SKEMA FRAUD
OLEH
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .................................................................................................. (i)
ii
2.4 SKEMA PENYALAHGUNAAN ASET
(ASSET MISPPRORIATION SCHEMES) ............................................ (14)
2.4.1 Kas (Cash) ....................................................................................... (14)
2.4.1.1 Pencurian (Larceny) ........................................................... (14)
2.4.1.2 Fraudelent Pencairan (Disbursements)............................. (15)
2.4.1.2.1 Skema Penagihan (Billing Schemes) .................. (15)
2.4.1.2.1.1 Skema Perusahaan Sheel
(Shell Company Schemes) ........................... (15)
2.4.1.2.1.2 Skema Pass-Melalui
(Pass-Trough Scheme) ................................ (15)
2.4.1.2.1.3 Nonaccomplice Vendor Schemes ............... (16)
2.4.1.2.1.4 Skema Pembelian Pribadi
(Personal Purchases Schemes) ................... (16)
2.4.1.2.2 Skema Penggajian (Payroll Schemes) ................ (16)
2.4.1.2.2.1 Skema Karyawan Hantu
(Ghost Employee Schemes) ......................... (16)
2.4.1.2.2.2 Skema Komisi
(Commission Schemes) ............................... (17)
2.4.1.2.2.3 Skema Kompensasi Karyawan Palsu ........ (17)
2.4.1.2.2.4 Skema Pengupahan yang
Dipalsukan Para Penipu ............................ (17)
2.4.1.2.2.5 Skema Pemalsuan Upah
(Falsified Wages Schemes) ......................... (17)
2.4.1.2.3 Skema Penggantian Biaya
(Expense Reimbursement Schemes) .................. (17)
2.4.1.2.4 Skema Penggelapan Chek
(Chek Tampering Schemes) ............................... (17)
2.4.1.2.4.1 Skema Pembuat Pemalsuan
(Forged Maker Schemes) ............................ (18)
2.4.1.2.4.2 Skema Pemalsuan Dukungan
(Forged Endorsement Schemes) ................. (18)
2.4.1.2.4.3 Skema Pembayaran yang Diubah
(Altered Payee Schemes) ............................. (18)
2.4.1.2.4.4 Skema Cek Tersembunyi
(Concealed Check Schemes) ....................... (18)
2.4.1.2.4.5 Skema Pembuat Resmi
(Authorized Maker Schemes) ...................... (19)
iii
2.4.1.2.5 Skema Pencairan Registrasi
(Register Disbursement Schemes)...................... (19)
2.4.1.3 Skimming............................................................................. (19)
2.4.1.3.1 Skema Penjualan (Sales Schemes) ..................... (19)
2.4.1.3.2 Skema Lapping : Piutang
(Receivables: Lapping Schemes) ...................... (20)
2.4.1.3.3 Skema Pengembalian
(Refund Schemes) ............................................... (20)
2.4.2 Persediaan dan Aset lainnya Non Kas
(Inventory and Other Asset Non- Cash) ........................................ (20)
2.4.2.1 Penyalahgunaan (Misuse).................................................. (20)
2.4.2.2 Pencurian (Larceny) .......................................................... (21)
BAB III PENUTUP ............................................................................... (22)
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... (22)
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... (23)
KASUS ENRON ....................................................................................................... (24)
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keempat , kategori skema relatif khas di pohon fraud ACFE, terutama bila
dibandingkan dengan taksonomi lainnya. Banyak klasifikasi dikategorikan oleh vendor,
pelanggan, karyawan, dan konsumen. Namun beberapa fraud melibatkan baik vendor
dan karyawan (misalnya, suap), sehingga ada tumpang tindih dalam mengklasifikasikan
fraud tunggal.
Terakhir , model ACFE memiliki karakteristik mudah dimengerti, digunakan, dan
unik untuk tiga kategori utama yang membuatnya mudah untuk diterapkan pada fraud
audit, penyelidikan, program pencegahan fraud, dan sebagainya.
Berdasarkan alasan dipilihnya Association of Certified Fraud Examiners (ACPE),
ACPE mengategorikan model fraud yang telah sering dikenal disebut sebagai “fraud
tree”. Fraud tree mengkategorikan pola fraud individual kedalam sebuah model yang
terklasifikasi kedalam kategori, subkategori, dan mikrokategori yaitu sebagai berikut :
1. Skema Fraud Korupsi (Corruption Schema)
2. Skema Fraud Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation Schema)
3. Skema Fraud Laporan Keuangan (Fraudulent Statement Schema)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Skema Association of Certified Fraud Examiners (ACPE) Tree ?
