a. Pendahuluan
Membeli kamera video tidaklah sulit asal anda mempunyai uang. Didalam majalah-
majalah dan surat kabar semakin banyak bermunculan iklan untuk kamera yang kecil, ringan
dan kelihatannya begitu mudah dipakai. Namun, apakah dengan membeli kamera itu anda
otomatis sudah menjadi seorang produsen film video? Sekiranya belum. Seperti halnya dengan
semua keterampilan lain, keterampilan membuat film video tidak dapat dibeli. Keterampilan itu
harus diperoleh dengan belajar dan banyak latihan. Oleh sebab itu timbul pertanyaan: Dimana
kita dapat belajar mengenai hal itu?
Di kota-kota besar sudah banyak terdapat bermacam-macam kursus keterampilan.
Beberapa perguruan tinggi di Bali, kendati tidak mengkhusus membuka program studi video,
namun dalam mata kuliah tertentu mereka mendapat konsep, prinsip dan prosedur untuk bias
melahirkan karya film video. Misalnya di jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha, ada mata
kuliah video pembelajaran, sinetron pendidikan dan hal senada juga ada pada institut seni di
Bali.
Kendati tidak semua orang berminat dan berkesempatan untuk mendalami film video,
toh ada beberapa kalangan yang suka bermain-main dengan kamera sekelas handycam untuk
menghasilkan gambar motion. Terselenggaran Festival Video Edukasi dalam beberapa tahun
belakangan ini patut disambut gembira, sebagai ajang untuk berekspresi dan sebagai wadah
untuk menilai hasil karya film video.
Agar hasil video sesuai harapan, maka ada beberapa pengetahuan yang harus diketahui
dan keterampilan yang harus dilatih. Dengan berpegangan pada prosedur dan prinsip film video
diharapkan secara teknis film video yang dihasilkan dapat memuaskan. Oleh karena itu, pada
pendahuluan ini akan dipaparkan beberapa konsep dan prinsip film video
Kata video berasal dari bahasa Yunani yaitu “videre” yang artinya “Saya lihat“.Video adalah
teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang
gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.
Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi, tetapi video dapat juga digunakan dalam
aplikasi teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Digital video adalah jenis sistem video
recording yang bekerja menggunakan sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal
representasi videonya. Biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan
melalui optical disc, misalnya VCD dan DVD. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari
videotape, dan juga perekam video dan pemutar video.
Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan
o Dapat menstimulir efek gerak
o Dapat diberi suara maupun warna
o Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
o Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
o Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)à control
pada pengguna.
Kekurangan
o Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
o Memerlukan tenaga listrik
o Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
o Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) à kontrol pada pengelola.
o Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui
telepon/sms)
Bagaimana Komposisi Gambar Video (shoot)
Komposisi Gambar dalam video adalah bagaimana gambar diletakkan pada frame. Konsep ini
sering dikenal dengan istilah framing.
Teknik Framing adalah teknik sangat subyektif. Apa yang kita cari adalah beberapa
panduan yang diterima kalangan industri. Anda harus menggunakan berbagai aturan
praktis.
Aturan susunan gambar video pada dasarnya sama dengan untuk fotografi.
Jangan lupa, gambar adalah semua tentang komposisi. Daripada menunjuk kamera di subjek,
Anda harus menggunakan gambar. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyusunan adalah
proses membuat komposisi.
Ada konvensi umum dalam industri video dalam hal memberikan nama yang paling umum
untuk jenis gambar. Nama-nama mereka untuk arti yang tepat dapat bervariasi, tetapi contoh
berikut memberikan pandangan dasar menuju pada standar panduan. Dasar gambar yang
dirujuk ke dalam hal yang berkaitan dengan subjek. Misalnya, “menutup” telah menjadi sesuatu
pandangan arti dekatnya seseorang dari bidikan (kamera) dapat juga digambarkan sebagai
luas tembakan dari wajah, atau yang sangat luas tembakan dari hidung.
