV (hepatitis B virus), memiliki Hepatitis V surface antigen
(HBsAg) dan Hepatitis core Antigen (HBcAg)
55
Transmisi ibu ke
anak
• Paling sering ketika persalinan.
• Terpapar darah ketika persalinan.
•2-4 % terjadi transmisi di dalam uterus, melalui
transplacental atau cairan amnion yang
terinfeksi termakan/hirup oleh bayi.
56
Screening
Prenatal cek HBsAg ibu
TERAPI
Postnatal
• HIBG 0,5ml IM
• Hepatitis V vaccine IM
• Vaksin rutin 6 bulan
• Follow up test pada usia 9-18 bulan
• Lanjutkan menyusui 57
Take home message
58
Hepatitis c
59
• HCV (Hepatitis C virus), adalah single stranded RNA
dengan 6 genotypes.
61
Screening
• Prenatal
• Tidak disarankan sebagai skrining rutin untuk ibu hamil.
• Direkomendasikan untuk ibu hamil resiko tinggi (ODHA,
riwayat drug abuse)
• Postnatal
• Anti HCV IgG, pada usia 18 bulan
• HCV nucleic acid( RNA PCR), pada usia 1-2 bulan, dan
diulang lagi pada usia 12 bulan
62
Terapi
•Tidak perlu lahir SC
•Tetap lanjutkan menyusui
•Pemberian interferon-based therapy
•Konsulkan spesialis anak
63
Take home message
• Skrining Prenatal
• Tidak disarankan sebagai skrining rutin untuk ibu
hamil.
• Direkomendasikan untuk ibu hamil resiko tinggi
(ODHA, riwayat drug abuse)
64
R
e
f
e
r
e
n
s
i
65
R
e
f
e
r
e
n
s
i
66
R
e
f
e
r
e
n
s
i
67
R
e
f
e
r
e
n
s
i
68
terimakasih
69