2. Bagaimana Skema Fraud Korupsi (Corruption Schema) ?
3. Bagaimana Skema Fraud Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation
Schema) ?
4. Bagaimana Skema Fraud Laporan Keuangan (Fraudulent Statement Schema) ?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Skema Association of Certified Fraud Examiners (ACPE)
Fraud Tree.
2. Untuk mengetahui Skama Fraud Korupsi (Corruption Schema).
3. Untuk mengetahui Skema Fraud Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation
Schema).
4. Untuk mengetahui Skema Fraud Laporan Keuangan (Fraudulent Statement
Schema).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
The ACFE Report to the Nation (RTTN) telah menyediakan statistic mengenai
fraud sejak tahun 1996. Laporannya berlanjut secara berkala untuk menyampaikan
atribut khas dari pola fraud. Dan selanjutnya RRTN di tahun 2008 digunakan sebagai
penyedia statistic untuk analisis pada fraud tree.
Fraudster
Pada fraud laporan keuangan, fraudster cenderung sering dilakukan oleh
executive management, executive officer (CEO), chief financial officer (CFO), atau
manager C-level lainnya. Fraud penyalahgunaan aset biasanyaa dilakukan oleh
karyawan- meskipun satu posisi kunci dan satu dianggap dapat dipercaya. Selanjutnya, di
skema korupsi, fraudster bisa siapa saja tetapi selalu ada setidaknya dua pihak yang
terlibat bahkan jika salah satu adalah pelakunya (seperti pemerasan). Jelas ini adalah
kelompok yang berbeda.
4
Frekuensi dari Fraud (Frequency of Fraud)
Pada kategori yang paling sering melakukan fraud, frekuensinya berada pada di
penyalahgunaan aset. Sebesar 92 persen berdasarkan semua klasifikasi kategori.
Keuangan Fraud, bila dibandingkan, hanya berada pada 7,9 persen dari semua kejadian
fraud. Korupsi berada pada 30,1 persen dari fraud. Fakta bahwa persentasi ini dapat
bertambah menjadi 100 persen bila dicatat. Jika seorang fraudster berhasil
menyebunyikan fraud pada periode waktu tertentu, itu tidak hanya akan menambahkan
fraud yang lainnya. Kadang-kadang fraudsters berani melakukan kejahatan lebih dari
satu jenis fraud. Sehingga, perlu seharusnya dicatat bahwa fraudsters tidak hanya
melakukan satu fraud, namun frauds melakukan lintas kategori.
Motivasi (Motivation)
Terdapat beberapa motivasi yang diketahui diantaranya psikotik, ekonomi,
egosentris, ideologis, dan emosional. Motivasi-motivasi tersebut akan berasosiasi dengan
satu atau dua katagori. Motivator tertentu berasosiasi dengan fraud laporan keuangan dan
motivator yang lain akan berhubungan dengan penyalahgunaan asset. Hubungan-
hubungan tersebut sangat penting dalam melakukan fraud audit dan investigasi.
Fraud laporan keuangan cenderung didorong oleh motif egosentris. Mereka juga
cenderung didorong oleh harga saham, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Misalnya, penipuan keuangan pertama yang tercatat dalam sejarah akuntansi adalah
skandal Gelembung South Sea di Inggris sekitar 1720. Tiga ratus tahun kemudian, motif
di balik fraud dalam laporan keuangan pada dasarnya tidak berubah, semua jalan sampai
ke includingEnron, WorldCom, dan lain-lain dari dekade terakhir. Opsi saham bonus
motif ganda: Pertama menjaga harga saham untuk mendapatkan bonus, dan kedua
mendapatkan dan menjaga harga saham yang tinggi jadi pilihan, atau ada saham yang
dimiliki, akan menjadi berharga bagaimana pun mungkin. Bonus kinerja, tekanan dari
pemegang saham, dan tekanan-tekanan lain yang secara tidak langsung dihubungkan
kembali ke harga saham.
Fraud penyalahgunaan aset, bagaimanapun, biasanya dimotivasi oleh tekanan
ekonomi. Peneliti kejahatan kerah putih Donald Cressey disebut tipe motivasi ini
kebutuhan unshareable. Misalnya, utang yang tinggi, seperti saldo besar pada kartu
kredit, dan ketidakmampuan untuk melakukan pembayaran lebih lanjut tentang utang
membawa tekanan ekonomi yang cukup besar. Tekanan ini juga bisa didorong oleh
perjudian, narkoba, atau kebiasaan alkohol yang bahan bakarnya (cash) membutuhkan
5
pengisian. Fraudsters kadang membujuk diri untuk melakukan suatu fraud
penyalahgunaan aset karena motif emosional, seperti tantangan untuk mengalahkan
sistem atau yang tidak puas dengan manajemen atau perusahaan.
