Kelas BA
Kelompok 7
Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... i
DAFTAR ii
ISI .................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar 1
Belakang .....................................................................................................
1.2 Rumusan 2
Masalah ................................................................................................
1.3 2
Tujuan ..................................................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Strategi 3
Positioning ..............................................................................................
2.1.1 Pengertian 3
Positioning .................................................................................
2.1.2 Konsep 7
Positioning ......................................................................................
2.1.3 Cara Penetapan 8
Positioning ..........................................................................
2.1.4 Strategi 9
Positioning ......................................................................................
2.2 Strategi Pemasaran Berdasarkan PLC (Product Life 11
Cycle) .................................
2.2.1 Pengertian PLC (Product Life 11
Cycle) ...........................................................
2.2.2 Tahapan PLC (Product Life 12
Cycle) ..............................................................
2.3 Konsep Competitive 15
Forces .................................................................................
2.3.1 Threat Of New Entrants (Hambatan bagi Pendatang 17
Baru) ..........................
ii
2.3.2 Bargaining Power Of Suppliers (Daya Tawar 18
Pemasok) .............................
2.3.3 Bargaining Power Of Buyers (Daya Tawar 18
Pembeli) ...................................
2.3.4 Threat Of Substitutes (Hambatan Bagi Produk 18
Pengganti) ...........................
2.3.5 Rivalry Among Existing Competitors (Tingkat Persaingan Dengan
Kompetitor) ................................................................................................. 19
2.4 Cara Mengidentifikasi dan Menganalisis 19
Pesaing ................................................
2.4.1 Pengertian 19
Persaingan ..................................................................................
2.4.2 Identifikasi 20
Pesaing ......................................................................................
2.5 Strategi Pemasaran bagi Pemimpin, Penantang, Pengikut, dan Relung 21
Pasar ......
2.5.1 Strategi Pemimpin 22
Pasar ..............................................................................
2.5.2 Strategi Penantang 24
Pasar ..............................................................................
2.5.3 Strategi Pengikut 26
Pasar .................................................................................
2.5.4 Strategi Relung 27
Pasar ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
konsumen, agar supaya terjadi simbiosis mutualisme dimana antara konsumen
dan perusahaan dapat saling menguntungkan. Perusahaan mendapatkan laba
dari penjualan produk, dan konsumen mendapatkan produk yang dibutuhkan.
Dalam persaingan bisnis yang terjadi pada era globalisasi saat ini,
perusahaan harus mampu menjaga eksistensinya lewat strategi-strategi
pemasaran yang dilakukan. Perusahaan harus dapat merencanakan strategi
yang tepat dan terus melakukan inovasi agar produk yang dihasilkan tetap eksis
di pasaran, diminati oleh konsumen dan dapat menjawab setiap kebutuhan
konsumen. Jadi bagaimana perusahaan dapat terus bertahan dari awal
perusahaan tersebut memperkenalkan kepada konsumen tentang produk yang
dihasilkan sampai kepada produk tersebut ditarik dari pasaran.
1.3 Tujuan
a. Memahami konsep tentang strategi positioning
b. Memahami konsep tentang strategi pemasaran berdasarkan PLC
c. Memahami konsep tentang competitive forces
d. Memahami konsep tentang cara mengidentifikasi dan menganalisis pesaing
e. Memahami konsep tentang strategi pemasaran bagi pemimpin, penantang,
pengikut, dan relung pasar
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control 9th
Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall.
2
Putri, Budi Rahayu Tanama. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: Universitas Udayana Press
3
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control 9th
Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall.
4
diferensiasi tersebut, pemasar perlu memperhatikan atribut diferensiasi
utama dalam produk yang dihasilkan perusahaan.
a. Diferensiasi Produk
Diferensiasi Produk adalah sebuah proses atau upaya perusahaan
untuk menciptakan suatu perbedaan pada produk atau layanannya
dengan pesaing. Diferensiasi produk menyerupai suatu garis. Di
ujung yang sama, kita dapat menemukan suatu produk yang sangat
terstandarisasi dimana hanya terdapat sedikit variasi seperti misalnya
ayam, telur, atau susu. Sedangkan di ujung lainnya adalah produk
dengan diferensiasi tinggi seperti pakaian atau barang elektronik.
