untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya
orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang terpenting sehingga harus
aman, layak, dan bermutu. Pangan menjadi layak atau tidak dikonsumsi tidak terlepas dari
ada tidaknya mikroba perusak dan patogen pangan. Mikroba tersebut dapat terkandung di
dalam makanan disebabkan karena kontaminasi pada bahan pangan selama proses
pengolahan dan penyimpanan. Selama penyimpanan, pangan seringkali mengalami kerusakan
dan mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan menambahkan bahan aditif berupa zat antimikroba sebagai pengawet
pangan.
Darrel Preisy L. Sagrang
NIM. 12 314 829
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan
belajar. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik
(Sadiman, dkk, 1986:7). Pembelajaran adalah sistem interaksi peserta didik dengan
pendidik pada suatu lingkungan belajar pada suatu lingkungan belajar, hal tersebut
sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.
Jadi bisa dikatakan bahwa pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru
dengan peserta didik untuk melaksanakan suatu proses belajar mengajar yang kreaktif,
dan berpikir yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir
peserta didik, maka guru dituntut dapat memahami hakikat materi pelajaran yang
dapat merangsang prestasi belajar peserta didik.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata
pelajaran (Sanjaya, 2006:1). Terlebih dalam mempelajari biologi peserta didik harus
aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Dengan berpartisipasi aktif, peserta didik akan mengalami, menghayati,
dan menarik pelajaran dari aktifitas yang dilakukan, sehingga hasil belajar tertanam
secara lebih mendalam pada diri pendidikan dasar.
Salah satu cabang ilmu dari biologi adalah bioteknologi. Bioteknologi sendiri
merupakan salah satu ilmu yang berkembang pesat saat ini. Penggunaan
bioteknologi sebagai ilmu maupun sebagai alat, bertanggungjawab dalam
meningkatkan kemajuan secara cepat dalam berbagai bidang kehidupan.
Penggunaan bioteknologi menghasilkan banyak keuntungan, meskipun tetap harus
diperhatikan adanya potensi resiko dan bahaya dari penggunaan teknologi tersebut.
Kondisi/sifat bioteknologi yang demikian, membutuhkan penguasaan konsep yang
benar dan baik terhadap bidang tersebut, agar pada akhirnya diperoleh kemampuan
untuk dapat melakukan pengambilan keputusan tentang mana bioteknologi yang baik
dan mana yang dapat menghasilkan resiko yang kurang menguntungkan. Sebagai
suatu ilmu, bioteknologi mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : merupakan
ilmu yang bersifat multidisipliner, lebih banyak bersifat aplikatif sehingga
membutuhkan penguasaan konsep-konsep dasar yang cukup; banyak menimbulkan
kontroversi (terutama produk-produk bioteknologi yang bersifat transgenik) serta
berkembang sangat pesat karena manfaatnya bersentuhan langsung dengan
peningkatan taraf hidup manusia (Purwaningsih, 2009:4).
Namun dilain pihak, bioteknologi juga merupakan topik yang relaitf sulit
karena untuk mendapatkan pemahaman yang baik diperlukan pemahaman terhadap
ilmu-ilmu dasar yang banyak bersifat abstrak. Karakter ini menyebabkan
bioteknologi merupakan materi yang dianggap sulit baik oleh guru maupun siswa.
Selama ini kebanyakan guru membelajarkan topik bioteknologi hanya dengan
metoda ceramah atau penugasan membaca dan merangkum suatu bahan bacaan terkait
dengan materi tersebut (Rustaman,2007). Penelitian terakhir menunjukan bahwa
guru-guru sains mengenali adanya kebutuhan untuk mengajarkan bioteknologi,
tetapi masih sedikit yang terlaksana. Faktor-faktor yang membatasi pengajaran
bioteknologi meliputi : kurangnya keahlian guru dalam konten bidang ini, kurangnya
pengalaman dalam kecocokan aktivitas mengajar; kurangnya sumber dan materi
kurikulum dan kurangnya waktu mengajar (Dawson & Schibeci,2003).
