I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
alam (baik renewable maupun non renewable) merupakan sumberdaya yang esensial
sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat
alam mineral dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal
dampak positif maupun negatif dari usaha pertambangan, terjadi pada tahap
eksplorasi, eksploitasi termasuk pemrosesan serta penjualan hasil tambang serta pasca
tambang.
dan dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Nikel digunakan sebagai bahan paduan
1
2
logam yang banyak digunakan diberbagai industri logam. Nikel biasanya terbentuk
bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit,
baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat
komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan
batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya
berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Potensi nikel terdapat di Pulau
Kabupaten Kolaka dan beberapa perusahaan lainnya yang menyusul untuk mengelola
Sulawesi Tenggara terus bertambah dan bukan saja perusahaan yang terdaftar sebagai
pemegang izin Penambangan tetapi ada juga perusahaan yang tidak memiliki izin
pada tahun 2009. di wilayah Tolala. Awalnya perusahaan yang melakukan kegiatan
dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip praktik usaha yang baik, keadilan ekonomi,
keadilan sosial, dan keadilan lingkungan. Setelah beberapa tahun PT. Antam berjalan
masuklah perusahaan-perusahaan lain seperti PT. Inco, PT. Citra Silika Mandiri
Kabupaten Kolaka yang disahkan dengan UU Nomor 29 tahun 2003. Luas daratan
wilayah Kabupaten Kolaka Utara seluas 3.391,62 km2 dan wilayah perairan (laut)
diperkirakan seluas ± 5.000 km2 (BPS Sultra 2014). Merupakan salah satu Kabupaten
yang cukup kaya dengan sumber daya alamnya, potensi sumber daya alam yang
untuk Kabupaten Kolaka Utara yang dominan dalam perekonomian yaitu hasil
Lasusua adalah jenis tambang nikel. Kecamatan Lasusua merupakan daerah penghasil
tambang nikel yang beroperasi sejak tahun 2010. Masalah yang terkait dengan
menjadi areal penangkapan ikan oleh nelayan. Hal ini diasumsikan ikan-ikan di
daerah yang tercemar oleh limbah akan menjauh dari wilayah yang tercemar oleh
karena itu, menjadi menarik untuk diteliti perbedaan pendapatan nelayan yang ada di
pertambangan.
B. Rumusan Masalah
2. Apakah pendapatan nelayan pancing pada kawasan tambang masih layak secara
finansial.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
D. Manfaat Penelitian
A. Konsep Pertambangan
khususnya setelah Orde Baru mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada
awal Orde Baru, pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan
rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi
pascatambang.
ekonomis.
diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Proses untuk
6
7
pengikut yang tidak diperlukan. Mineral-mineral yang tidak diperlukan akan menjadi
limbah industri pertambangan dan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan pada
yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi
industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia di dunia (Noor, 2011).
6. Batu apung, tras, obsidian, perlit, anah diatome, tanah serap (fuller earth)
9. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat dan pasir sepanjang tidak mengandung
sebagai berikut.
1. Golongan A, yaitu golongan bahan galian yang strategis. Artinya bahan galian
perekonomian negara. Contoh: semua jenis batu bara, minyak bumi, bahan
radioaktif tambang aluminium (bauksit), timah putih, mangaan, besi, dan nikel.
2. Golongan B, yaitu golongan galian yang vital, yang dapat menjamin hajat hidup
orang banyak. Contoh: emas, perak, magnesium, seng, wolfram, batu permata,
maupun B.
kegiatan industri dasar, dimana fungsinya sebagai penyedia bahan baku bagi
keperluan industri lainnya. Mengingat bahwa terjadinya suatu endapan bahan galian
tersebut memerlukan waktu yang sangat lama (dalam ukuran waktu geologi), maka
karena itu penyajian informasi data, seperti peta topografi, peta geologi, penyelidikan
eksplorasi serta studi kelayakan dan AMDAL untuk suatu kegiatan usaha
tersebut.
9
atau fisika, di daratan perairan dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud
untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya
5. Usaha pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil
pengolahan serta pemurnian bahan galian dari daerah eksplorasi atau tempat
pengolahan/pemurnian.
6. Usaha penjualan adalah segala sesuatu usaha penjualan bahan galian dan hasil
pokok, meliputi:
10
1. Eksplorasi (Exploration).
kegiatan produksi.