Pembeda produk yang utama adalah:
- Keistimewaan (Feature): Mengacu kepada karakteristik yang
melengkapi fungsi dasar produk.
- Kualitas Kinerja (Performance Quality): Mengacu kepada
tingkat dimana karaketristik dasar produk tersebut beroperasi.
- Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality): Mengacu kepada
tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi
spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
- Daya Tahan (Durability): Mengacu kepada suatu ukuran usia
produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan/atau berat.
- Mudah Diperbaiki (Repairability): Mengacu kepada ukuran
kemudahan untuk memperbaiki suatu produk yang rusak atau
gagal.
- Gaya (Style): Mengacu kepada penggambaran penampilan dan
perasaan produk tersebut bagi pembeli.
5
- Rancangan (Design): Mengacu kepada totalitas dari
keistimewaan yang mempengaruhi fungsi suatu produk dalam hal
kebutuhan pelanggan.
b. Diferensiasi Pelayanan
Selain mendiferensiasikan produk, perusahaan juga dapat
mendiferensiasikan pelayanannya. Diferensiasi pelayanan adalah
mewujudkan kreativitas yang tinggi dalam mengkombinasikan
unsur-unsur bauran pemasaran dengan keramah-tamahan dan
wawasan karyawan yang luas, sehingga kualitas jasa pelayanan yang
dirasakan oleh konsumen melebihi harapan. Jika produk fisiknya
tidak mudah didiferensiasikan, kunci keberhasilan dalam persaingan
seringkali terletak pada kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas serta nilai suatu
produk. Pembedaan pelayanan yang utama adalah:
- Kemudahan Pemesanan (Ordering Ease): Mengacu kepada
tingkat kemudahan yang didapatkan oleh pelanggan ketika
melakukan pemesanan produk perusahaan.
- Pengiriman (Delivery): Mengacu kepada tingkat keterjagaan
kondisi produk hingga sampai ke tangan konsumen.
- Pemasangan (Installation): Mengacu kepada pengerjaan yang
dilakukan untuk membuat produk beroperasi dengan baik pada
lokasi yang telah direncanakan oleh pelanggan.
- Pelatihan Pelanggan (Customer Training): Mengacu kepada
pelatihan untuk para pelanggan (pegawai pelanggan) dalam
menggunakan produk secara tepat dan efisien.
- Konsultasi Pelanggan (Customer Consulting): Mengacu kepada
pelayanan data, sistem informasi, dan saran yang diberikan
6
penjual kepada pembeli baik secara gratis ataupun dengan
bayaran.
- Pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and Repair):
Merupakan program pelayanan perusahaan untuk membantu
pelanggan menjaga dan merawat produk yang telah mereka beli
tetap dalam keadaan yang baik.
c. Diferensiasi Personal
Perusahaan juga dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang
kuat dengan mempekerjakan dan melatih pegawai-pegawai yang
lebih baik daripada pesaing mereka. Oleh karena itu, perusahaan
perlu melakukan diferensiasi personal. Diferensiasi personal adalah
diferensiasi lewat keunggulan personal yang dimiliki oleh
perusahaan. Personel yang terlatih dengan lebih baik menunjukkan
enam karakteristik, yaitu:
- Kemampuan: Para pegawai memiliki keahlian dan pengetahuan
yang diperlukan.
- Kesopanan: Para pegawai ramah, hormat, dan penuh perhatian
baik terhadap konsumen maupun pelanggannya.
- Kredibiltas: Para pegawai dapat dipercaya.
- Dapat Diandalkan: Para pegawai mampu, akan, dan pasti bisa
menyelesaikan tugas yang telah mereka terima dengan penuh
tanggungjawab.
- Cepat Tanggap: Para pegawai cepat menanggapi permintaan dan
permasalahan yang dihadapi oleh konsumen.
- Komunikasi: Para pegawai mampu memahami keinginan dan
dapat berkomunikasi dengan jelas, baik kepada calon konsumen
maupun pada pelanggan.