Berdasarkan hal tersebut, perlu upaya inovasi untuk menyiapkan alternatif sumber
belajar bioteknologi yang dapat dijadikan referensi bagi pelaku pendidikan melalui
penelitian yang berbasis pada keilmuan biologi mengacu pada kurikulum inti berlaku
bahwa salah satu materi bioteknolohi yang diajarkan pada siswa SMA kelas XII adalah
teknologi akrab lingkungan pengolahan sampah organik. Berdasarkan materi tersebut
maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif sumber belajar Biologi
SMA Kelas XII.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang
Bioteknologi?
E. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menalisis kebutuhan pembelajaran bioteknologi di sekolah.
2. Merancang dan memvalidasi bahan ajar, RPP, dan LKS teknologi akrab lingkungan
dalam pembelajaran bioteknologi.
3. Mengimplementasi bahan ajar, RPP dan LKS untuk melihat hasil belajar dan respon
guru dan siswa.
F. Manfaat
1. Manfaat bagi peserta didik :
a. Membantu mengenalkan teknologi pengolahan sampah organik yang akrab
lingkungan kepada peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam menghidupkan jiwa yang peka terhadap
kebersihan lingkungan.
c. Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga terciptanya
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
d. Meningkatkan penguasaan konsep peserta didik terhadap materi yang dipelajari.
e. Membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari.
2. Manfaat bagi Sekolah
a. Membantu sekolah dalam mengatur, mengolah dan mendaur sampah khususnya
sampah organik, menjadi sesuatu yang menguntungkan dan berguna.
b. Memotivasi guru agar meningkatkan kreatifitas dalam mengajar dan mampu
memilih jenis pembelajaran yang sesuai dengan materi.
c. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi
khususnya bioteknologi terkait dengan kemampuan dan kecerdasan emosional
pada peserta didik.
3. Bagi Peneliti
Memperoleh pengetahuan secara mendalam tentang pengaplikasian teknologi
akrab lingkungan pengolahan sampah organik terhadap penguasaan konsep
bioteknologi.
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini akan melihat bagimanakah bentuk penuntun
praktikum pengawet makanan alami dengan memanfaatkan bahan alami di SMA dan
bagaimanakah hasil pengawet makanan pada ikan mujair dengan menggunakan temulawak
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengaplikasian/penerapan teknologi akrab lingkungan
1.1.Aplikasi
Pengaplikasian adalah Kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan
informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan masalah
yang timbul dalam kehidupan sehari-hari (Zubaidah 2010).
1.2.Teknologi akrab/ ramah lingkungan
Apa yang disebut dengan teknologi ramah lingkungan? Teknologi yaitu semua
hal yang di ciptakan secara sengaja oleh manusia melalui akal serta pengetahuannya
untuk memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip dari teknologi yang ramah lingkungan ini ada enam, yakni Recycle,
Recovery, Reduce, Reuse,Refine, serta Retrieve Energy. Refine artinya memakai
bahan yang ramah lingkungan dan lewat sistem yang lebih aman dari teknologi
sebelumnya
1.3.1 Mengurangi jumlah limbah supaya tak berlebihan hingga dapat menghindar
pencemaran lingkungan.
1.3.2 Teknologi ini benar-benar efisien serta efektif dalam hal pemakaian sumber daya
alam, hingga lingkungan juga bisa tetap terjaga dengan baik.
1.3.3 Menekan biaya produksi/hemat. Memakai sumber daya alam untuk sisi dari
teknologi dapat menghemat biaya, misalnya yaitu listrik tenaga surya yang cuma
mengandalkan energi matahari tanpa dipungut biaya.
1.3.4 Mengurangi resiko penurunan kondisi kesehatan makhluk hidup, terutama manusia.
Dari pembahasan di atas saya harap Anda sudah mengetahui atau mengerti
mengenai pengertian teknologi ramah lingkungan. Tentunya Anda juga sudah pasti
mengetahui prinsip dan manfaat dari sebuah teknologi ramah lingkungan ini.
