Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MEKANIKA II

PERCOBAAN IV

AYUNAN PUNTIR

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Praktikum


Mekanika Analitik Laboratorium Pengembangan Jurusan Pendidikan Fisika

OLEH

KELOMPOK 4

USMA SIU

SITI ASTIA RAHMA

NINDY MEGA PUTRI

SITI NUR FATIN

LA KARDINA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
AYUNAN PUNTIR

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Fisika merupakan sains atau ilmu pengetahuan paling fundamental

karena merupakan dasar dari semua bidang sains (Tipler, 1998). Beberapa

teori yang digunakan secara keseluruhan dalam fisika, bukan di satu

bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar adanya, Contohnya, teori

mekanika klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan tepat,

asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan

kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya.

Menurut Agustinus ( 2013 ) gerak harmonik sederhana adalah

gerak bolak balik benda melalui titik kesetimbangan tertentu dengan

banyaknya getaran dalam setiap sekon selalu konstan, beberapa contoh

gerak harmonik sederhana seperti ayunan bandul, ayunan puntir, dan

pegas. Ayunan puntir merupakan sebuah bandul puntir yang terdiri dari

benda yang digantung dengan kawat yang di sangkutkan pada titik tetap.

Bila di puntir hingga sudut θ , kawat akan mengerjakan suatu torka yang

menyebabkan benda berosilasi, karena adanya gaya pemulih.

Menurut kamaludin (2013) dalam jurnalnya yang Berjudul Studi

Efective Torsi Konstan dan Konstanta untuk Berbagai Jenis Tali diperoleh

hasil penelitian yang menyatakan bahwa bahwa setiap jenis yang

dibandingkan dengan alat vibration-meter memiliki kecenderung nilai

yang berbeda, sehingga disimpulkan dapat digunakan sebagai metode


alternatif dalam mengetahui simpangan getaran pada poros yang tali

berputar atau berosilasi untuk menentukan konstanta tali. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis tali dengan pengaruh gaya

yang berikan untuk melihat kapasitas tali dalam menggantung beban serta

pengaruh konstanta puntir pada tali yang digunakan.

Dari penelitian inilah perlu adanya penjelasan yang lebih lanjut

lagi agar pemahaman kita lebih baik mengenai ayunan puntir ini.

Berkaitan dengan masalah tersebut, maka dilakukan percobaan ayunan

puntir. ini bisa mengatasi masalah tersebut walaupun jenis bahan sangat

sederhana dan bisa digunakan untuk melihat konstanta puntir dan modulus

geser pada bahan yang digunakan. Dari percobaan ayunan puntir kita

dapat memahami bahwa setiap tali atau bahan memiliki kapasitas

konstanta dan modulus puntir yang berbeda beda. Faktor yang

mempengaruhi besar konstanta puntir dan modulus geser pada tali atau

bahan.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ayunan puntir adalah untuk menentukan

Konstanta puntir  dan modulus geser M dari kawat logam.


B. LANDASAN TEORI

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik benda

melalui titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran dalam

setiap sekon selalu konstan. Bila suatu benda bergerak bolak balik

terhadap suatu titik tertentu, maka benda tersebut dinamakan bergetar.

Pada gerak harmonik sederhana terjadi beberapa gaya, salah satunya

adalah gaya pemulih, gaya pemulih ini selalu melawan perubahan posisi

benda agar kembali ke titik setimbang. Karena itulah terjadi gerak

harmonik ( Agustinus, 2013 ).

Persamaan gerak harmonik sederhana disusun oleh empat

variabel yaitu amplitudo , frekuensi sudut , dan pergeseran horizontal dan

vertikal, gerak harmonik sederhana memiliki persamaan

Y  A sin( 2  t ) .............................................(4.1)

Berdasarkan pada variabel ampiltudo, frekuensi sudut dan pergeseran

horizontal dan vertikal. Contoh dari gerak harmonik sederhana adalah

benda yang osilasi pada ujung plat, dimana gerak suatu benda bermassa

yang diikat pada titik tengah piringan. Jika suatu sistem berosilasi disekitar

posisi setimbangnya maka akan bekerja gaya pemulih, sehingga kembali

ke posisi setimbangnya ( Susilo, 2012 ).