Senada dengan diatas ada beberapa tipe pengambilan gambar atau gambar yang dihasilkan dari
sebuah kamera dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Close-Up (CU)
Big Close-Up (BCU) / Extrim Close Up
Medium Close Up (MCU)
Long shot (LS)
Medium Long Shot(MLS)
Full Shot
Dalam produksi film video, sering menemukan beberapa istilah yang sangat penting untuk
diketahui. Istilah-istilah itu adalah sebagai berikut.
Naskah video
Berarti ukuran, dalam hal ini berkaitan dengan ukuran pita video, misalnya format 1 inch
dan ¾ inch
Diartikan sebagai nama pita studio, misalnya format beta, VHS dan u-matic
Digunakan juga untuk menyebut kualifikasi pita kaset, seperti: format lowband dan
highband
Format jenis program televisi dan video dapat diklasifikasikan seperti tampak tersaji pada Tabel
1.1
Ceramah Feature
Video on sound Majalah
Diskusi Drama (drama
Wawancara/interview boneka,drama
Dokumenter (berita,
historis, biografi, musical) televisi)
Hingga periode 1980an, perbedaan format memunculkan kelompok-kelompok film dan video.
Kelompok film menggunakan pita seluloid nyaris tak pernah menyentuh ranah video.
Sementera itu kelompok video menghasilkan karyanya tanpa pernah mengenal film. Selama
dua puluh tahun terakhir teknologi berkembang sangat cepat, sehingga kedua kelompok ini
melebur menjadi satu dalam memproduksi film.
Video tidak seperti film dengan pita seloluidnya, format video berbahan dasar pita magnetic
yang mulai dikenal luas di seluruh dunia pada paruh kedua periode 1970an, baik untuk
keperluan professional seperti televisi maupun keperluan pribadi. Pita magnetic yang terdapat
dalam kaset video dapat merekam gambar dan suara dengan baik, sementara film hanya dapat
merekam gambar, lalu suaranya dapat direkam dengan alat yang lain semisal Digital Audio Tape
(DAT).
Kelemahan sistem analog video membuat pemakaian video untuk keperluan professional
terhambat. Diperiode tahun 1960-1980, nyaris semua stasiun televisi di dunia (termasuk TVRI)
menggunakan kamera 16 mm untuk merekam program acaranya. Mereka juga memiliki mesin
editingnya, hal ini tidak ditemui distasiun TV nasional yang baru beroperasi di Indonesia era
1990an.
Seperti juga film, video memiliki berbagai format yaitu U-matic, Betacam SP, Digital Betacam,
Betamax, VHS, S-VHS, MiniDV, DV, DVCam dan DVCPRO.
Sementara itu untuk keperlua pribadi format video kerap dipakai menggunakan alat yang
popular dikenal sebagai handycam. Betamax dan VHS adalah jenis awal tontonan video
dirumah (home video). Karena Betamax tidak lagi diproduksi, maka VHS adalah satu-satunya
plihan. Lalu disempurnakan dengan kemunculan S-VHS. Kendati S-VHS lebih bangus dari VHS
namun masih kalah jika dibandingkan dengan Betacam SP.
Salah satu hal yang sangat penting dalam dunia fotografi, film dan video khususnya dalam
konteks produksi film video adalah cahaya. Fotografi, film dan video berbahan baku cahaya,
tanpanya gambar tidak akan terekam dengan baik.
Sumber cahaya, Semua video menggunakan beberapa jenis lampu, bisa jadi dengan cahaya
alam (dari matahari) atau lampu artifisial. Tujuan pencahayaan video adalah untuk memilih
dan mendapatkan visualisasi obyek yang terbaik
Contrast ratio adalah perbedaan kecerahan antara terang dan gelap bagian gambar.
Lampu Kamera-mount, adalah cahaya yang mudah, serbaguna untuk solusi yang digunakan
oleh amatiran dan profesional pada dasarnya sama.