Anda di halaman 1dari 4

AKUNTANSI FORENSIK

RESUME CHAPTER
VIII

OLEH

DEFEL SEPTIAN (12030117420061)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
CHAPTER
VIII
FRAUD RESPONSE
A. Kebijakan Fraud
Cara atau langkah yang terbaik dalam mengembangkan respons yang efektif dalam
mencegah atau menindak lanjuti terjadinya suatu fraud yaitu adalah dengan cara
mengembangkan kebijakan fraud yang tepat. Cara atau langkah yang terbaik dalam
mengembangkan kebijakan fraud yaitu langkah yang digunakan oleh Association of
Certified Fraud Examiners (ACFE) dimana dalam kasus kebijakan fraud dalam
penyalahgunaan aset agar karyawan tidak dapat menyalahgunakan aset perusahaan
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menyarankan perusahaan untuk
memberikan salinan yang menunjukkan persetujuan karyawan untuk tidak
menyalahgunakan “meminjam” aset perusahaan.
B. Fraud Response Team
Pada saat manajemen telah mengembangkan struktur formal untuk mengatasi
masalah penipuan (fraud) di atas kertas (perjanjan), selanjutnya perlu mengidentifikasi
pihak – pihak siapa saja yang akan bertanggungjawab atas prosedur yang telah
ditetapkan dalam kebijakan penipuan (fraud). AFCE menyediakan response team yang
terbaik yang disebut sebagai “keputusan kebijakan fraud” yaitu
- Forensic Accounting memiliki kemampuan keahlian dalam memberikan
kesaksian ahli dan melakukan investigasi fraud untuk laporan keuangan yang
akan di audit ketika terjadinya kelasahan pelaporan keuangan yang melanggar
hukum, dan keahlian tersebut tidak dimiliki oleh seseorang CPA yang tidak
terlatih atau yang tidak miliki pengalaman dalam menginvestigasi fraud.
- Forensic Digital kemampuan keahlian dalam respon terhadap alat dan teknik
forensik digital yang memungkinkan keahlian yang dimiliki seseorang untuk
mencari data yang sangat banyak dalam bukti audit.
- Forensik Cyber merupakan kemampuan keahlian yang berbeda dalam pencarian
data, keahlian forensik cyber memiliki kemampuan untuk mencari berbagai
sumber data bahkan dalam bentuk yang “tersembunyi” seperti hard driver,
telepon seluler, dan bahkan penyimpinan lainnya seperti kartu kamera.
- Audit internal merupakan respon fraud dalam yang lebih awal jika terjadinya
suatu fraud. Oleh karna itu tim harus memasukkan seseorang audit internal yang
handal.
- Manajemen eksekutif sudah seharusnya menjadi bagian dari tim respon.
Manajemen senior sudah seharusnya perlu ditempatkan dalam response team
karena untuk mengambil kebijakan – kebijakan yang penting dalam menindak
lanjuti serta mencegah fraud tersebut pada entitas.
C. Skema Suap dan Korupsi
Skema penyuapan merupakan skema suatu hal persembahan, menerima atau
memberikan baik berupa uang dan sejenisnya (material) untuk mempengaruhi kebijakan
yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan yang telah ada. Selanjutnya skema korupsi
ditandai dengan adanya seseorang di dalam dan di luar entitas untuk bekerjasama dalam
konflik kepentingan yang menguntungkan pelaku dan merugikan entitas atau pihak
lainnya. Contohnya pengadaan barang dan jasa yang biasanya di lakukan oleh
pemerintah, yang dimana biasanya memanipulasi suatu proses kontrak dalam pengadaan
barang dan jasa untuk kemenangan tender.
D. Pendeteksian Suap dan Korupsi
Pendeteksian kasus suap dan korupsi terkadang sulit terdeteksi ketika fraud tersebut
dilakukan secara bersama – sama atau berjamaah, namun kerugiaan atau kegagalan
dalam pengadaan barang dan jasa yang timbul akibat dari suap dan korupsi tidak dapat
dipungkiri. Pendeteksian suap dan korupsi dapat dilakukan dengan cara mencari red
flags yang terjadi pada pelaku fraud seperti dokumentasi kontrak apakah sudah sesuai
dengan prosedur atau peraturan yang telah di tetapkan dan hubungan antara bidder dan
vendor adanya hubungan relasi yang kuat antara bidder dan vendor dalam suatu kontrak
pengadaan barang jasa dapat menyebabkan suatu celah untuk terjadinya suap dan
korupsi.
E. Kasus Proyek Simulator SIM
Kasus proyek simulator SIM merupakan kasus yang merugikan negara sebesar Rp
121 Miliar yang melibatkan Irjen (Pol) Djoko Susilo sebagai Kepala Korps Lalu Lintas,
Brigjen Didik Purnomo sebagai pejabat pembuat komitmen, Direktur PT CMMA (Citra
Mandiri Metalindo Abadi) Budi Susanto, dan Sukotjo S. Bambang Direktur PT ITI
(Inovasi Teknologi Indonesia) sebagai subkontraktor PT CMMA dalam kasus simulator
SIM. Proyek simulator SIM merupakan kasus yang tergolong dalam korupsi dan
penyuapan, dimana Direktur PT CMMA (Citra Mandiri Metalindo Abadi) Budi Susanto
menyuap Irjen (Pol) Djoko Susilo sebagai Kepala Korps Lalu Lintas untuk kemenangan
tender pengadaan barang dan jasa PT CMMA (Citra Mandiri Metalindo Abadi). Red
flags yang terjadi kasus proyek simulator SIM yaitu menurut Sukotjo S. Bambang
adanya hubungan kedekatan yang baik antara Budi Susanto dengan Irjen (Pol) Djoko
Susilo sehingga kemenangan tender tersebut sudah di atur sedemikian rupa untuk
kemenangan tender PT CMMA (Citra Mandiri Metalindo Abadi).
Oleh karna itu untuk mencegah agar tidak terjadinya kasus tersebut terulang kembali
badan pengawas baik internal maupun eksternal harus berperang aktif khususnya untuk
membangun budaya organisasi anti fraud dalam instansi pemerintah dan melakukan
anonymous tips yaitu kegiatan jika siapa saja baik itu aparat tinggi suatu negara yang
melakukan suatu tindakan tindak pidana yang melanggar hukum yang dapat merugikan
negara harus segera dilaporkan kepada pihak badan pengawas yang independen
contohnya KPK.

Anda mungkin juga menyukai