Anda di halaman 1dari 8

BAB 5.

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

a. Pendahuluan

Membeli kamera video tidaklah sulit asal anda mempunyai uang. Didalam majalah-
majalah dan surat kabar semakin banyak bermunculan iklan untuk kamera yang kecil, ringan
dan kelihatannya begitu mudah dipakai. Namun, apakah dengan membeli kamera itu anda
otomatis sudah menjadi seorang produsen film video? Sekiranya belum. Seperti halnya dengan
semua keterampilan lain, keterampilan membuat film video tidak dapat dibeli. Keterampilan itu
harus diperoleh dengan belajar dan banyak latihan. Oleh sebab itu timbul pertanyaan: Dimana
kita dapat belajar mengenai hal itu?
Di kota-kota besar sudah banyak terdapat bermacam-macam kursus keterampilan.
Beberapa perguruan tinggi di Bali, kendati tidak mengkhusus membuka program studi video,
namun dalam mata kuliah tertentu mereka mendapat konsep, prinsip dan prosedur untuk bias
melahirkan karya film video. Misalnya di jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha, ada mata
kuliah video pembelajaran, sinetron pendidikan dan hal senada juga ada pada institut seni di
Bali.

Gambar 1. Icon media video

Kendati tidak semua orang berminat dan berkesempatan untuk mendalami film video,
toh ada beberapa kalangan yang suka bermain-main dengan kamera sekelas handycam untuk
menghasilkan gambar motion. Terselenggaran Festival Video Edukasi dalam beberapa tahun
belakangan ini patut disambut gembira, sebagai ajang untuk berekspresi dan sebagai wadah
untuk menilai hasil karya film video.
Agar hasil video sesuai harapan, maka ada beberapa pengetahuan yang harus diketahui
dan keterampilan yang harus dilatih. Dengan berpegangan pada prosedur dan prinsip film video
diharapkan secara teknis film video yang dihasilkan dapat memuaskan. Oleh karena itu, pada
pendahuluan ini akan dipaparkan beberapa konsep dan prinsip film video

b. Apakah Video itu?

Kata video berasal dari bahasa Yunani yaitu “videre” yang artinya “Saya lihat“.Video adalah
teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang
gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.
Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi, tetapi video dapat juga digunakan dalam
aplikasi teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Digital video adalah jenis sistem video
recording yang bekerja menggunakan sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal
representasi videonya. Biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan
melalui optical disc, misalnya VCD dan DVD. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari
videotape, dan juga perekam video dan pemutar video.

Gambar 2. Media video

c. Bagaimana Karakteristik Video?

Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda


dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi.
Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja
dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali
pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media
ini mempunyai karakteristik yang sama, sebagai berikut.
 Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
 Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu
besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses
produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
 Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
 Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Jika video itu digunakan dalam “proses pembelajaran” dalam pengertian untuk mendukung
kegiatan instruksional maka karakteristik video pembelajaran adalah sebagai berikut.
 Dengan Video mampu memperbesar obyek yang kecil
 Dengan teknik editing, gambar yang dihasilkan bisa dikloning
 Video mampu memanipulasi tampilan gambar. Contoh objek pada masa lampu dapat
dimanipulasi dengan kejadian masa sekarang.
 Video mampu dibuatkan still image, dengan melakukan penyimpanan dengan durasi
beberapa saat
 Video pembelajaran terbukti dapat menarik perhatian siswa. Hasil riset membuktikan
bahwa video pembelajaran mampu mempertahankan perhatian siswa selama 1-2 jam
ketimbang mendegar ceramah yang berlangsung antara 25-30 menit.
 Dengan video mampu ditampilkan objek peristiwa yang segera (immediacy) atau
kekinian.
Oleh sebabnya, untuk menyediakan video pembelajaran dan menyelenggarakan siaran televisi
pendidikan ini diperlukan sebuah materi siaran berupa rekaman video yang harus memenuhi
kriteria yang sesuai dengan sasaran, yaitu untuk peserta pendidikan. Proses pembuatan materi
siaran harus memenuhi kaidah tertentu yaitu dengan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran.
Untuk itulah berbagai pihak termasuk guru, perlu memiliki pengetahuan cara membuat
video/siaran televisi pembelajaran

d. Apa Keuntungan dan kelebihan video?

Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
 Kelebihan
o Dapat menstimulir efek gerak
o Dapat diberi suara maupun warna
o Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
o Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
o Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)à control
pada pengguna.
 Kekurangan
o Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
o Memerlukan tenaga listrik
o Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
o Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) à kontrol pada pengelola.
o Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui
telepon/sms)
Bagaimana Komposisi Gambar Video (shoot)
Komposisi Gambar dalam video adalah bagaimana gambar diletakkan pada frame. Konsep ini
sering dikenal dengan istilah framing.
 Teknik Framing adalah teknik sangat subyektif. Apa yang kita cari adalah beberapa
panduan yang diterima kalangan industri. Anda harus menggunakan berbagai aturan
praktis.
 Aturan susunan gambar video pada dasarnya sama dengan untuk fotografi.
Jangan lupa, gambar adalah semua tentang komposisi. Daripada menunjuk kamera di subjek,
Anda harus menggunakan gambar. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyusunan adalah
proses membuat komposisi.

Bagaimana Ukuran Gambar Bidikan (Shot)?


Ukuran gambar yang dibidik adalah ukuran-ukuran yang berlaku dalam pengambilan gambar.
Istilah ini sepadan dengan tipe shot. Ada beberapa kesepakatan yang menjadi acuan dalam
video/film. Ukuran ini juga berlaku pada dunai fotografi. Pada contoh yang disajikan titik fokus
obyek adalah ” seorang anak kecil ”

Ada konvensi umum dalam industri video dalam hal memberikan nama yang paling umum
untuk jenis gambar. Nama-nama mereka untuk arti yang tepat dapat bervariasi, tetapi contoh
berikut memberikan pandangan dasar menuju pada standar panduan. Dasar gambar yang
dirujuk ke dalam hal yang berkaitan dengan subjek. Misalnya, “menutup” telah menjadi sesuatu
pandangan arti dekatnya seseorang dari bidikan (kamera) dapat juga digambarkan sebagai
luas tembakan dari wajah, atau yang sangat luas tembakan dari hidung.

Gambar 3. Ukuran video


Tipe Shots:

Senada dengan diatas ada beberapa tipe pengambilan gambar atau gambar yang dihasilkan dari
sebuah kamera dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Close-Up (CU)
 Big Close-Up (BCU) / Extrim Close Up
 Medium Close Up (MCU)
 Long shot (LS)
 Medium Long Shot(MLS)
 Full Shot

Gambar 4. Long shoot

Istilah apa saja yang Penting dalam Video?

Dalam produksi film video, sering menemukan beberapa istilah yang sangat penting untuk
diketahui. Istilah-istilah itu adalah sebagai berikut.

Naskah video

 Beberapa prinsip dalam penulisan naskah video/televisi meliputi rancangan/desain


program, bentuk fisik naskah, relasi unsur visual audio, isi program dan tata tulis.
 Storyboard. Storyboard papan cerita yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
perencanaan video
 Model Naskah Video. Beberapa model naskah video menurut Sutrisno (1993) adalah
skenario, screenplay, script, scene, sequence dan shooting script.
 Skenario adalah cerita dalam bentuk rangkaian sekuen dan adegan-adegan, namun
tidak dalam rincian. Istilah ini sinonim dengan screenplay
 Screenplay adalah garis besar cerita atau bentuk naskah, meskipun jarang merinci cara-
cara suatu versi perekaman atau shooting shooting.
 Script adalah istilah yang merupakan suatu script (naskah) yang berisi spesifikasi suatu
penyajian dalam setiap medium
 Scene adalah istilah sama dengan adegan yang maksudnya sama dengan paragraf dalam
karya literatur. Scene adalah pengambilan shot tunggal atau lebih dari suatu lokasi dan
tindakan yang sama.
 Sekuen adalah serangkaian pengambilan gambar film video yang disambung menjadi
satu, sehingga membentuk suatu cerita. Bagian dari suatu acara film atau televisi
 Shooting script adalah naskah tertulis yang berisikan adegan-adegan pengambilan
gambar yang dipisah-pisahkan dan masing-masing pengambilan gambar tadi diberi
nomor, dan menyebutkan pula perintah-perintah teknis pengambilan gambar yang
pasti. Biasanya uraian pengambilan gambar diletakkan pada kolom sebelah kiri dan dan
suara sebelah kanan, seperti apa yang terlihat pada kamera script (naskah kerja kamera)

7 Apakah Format Video itu!

Sutisno (1993) memaparkan, Istilah format dapat diartikan sebagai berikut.

 Berarti ukuran, dalam hal ini berkaitan dengan ukuran pita video, misalnya format 1 inch
dan ¾ inch
 Diartikan sebagai nama pita studio, misalnya format beta, VHS dan u-matic
 Digunakan juga untuk menyebut kualifikasi pita kaset, seperti: format lowband dan
highband

Format jenis program televisi dan video dapat diklasifikasikan seperti tampak tersaji pada Tabel
1.1

Tabel 1.1 Format Jenis Program Televisi/Video

Klasifikasi Jenis Program


1. Tempat & waktu produksi Program film/video diluar studio (bisa in atau outdoor)
1. Program studio

1. Jumlah penampil dan Format Sederhana Format Kompleks


alokasi waktu

 Ceramah  Feature
 Video on sound  Majalah
 Diskusi  Drama (drama
 Wawancara/interview boneka,drama
 Dokumenter (berita,
historis, biografi, musical) televisi)

Pilih Format Film atau Video?