Gambar 4.1. Rangkaian Ayunan Puntir
Ayunan puntir adalah sebuah bandul puntir yang terdiri dari benda

yang digantung dengan kawat yang di sangkutkan pada titik tetap. Bila di

puntir hingga sudut θ , kawat akan mengerjakan suatu torka pemulih yang

sebanding dengan θ ( berdasarkan Gambar 4.1)

  k ..............................................................................( 4.2 )

Konstanta kesetimbangan k disebut konstanta puntir , nilai konstanta yang

di cari dengan menerapkan torka yang akan memuntir kawat , dan melukis

simpangan sudut θ yang terjadi. Jika momen inersia benda terhadap benda

dan terhadap sumbu sepanjang kawat. Hukum II Newton untuk gerak

rotasi

d 2t
  k  I 2 ...............................................................( 4.3 )
dt

Atau

d 2 k
     2 d ..............................................................(4.4)
dt I
Persamaan (4.3) dan (4.4) menjelaskan gerak harmonik sederhana dengan

frekuensi sudut, periode gerak sudut

I
T  2 ...............................................................................( 4.5)
k

Gerak bandul puntir merupakan salah satu aplikasi gerak harmonik

sederhana, sepanjang torka pemulih berbanding lurus dengan sudut

puntiran (Tippler,1998).

C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ayunan puntir

dapat di lihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Alat dan Bahan Percobaan Ayunan Puntir


No Alat dan Bahan Fungsi
1 Mistar Untuk mengukur panjang kawat atau tali
2 Stopwatch Untuk menghitung waktu osilasi
3 Plat atau piringan Untuk objek pengamatan
4 Mikrometer sekrup Untuk mengukur diameter tali senar dan
kawat tembaga
5 1 set statif Untuk menggantung piringan kayu
6 Tali senar gitar Sebagai objek puntiran dan menggantung
piringan
7 Kawat tembaga Sebagai objek puntiran dan menggantung
piringan
8 Busur derajat Untuk mengukur simpangan pada piringan
kayu
9 Neraca analitik Untuk mengukur massa piringan kayu
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ayunan puntir adalah sebagai
berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan percobaan ayunan puntir.
b. Merangkai statif untuk membantu peragaan eksperimen agar dapat
menggantungkan ayunan puntir.
c. Mengukur diameter tali senar gitar dan kawat tembaga.
d. Menggantungkan piringan pejal sesuai dengan panjang kawat
tembaga yang diamati, sesuai pada Gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2. Rangkaian Ayunan Puntir


e. Memutar benda atau piringan pejal dengan sudut 20o, kemudian
dilepas sehingga berosilasi dengan panjang kawat tembaga 0,3 m.
Mencatat waktu yang di perlukan untuk 5 kali osilasi.
f. Mengulangi langkah d sampai e dengan panjang tali senar gitar
0,2m dan 0,1m.
g. Mengulangi langkah d sampai e dengan panjang kawat tembaga
0,2m dan 0,1m
h. Mengukur diameter piringan pejal dan massa piringan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data pengamatan

Data pengamatan pada percobaan ayunan puntir terdapat

pada Tabel 4.2. berikut.

Tabel 4.2 Data Pengamatan Percobaan Ayunan Puntir


No Jenis Tali θo l (m) D (m) t1(s) t2(s) t (s) n

0,3 57 56,94 56,98


1 Senar Gitar 20 0,2 0,0021 49,96 46,96 48,135 5
0,1 36,05 36,05 36,71
0,3 12,77 13,12 12,945
2 Kawat 20 0,2 0,00945 10,43 10,91 10,92 5
Tembaga 0,1 08,73 8,63 08,705
Keterangan :
Jari jari piringan kayu : 0,05 m
Massa piringan kayu : 103 gr = 0,103 kg

b. Analisis data

1). Tali Senar

a). Menentukan Momen Inersia Piringan Kayu

1 2
I mr
2
1
I  0,103.(0,05) 2
2
I  0,0012875kgm2

b). Menentukan Periode secara Praktek untuk l = 0,3 m

t
T
n
56,98
T
5
T  11,396 Sekon
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

berikut.

Tabel 4.3. Data Analisis Penentuan Periode secara Praktek.


No Jenis Tali l(m) t (s) n (kali) T(s)
1 Senar Gitar 0,2 48,135 5 9,627
0,1 36,71 5 7,342

c). Menentukan Konstanta Puntir untuk l = 0,3 m

4 2 I

T2
4(3,14) 2 (0,00012875)

(11,396) 2
0,005077694

129,823236
  3,911237 x 10 5 kgm2 / s 2

Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

Tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4 Data Analisis Penentuan Konstanta Puntir


No Jenis Tali l (m) I (kgm2) t (s)  (kgm2/s2)
1 Senar Gitar 0,2 0,0012875 0,627 0,00005478789
0,1 0,0012875 7,342 0,00009419715

d). Menentukan Periode secara Teori

I
T  2

0,00012875
T  2(3,14)
0,0004456463
T  2(3,14)(1,81433113)

T  11,3939 sekon
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel

4.5 berikut.