Akan tetapi, mungkin sebagian kecil diantara kita masih pusing mengenai
contoh teknologi tersebut. Maka dari itu di bawah ini akan saya berikan beberapa
contoh teknologi ramah lingkungan serta dapat kita temukan dengan mudah dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah:
1. Sepeda
2. Bahan Bakar Biodiesel
3. Lampu Tenaga Surya
4. Mesin Tenaga Angin
5. Mesin Tenaga Surya
6. Mobil atau Sepeda Tenaga Listrik
7. Kulkas yang tidak menggunakan Freon
8. Pendingin ruangan yang tidak menggunakan Freon
9. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
10. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
11. Bioteknologi
2. Bioteknologi
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain
dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik
maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya
diasosikan dengan warna, yaitu:
3.1.EM4 Pertanian
Produk EM4 Pertanian merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah untuk
menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami
mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah yang dikemas dalam medium
cair. EM4 Pertanian dalam kemasan berada dalam kondisi istirahat (dorman). Sewaktu
diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organik dan tanah atau
pada batang tanaman, EM4 Pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organik (sisa-
sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil
fermentasi bahan organik tersebut adalah berupa senyawa organik yang mudah diserap
langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein,
karbohidrat, vitamin dan senyawa organik lainnya.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah tanpa inokulasi EM4 Pertanian akan
menyebabkan pembusukan bahan organik yang terkadang akan menghasilkan unsur
anorganik sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
4. Penguasaan Konsep
4.1.Pengertian konsep
Konsep adalah kategori yang diberikan pada stimulus –stimulus lingkungan oleh
karena itu dalam pengkonsepan selalu ada kejadian (sebagai stimulus) dalam penyajian
verbal, yang sering disebut dengan gambaran mental, dengan ini pengkonsepan adalah
hal yang tidak mudah (Sutarto, 2005:327).
Dangan demikian dapat dipahami bahwa biologi adalah ilmu yang tidak dapat
dianggap mudah dan untuk mempermudah penguasaannya perlu berpijak pada cara
bagaimana mempermudah dalam menguasai konsep-konsep yang ada.
Kemampuan memberikan contoh yang memiliki semua ciri pembeda suatu konsep
disebut contoh positif, sedangkan yang tidak sesuai dengan ciri pembeda suatu konsep
dianggap salah. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa atribut adalah kata kunci dalam
pengertian suatu konsep.
Dilihat dari pengertian tentang konsep, sebenarnya pengajaran IPA, pada tahap
tertentu merupakan tahap pembentukan, penarikan (generate) dan pengakumulasian
konsep. Kegiatan ini merupakan kegiatan intelek manusia. Kegiatan ini diawali dari
pengamatan terhadap fakta atau apasaja yang dialami dimana hasil pengamatan diproses
dengan presepsi (perception), penalaran induktif (inductive reasoning) dan kepenemuan
(inventiveness) (Trunip, 2000)
Jadi dapat disimpulakan bahwa konsep adalah kategori pengalaman yang diawali
dari pengamantan terhadap fakta yang dirumuskan dalam bentuk ungkapan kemudian
diproses dengan presepsi, penalaran induktif dan kepenemuan.
4.2.Perolehan Konsep
(Ausbel dalam Zubaidah 2010:28) konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu
formasi konsep (formation concept) dan asimilasi konsep (concept assimilatin).
Formasi konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak-
anak masuk sekolah. Formasi konsep dapat disamakan dengan belajar konsep-konsep
menurut gagne. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep-
konsep selama dan sesudah sekolah.
Walaupun kedua bentuk belajar konsep ini efektif, pembentukan konsep lebih
memakan waktu dari asimilasi konsep.
4.3.Analisis Konsep
1. Nama konsep
Siswa dapat membentuk konsep-konsep tanpa memberi nama pada konsep-konsep itu,
terutama pada tingkat kongkret dan tingkat identitas.
2. Atribut-atribut kriteria dan variable konsep
Atribut-atribut kriteria dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu
membedakan contoh-contoh dan noncontoh-contoh dan menentukan apakah suatu
subjek baru merupakan suatu contoh dari konsep.
Atribut-atribut variable konsep adalah ciri-ciri yang mungkin berbeda diantara contoh-
contoh tanpa mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. Guru-guru dapat
mengubah-ubah atribut-atribut ini dalam contoh-contoh yang digunakan dalam
mengajar.
3. Definisi konsep
Kemampuan untuk menyatakan suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakan dalam
suatu kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu.
4. Contoh-contoh dan noncontoh-contoh
Dengan membuat daftar dari atribut-atribut dari suatu konsep pengembangan konsep-
konsep dan nonkonsep-konsep dapat diperlancar
5. Hubungan konsep pada konsep-konsep lain
Untuk sebagian besar konsep-konsep itu, kita dapat mengembangkan suatu hirarki dari
konsep-konsep yang berhubungan yang memperhatikan bagaimana suatu konsep
terkait pada konsep-konsep lain.
b. Penguasaan konsep
Jadi penguasaan konsep meliputi keseluruhan suatu materi karena satu dengan
lainnya saling berhubungan.
B. Kerangka Berpikir
Dalam suatu proses pembelajaran, hal yang paling penting ditanamkan adalah
keberhasilan dari setiap siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Agar pembelajaran
bisa berhasil maka guru harus membimbing siswa, sehingga mereka dapat
mengembangkan pengetahuan yang sesuai dengan struktur pengetahuan dalam studi
yang dipelajarinya. Untuk mencapai suatu keberhasilan, maka guru perlu memilih
strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam pemberitahuan.
Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa, ada banyak cara yang bisa
diterapkan, salah satunya adalah dengan mengkreasikan dan mengaplikasikan teknologi
akrab lingkungan pengolahan sampah organik. Penelitian ini adalah deskriptif untuk
melihat penguasaan konsep siswa. Kelas tersebut akan menggunakan pre-experimental
design model one-shoot case study, dimana kelas akan menerima materi, melakukan
praktikum pengolahan sampah organik, dan kemudian untuk mendapatkan penguasaan
konsep, kelas akan diberikan post test, mengisi LKS dan membuat laporan kelompok.
C. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Advent Tompaso kelas XII IPA A. Waktu
penelitan dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016, tepatnya pada
bulan November 2015 s.d Juni 2016.
B. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Advent Tompaso.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Advent Tompaso, yang
terdiri atas dua kelas, dan masing-masing kelas tediri 22 siswa. Uji coba produk
diterapkan pada yaitu mengambil satu kelas dari dua kelas yang tersebut.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik
purposive sample. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini sebanyak satu
kelas dengan jumlah keseluruhan 22 siswa. Pengambilan sampel oleh guru biologi
yang bersangkutan serta pertimbangan efisien waktu oleh peneliti. Sampel dipilih
langsung oleh guru mata pelajaran biologi atas dasar rata-rata hasil belajar dan
kemampuan siswa.
C. Rancangan penelitan
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif. Dimana data yang
dihasilkan dari angket dianalisis menggunakan teknik deskriptif untuk melihat
kencenderungan-kecenderungan yang terjadi.
D. Prosedur penelitan
4.1.Persiapan penelitan
a. Observasi awal alat bantu pembelajaran yang telah digunakan.
b. Perijinan tempat penelitian
c. Persiapan instrumen penelitian (Bahan ajar, RPP, LKS)
a. Pelaksanaan penelitian
Tabel 3.2. prosedur pelaksanaan penelitian
a. Potensi Masalah
bioteknologi merupakan topik yang relaitf sulit karena untuk mendapatkan
pemahaman yang baik diperlukan pemahaman terhadap ilmu-ilmu dasar yang
banyak bersifat abstrak. Karakter ini menyebabkan bioteknologi merupakan
materi yang dianggap sulit baik oleh guru maupun siswa. Selama ini kebanyakan
guru membelajarkan topik bioteknologi hanya dengan metoda ceramah atau
penugasan membaca dan merangkum suatu bahan bacaan terkait dengan materi
tersebut (Rustaman,2007).