Hingga periode 1980an, perbedaan format memunculkan kelompok-kelompok film dan video.
Kelompok film menggunakan pita seluloid nyaris tak pernah menyentuh ranah video.
Sementera itu kelompok video menghasilkan karyanya tanpa pernah mengenal film. Selama
dua puluh tahun terakhir teknologi berkembang sangat cepat, sehingga kedua kelompok ini
melebur menjadi satu dalam memproduksi film.

Video tidak seperti film dengan pita seloluidnya, format video berbahan dasar pita magnetic
yang mulai dikenal luas di seluruh dunia pada paruh kedua periode 1970an, baik untuk
keperluan professional seperti televisi maupun keperluan pribadi. Pita magnetic yang terdapat
dalam kaset video dapat merekam gambar dan suara dengan baik, sementara film hanya dapat
merekam gambar, lalu suaranya dapat direkam dengan alat yang lain semisal Digital Audio Tape
(DAT).

Kelemahan sistem analog video membuat pemakaian video untuk keperluan professional
terhambat. Diperiode tahun 1960-1980, nyaris semua stasiun televisi di dunia (termasuk TVRI)
menggunakan kamera 16 mm untuk merekam program acaranya. Mereka juga memiliki mesin
editingnya, hal ini tidak ditemui distasiun TV nasional yang baru beroperasi di Indonesia era
1990an.

Seperti juga film, video memiliki berbagai format yaitu U-matic, Betacam SP, Digital Betacam,
Betamax, VHS, S-VHS, MiniDV, DV, DVCam dan DVCPRO.

Sementara itu untuk keperlua pribadi format video kerap dipakai menggunakan alat yang
popular dikenal sebagai handycam. Betamax dan VHS adalah jenis awal tontonan video
dirumah (home video). Karena Betamax tidak lagi diproduksi, maka VHS adalah satu-satunya
plihan. Lalu disempurnakan dengan kemunculan S-VHS. Kendati S-VHS lebih bangus dari VHS
namun masih kalah jika dibandingkan dengan Betacam SP.

Seiring dengan perjalananan waktu, kemudahan pengoperasian kamera juga menjadi


pertimbangan, terlebih bagi orang awam. Semenjak tahun 1995, pasar dunia mulai dibanjiri
oleh teknologi DV (digital video). Salah satu ciri dari teknologi ini adalah digunakannya CCD
(charge couple device). CCD adalah chip elektronik yang peka cahaya. Tugasnya adalah
mengubah cahaya yang masuk menjadi sinyal digital untuk kemudian disimpan kedalam pita
bentuk sinyal video.
Format video yang masuk katagori DV adalah Mini DV, DV, DVCam dan DVCPro. Teknologi Mini
DV, DV, DVCam di Indonesia dipopulerkan oleh Sony, sedangkan DVCPro oleh Panasonic.
Kualitas lebih baik bisa diperoleh dari jenis DV, dengan ukuran kamera dan kaset yang lebih
besar dibandingkan mini DV. Ketimbang mini DV, DV bisa merekam gambar dengan lebih tajam.
Kemudian DVCam datang menyempurnakan DV. Dengan ukuran dan kamera yang lebih kecil
dan ringan dari Betacam, DVCam mampu menghasilkan gambar yang boleh dibilang setara
dengan Digital Betacam. Selain soal jenis, kompabilitas antar format juga perlu
dipertimbangkan. Lalu, pilih film atau video? Hal ini sangat tergantung pada public yang ingin
dijangkau, biaya, bahan baku, kualitas dan waktu

Apakah Cahaya Pencahayaan itu?

Salah satu hal yang sangat penting dalam dunia fotografi, film dan video khususnya dalam
konteks produksi film video adalah cahaya. Fotografi, film dan video berbahan baku cahaya,
tanpanya gambar tidak akan terekam dengan baik.

Sumber cahaya, Semua video menggunakan beberapa jenis lampu, bisa jadi dengan cahaya
alam (dari matahari) atau lampu artifisial. Tujuan pencahayaan video adalah untuk memilih
dan mendapatkan visualisasi obyek yang terbaik

Contrast ratio adalah perbedaan kecerahan antara terang dan gelap bagian gambar.

Lampu Kamera-mount, adalah cahaya yang mudah, serbaguna untuk solusi yang digunakan
oleh amatiran dan profesional pada dasarnya sama.

Anda mungkin juga menyukai