Fraud korupsi dapat dimotivasi oleh jenis yang sama hal-hal seperti
penyalahgunaan aset. Namun, Fraud korupsi sering didorong oleh motif bisnis
(ekonomi), seperti skema penyuapan untuk mendapatkan akses ke pasar tidak dapat
diakses. Motif politik juga dapat dikaitkan dengan penipuan korupsi.
Material (Materiality)
Kategori fraud juga berbeda di bidang materialitas. Fraud laporan keuangan
sering akan dianggap material kepada organisasi. Mereka selalu dalam jutaan, dan
kadang-kadang miliaran dolar (misalnya, Enron dan WorldCom). Aset penyalahgunaan,
bagaimanapun, adalah paling mungkin material terhadap laporan keuangan. Korupsi bisa
menjadi material, terutama untuk penipuan di atas rata-rata biaya penipuan korupsi, yang
adalah $ 250.000. Ini juga bisa menjadi material, tergantung pada ukuran organisasi.
Dermawan (Benefactors)
Fraud laporan keuangan dilakukan atas nama perusahaan, meskipun biasannya
yang sering mendapatkan keuantungan adalah fraudster. Dimana penipuan jenis ini
disebut sebagai fraud untuk perusahaan. Sebaliknya, fraud penyalahgunaan aset dan
korupsi menguntungkan fraudster. Meskipun, korupsi juga dapat menguntungkan
perusahaan dalam beberapa skema, seperti memberi manfaat kepada perusaahan yaitu
penyuapan.
6
Dan lawannya adalah perusahaan yang terkena fraud peyalahgunaan asset yang
cenderung merupakan perusahaan kecil. Perusahaan ini seringkali memiliki sumberdaya
yang sedikit untuk melakukan pencegahan dan deteksi fraud atau mungkin tidak bisa
focus pada itu.
Berdasarkan skema kategori karakteristik Association of Certified Fraud
Examiners (ACPE) Fraud Tree, dapat digambarkan ke dalam tabel sebagai berikut :
Penyalahgunaan
Keterangan Korupsi Laporan Keuangan
Aset
Fraudster Dua Pihak Karyawan Executive Management
Ukuran dari Fraud Sedang: $250.000 Kecil: $93.000 Besar: $1 Juta ke $258 Juta
Paling Sering:
Frakuensi dari Fraud Sering: 30% Kadang-kadang: 7,9%
92.7%
Motivasi Bisnis Tuntutan Pribadi Harga Saham dan Bonus
Material Tergantung Mungkin Kemungkinan Besar
Fraudster
Benefactor Fraudster Perusahaan dan Fraudster
(Perusahaan)
Ukuran dari Korban
Tergantung Kecil Besar
Perusahaan
Fraud Tree dan Siapa Yang Mengaudit Siapa (Who Audits Whom)
Pada diskusi yang ada, terlihat intuitif dimana grup dari auditor seharusnya
diperhitungkan terhadap jenis fraud tertentu. Bagian ini menjelaskan fraud secara umum
atau yang menjadi hubungan alami dalam tiap katagori. Dan hal ini tidak absolut sebagai
contoh sebuah program antifraud yang efektif untuk perusahaan besar paling tidak
mencakup tiga fraud utama. Kelompok auditor yang seharusnya bertanggung jawab
untuk fraud laporan keuangan adalah auditor keuangan. Hal itu benar karena tiga alasan
yaitu :
Pertama, jumlah penipuan laporan keuangan secara total cenderung mengarah ke
salah saji material dari laporan keuangan. Tujuan audit keuangan adalah untuk
memastikan bahwa laporan keuangan secara adil menyajikan kesehatan keuangan suatu
entitas dalam semua hal yang material. Oleh karena itu, prosedur audit keuangan
dirancang untuk mendeteksi salah saji material. Dan fraud laporan keuangan sering
7
bersifat material sehubungan dengan laporan keuangan. Selain itu, auditor keuangan
harus mematuhi SAS 99, Pertimbangan Fraud dalam Audit Laporan Keuangan, dan
prosedur pengendalian internal yang ditujukan untuk mendeteksi salah saji material
termasuk yang disebabkan oleh fraud. Demikian pula, karena penyelewengan aset dan
korupsi cenderung tidak material, tidak realistis mengharapkan auditor keuangan untuk
mendeteksi mereka. Peringatan itu diperparah oleh fakta fraud audit secara signifikan
berbeda dari audit keuangan. Menurut ACFE di tahun 2008 RTTN, 9,1 persen fraud
dideteksi oleh auditor keuangan. Survei fraud oleh KMPG di tahun 2003 melaporkan
kurang dari 11 persen fraud dideteksi oleh auditor keuangan, dan survei tersebut
dilakukan oleh perusahaan audit keuangan.
Kedua, audit laporan keuangan cocok untuk mendeteksi fraud laporan keuangan.
Prosedur untuk mendeteksi fraud sangat berbeda dari prosedur yang digunakan dalam
audit keuangan untuk mendeteksi salah saji material, terutama dalam audit keuangan
yang sering menggunakan teori statistik berdasarkan materialitas dan bukan risiko fraud.
Dibutuhkan beberapa prosedur khusus fraud, yaitu prosedur SAS No. 99. Namun, karena
prosedur audit keuangan dirancang untuk mendeteksi salah saji material, dan karena
sebagian besar fraud laporan keuangan adalah material, dan karena audit keuangan pada
dasarnya berkepentingan dengan laporan keuangan, maka auditor keuangan secara alami
merupakan pertahanan utama terhadap fraud laporan keuangan.
Ketiga, karena manajemen eksekutif terlibat dengan fraud laporan keuangan,
pihak-pihak lain yang ada di dalam perusahaan (seperti manajemen, akuntan, atau
auditor internal lainnya) dapat dibodohi atau ditekan untuk terlibat. Manajemen dapat
mengesampingkan kontrol, tetapi manajemen eksekutif benar-benar dapat
mengesampingkan kontrol. CFO hanya dapat mengarahkan bawahan untuk
memanipulasi buku atau catatan. Manajemen eksekutif dapat menggunakan berbagai
keunggulan lain dalam posisi mereka untuk membujuk auditor internal atau CFO
menjadi rekan konspirasi.
8
2.2 SKEMA LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATMENT SCHEMES)
Pada kategori dari skema laporan keuangan di pecah menjadi dua subcategories
yaitu: Keuangan (financial) dan Non Keuangan (non financial). Sebagian besar skandal
laporan keuangan melibatkan beberapa jenis skema manipulasi pendapatan, itulah
sebabnya SAS No. 99 menekankan bahwa auditor keuangan harus berasumsi bahwa
fraud semacam itu mungkin terjadi dalam buku atau pencatatan klien dan dengan sengaja
mencari jenis fraud ini selama proses audit.
Pada skema fraud laporan keuangan paling umum adalah terkait dengan
pernytaan pendapatan yang berlebihan. Dalam beberapa kasus, perusahaan hanya
menciptakan pendapatan. (Kredit ke pendapatan dan debit untuk piutang menghasilkan
keajaiban pada neraca dan laporan laba rugi). Ada lima skema di bawah subkategori ini
dalam struktur kecurangan yaitu :
9
2.2.2 Pendapatan Fiktif (Fictitious Revenues)
Pendapatan fiktif diciptakan hanya dengan mencatat penjualan yang tidak pernah
terjadi. Mereka dapat melibatkan pelanggan nyata atau palsu. Hasil akhirnya adalah
peningkatan pendapatan dan keuntungan, dan biasanya aset (sisi lain dari entri akuntansi
fiktif).
Misalnya, yang terkenal skandal Ekuitas Pendanaan menggunakan skema
Pendapatan fiktif untuk mengembang pendapatan dan piutang. Ekuitas Pendanaan adalah
perusahaan asuransi, untuk lebih spesifik, reasuransi. Untuk membuat Pendapatan fiktif,
CEO hanya membuat polis asuransi palsu. Setelah tujuh tahun, fraud itu akhirnya terkena
pada tahun 1973 oleh seorang karyawan baru dipecat dan tidak puas. Pada saat itu, $ 2
miliar dari $ 3 miliar piutang adalah palsu.
10
Akhirnya, kegagalan sederhana untuk merekam kewajiban mencapai tujuan yang
sama. Tanpa kewajiban, tidak ada biaya tambahan, tidak ada pengurangan aset, atau
tidak ada penurunan ekuitas yang biasanya terjadi.