3. Produksi (Production).
ke permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah Iebih
lanjut.
4. Pengolahan
Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka akan
meliputi tetapi tidak terbatas pada Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau
dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam,
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
sifat dan atau hayati Iingkungan yang mengakibatkan lingkungan itu kurang
B. Pertambangan Nikel
Nikel adalah salah satu zat padat metalik yang memiliki sifat tahan karat.
Dalam keadan tidak bercampur, wujud nikel adalah sebagai zat yang lembek, tapi
nikel bisa menjadi baja tahan karat (stainless steel) apabila dipadukan dengan krom,
besi, dan zat logam lainnya. Perpaduan nikel, krom dan besi banyak diaplikasikan
pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan dalam meteorit dan menjadi
ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau
siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh
secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah
Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel
butiran kecil bersama pyrhotin dan kalkopirit. Nikel biasanya terdapat dalam tanah
Tenggara. Nikel yang dijumpai berhubungan erat dengan batuan peridotit. Logam
12
yang tidak ditemukan dalam peridotit itu sendiri, melainkan sebagai hasil lapukan
berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam
logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan terhadap oksidasi dan
aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga
gas, pembuat magnet kuat, pembuatan alat-alat laboratorium (nikrom), kawat lampu
C. Konsep Pendapatan
Secara umum pendapatan adalah seluruh hasil yang diperoleh melalui suatu
kegiatan, baik itu berupa uang maupun materil lainnya. Dalam pandangan ekonomi,
pendapatan dapat dikatakan sebagai pembayaran atas jasa kepada seluruh faktor-
faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, dan dalam proses produksi
warga masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya
adalah uang dan materil atau gabungan keduanya yang timbul dari penggunaan
pendapatan adalah total penerimaan hasil produksi setelah dikurangi dengan semua
dimiliki.
Pendapatan yang diterima oleh seorang nelayan dalam satu bulan atau satu
musim berbeda dengan pendapatan yang diterima oleh nelayan lainnya. Bahkan
seorang nelayan yang mempunyai jarak tangkapan yang jauh dari tahun ke tahun
menerima pendapatan yang berbeda-beda juga dari tahun ke tahun. Hal ini tergantung
pada beberapa faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan secara
empirik adalah :
a. Modal
Secara umum modal adalah setiap barang atau jasa yang dapat digunakan
untuk menambah pendapatan pada masa yang akan datang. Jadi pengertian modal
itu luas sekali. Artinya mencakup seluruh aspek usaha dan kegiatan untuk dapat
digunakan dalam mencapai target tertentu. Dengan demikian maka besar kecilnya
adalah sebagian daripada ada arus benda-benda dan jasa yang langsung ditujukan
untuk memberikan potensi ekonomi pada masa yang akan datang. Sudarman
akhir.
berbentuk harta benda atau perlengkapan yang dapat dipakai dalam produksi atau
bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam
b. Biaya
Untuk menghasilkan suatu barang atau jasa, tidak terlepas dari adanya
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
bahwa biaya adalah pengorbanan secara ekonomis yang tidak dapat dihindari
tertentu yang telah diputuskan guna pembelian infut yang diperlukan, sehingga
pengeluaran yang diukur secara terus-menerus dalam uang yang potensial harus
Dalam penelitian ini, hari kerja efektif dimaksud adalah jumlah hari yang
sesungguhnya digunakan dalam aktivitas usaha nelayan. Hal ini sesuai yang
dikatakan oleh Arief (2012) bahwa jumlah hari kerja efektif adalah jumlah hari
d. Pengalaman
pendapatan.
1. Jumlah faktor produksi yang dimiliki dan disumbangkan dalam proses produksi,
semakin banyak faktor produksi yang digunkan maka semakin besar pula
2. Harga pokok produksi, hal ini turut pula menentukan besar kecilnya pendapatan
yang diterima pemilik faktor produksi, semakin tinggi harga faktor produksi maka
Umunya dapat dikatakan semakin tinggi efisiensi kerja akan semakin tinggi pula
tingkat pendapatannya.
pengeluaran konsumsi dan sebagai alat untuk memperbaiki taraf hidup atau
selebihnya barulah ditabung. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sugiyono (2012)
barulah digunakan untuk tabungan. Hal ini didukung oleh suatu kenyataan bahwa
seseorang hanya bisa bertahan hidup jika konsumsinya terpenuhi atau dengan
mereka.