Tabel 4.5 Data Analisis Penentuan Periode secara Teori


No Jenis Tali l (m) I (Kgm2)  (Kgm2/s2) T (s)
1 Senar Gitar 0,2 0,00012875 5,478784 x 10-5 9,62698
0,1 0,00012875 9,419715 x 10-5 7,342

e). Menentukan Modulus Geser Piringan Kayu untuk l = 0,3 m

 2
M 
r 4
0,0004456463.2.0,3
M 
3,14(0,05) 4
2,3151598 x 10 5
M 
1,9625 x 10 5
M  1,1982665 kg / ms 2

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat di lihat pada

Tabel. 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Data Analisis Modulus Geser Piringan Kayu


No Jenis tali l (m) r (m)  ( kgm2/s2 ) M ( kg/ms2 )
-5
1 Senar Gitar 0,2 0,05 5,478784 x 10 1,11669605
0,1 0,05 9,419715 x 10-5 0,95997096

f). Menentukan Modulus Geser pada Tali Senar untuk l = 0,3 m

 2
M 
r 4
0,000445463 x 2 x 0,3
M 
3,14(0,105) 4
2,3151598 x 10 5
M 
0,0003816689
M ,06148633 kg / ms 2
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

berikut.

Tabel 4.7 Data Analisis Penentuan Modulus Geser Tali Senar


No Jenis tali l (m) r (m)  ( kgm2/s2 ) M ( kg/ms2 )
-5
1 Senar Gitar 0,2 0,105 5,478784 x 10 0,5697144
0,1 0,105 9,419715 x 10-5 0,0436066

2). Kawat Tembaga

a) Menentukan Momen Inersia Piringan Kayu

1 2
I mr
2
1
I  0,103.(0,05) 2
2
I  0,0012875 kgm2

b). Menentukan Periode secara Praktek untuk l = 0,3 m

t
T
n
12,945
T
5
T  2,589 sekon

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat di lihat pada

Tabel. 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Data Analisis Penentuan Periode secara praktek


No Jenis Tali l (m) t (s) n (kali) T (s)
1 Kawat 0,2 10,92 5 2,194
Tembaga 0,1 8,705 5 1,741
c). Menentukan Konstanta Puntir untuk l = 0,3 m

4 2 I
 2
T
4(3,14) 2 (0,0012875)

(2,589) 2
0,005077694

6,702921
  0,0007575345 kgm2 / s 2

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat di lihat pada

Tabel. 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Data Analisis Penentuan Konstanta Puntir


No Jenis Tali l (m) I ( kgm2/s2) t (s)  (kg/ms2)
1 Kawat 0,2 0,0012875 10,92 0,001064538
Tembaga 0,1 0,0012875 8,705 0,001675209

d). Menentukan Periode secara Teori

I
T  2

0,0012875
T  2
0,00003911237
T  2 ( 0,41226116 )
T  2(3,14)( 0,41226116 )
T  2,589008 s

Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Data Analisis Penentuan Periode secara Teori


No Jenis tali l (m) I (kgm2/s2)  (kgm2/s2) T (s)
1 Kawat 0,2 0,00012875 0,001064538 21,6975898
Tembaga 0,1 0,00012875 0,001675209 17,0721938
e). Menentukan Modulus Geser Piringan Kayu untuk l = 0,3 m

 2
M 
r 4
0,0007575345 x 2 x 0,3
M 
3,14(0,05) 4
0,0004545207
M 
0,000019625
M  23,1602904 kg / ms 2

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Data Analisis Penentun Modulus Geser Piringan Kayu


No Jenis tali l (m) r (m)  (kgm2/s2) T (s)
1 Kawat 0,2 0,05 0,001064538 21,6975898
Tembaga 0,1 0,05 0,001675209 17,0721938

f). Menentukan Modulus Geser Pada Kawat Tembaga

 2
M 
r 4
0,0007575345x 2 x 0,3
M 
3,14(0,04725) 4
0,0004545207
M 
4,984335 x 10 6
M  91,1697749 kg / ms 2

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Data Analisis penentuan Modulus Geser Kawat Tembaga


No Jenis Tali l (m) r (m)  ( kgm2/s2 ) M ( kg/ms2 )
1 Kawat 0,2 0,04725 0,00069538 85,4306944
Tembaga 0,1 0,04725 0,001675209 67,221408
2. Pembahasan

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik melalui titik

kesetimbangan yang bergerak bolak balik terhadap suatu titik tertentu,

terdapat beberapa komponen dalam gerak harmonik sederhana seperti

ampitudo, frekuensi sudut, dan priode. Salah satu contoh gerak harmonik

sederhana yaitu ayunan puntir atau bandul puntir yang sterdiri, dari benda

yang digantung dengan kawat yang disangkut pada titik tetap sehingga

kawat mengerjakan gaya pemulih. Dalam ayunan puntir dikenal konstanta

puntir dan modulus geser. Konstanta puntir adalah tetapan harga suatu

benda yang memuntir sampai batas elastisitasnya dan modulus geser adalah

beda panjang suatu benda sebelum dan sesudah memuntir.