Penelitian terakhir menunjukan bahwa guru-guru sains mengenali adanya
kebutuhan untuk mengajarkan bioteknologi, tetapi masih sedikit yang
terlaksana. Faktor-faktor yang membatasi pengajaran bioteknologi meliputi :
kurangnya keahlian guru dalam konten bidang ini, kurangnya pengalaman dalam
kecocokan aktivitas mengajar; kurangnya sumber dan materi kurikulum dan
kurangnya waktu mengajar (Dawson & Schibeci,2003).
b. Pengumpulan data
Hasil observasi yang di peroleh dalam tahap ini kemudian dikumpulkan
dan disusun menjadi data awal dari masalah yang ada dan nantinya akan tindak
lanjuti untuk dipecahkan. Data ini juga merupakan data awal untuk merancang
bahan ajar, RPP dan LKS yang akan dibuat. Data yang dikumpulkan adalah
tentang perangkat Pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran, kebutuhan
akan media pembelajaran, dan analisis kekurangan media pembelajaran yang
digunakan serta nantinya dijadikan bahan kajian dalam pengembangan. Tahap
ini juga mengumpulkan data-data atau informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk yang akan dikembangkan untuk mengatasi
masalah yang ada.
c. Perancangan bahan ajar, RPP dan LKS
Pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah, kemudian disiapkan
setelah mengidentifikasi masalah. Tahap ini mulai menyusun produk aplikasi
teknologi akrab lingkungan untuk materi bioteknlologi yang meliputi pembuatan
bahan ajar, RPP dan LKS serta menyiapkan Post test.
d. Validasi oleh dosen ahli termasuk pendidikan
Produk divalidasi oleh dosen ahli termasuk pendidikan menggunakan angket
validasi aplikasi teknologi akrab lingkungan dalam penguasaan konsep
bioteknologi. Dosen ahli termasuk pendidkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Prof. Dr. Arrijani, M.Si,
2. Prof. Dr. R. A. Mege, Ms,
3. Dr. J. Ngangi, Ms,
4. Dr. J.A Rungkat, M.Pd
5. Dr. H. D. Rompas, M.Si
6. Drs. V.A. Rampengan, M.Si
7. Dra V. Mawitjere, M.Si
8. Ernest H. Sakul, S.Pd, M.Si
yang merupakan dosen Jurusan Biologi FMIPA UNIMA.
e. Revisi Produk
Tahap selanjutnya adalah tahap revisi produk. Jika dari validasi dosen ahli
maupun guru tersebut masih ada beberapa hal yang perlu di perbaiki, maka
dalam tahap ini dilakukan perbaikan produk oleh peneliti, sehingga dapat
menjadi produk yang sempurna.
f. hasil akhir
Aplikasi teknologi akrab lingkungan pengolahan sampah organik dalam
penguasaan konsep bioteknologi yang dinyatakan layak dan efektif, dapat
diterapkan untuk digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar, RPP dan LKS
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar mata pelajaran
bioteknologi.
g. Penyusunan laporan penelitian
Tahap akhir dari penelitian yaitu penulisan laporan hasil dari penelitian
yang telah dilakukan.
PT = Σ x X 100
N
Keterangan :
PT = Post Test
Σ x = Jumlah skor yag diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
3.4 Data tanggapan siswa
Data tanggapan siswa diperoleh dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa
untuk mengetahui siswa senang atau tidak dalam pembelajaran. Hasil angket
dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:
P = f x 100%
N
Keterangan :
f = frekuensi siswa yang menjawab “ya”
N = jumlah pertanyaan pada angket
P = angka persentase (Sudjiono 2003)
3.5 Data tanggapan guru
Data hasil wawancara tanggapan guru terhadap pembelajaran direkap kedalam
suatu tabel dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Tabel 3.4 format Lembar rekapitulasi hasil wawancara guru
Pernyataan Tanggapan Guru
1. 1.
2. 2.
3. 3.