11
2.3 SKEMA FRAUD KORUPSI (CORRUPTION SCHEMES)
Menurut ACFE 2008 RTTN, skema korupsi mencakup 27,4 persen dari semua
fraud dengan kerugian rata-rata adalah $ 375.000. Korupsi termasuk distorsi ekonomi,
penghasilan ilegal, konflik kepentingan, dan penyuapan. Penyuapan mencakup tiga
microcategories: suap, penawaran tender, dan lainnya. Kickbacks adalah pembayaran
yang dirahasiakan yang dibuat oleh vendor kepada karyawan perusahaan pembelian
untuk meminta pengaruh mereka dalam memperoleh bisnis dengan entitas, atau dalam
memperbolehkan vendor untuk melakukan overbill. Persekongkolan tender terjadi ketika
seorang karyawan dengan curang membantu vendor dalam memenangkan kontrak yang
melibatkan proses penawaran kompetitif.
Skema korupsi ditandai oleh seseorang di dalam (yaitu, karyawan perusahaan
korban) bekerja sama dengan seseorang yang berada pada pihak di luar perusahaan.
Aktivitas pihak terkait ini biasanya disembunyikan dari manajemen dan auditor. Atau
jika persetujuan dicari dan didapat, fraudster awalnya akan melakukan bisnis secara etis,
tetapi seiring berjalannya waktu dan persetujuan tidak ditinjau atau diperbaharui,
fraudster akan mulai terlibat dengan bantingan atau skema korupsi lainnya. Jadi kunci
untuk mendeteksi skema korupsi adalah untuk mencari transaksi pihak terkait yang tidak
diungkapkan atau tidak dikenal, khususnya hubungan antara diungkapkan seorang
karyawan di dalam entitas dan seseorang atau beberapa entitas di luar entitas, yang
melakukan bisnis dengan entitas objek.
12
2.3.2 Penyuapan (Bribery)
Suap dapat didefinisikan sebagai persembahan, memberi, menerima, atau
meminta sesuatu yang berharga untuk memengaruhi tindakan resmi atau keputusan
bisnis. Suap telah ada selama berabad-abad. Itu mungkin paling sering dikaitkan dengan
politik. Francis Bacon of England yang terkenal dipromosikan ke posisi tertinggi di
istana raja, Lord Chancellor, pada tahun 1618. Seorang pemilik tanah Inggris membawa
tuduhan suap terhadap Lord Bacon, dan penyelidikan selanjutnya menemukan banyak
sekali bukti bahwa ia sering menerima suap untuk memanipulasi penilaian kasus. Bacon
harus mengundurkan diri dari kantornya.
Di Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Warren G. Harding dihancurkan oleh
Skandal Teapot Dome. Di dalamnya, Sekretaris Interior Albert Falls menerima suap
yang memungkinkan pengeboran pribadi ladang minyak pemerintah dan beberapa skema
suap lainnya. Tetapi suap juga lazim di dunia bisnis ketika kontrak dan pengaturan
dilibatkan.
13
2.4 SKEMA PENYALAHGUNAAN ASET (ASSET MISPPRORIATION SCHEMES)
Definisi yang jelas tentang penyalahgunaan aset sangat membantu dalam
mengenali jenis fraud tersebut. Istilah penyelewengan aset bisa sulit untuk
diartikulasikan; Pada dasarnya, penyalahgunaan aset mengubah kepemilikan aset yang
sah atau pengaruh menjadi keuntungan pribadi yang tidak sah.
Sejauh ini, penipuan yang paling umum adalah penyalahgunaan aset per 2008
RTTN (88,7 persen dari semua penipuan melibatkan penyalahgunaan aset). Ada dua
subkategori (Kas dan Inventaris dan Semua Aset Lainnya), lima microcategories di
bawah microcategory Fraudulent Disbursements, dan 18 skema berbeda di bawahnya.
Secara keseluruhan, total 32 skema penipuan individu yang berbeda terdapat dalam
kategori utama ini.
14
2.4.1.2 Fraudelent Pencairan (Disbursements)
Skema pencairan fraud adalah skema distribusi dana yang dibuat dari beberapa
akun perusahaan dalam cara yang tampaknya normal tetapi sebenarnya fraud. Metode
untuk mendapatkan dana mungkin adalah penempaan cek, pengajuan faktur palsu,
pengurusan kartu waktu, dan sebagainya. Perbedaan utama antara skema pencairan fraud
dan skema pencurian uang adalah yang pertama, uang dipindahkan dari perusahaan
dalam apa yang tampaknya merupakan pencairan dana yang sah.