tingkat pendapatan yang ada pada orang tersebut. Demikian pula halnya dengan
kesejahteraan.
kekurangan). Atau dengan kata lain kemakmuran adalah suatu keadaan dimana
kebutuhan seimbang dengan alat pemuas kebutuhan yang ada. Jadi seseorang
Kondisi seperti ini telah tercipta bila pendapatan mereka dapat menutupi semua
mengkonsumsi lebih banyak bahan makanan yang memiliki nutrisi tinggi dalam
perabot modern seperti listrik, meubel, radio, kipas angin dan sebagainya.
pembangunan, maka makin besar pula dampak yang ditimbulkan terhadap kegiatan
ekonomi. Boleh jadi kegiatan penambangan dapat membawa dampak positif seperti
berpikir masyarakat sebagai akibat terbukanya akses informasi dari luar. Tetapi yang
(http://www.academia.edu)
E. Penelitian Terdahulu
terhadap penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hendrik (2011), dengan
Pulau Besar dan Danau Bawah Di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Propinsi Riau.
atas UMR, berdasarkan Bappenas sebanyak 4 rumah tangga nelayan tidak sejahtera
dan menurut BPS sebanyak 6 rumah tangga responden termasuk ke dalam rumah
tangga tidak sejahtera. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
yang diteliti dimana Hendrik meneliti nelayan danau besar dan danau bawah,
kawasan pertambangan.
regional provinsi NAD. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
yang diteliti dimana Pebyanggi Syah Umar Nasution, dkk meneliti pendapatan
nelayan tradisional dan upah minimum regional, sedangkan penelitian ini adalah
tangkap pancing lebih kecil bila dibandingkan dengan nelayan yang menggunakan
alat tangkap jaring. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
yang diteliti dimana Yul Badani meneliti pendapatan nelayan yang menggunakan alat
tangkap pancing dan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring, sedangkan
pertambangan.
Septy Hermaya Putri (2015), dengan judul: Analisis Ekonomi dan Lingkungan
Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN
Sultra adalah sebesar Rp 223 584 708 876.29 dengan nilai ratio income multiplier
tipe I adalah sebesar 1.34 artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah pada
21
terhadap pendapatan masyarakat dan tenaga kerja lokal. Biaya lingkungan yang
dikeluarkan UBPN Sultra dan masyarakat pada tahun 2014 terdiri dari biaya
biaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, dengan total sebesar Rp 2
017 821 778.13. Sebesar 96.44% dari biaya lingkungan tersebut dikeluarkan oleh
UBPN Sultra dan 3.56% dikeluarkan oleh masyarakat. Persamaan penelitian tersebut
terletak pada implikasi dimana Septy Hermaya Putri meneliti tentang dampak
Ady Putra Pratama (2010) dengan judul: Studi Dampak Kegiatan Pertambangan
dampak yang positif. Hal ini terlihat dari meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat
baik dari segi pendapatan maupun dari segi penciptaan lapangan pekerjaan.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah bahwa keduanya meneliti
ditimbulkan, yang mana Ady Putra Pratama meneliti sosial ekonomi sedangkan
masyarakatnya. Namun pada sisi lain, tidak bisa dinafikan bahwa proses eksplorasi
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah bahwa keduanya meneliti
ditimbulkan, yang mana Tanzil meneliti sosial ekonomi sedangkan penelitian ini
tentang pendapatan.
pada mata pencaharian masyarakat yang terserap sebagai karyawan perusahaan dan
implikasi yang ditimbulkan, yang mana Yudi Sulistio meneliti sosial ekonomi
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teoritis maupun kajian empiris, maka kerangka pikir yang
dan penjualan bahan galian (nikel). Kegiatan tersebut tentunya memberikan dampak
terhadap pendapatan. Hal ini disebabkan karena keberadaan usaha tambang akan
mempengaruhi hasil tangkapan nelayan. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan
Penambangan nikel
- Pencarian
- Penggalian
- Pengolahan
- Pemanfaatan
- Penjualan bahan
galian nikel
Analisis perbedaan
(uji beda)
G. Hipotesis
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2016.
Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara dengan
Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 30 kepala keluarga yang terdiri dari 15 kepala
tinggal di luar kawasan pertambangan nikel. Sampel penelitian ini ditetapkan secara
menjadi sampel penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2012) bahwa sampling jenuh (sensus) adalah teknik penentuan sampel bila semua
1. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka seperti: data biaya, hasil
25
26
2. Data kualitatf, yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka tetapi berbentuk
1. Data primer, yaitu data yang bersumber dari nelayan pancing yang ditetapkan
2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari Kantor Kecamatan Lasusua berupa
data profil kecamatan (letak geografis, demografis serta data potensi ekonomi).
2. Studi dokumen, yaitu pengumpulan data dengan cara mengcopy laporan yang
E. Variabel Penelitian
pertambangan dan di luar kawasan pertambangan digunakan analisis uji beda (uji
_ _
X1 X 2
t =
n1 1 S12 n2 1 S 22 1 1
n1 n2 2 n1 n2
Dimana :
_
X 1 = Rata-rata pendapatan nelayan pancing di kawasan pertambangan yang
_
X 2 = Rata-rata pendapatan nelayan pancing di luar kawasan pertambangan yang
Kecamatan Lasusua masih layak secara finansial digunakan analisa R/C, dimana
G. Konsep Operasional
galian (nikel).
Utara.
29
5. Luar Kawasan pertambangan adalah wilayah laut penangkapan ikan yang berada
Kolaka Utara.
30
1. Letak Geografis
Kolaka Utara terletak di bagian utara yaitu melintang dari Utara ke Selatan kira-kira
121°5’0’ BT.
2. Batas Wilayah
berikut:
3. Luas Wilayah
terletak di pesisir Pantai Teluk Bone. Luas daratan Kecamatan Lasusua sebesar
287,67 km². Relief permukaan daratannya terdiri dari daerah pegunungan di bagian
Timur dan Selatan, sedangkan di bagian Utara dan Barat adalah berupa dataran yang
30
31
sebagian merata di sepanjang bibir pantai, sisanya adalah dataran yang landai dan
Limbong dan Sungai Pitulua. Kedua sungai ini cukup potensial untuk dijadikan
sebagai sumber kebutuhan air rumah tangga dan irigasi pertanian teknis ataupun
irigasi sederhana. Dari aspek oceanografi Kecamatan Lasusua memiliki perairan laut
yang cukup potensial untuk pengembangan usaha bidang perikanan, dan saat ini
budidaya rumput laut di Desa Sulaho yang memiliki nilai ekspor dan ekonomi tinggi
meskipun belum begitu optimal, meski demikian, usaha ini cukup memberi harapan
dengan hamparan pasir putih dan tebaran alamiah batu karangnya yang membujur
kearah utara merupakan daya tarik tersendiri yang dapat di kembangkan sebagai
4. Keadaan Iklim
Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Selama tahun 2015 musim hujan terjadi 2 kali yaitu pada bulan Februari sampai April
dan pada Bulan bulan Agustus sampai dengan Nopember. Arus angin yang terjadi
pada bulan-bulan tersebut banyak mengandung uap air yang berhembus dari Asia dan
32
Samudra Pasifik sehingga terjadi musim Hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi
antara akhir bulan April sampai dengan Juli dimana antara bulan tersebut angin
Timur yang bertiup dari Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air.
Khusus pada bulan Januari-Februari dan Juli-Agustus arah angin tidak menentu
demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal juga sebagai musim
pancaroba.
Curah hujan di Wilayah ini umumnya tidak merata, hal ini menimbulkan
adanya wilayah daerah basah. Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari
Lasusua. Jumlah hari hujan terbanyak sepanjang tahun 2015 terjadi pada bulan Maret
dan April (20 hari), sedangkan bulan dengan curah hujan tertinggi yaitu bulan Maret.
B. Karakteristik Responden
pendidikan, jumlah anak dan lama jadi nelayan. Lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut:
1. Umur
Mengelola suatu usaha, faktor umur merupakan hal yang sangat berpengaruh
dilakukan oleh seorang nelayan. Pada umunya nelayan yang berumur muda dan sehat
mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan nelayan yang
33
berumur tua. Nelayan pancing yang berumur muda cenderung cepat menerima hal-hal
yang bersifat baru dan berani mengambil resiko dalam aktivitas usaha. Sesuai dengan
hasil penelitian, ternyata mayoritas nelayan yang diteliti, baik di kawasan tambang
maupun di luar kawasan tambang masih dalam kategori usia produktif. Lebih
responden (26,67%) yang berumur antara 36 s/d 41 tahun dan 48 s/d 53 tahun dan
Sedangkan di luar kawasan tambang, responden yang berumur antara 36 s/d 41 tahun
terdapat 7 responden (46,67%) dan yang berumur antara 30 s/d 35 tahun serta 54 s/d
baik yang berada di kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang pada
2. Pendidikan
tingkat pendidikan nelayan pancing, pola pikirnya pun akan lebih maju sehingga
mampu memanfaatkan sumber informasi baik melalui media cetak maupun elektronik
yang berhubungan dengan usahnya dan juga mau menerima hal-hal baru yang
berkaitan dengan teknologi bagi usaha penangkapan ikan. Sesuai dengan hasil
penelitian, ternyata mayoritas nelayan yang diteliti baik yang berada di kawasan
tambang maupun di luar kawasan tambang hanya tamat SMP. Lebih jelasnya data
(60,00%) tamat SMP dan responden yang tamat SD dan SMA masing-masing
Kabupaten Kolaka Utara baik yang berada di kawasan tambang maupun di luar
anggota keluarga. Sesuai dengan hasil penelitian, ternyata mayoritas nelayan pancing
yang diteliti, baik yang berada di kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang
memiliki tanggungan keluarga yang relatif besar. Lebih jelasnya data penelitian
(60,00%) memiliki jumlah anak antara 4 s/d 5 orang dan responden yang memiliki
anak antara 1 s/d 3 orang terdapat 6 responden (40,00%). Sedangkan di luar kawasan
tambang, responden yang memiliki anak antara 1 s/d 3 orang terdapat 9 responden
(60,00%) dan responden yang memiliki anak antara 4 s/d 5 orang terdapat 6
nelayan pancing di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara, baik yang berada di
satu faktor yang menentukan besar kecilnya hasil tangkapan yang diperoleh nelayan.
tambang maupun di luar kawasan tambang sudah lama menjadi nelayan pancing.
(53,33%) telah menjadi nelayan antara 15 s/d 30 tahun dan responden yang telah
menjadi nelayan pancing selama kurang dari 15 tahun terdapat 1 responden (6,67%).
Sedangkan di luar kawasan tambang, responden yang telah menjadi nelayan pancing
antara 15 s/d 30 tahun juga terdapat 8 responden (53,33%) dan responden yang telah
menjadi nelayan pancing selama kurang dari 15 tahun terdapat 3 responden (20,00%).
Kabupaten Kolaka Utara, baik yang berada di kawasan tambang maupun di luar
C. Profil Usaha
Profil usaha dimaksud dalam penelitian ini meliputi aset tetap, biaya
1. Aset tetap
Aset tetap terdiri dari perahu, mesin, gabus, jangkar, tali nilon, penggulung tasi,
Tabel 6.
38
Tabel 6. Komponen Penyusutan Aset Tetap di Luar Kawasan Tambang, Tahun 2016
Nilai Rata-Rata Umur Penyusutan
No. Uraian
(Rp) (Tahun) (Rp)
1 Perahu 3.666.600 3 101.850
2 Mesin 3.433.300 2 143.000
3 Gabus 90.000 1 7.500
4 Jangkar 150.000 1 12.500
5 Tali Nilon 45.000 1 3.750
6 Penggulung Tasi 68.000 1 5.600
7 Dayung 82.000 1 6.800
Jumlah 7.534.900 - 281.000
tabel 5 dan 6 terjadi perbedaan rata-rata biaya penyusutan per periode nelayan
pancing tersebut dapat disebabkan karena perbedaan peralatan yang digunakan, harga
pembelian awal dan umur ekonomis dari masing-masing peralatan tersebut. Hal ini
akan berdampak terhadap kemampuan fisik alat dalam bekerja, sehingga nilai
ekonomi dari alat tersebut akan susut. Adapun pengelompokan aset tetap responden
baik yang berada di kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang untuk setiap
(60,00%) yang memiliki aset tetap sebesar Rp 7.300.000,- s/d Rp 7.399.000,- dan
dan responden yang aset tetapnya sebesar Rp 6.800.000,- s/d Rp 7.299.000,- dan
Kolaka Utara, baik yang berada di kawasan tambang maupun di luar kawasan
2. Biaya operasional
Biaya operasional terdiri dari bahan bakar, umpan, pancing, tasi dan pemberat.
tambang maupun di luar kawasan tambang terletak pada pemakaian bahan bakar
dimana di kawasan tambang menghabiskan bahan bakar 131 liter dan di luar kawasan
tambang hanya menghabiskan bahan bakar 111 liter. Hal ini dipengaruhi karena laut
di kawasan tambang telah tecemar sehingga nelayan lebih jauh lagi mencari areal
tempat penangkapan ikan sedangkan di luar kawasan tambang hanya mencari ikan di
tambang maupun di luar kawasan tambang untuk setiap responden terlampir dan
yang berada di kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang tergolong tinggi.
3. Pengeluaran lain
Pengeluaran lain terdiri dari perbaikan mesin dan perbaikan perahu. Lebih
Tabel 12. Komponen Pengeluaran Lain di Luar Kawasan Tambang, Tahun 2016
Nilai Rata-Rata
No. Uraian
(Rp)
1 Perbaikan mesin 560.000
2 Perbaikan perahu 136.600
Jumlah 696.600
berada di kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang untuk setiap responden
nelayan pancing di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara, baik yang berada di
biaya operasional sebesar 75,05% dan persentase terkecil adalah biaya tetap yaitu
sebesar 75,47% dan persentase terkecil adalah biaya tetap yaitu 7,17%.
4. Hasil tangkapan
dalam sebulan melaut. Berdasarkan hasil penelitian, secara deskriptif hasil tangkapan
nelayan di kawasan tambang dan di luar kawasan tambang ditampilkan melalui Tabel
15.
Tabel 15. Hasil Tangkapan Responden Berdasarkan Jenis Ikan, Tahun 2016
Kawasan Tambang Luar Kawasan Tambang
Rata-Rata Hasil Rata-Rata Hasil
No. Jenis Ikan Harga Harga
Tangkapan Tangkapan
(Rp) (Rp)
(Kg) (Kg)
1 Ikan Merah 45 30.000 49 30.000
2 Ikan Putih 44 30.000 53 30.000
3 Katampa 36 20.000 37 20.000
4 Cakalang 32 20.000 27 20.000
5 Kakap 8 50.000 10 50.000
6 Kerapu 4 55.000 4 55.000
7 Sille-Sille 22 20.000 19 20.000
8 Sunu (A1) 1 280.000 1 280.000
9 Sunu (A2) 2 200.000 2 200.000
10 Sunu (A3) 2 130.000 2 130.000
11 Bambangan 16 20.000 14 20.000
kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang berbeda-beda. Jenis ikan hasil
45
tangkapan responden di kawasan tambang yang paling banyak adalah jenis ikan
merah dengan harga Rp 30.000,- per kg. Sedangkan jenis ikan hasil tangkapan
responden di luar kawasan tambang yang paling banyak adalah jenis ikan putih
dengan harga Rp 30.000,- per kg. Adapun pengelompokkan hasil tangkapan baik di
kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang untuk setiap responden terlampir
(80,00%) yang memiliki hasil tangkapan sebanyak 187 s/d 210 kg per bulan dan
responden yang hasil tangkapannya sebanyak 211 s/d 234 kg per bulan terdapat 1
hasil tangkapan sebanyak 187 s/d 210 kg per bulan terdapat 12 responden (80,00%)
dan responden yang hasil tangkapannya sebanyak 211 s/d 234 kg per bulan terdapat 3
Hal ini disebabkan karena terjadinya pencemaran di laut. Disamping itu, hasil
tangkapan dipengaruhi oleh faktor cuaca, pengalaman melaut, jarak tempuh serta
5. Penerimaan
Penerimaan adalah hasil penjualan yang diperoleh nelayan pancing selama satu
kawasan tambang dan di luar kawasan tambang ditampilkan melalui Tabel 17.
47
ikan baik di kawasan tambang maupun di luar kawasan tambang. Penerimaan terbesar
di kawasan tambang adalah jenis ikan merah, sedangkan di luar kawasan tambang
maupun di luar kawasan tambang untuk setiap responden terlampir dan secara
terlampir (Lampiran 7 dan 8), maka pendapatan responden perbulan adalah sebagai
berikut:
49
kawasan tambang lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan bersih yang
menggunakan uji beda (independent sample t-test) melalui bantuan aplikasi komputer
thitung = 3,025
tTabel (dk 28) = 1,701 (Lampiran 6)
Sig (2-tailed) = 0,005
Mean (rata-rata) pendapatan nelayan pancing dalam kawasan pertambangan nikelel =
5.642.000
Mean (rata-rata) pendapatan nelayan pancing di luar kawasan pertambangan nikel =
5.960.300
Oleh karena nilai thitung = 3,025 > tTabel yaitu 1,701 atau dengan nilai signifikan
= 0,005 < 0,005 maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
50
pancing yang tinggal di luar kawasan tambang. Dimana, pendapatan nelayan pancing
yang tinggal di kawasan tambang lebih kecil bila dibandingan dengan nelayan
pancing yang tinggal di luar kawasan tambang yang dibuktikan dengan data
rata-rata per bulan. Sedangkan pendapatan nelayan pancing yang tinggal di luar
hasil penelitian (Lampiran 4), maka besarnya pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
nelayan di kawasan tambang dan di luar kawasan tambang ditampilkan pada tabel
sebagaimana terlampir (Lampiran 7 dan 8). Lebih jelasnya dibuatkan tabel sebagai
berikut:
Tabel 20. Penerimaan dan Biaya (R/C) Nelayan Pancing, Tahun 2016
Luar Kawasan
Uraian Kawasan Tambang Selisih
Tambang
Penerimaan (R) Rp. 5.642.000 Rp. 5.960.333 Rp. 318.333
Biaya (C) Rp. 4.099.467 Rp. 3.710.333 Rp. 389.134
R/C 1,38 1,61 0,23
kawasan tambang adalah sebesar 1,38. Artinya setiap satu rupiah biaya yang
51
tambang adalah sebesar 1,61. Artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan
bahwa untuk nelayan pancing di kawasan tambang setiap 1 rupiah biaya yang
38%. Artinya profitabilitas sama dengan 38% demikian pula di luar kawasan tambang
profitabilitasnya sama dengan 61%. Jika dibandingkan dengan bunga bank sebesar
12% berarti keuntungan yang diperoleh dari usaha penangkapan ikan masih lebih
menguntungkan untuk para nelayan pancing. Perlu diketahui pula bahwa revenue/cost
untuk nelayan pancing di luar kawasan tambang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan nelayan pancing di kawasan tambang. Hal ini disebabkan karena hasil
oleh nelayan pancing di luar kawasan tambang lebih rendah dibandingkan dengan di
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
pancing yang tinggal dalam kawasan pertambangan nikel lebih kecil bila
nikel yang dibuktikan dengan data pendapatan nelayan pancing yang tinggal
2. Usaha nelayan dalam penangkapan ikan pada kawasan tambang masih layak
secara finansial karena revenue/cost dari setiap nelayan pancing adalah sebesar
1,38, artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan
sebesar 1,38.
B. Saran
berikut:
52
53
pancing yang tinggal di dalam kawasan tambang. Caranya adalah membuat spal
2. Bagi nelayan pancing yang tinggal dalam kawasan tambang agar menangkap
ikan di luar kawasan pertambangan agar bisa memperoleh hasil tangkapan yang
lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ady Putra Pratama. 2010. Studi Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe
Utara. Jurnal Di Download dari http://debyyusjayanto.blogspot.com. Di akses
tanggal 14 Juli 2015
Arifin Zaenal. 2010. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Ekonisia. Yogyakarta.
Boediono. 2012. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi. BPFE.
UGM, Yogyakarta.
Dibyo, S. dan Ruswanto, 2015. Jenis-Jenis dan Klasifikasi Bahan Galian. Jurnal Di
Download dari http://ssbelajar.blogspot.co.id. Di akses tanggal 14 Juli 2015
54
55
Mulyadi. 2011. Akuntansi Biaya Penentuan Harga pokok dan Pengendalian Biaya.
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Patong dan Soeharjo. 2010. Sendi - Sendi Pokok Ilmu Usaha Tani. LP Unhas. Ujung
Pandang.
Poli, W.I.M. 2010. Kepemimpinan Stratejik; Pelajaran Dari Yunani Kuno Hingga
Bangladesh. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Yudi Sulistio. 2013. Analisis Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara.
Jurnal Ekonomi. Di Download dari http://jacobbreemers.blogspot.com. Di
akses tanggal 16 Juli 2015