BAB I Revisi
BAB I Revisi
PENDAHULUAN
1.5 Relevansi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah banyak
diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan nutrisi, diantaranya
kalsium, zat besi, posfor, kalium, zinc, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin
D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin (Syarifah, dkk., 2015).
Daun kelor mengandung berbagai macam asam amino, antara lain asam amino
yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin,
arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin (Simbolan, dkk., 2007).
Daun kelor mengandung fenol dalam jumlah yang banyak yang dikenal sebagai
penangkal senyawa radikal bebas (Verma, dkk., 2009). Kandungan fenol dalam daun kelor
segar sebesar 3,4% sedangkan pada daun kelor yang telah diekstrak sebesar 1,6% (Foild,
dkk., 2007).
Daun kelor juga dapat mengatasi kulit kering karena kurangnya asupan dari
vitamin B2. Daun kelor mengandung vitamin B2 yang bermanfaat untuk mengatasi kulit
kering, menjaga kelembaban kulit sehingga mengkonsumsi secara rutin daun kelor dapat
menjaga kelembaban kulit. Aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kelor saat ini banyak
diteliti sebagai campuran dalam bidang kecantikan seperti hand and body cream. Skin care
pada kosmetik berperan dalam menjaga fungsi dan mekanisme perlindungan kulit agar
berjalan dengan baik. Pada dasarnya skin care kosmetik dapat melindungi kulit dari efek
kekeringan, radiasi ultra violet dan oksidasi sehingga kulit tetap indah dan sehat (Mitsui,
1997).
Penelitian lain menyatakan bahwa daun kelor mengandung vitamin A (10 kali lebih
banyak dibanding wortel), vitamin B (50 kali lebih banyak disbanding sardines dan kacan),
vitamin E (4 kali lebih banyak dibanding minyak jagung), beta karoten (4 kali lebih
banyak dibanding wortel), zat besi (25 kali lebih banyak dibanding bayam), zinc (6 kali
lebih banyak dibanding almond), kalium (15 kali lebih banyak dibanding pisang), kalsium
(17 kali lebih banyak dibanding susu), dan protein (9 kali lebih banyak dibanding yoghurt)
(Krisnadi, 2015).
Penemuan terbaru adalah fungsi daun kelor sebagai farmakologis, yaitu anti-
mikroba, anti-jamur, anti-hipertensi, anti-hyperglikemik, anti-tumor, anti-kanker, anti-
inplamasi. Hal ini karena adanya kandungan diantaranya asam askorbat, flavonoid,
phenolic, dan karatenoid (Toma & Deyno, 2014). Selain itu, hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor dapat berfungsi sebagai anti-diare (antidiarraheal
activity) dengan dosis oral 300 mg/kg berat badan (Misra, 2014).
Terdapat beberapa kandungan pada daun kelor adalah sebagaiberikut :
Tabel 2.1 Kandungan Kimia Daun Kelor Segar dan Daun kering Per 100gr Bahan
Daun Kelor
Air
Pencucian
Air + Kotoran
Penyaringan
Pengeringan dengan
Metil
Vacuum Freeze Drying
Penghancuran
Pengayakan
Analisis Data
Pembuatan Tepung
1. Alat dan bahan terlebih dahulu dipersiapkan.
2. Pencucian bahan baku tanaman daun kelor dengan menggunakan air bersih
untuk menghilangkan zat pengotor pada daun kelor.
3. Penyaringan untuk memisahkan daun kelor dengan air dan zat pengotor.
4. Pengeringan dengan menggunakan vacuum freeze drying (dimulai dengan
proses pembekuan pangan dan dilanjutkan dengan pengeringan, yaitu
mengeluarkan atau memisahkan hampir sebagian besar air dalam bahan
yang terjadi melalui mekanisme sublimasi). Suhu pembekuan sekitar -24oC
sampai -40oC sedangkan suhu pengeringan sekitar 38oC dengan tetap
menjaga tekanan ruangan tetap vakum pada 0,036Psi.
5. Penghancuran dengan menggunakan Crusher atau Blender untuk
mendapatkan tepung daun kelor.
6. Pengayakan dengan menggunakan ayakan ukuran 150mesh
7. Didapatkan tepung dengan ukuran yang diinginkan.
𝑊1 − 𝑊2
Kadar air (%) = x 100
𝑊1 − 𝑊0
Dimana :
Distilasi diakhiri bila semua NH4OH atau NH3 telah terdistilasi atau tetesan
distilat tidak bersifat basis lagi. Distilat dititrasi dengan larutan standar HCl 0,05
N.