Skema fraud pencairan masuk dalam lima kelompok: penagihan (Billing),
penggajian (payroll), penggantian biaya (expense reimbursement), pemeriksaan
gangguan (check tampering), dan pencairan daftar (register disbursement). Menurut
ACFE 2008 RTTN, 63,9 persen dari semua fraud adalah penyaluran fraud. Kerugian
rata-rata dalam skema fraud pencairan adalah sekitar $ 100.000. Fraud ini terjadi jauh
lebih sering daripada jenis penyalahgunaan uang tunai lainnya.
15
berada dalam posisi untuk menyetujui faktur atau vendor untuk pembelian. Dengan
menandai harga ke tingkat yang terlalu tinggi, pelaku dapat menyedot dana dari
majikannya ke vendor palsu.
2.4.1.2.1.3 Nonaccomplice Vendor Schemes
Berbeda dengan dua skema vendor sebelumnya, skema vendor nonaccomplice
melibatkan vendor yang sah. Namun, vendor bukanlah kaki tangan melainkan pihak
yang tidak bersalah yang digunakan oleh pelaku. Pelaku dapat menagih atau
menggembungkan perusahaan menggunakan faktur vendor, dan mencegat cek untuk
faktur atau mengirim cek ke vendor dan meminta pengembalian dana dari vendor dan
memotong cek itu. Versi lain dari skema ini melibatkan pelaku yang dengan sengaja
memesan barang dagangan yang tidak diperlukan, mengembalikan barang dagangan
untuk mendapatkan kredit ke penjual yang sah, dan mencegat cek pengembalian uang
dari vendor.
2.4.1.2.1.4 Skema Pembelian Pribadi (Personal Purchases Schemes)
Skema pembelian pribadi hanya membeli barang-barang pribadi dengan uang
perusahaan. Dengan kemajuan teknologi internet dan metode pembelian, jauh lebih
mudah untuk melakukan skema semacam ini. General Accounting Office (GAO)
melakukan audit sistem e-procurement (pengadaan elektronik) dan menemukan ribuan
dolar yang telah disalahgunakan untuk segala sesuatu dari rumah bordil hingga
keanggotaan klub negara yang mahal.
16
2.4.1.2.2.2 Skema Komisi (Commission Schemes)
Pada skema komisi, penipu menggunakan beberapa metode: menghasilkan
penjualan palsu, melebih-lebihkan penjualan, meningkatkan tingkat komisi, atau
menggunakan beberapa cara lain untuk mendapatkan lebih banyak komisi daripada yang
diperoleh secara sah.
2.4.1.2.2.3 Skema Kompensasi Karyawan Palsu
Skema kompensasi pekerja palsu melibatkan seorang pekerja yang memalsukan
cedera dan mengumpulkan pembayaran dari operator asuransi korban.
2.4.1.2.2.4 Skema Pengupahan yang Dipalsukan Para penipu
Skema Pengupahan yang Dipalsukan Para penipu terkadang menggunakan jam-
jam yang salah dan skema gaji untuk membayar karyawan lembur yang luar biasa atau
upah yang berlebihan.
2.4.1.2.2.5 Skema Pemalsuan Upah (Falsified Wages Schemes)
Fraudsters terkadang menggunakan jam-jam yang salah dan skema gaji untuk
membayar karyawan lembur yang luar biasa atau upah yang berlebihan.
17
2.4.1.2.4.1 Skema Pembuat Pemalsuan (Forged Maker Schemes)
Skema pembuat pemalsuan melibatkan penandatanganan nama orang lain ke cek
dengan maksud fraudulent dan atas perubahan pemalsuan instrumen asli. Skema
pembuat palsu biasanya dimulai dengan pemeriksaan kosong. Perhatian dengan skema
dan cek pembuat yang ditempa sebenarnya berlipat ganda. Pertama, ada kekhawatiran
atas akses fisik ke cek kertas. Perhatian kedua adalah akses digital untuk memeriksa
tulisan.
2.4.1.2.4.2 Skema Pemalsuan Dukungan (Forged Endorsement Schemes)
Skema pemalsuan dukungan melibatkan pelaku pemeriksaan perusahaan yang
ditujukan untuk beberapa pihak sah lainnya dan mengonversi cek itu dengan
memalsukan nama pihak lain pada persetujuan pemeriksaan. Skema pemeriksaan
dukungan pemalsuan dimulai dengan pemeriksaan yang sudah selesai versus cek kosong.
Misalnya, dalam skema karyawan hantu, fraudster dapat menggunakan orang sungguhan,
seperti mantan karyawan, sebagai hantu, memotong cek, dan hanya memalsukan nama
orang itu untuk mencairkan cek. Dalam skema vendor nonkomplek, penipu biasanya
memotong pemeriksaan pengembalian uang yang sah dari vendor yang sah dan
memalsukan dukungan pemberi kerja di belakang.