Berdasarkan data pengamatan dalam percobaan ayunan puntir di beri dua

perlakuan pada tali senar dan tembaga, dapat dilihat bahwa semakin pendek tali

yang digunakan, maka waktu yang digunakan untuk berosilasi semakin cepat.

Dari hasil percobaan ayunan puntir diperoleh nilai momen inersia yang sama

untuk piringan kayu sebesar 0,00012875 kgm2. Untuk perlakuan pada tali senar

berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai periode pada tali senar secara

praktek, untuk periode yang diperoleh semakin panjang tali yang digunakan maka

periode osilasinya akan semakin lama. Untuk periode secara teori diperoleh nilai

yang sama dengan periode secara praktek. Dari analisis data diperoleh nilai untuk

konstanta puntir pada tali senar panjang tali yang divariasikan memiliki nilai

3,91327 x 10 -5 kgm2/s2, 5,478784 x 10 -5 kgm2/s2,


-5
dan 9,419715 x 10 kgm2/s2, yang telah memiliki ketetapan kapasitas

masing-masing. Adapun modulus geser pada tali senar dengan panjang tali

yang di variasikan diperoleh nilai yaitu 0,06148633 kg/ms2, 0,5697144

kg/ms2 dan 0,436066 kg/ms2, modulus geser dipengaruhi oleh panjang tali,

jika semakin pendek tali, semakin kecil modulus geser.

Perlakuan kedua, untuk kawat tembaga berdasarkan analisis data

yang diperoleh nilai periode pada kawat tembaga secara praktek. Untuk

periode yang diperoleh , semakin panjang tali yang digunakan maka periode

osilasinya semakin lama. Untuk periode secara teori sama nilai yang

dihasilkan dengan analisis data yang diperoleh secara praktek. Dari analisis

data yang diperoleh untuk untuk nilai konstanta puntir nilai panjang kawat

tembaga yang di variasikan, diperoleh nilai konstanta puntir adalah

0,0007575345 kgm2/s2,0,000064538 kgm2/s2, 0,001675209 kgm2/s2.

Adapun modulus geser pada tembaga masing masing dengan panjang kawat

tembaga yang di variasikan, diperoleh nilai yaitu 91,1697749 kg/ms2,

85,4306944 kg/ms2, 67,2214408 kg/ms2, modulus geser dipengaruhi

panjang kawat tembaga , jika semakin pendek tembaga maka semakin

rendah modulus geser yang diperoleh.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa hubungan atau

pengaruh periode dengan panjang kawat, terhadap konstanta puntir yaitu

semakin besar periode osilasi maka konstanta puntirnya akan semakin

kecil, dalam hal ini periode osilasi berbanding terbalik dengan konstanta

puntir. Adapun pengaruh panjang tali dan periode pada modulus geser yaitu
semakin panjang tali maka modulus gesernya akan semakin besar, karena

panjang tali berbanding lurus dengan modulus geser. Dan pengaruh

konstanta puntir terhadap modulus geser yaitu semakin besar konstanta

puntir maka akan semakin besar modulus gesernya, maka konstanta puntir

dan modulus geser berbanding lurus.


E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ayunan puntir yaitu,

dapat di simpulkan bahwa menentukan komstanta puntir k dari tali senar

dan tembaga dengan cara membandingkan periode dengan konstanta

puntir, dimana semakin besar periode maka semakin kecil konstanta

puntirnya. Dan untuk menentukan modulus geser M dari senar dan

tembaga yaitu dengan cara membandingkan konstanta dengan panjang

tali, dimana modulus geser berbanding lurus dengan konstanta puntir maka

modulus gesernya akan semakin besar.

2. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ayunan puntir

adalah sebagai berikut.

a. Untuk praktikan, agar lebih teliti dan berhati-hati saat melakukan

praktikum.

b. Untuk asisten, cara menjelaskan kepada praktikan harus lebih

ditingkatkan lagi. Dengan cara memberi permasalahan mengenai

percobaan yang akan dilakukan yang dapat dianalisis oleh praktikan

dan di perjelas pemecahan masalahnya oleh asisten.

c. Untuk laboratorium, agar mengganti alat-alat yang rusak.


DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, Purba. dkk. 2013. Rancangan Bangun Alat Pengayun Bayi


Dengan Sensor Suara dan Kelembaman. E jurnal Teknik Elektro
dan Komputer
Susilo, Anto. dkk. 2012. Simulasi Gerak Harmonik Sederhana dan Osilasi
Teredam pada Cassy-E S24000. Indonesian Jurnal Of Applied
Physics. Vol 2. No 2
Tippler. Paul. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Erlangga ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai