ABSTRAK ABSTRACT
2
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
3
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
4
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
5
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
6
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
ternak sapi cukup luas. Tetapi ternak daerah, daerah yang lebih dekat pantai
sapi hanya mengkonsumsi limbah buahnya lebih besar (informasi dari
pertanian dan rumput liar yang tumbuh petani kelapa).
di bawah pohon kelapa tersebut. Penggunaan tenaga kerja untuk
Jumlah pohon kelapa berkisar mengolah kopra adalah penggunaan
antara 30 – 1000 pohon dengan total tenaga kerja keluarga dan luar keluarga
keseluruhan 6.341 pohon atau rata-rata (sewa). Alokasi jam kerja untuk
166,87 pohon per responden. Lahan pengolahan kopra paling besar yaitu
kelapa yang dikelola baik oleh pemilik 480 jam atau rata-rata 19,32
penggarap maupun peminjam jam/kwartal. Buah kelapa diolah
berjumlah 6.341 pohon. Jumlah pohon menjadi kopra membutuhkan waktu
kelapa yang dikelola oleh pemiliknya sekitar 2-3 hari untuk memanggang
sebanyak 2.781 pohon atau 154,50 buah kelapa tersebut. Alokasi jam
pohon per responden. Lahan yang kerja untuk kupas kelapa merupakan
dipinjam untuk penggembalaan ternak urutan kedua terbesar yaitu 108
sapi berjumlah 1.150 pohon atau rata- jam/kwartal atau 2,84
rata 344,29 pohon kelapa dan yang jam/kwartal/responden. Alokasi waktu
dikelola oleh petani peternak sapi untuk kupas kelapa lebih banyak
sebagai penggarap berjumlah 2.410 dilakukan sendiri oleh petani. Angkut
pohon atau rata-rata 344,29 pohon per kelapa merupakan urutan ketiga yaitu
responden. 83 jam/kwartal atau 2,18 jam per
Hasil kelapa dipanen tiap 3 kwartal per responden, hal ini
bulan (satu tahun 4 kali panen). Tetapi disebabkan karena sebagian petani
sebagian petani peternak sapi memiliki gerobak yang digunakan
melakukan panen kelapa setiap 4 bulan untuk mengangkut kelapa. Petani
sekali (dalam satu tahun 3 kali panen). menggunakan jam kerja keluarga
Buah kelapa sesuai hasil penelitian untuk panjat tetapi hanya sekitar 6 jam
diolah menjadi kopra. Produksi buah atau rata-rata 0,16 per responden
kelapa per pohon sekitar 20-40 buah. karena pekerjaan memanjat kelapa
Kopra 100 kg yang dihasilkan membutuhkan keterampilan khusus
membutuhkan 400-450 buah kelapa, dan berisiko tinggi. Sebagian besar
tergantung besarnya buah kelapa. petani dalam hal ini memanfaatkan
Besarnya buah kelapa tergantung
7
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
tenaga kerja luar (sewa) yang memiliki pemilik lahan kelapa sebanyak 18
keterampilan dalam memanjat kelapa. responden. Sistem pengupahan bagi
Penggunaan tenaga kerja sewa hasil 2/3 untuk pemilik adalah sistem
yang terbesar untuk pengolahan kopra yang paling banyak dilakukan oleh
yaitu sekitar 1.440 jam per kwartal petani peternak yaitu sebesar 12
atau rata-rata 37,89 responden (66,66 %). Sisanya sistem
jam/kwartal/responden. Penggunaan sewa panjat pohon oleh 3 responden
tenaga kerja sewa untuk pengolahan (16,66 %), bagi hasil ½ masing-masing
kopra jauh lebih besar dibanding untuk pemilik dan pekerja, sewa
alokasi tenaga kerja keluarga. Hal ini harian, menggunakan tenaga kerja
disebabkan pengolahan kopra oleh keluarga masing-masing dilakukan
tenaga sewa dengan sistem oleh 1 responden (5,56 %).
pembayaran bagi hasil. Pekerjaan Biaya tenaga kerja yang
mengolah kopra juga membutuhkan terbesar adalah biaya untuk
keterampilan dan waktu yang pengolahan kopra yaitu sebesar 97,71
digunakan untuk pekerjaan tersebut %, sedangkan biaya panjat kelapa
cukup lama. hanya 2,29 %. Biaya pengolahan kopra
Pembayaran upah untuk panjat sudah termasuk biaya angkut kelapa,
kelapa dan angkut buah dilakukan kumpul kelapa dan kupas kelapa.
dengan sistem bagi hasil yaitu 1/10 Hasil penelitian menunjukkan
dari hasil selama satu kwartal. bahwa harga kopra yang berlaku di
Sedangkan upah untuk pengolahan wilayah penelitian adalah berkisar
kopra sebagian petani menggunakan antara Rp 570.000 sampai dengan Rp
sistem ½ atau 2/3 untuk pemilik. Ada 980.000 per 100 kg kopra. Harga kopra
juga petani yang membayar sewa hari tersebut berlaku bila petani peternak
dan sebagian kecil petani mengerjakan menjual kopranya di wilayah
sendiri (menggunakan tenaga kerja penelitian berbeda dengan harga kopra
keluarga). Pembagian hasil tergantung bila petani menjual di pabrik minyak
lokasi perkebunan kelapa. Semakin goreng. Harga kopra akan semakin
tinggi tingkat kesulitan untuk tinggi apabila petani sebagai responden
pengolahan kelapa maka semakin kecil menjual di pabrik minyak yang ada di
bagian yang diperoleh petani pemilik. Kabupaten Minahasa Selatan.