2.4.1.2.4.3 Skema Pembayaran yang Diubah (Altered Payee Schemes)
Skema pembayaran yang diubah juga melibatkan intersepsi cek yang ditulis ke
pihak lain, tetapi dalam skema ini pelakunya mengubah penunjukan penerima
pembayaran sehingga cek dapat dikonversi ke dirinya sendiri. Kadang-kadang penipu
membalikkan nama penerima pembayaran dari cek, mengganti namanya dengan nama
asli yang sah, ketika cek dikembalikan dalam laporan bank.
2.4.1.2.4.4 Skema Cek Tersembunyi (Concealed Check Schemes)
Skema cek tersembunyi adalah upaya yang berani untuk memanfaatkan “rubber
stamping” atau tidak memperhatikan kontrol. Pelaku menyiapkan cek palsu dan
menyerahkannya bersama dengan cek yang sah kepada penandatangan resmi, yang
diharapkan pelaku akan menandatanganinya tanpa tinjauan yang tepat. Pelaku
kemungkinan akan menunggu sampai penandatangan cek sibuk atau terganggu sebelum
mengajukan cek palsu.
18
2.4.1.2.4.5 Skema Pembuat Resmi (Authorized Maker Schemes)
Skema pembuat resmi melibatkan pelaku yang memiliki otoritas
menandatangani-tanda dan membuat cek penipuan untuk dirinya sendiri untuk
kepentingan pribadi. Skema semacam ini lebih sulit untuk dideteksi karena orang
tersebut memiliki otoritas penandatangan cek.
2.4.1.3 Skimming
Skimming kadang-kadang disebut penipuan front-end, karena dana dicuri
sebelum pencatatan buku dibuat perusahaan. Skimming skema jatuh ke dalam tiga
kelompok: penjualan (penjualan yang tidak tercatat, penjualan yang rendah), piutang
(skema penghapusan, skema lapping, dan skema yang tidak disembunyikan), dan
pengembalian uang. Menurut ACFE 2008 RTTN, 16,6 persen dari semua penipuan
adalah skimming. Kerugian rata-rata dalam skema skimming adalah $ 80.000.
19
2.4.1.3.2 Skema Lapping : Piutang (Receivables: Lapping Schemes)
Lapping adalah bentuk merampas pembayaran untuk membayar lain satu
pelanggan, karena pembayaran yang terakhir telah dicuri pelaku. Misalnya, penipu
mengambil pembayaran pelanggan A, mencuri, dan membayar kembali keesokan
harinya dengan pembayaran pelanggan B. Kemudian di babak berikutnya, penipu
mencuri dari C dan membayar rekening B dengan uang dari D, menyisakan rekening C
dan D yang dilebih-lebihkan dan belum dibayar pada buku catatannya.
2.4.2 Persediaan dan Aset lainnya Non Kas (Inventory and Other Asset Non- Cash)
Skema yang melibatkan inventaris dan aset lainnya tidak hampir sama umumnya
dengan penipuan tunai, tetapi keduanya hampir identik dalam kerugian rata-rata. Dalam
ACFE 2008 RTTN, 16,3 persen dari penipuan penyalahgunaan aset melibatkan aset non-
tunai dan kerugian rata-rata adalah $ 100.000.
Seorang karyawan dapat menyalahgunakan persediaan dan aset lainnya (tidak
termasuk uang tunai) pada dasarnya dua cara. Aset dapat disalahgunakan (misalnya,
dipinjam), atau dapat dicuri.
20
2.4.2.2 Pencurian (Larceny)
Pencurian persediaan adalah pencurian persediaan yang sederhana dari pemilik
perusahaan. Dalam beberapa kasus, karyawan mungkin hanya mencuri persediaan dan
tidak berusaha menyembunyikan pencurian dalam catatan akuntansi. Atau seorang
karyawan dapat membuat dokumentasi palsu untuk membenarkan pencurian, seolah-olah
inventaris telah dijual, dikirim, atau dipindahkan secara internal.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Auditor fraud dan akuntan forensik yang berhasil mengetahui skema penipuan
dengan sangat baik. Mereka akan tahu bagaimana cara yang dilakukan dan karakteristik
dari berbagai skema, yang memungkinkan mereka untuk melakukan penyelidikan atau
program pencegahan fraud mereka secara efektif.
Diskusi tentang skema penipuan ini adalah bagian utama dari pengetahuan kritis
yang diperlukan untuk auditor penipuan dan akuntan forensik untuk dapat melakukan
pekerjaan yang efektif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Singleton, TM and Singleton, AJ, 2010, Fraud Auditing and Forensic Accounting, 4th ed.,
New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
23
KASUS ENRON CORPORATION
Enron Corporation didirikan pada tahun 1985, yang bergerak di bidang energi. Enron
merupakan hasil merger antara perusahaan Houston Natural Gas dan InterNorth, sebuah
perusahaan pipa di Nebraska selama proses marger tersebut Enron hutang sebersar 75% dari
nilai pasar saham. Kenneth Lay sebagai CEO Enron pada saat itu. Adanya hasil Kongres
Amerika Serikat yang memustukan deregulasi penjualan gas alam yang telah menyebabkan
peningkatan pendapatan enron yang signifikan. Perkembangan pesat Enron telah
menyebabkan harga saham perusahaan naik sebesar 113%.
KAP Artur Anderson merupakan KAP the big five yang menjadi auditor eksternal
Enron sekaligus konsultan manajemen enron dengan bayaran auditor $5 Juta dan biaya
konsultan manajemen $50 Juta. Hal ini yang menyebabkan konflik kepentingan di KAP Artur
Anderson karena pembayaran atas konsultasi manajemennya terlalu besar, sehingga
memunculkan kurangnya independensi dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron.
Pada tahun 1987 Pemerintah menghapus beberapa peraturan yang mengarahkan pada
harga tetap energi sehingga harga minyak menjadi berfluktuasi dan membuat pasar gas
beresiko tinggi baik dari sisi pembeli dan penjual. Enron memiliki ide invotif dengan
memediasi antara pembeli dan penjual yang diharapkan dapat mengurangi resiko. Enron
menawarkan kontrak pada penjual untuk membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam
beberapa tahun dan kontrak pada pembeli harga minyak yang sama ditambah nilai
keuntungan untuk Enron.
Jeff Skilling COO sebagai Wakil Enron oleh Lay Kenneth dan kemudian Jeff Skiliing
mengrekrut Ander Fastow yang merupakan ahli keuangan untuk menjalankan bisnis Enron.
Pada awalnya Enron mengalami permasalahan untuk memasuki banyak pasar perdagangan,
yang dimana memerlukan biaya yang sangat besar. Sehingga Enron mencari dana pinjaman
tanpa melaporkannnya dalam laporan keuangan dengan cara Andrew dan KAP Arthur
menyiapkan 3 perusahaan serial limited partship (perusahaan rekanan terbatas) yang disebut
“Special Purpose Entitas”.
Entitas untuk tujuan khususnya ini kemudian mengajukan sejumlah hutang besar
dengan saham Enron sebagai Penjaminnya. Uang dipinjam diakui sebagai pembelian nilai
lebih kontrak dan di catatat sebagai uang “Pendapatan Penjualan” meskipun sebenarnya
hutang dan perusahaan tersebut mengambil alih sejumlah besar hutang Enron. Andrew
Fastow juga membuat karyawan fiktif dengan membayar milyar-an dolar sebagai gaji dan
pendapatan.
24
Pada Juli 2001 harga saham ke nilai $47 per saham. Jeffrey Skilling secara tiba-tiba
mengundurkan diri sebagai COO dengan alasan pribadi, Kenneth Lay dan eksekutif lainnya
juga menjual saham mereka secara diam-diam. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumkan
mengambil alih utang dan aset entitas khusus yang menyebabkan menurunnya laba dan nilai
ekuitas pemegang saham, komisi sekuritas mengumumkan akan menginvestigasi entitas
tujuan khusus Enron (SPE). Selanjutnya tanggal 8 november 2001, Enron mengumumkan
akan melaporkan ulang semua laporan keuangan sejak 1997. Sehingga hasil dari investigasi
tersebut menyimpulkan bahwa hutang enron sebesar $38 juta yang semulanya hanya sebesar
$13 Juta dikerenakan terdapat banyak entitas tujuan khusus dan kerjasama yang tidak tercatat
dalam neraca. Enron berkerjasama dengan KAP Arthur untuk memanupulasi angka-angka
laporan keungan agar tampak menarik di mata investor dan dianggap memiliki kinerja yang
baik. Tak tanggung-tanggung manajemen Enron telah mengelembungkan (mark up)
pendapatannya sebersar US$ 600 Juta, dan telah menyembunyikan utangnya sebesarnya US$
1,2 milliar dengan teknik off-balance sheet.
25