G. Target Penelitian
Target penelitian pengembangan tekonlogi akrab lingkungan pengolahan sampah
organic dalam penguasaan konsep bioteknologi adalah:
1. skor penilaian yang diberikan dosen ahli dan pendidikan dari produk
pembelajaran tekonlogi akrab lingkungan pengolahan sampah organil
dalam penguasaan konsep bioteknologi mendapat presentase ≥80%
dengan kriteria layak atau sangat layak,
2. hasil belajar siswa secara klasikal menunjukan ≥ 80% dari jumlah
siswa mampu mencapai nilai ≥ 80,
3. secara klasikal ≥ 81% tanggapan siswa terhadap penggunaan media
pembelajaran termasuk dalam kriteria baik dan sangat baik.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian ini disajikan dalam empat bagian, yaitu; (1) hasil analisis ketersediaan
dan jenis-jenis pembelajaran di SMA Advent Tompaso, (2) perancangan aplikasi teknologi
akrab lingungan pengolahan sampah organik terhadap penguasaan konsep bioteknologi
siswa kelas XII SMA Advent Tompaso, (3) hasil analisis Aplikasi teknologi akrab lingkungan
pengolahan sampah organik terhadap penguasaan konsep bioteknologi siswa kelas XII SMA
Advent Tompaso yang layak atau valid untuk diimplementasikan, (4) hasil implementasi
siswa.
1. Analisis ketersediaan dan jenis-jenis pembelajaran bioteknologi kelas XII di SMA Advent
Tompaso
Hasil angket observasi yang diberikan kepada guru biologi SMA Advent Tompaso,
diketahui bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran materi
bioteknologi selama ini yaitu buku teks, majalah/koran, LKS, gambar, dan Power Point
(Lampiran 6). Hasil angket yang diberikan kepada guru mengenai media pembelajaran
yang digunakan tersebut didukung dengan hasil angket ketersediaan media
pembelajaran yang diberikan kepada siswa seperti pada table Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 rekapitulasi angket ketersediaan media pembelajaran biologi pada materi
bioteknologi.
Kategori Jenis media pembelajaran Kesesuaian Ketersediaan
dengan materi
Media cetak Buku teks, majalah/koran, LKS Sesuai +
Media Visual Power Point, Gambar Sesuai +
dan Audio
Visual
praktikum Teknologi Akrab lingkungan - -
interaktif Pengolahan Sampah Organik
*hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 6 Halaman 65
Keterangan:
+ = Tersedia - = Tidak Tersedia
Kategori media cetak, visual, audio visual sudah terwakili ketersediannya, namun pada
kategori produk pembelajaran interaktif belum tersedia. Variasi pembelajaran seperti
aplikasi teknologi akrab lingkungan pengolahan sampah organik belum digunakan,
khususnya pada pembelajaran bioteknologi. Hal tersebut menunjukan perlunya
pengembangan siswa. Hasil angket yang diberikan pada guru juga menunjukkan bahwa
guru biologi memberikan tanggapan yang positif mengenai perlunya variasi diantaranya
siswa (Lampiran 6 ). Perlunya proses praktikum pengolahan sampah organik juga didukung
oleh hasil angket siswa yang menunjukan bahwa siswa menyukai berbagai jenis media
khususnya media yang mengharuskan siswa untuk membuatnya sendiri. proses
pembelajaran yang disukai siswa pada materi bioteknologi berupa praktikum
(pengamatan), namun yang lebih disukai siswa yaitu praktikum bioteknologi yang kreatif.
Hasil tersebut ditunjukan dengan 95% siswa menyatakan menginginkan variasi pembelajaran
yang nantinya akan menggunakan aplikasi teknologi akrab lingkunan pengolahan sampah
organik yang adalah proses pembelajaran yang disukai (Lampiran 8 ).
Bahan ajar,RPP dan LKS yang telah selesai dibuat, kemudian divalidasi oleh dosen ahli
yaitu dosen biologi dan pendidikan biologi menggunakan Skala Likert berupa angket validasi
teknologi akrab lingkungan pengolahan sampah organik terhadap penguasaan konsep
bioteknologi siswa. Dosen ahli dalam penelitian ini yaitu:
Presentase hasil penilaian kelayakan dari dosen ahli untuk Aplikasi Teknologi Akrab
Lingkungan Pengolahan Sampah Organik Terhadap Penguasaan Konsep Bioteknologi Siswa
Kelas XII SMA Advent Tompaso termasuk kriteria sangat layak dengan presentase sebesar
90,3%.