Petani peternak yang berstatus sebagai Perbedaan ini tentu saja sangat
8
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
9
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
rata pendapatan usaha ternak yang sapi yang terjual (68 ekor) setahun
diperoleh adalah sebesar Rp sebelum penelitian adalah Rp
1.621.854,06 per tahun per responden. 77.946.206,25 per tahun atau rata-rata
Pendapatan yang diperoleh ini Rp 1.623.879,30 per tahun per
dianggap sangat rendah dibanding responden.
hasil penelitian Rundengan (2008). Hasil penelitian menunjukkan
Tenaga kerja yang dialokasikan bahwa ternak sapi dimanfaatkan
untuk usaha ternak sapi merupakan sebagai tenaga kerja untuk lahan
tenaga kerja keluarga. Hal ini sendiri ataupun disewa oleh petani
disebabkan karena usaha ternak sapi di lain. Tenaga kerja ternak sapi
wilayah penelitian hanya merupakan dialokasikan untuk angkut kelapa milik
usaha sambilan sehingga mereka tidak sendiri, bajak dan disewa oleh petani
menyewa tenaga kerja. Tenaga kerja lain. Jam kerja tenaga kerja ternak sapi
keluarga untuk usaha ternak sapi yang terbesar adalah jam kerja untuk
dialokasikan untuk kegiatan disewa petani lain, yaitu sebesar 90,15
memindahkan sapi, mencari rumput, % dari kegiatan tenaga kerja ternak
memberi makan, memberi minum dan sapi. Kondisi ini mengindikasikan
memandikan ternak sapi. Jam kerja bahwa tenaga ternak sapi merupakan
yang dialokasikan untuk memindahkan alternatif pendapatan bari petani
ternak adalah paling besar yaitu 18,50 peternak sebagai responden apabila
jam per hari. Hal ini disebabkan dalam ternak tersebut disewa oleh orang lain.
sehari petani peternak sapi Pendapatan dari tenaga kerja ternak
memindahkan ternaknya 2-3 kali. sapi yang disewa orang lain di wilayah
Apabila diasumsikan upah tenaga kerja penelitian adalah sebesar Rp
Rp 7.500 per jam maka biaya tenaga 93.920.000/tahun atau rata-rata Rp
kerja per tahunnya sebesar Rp 2.471.578,95/tahun/responden.
175.555.875,- atau rata-rata sebesar Rp
KESIMPULAN
3.657.414,06 per responden per tahun.
Biaya tenaga kerja ini adalah biaya Berdasarkan hasil penelitian
yang digunakan untuk memelihara dapat disimpulkan bahwa alokasi
ternak sapi sebanyak 177 ekor (jumlah tenaga kerja luar keluarga dalam usaha
ternak sapi saat penelitian). Biaya perkebunan kelapa untuk kegiatan
tenaga kerja untuk pemeliharaan ternak pengolahan kopra lebih besar (1440
10
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
jam per tahun) lebih besar dibanding Hendayana, R dan Yusuf. 2003. Kajian
alokasi tenaga kerja keluarga (480 jam Adopsi Tehnologi
per tahun). Penggemukan Sapi Potong
Tenaga kerja untuk usaha Mendukung Pengembangan
ternak sapi adalah tenaga kerja Agribisnis Peternakan Di Nusa
keluarga dengan alokasinya untuk Tenggara Timur. Prosiding.
kegiatan pindahkan sapi, mencari Seminar Nasional Teknologi
rumput, memberi makan, minum dan Peternakan dan Veteriner,
memandikan sapi. Alokasi jam yang Bogor.
terbesar untuk pindahkan sapi. Hoda, A. 2002. Potensi Pengembangan
Harga kopra yang dijual di Sapi Potong Pola Usaha Tani
tempat petani lebih rendah dibanding Terpadu Di Wilayah Maluku
dijual di perusahaan minyak goreng. Utara. Tesis Magister Sains.
Rata-rata pendapatan ternak sapi Program Pascasarjana Institut
sebesar Rp 1.621.854,06 per tahun per Pertanian Bogor, Bogor.
responden, tanpa perhitungan tenaga Imam, H.M.S. 2003. Strategi Usaha
kerja keluarga. Pengembangan Peternakan
Berkesinambungan. Prosiding.
SARAN Seminar Nasional Teknologi
Saran penelitian ini adalah Peternakan dan Veteriner.
perlu intervensi pemerintah untuk Bogor.
pengembangan ternak sapi karena Kiswanto., A. Prabowo dan
dengan penjualan ternak sapi sejumlah Widyantoro. 2004.
1,42 ekor dalam setahun sangat Transformasi struktur Usaha
merugikan petani. Penggemukan Sapi Potong di
Lampung Tengah. Sistem dan
DAFTAR PUSTAKA
Kelembagaan Usahatani
Daryanto, A. 2007. Peningkatan Daya Tanaman-Ternak. Prosiding
Saing Industri Peternakan. PT Seminar. Balai Penelitian dan
Permata Wacana Lestari. Pengembangan Pertanian
Penerbit Majalah Trobos, Departemen Pertanian. p:111-
Jakarta. 121.
11
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
12
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
13
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
14
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
15
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1: 1-13 (Januari 2014) ISSN 0852-2626
16