Dibawah ini adalah rekapitulasi validasi hasil komponen bahan ajar yang diberikan
pada dosen ahli. Hasil ini menunjukan bahwa bahan ajar yang bibuat sangat layak untuk
diimplementasikan di sekolah.
Tabel 4.2 Penilaian kelayakan Bahan Ajar oleh ahli Produk dan materi.
Dibawah ini adalah rekapitulasi validasi hasil komponen RPP yang diberikan pada
dosen ahli. Hasil ini menunjukan bahwa RPP yang bibuat sangat layak untuk
diimplementasikan di sekolah.
Tabel 4.3 Penilaian kelayakan RPP oleh ahli produk dan materi.
Berdasarkan rekapitulasi validasi komponen RPP dari hasil penilaian dosen ahli
termasuk dosen pendidikan di atas maka total keseluruhan yang diperoleh dinyatakan layak
sehingga RPP ini bisa diimplementasikan sebagai sumber belajar pada materi bioteknologi di
kelas XII dengan presentase sebesar 90%.
Dibawah ini adalah rekapitulasi validasi hasil komponen bahan ajar yang diberikan
pada dosen ahli. Hasil ini menunjukan bahwa bahan ajar yang bibuat sangat layak untuk
diimplementasikan di sekolah.
Tabel 4.4 Penilaian kelayakan LKS oleh ahli produk dan materi
Berdasarkan rekapitulasi validasi komponen LKS dari hasil penilaian dosen ahli
termasuk dosen pendidikan di atas maka total keseluruhan yang diperoleh dinyatakan layak
sehingga LKS ini bisa diimplementasikan sebagai sumber belajar pada materi bioteknologi di
kelas XII dengan presentase sebesar 92%.
Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 24 maret 2016 terhadap 22 orang siswa
kelas XII IPA A maka diperoleh penguasaan konsep siswa dengan menggunakan aplikasi
teknologi akrab lingkungan pengolahan sampah organik terhadap penguasaan konsep siswa
kelas XII dengan penilaian berupa LKS, Laporan kelompok dan Soal evaluasi post test.
Pencapaian penguasaan konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar diperoleh
dari rata-rata LKS, Laporan Kelompok dan Post test. Presentase ketuntasan belajar siswa
secara klasikal dengan KKM ≥ 80 yaitu 95,25 % (Tabel 4.6). Persentase ketuntasan belajar
siswa secara klasikal sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu ≥ 80% dari jumlah siswa mampu mencapai nilai ≥80.
Keterangan:
60 - 79,99% = Baik
ini yaitu ≥81% tanggapan siswa terhadap produk pembelajaran tinggi yaitu dalam
kategori baik dan sangat baik.
B. PEMBAHASAN
1. Ketersediaan dan jenis-jenis pembelajaran bioteknologi kelas XII di SMA Advent Tompaso
Hasil angket yang diberikan pada guru biologi dan siswa SMA Advent Tompaso
(Lampiran 6 dan 8) menunjukan bahwa proses pembelajaran yang selama ini digunakan
dalam pembelajaran materi bioteknologi yaitu buku paket, modul, LKS, dan gambar.
Ketersediaan media cetak,visual dan praktikum sudah terwakili, namun ketersediaaan
pembelajaran praktikum yang mengharuskan siswa untuk lebih interaktif masih sangat terbatas
(Tabel 4.1).
Dengan divalidasinya bahan ajar, RPP dan LKS, maka penelitian dilakukan. Pembelajaran
menggunakan teknologi akrab lingkungan untuk mengolah sampah organik menggunakan
produk EM4 diaplikasikan, kemudian mengumpulkan data tanggapan siswa dan guru, laporan
kelompok,dan post test untuk melihat sejauh mana penguasaan konsep bioteknologi siswa.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulan sebagai
berikut :
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini
sebagai berikut.