7
d. Diferensiasi Citra
Bahkan dalam penawaran bersaing yang terlihat sama, pembeli
mungkin memiliki tanggapan yang berbeda pada citra perusahaan
atau citra produk yang satu dengan perusahaan atau produk yang
lainnya. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan diferensiasi
citra. Diferensiasi citra adalah sebuah karakteristik yang khusus atau
pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Bias dikatakan
bahwa diferensiasi citra adalah bauran yang dari elemen pencitraan,
yang menciptakan sebuah merek pada suatu produk. Citra yang
efektif melakukan tiga hal bagi perusahaan yaitu:
- Menyampaikan pesan tunggal yang memantapkan karakter
produk dan usulan nilai.
- Menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda, sehingga
tidak dianggap meniru pesan serupa dari para pesaing.
- Memberikan kekuatan emosional kepada calon konsumen,
sehingga mampu membangkitkan keinginan maupun pikiran
pembeli.
Dalam diferensiasi citra, pembeda utama pada umumnya adalah
lambang/logo, media tertulis, atau audio visual, suasana, dan
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan.
8
konsumen, namun konsumen yang telah ditargetkan sebelumnya. Terdapat tiga
konsep dalam penentuan posisi produk, yaitu:4
a. Konsep Fungsional. Konsep yang menjadikan produk sebagai penyelesai
masalah kebutuhan konsumsi konsumen secara eksternal. Contoh:
shampoo Clear (mencegah timbulnya ketombe) dan sabun cuci Sunlight
(pembersih lemak yang efektif).
b. Konsep Simbolis. Konsep yang berhubungan dengan keadaan internal
produk, seperti kualitas, merek, atau brand produk untuk memenuhi
kebutuhan psikis, pengembangan diri, posisi peran, dan identifikasi ego
pada konsumen. Misalnya: mobil Lamborghini (kemapanan), I-Phone
(gaya hidup), Starbuck Coffee (pergaulan).
c. Konsep Eksperiensial. Konsep yang dibungkus dalam bentuk kegiatan
sehingga dapat memberikan pengalaman yang membekas di benak
konsumen. Misalnya: Hypermart atau Carrefour menekankan pada
pengalaman belanja konsumen yang menyenangkan serta Air Asia yang
menekankan pada penerbangan murah.
4
Putri, Budi Rahayu Tanama. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: Universitas Udayana Press
5
Shinta, Agustina. 2011. Jurnal Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press
9
b. Positioning Berdasarkan Manfaat Produk. Kemudahan, waktu,
kejelasan, kejujuran, kenikmatan, murah, serta jaminan yang bisa
didapatkan dari produk.
c. Positioning Berdasarkan Imajinasi. Menggunakan imajinasi seperti:
tempat, orang, benda-benda, situasi. Contoh: Marlboro diasosiasikan
dengan Koboy AS, Sabun Lux diasosiasikan dengan artis, dan Sepatu
Nike diasosiasikan dengan bintang olah raga.
Menurut Budi R.T. Putri (2017), dalam kasus suatu produk komoditas,
perusahaan harus melihat tugasnya untuk mengubah suatu produk yang tidak
terdiferensiasi menjadi suatu penawaran yang terdiferensiasi. Akan tetapi tidak
semua perbedaan tersebut berarti atau berharga dan tidak setiap perbedaan
adalah pembeda. Perbedaan memiliki potensi menciptakan biaya bagi
perusahaan maupun manfaat bagi pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus
berhati-hati dalam memilih cara untuk membedakan produknya dari para
pesaing. Suatu perbedaan patut dibuat jika memenuhi kriteria berikut:6
- Penting. Maksudnya, perbedaan tersebut memberikan manfaat yang bernilai
tinggi bagi cukup banyak pembeli.
- Unik. Maksudnya, produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut tidak
ditawarkan oleh perusahaan lain, atau perusahaan mampu menawarkan
perbedaan yang lebih spesifik dibandingkan dengan perusahaan yang
lainnya.
- Unggul. Maksudnya, perbedaan yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki
keunggulan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan lain yang
menggunakan cara yang sama.
6
Putri, Budi Rahayu Tanama. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: Universitas Udayana Press
10
- Dapat Dikomunikasikan. Maksudnya, perbedaan tersebut dapat
dikomunikasikan dan jelas terlihat oleh pembeli.
- Mendahului. Maksudnya, produk tersebut diperkenalkan pertama kali oleh
perusahaan, dan produk tersebut tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang
lainnya.
- Terjangkau. Artinya, pembeli mampu membayar untuk perbedaan tersebut.
- Menguntungkan. Maksudnya, laba perusahaan yang diperoleh akan
meningkatkan dengan memperkenalkan perbedaan tersebut.
Kemudian, terdapat berbagai pembedaan strategi penentuan posisi yang
dapat dilakukan oleh perusahaan, seperti:
- Penentuan Posisi Menurut Atribut. Ini terjadi apabila perusahaan
memposisikan produk menurut atribut seperti: ukuran, lama keberadaannya,
dan lain sebagainya. Contoh: Charoen Pokphand menekankan pada mutu
produknya (pakan ternak, anak ayam usia sehari, dan makanan olahan
dengan kualitas tinggi) dan Jamu Nyonya Meneer menekankan pada waktu:
sejak 1919.
- Penentuan Posisi Menurut Manfaat. Disini produk diposisikan sebagai
pemimpin pasar dengan suatu manfaat tertentu. Contoh: Tropicana Slim
merupakan produk pangan untuk hidup sehat (healthy life), dan Prenagen
merupakan produk minuman untuk ibu hamil.
- Penentuan Posisi Menurut Pemakai. Ini berarti memposisikan produk
sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Misalnya: Susu
Zee yang merupakan susu yang diperuntukkan bagi pertumbuhan anak, lalu
dikelompokan lagi menjadi Zee Kidz (bagi anak usia 5-8 tahun), Zee Tween
(anak usia 9-12 tahun), Zee Teen Boys (bagi remaja putra usia < 19 tahun),
dan Zee Teen Girls (bagi remaja putri usia < 19 tahun).
11
- Penentuan Posisi Menurut Penggunaan/Penerapan. Memposisikan
produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan.
Misalnya: McDonald adalah restoran cepat saji untuk orang-orang yang
sibuk.
- Penentuan Posisi Menurut Pesaing. Produk memposisikan diri lebih baik
daripada pesaing yang disebutkan namanya atau tersirat. Contoh: Tropicana
Slim memposisikan diri sebagai merek makanan yang lebih baik daripada
produk makanan lainnya dengan menjamin kesehatan konsumen, seperti:
low fat, low calorie, dan non cholesterol, serta Dove yang memposisikan diri
sebagai sabun pelembab dan pelembut kulit lebih dari sekedar sabun mandi.
- Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk. Produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu kategori produk. Contoh: Molto pelembut dan
pengharum pakaian, Pepsodent gigi putih cemerlang.
- Penentuan Posisi Menurut Kualitas/Harga. Memposisikan produk
sebagai pemberi nilai terbaik. Misalnya: Pembasmi nyamuk HIT
menawarkan kualitas yang baik dengan harga murah.
12
dikatakan mempunyai siklus hidup produk yang menegaskan empat hal
(Arman dkk, 2006), yaitu:8
- Produk memiliki umur yang terbatas.
- Penjualan produk melalui berbagai tahap siklus hidup produk, masing-
masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda.
- Pada berbagai tahap siklus hidup produk, laba perusahaan mengalami
kenaikan dan penurunan.
- Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian,
dan sumber daya manusia yang berbeda pada setiap siklus.
2.2.2 Tahapan PLC (Product Life Cycle)
8
Nasution, Arman Hakim, Indung Sudarso dkk. 2006. Manajemen Pemasaran untuk Engineering.
Yogyakarta: Andi
9
Swastha, Basu DH. 1984. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty
13
tingginya biaya. Strategi yang digunakan pada tahap ini adalah strategi
promosi. Untuk menentukan harga dan promosi produk menurut Arman
dkk (2006), terdapat empat strategi yaitu:10
1) Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming): Peluncuran produk baru
dengan harga tinggi dan promosi tinggi.
2) Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming): Peluncuran produk baru
dengan harga tinggi dan promosi rendah.
3) Strategi Penetrasi Cepat (Rapid-Penetration): Peluncuran produk
dengan harga rendah dan promosi tinggi.
4) Strategi Penetrasi Lambat (Slow-Penetration): Peluncuran produk
dengan harga rendah dan promosi rendah.
10
Nasution, Arman Hakim, Indung Sudarso dkk. 2006. Manajemen Pemasaran untuk Engineering.
Yogyakarta: Andi
11
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control 9th
Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall.
14
4) Perusahan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi yang baru.
5) Perusahaan beralih dari iklan yang bersifat menyadari produk ke iklan
yang bersifat memilih produk.
6) Perusahaan menurunkan harga.
12
Kotler, Philip. 2009. Marketing Management 13th Edition. U.S.A.: Pearson Prentice Hall.
15
peningkatan mutu produk, peningkatan ciri-ciri atau fitur-fitur produk,
dan peningkatan model produk.
3) Modifikasi Bauran Pemasaran (Marketing Program Modification):
dengan diskon harga, distribusi, iklan, sales, personal selling, dan
pelayanan (services).
16
kompetitif perusahaan, yaitu biaya rendah atau diferensiasi produk14. Dalam
Competitive Forces atau dalam Bahasa Indonesianya berarti kekuatan kompetitif
terdapat analisis Lima Kekuatan Porter atau dalam bahasa Inggris disebut denggan
Portes’s Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat
berguna untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam
menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis15. Dengan mengunakan Analisis
Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan
kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.
Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan
oleh Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga
dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau
Porter’s Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering
digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan.
14
Wikipedia. 2020. Marketing. Dikutip pada tanggal 26 Oktober 2020 dari https://id.wikipedia.org/wiki/
Keunggulan_kompetitif
15
Putri, Budi Rahayu Tanama. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: Universitas Udayana Press
17
Seperti namanya, Porter’s Five Forces Analysis ini mengunakan 5 Kekuatan
Industri untuk menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri. Berikut ini
adalah kelima Kekuatan menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan Porter’s
Five Forces Analysis.
18
Hak Paten, Merek dagang
Skala Ekonomi
Loyalitas Pelanggan
Peraturan Pemerintah
2.3.2 Bargaining Power Of Suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual
bahan baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang
berkualitas rendah kepada pembelinya. Dengan demikian, keuntungan
perusahaan akan menjadi rendah karena memerlukan biaya yang tinggi untuk
membeli bahan baku yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya
tawar pemasok, semakin tinggi pula keuntungan perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok yang
menyediakan bahan baku yang diinginkan sedangkan banyak pembeli yang
ingin membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti ataupun
pemasok memonopoli bahan baku yang ada.
19
2.3.4 Threat Of Substitutes (Hambatan Bagi Produk Pengganti)
Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen
mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang
memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah. Semakin
sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin
menguntungkan perusahaan kita.
20
Persaingan juga merupakan kenyataan hidup dalam dunia bisnis, sifat,
bentuk, dan intensitas persaingan yang terjadi dan cara yang ditempuh oleh
para pengambil keputusan stratejik untuk menghadapi para tingkat yang
dominan mempengaruhi tingkat keuntungan suatu perusahaan.16 Dalam
persaingan kita mengenal istilah “pesaing” yaitu perusahaan yang
menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama atau mirip dengan
produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dapat dikategorikan
pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing yang dekat yang
memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip.17
16
Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
17
Kasmir. 2012. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
21
menetapkan langkah selanjutnya. Identifikasi pesaing meliputi hal-hal sebagai
berikut:18
a. Jenis Produk yang Ditawarkan
Kadang-kadang sebuah perusahaan tertentu memiliki produk yang beragam.
Tugas perusahaan adalah mengidentifikasikan secara lengkap dan benar
produk apa saja yang dimilki oleh pesaing-pesaingnya. Identifikasikan siapa
pesaing utama yang terdekat serta pesaing lainya yang juga berpotensi
mengancam perusahaan kita sekarang dan di masa yang akan datang.
b. Melihat Besarnya Pasar yang Dikuasai (Market Share) Pesaing
Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, dapat dilakukan melalui
segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini perusahaan harus
mengestimasi besarnya pasar dan market share masing-masing pesaing.
Market share yang harus diketahui adalah untuk masa sekarang dan di masa
yang akan datang, baik yang dikuasai pesaing maupun secara keseluruhan.
c. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Dengan mengestimasi besarnya market share, akan kelihatan peluang yang
ada serta ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan
datang. Setiap peluang harus dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan
peluang baru yang sebesar-besarnya. Kemungkinan ancaman atau masalah
yang timbul pun harus segera diantisipasi sehingga tidak menimbulkan
masalah.
d. Identifikasi Keunggulan dan Kelemahan
Identifikasi kelamahan dan keunggulan berarti memetakan atau mencari tahu
keunggulan dan kelemahan yang dimilki pesaing. Identifikasikan kelemahan
dan keunggulan pesaing dalam berbagai bidang, misalnya dalam hal
kelengkapan produk, mutu, kemasan, harga, distribusi, lokasi, serta promosi.
18
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran Edisi II. Yogyakarta: CV Andi Offset
22
2.5 Strategi Pemasaran bagi Pemimpin, Penantang, Pengikut, dan Relung
Pasar
Merancang strategi pemimpin pasar, perusahaan besar akan memperluas
keseluruhan pasar, mempertahankan pangsa pasar, memperluas pangsa pasar.
Sebagai contoh strategi pemimpin pasar kita belajar dari kasus Procter & Gamble
dan Caterpillar. Merancang strategi penantang pasar, perusahaan yang cukup besar
akan menentukan sasaran dan lawan strategis, memilih strategi penyerangan
umum, memilih strategi penyerangan khusus. Sebagai contoh strategi penantang
pasar kita belajar dari Colgate, Ford, Montgomery Ward, Avis, Westinghouse dan
Pepsi-Cola. Merancang strategi pengikut pasar, perusahaan peringkat kedua lebih
suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Merancang strategi perelung
pasar, perusahaan kecil menjadi pengikut di pasar besar adalah menjadi pemimpin
kecil, atau relung pasar (niche).
2.5.1 Strategi Pemimpin Pasar
Banyak industri memiliki satu perusahaan yang diakui sebagai
pemimpin pasar. Perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar
produk yang relevan. Perusahaan ini biasanya memimpin perusahaan lain
dalam perubahan harga, perkenalan produk baru, cakupan distribusi, dan
intensitas promosi. Pemimpin itu mungkin tidak dikagumi atau dihormati,
tetapi perusahaan lain mengakui dominasinya. Pemimpin ini menjadi titik
orientasi bagi pesaing, menjadi perusahaan untuk ditantang, ditiru, atau
dihindari.
23
Gilette (pisau cukur) di tiga sisi. Pertama, perusahaan harus menemukan cara
untuk memperbesar total permintaan pasar. Kedua, perusahaan harus
melindungi pangsa pasarnya sekarang melalui tindakan defensif dan ofensif
yang tepat. Ketiga, perusahaan dapat berusaha meningkatkan pangsa pasarnya
lebih jauh, bahkan jika ukuran pasarnya tetap sama.
24
peneliti sekarang kadang mempelajari bentuk respon terhadap harga yang
paling tepat dan serangannya.
c. Memperluas Pangsa Pasar
Pemimpin pasar dapat meningkatkan labanya dengan meningkatkan pangsa
pasarnya. Dalam banyak pasar, satu titik pangsa pasar bernilai puluhan juta
dolar. Peningkatan satu titik pangsa pasar dalam pasar kopi bernilai $48 juta
dan dalam pasar minuman ringan $120 juta! Tidak heran persaingan normal
telah berubah menjadi perang pemasaran. Beberapa tahun lalu, Strategic
Planning Institute meluncurkan suatu penelitian berjudul Dampak Strategi
Pasar Terhadap Laba (Profit Impact of Market Strategy—PIMS) yang
mencoba mengidentifikasi variable-variabel paling penting yang
mempengaruhi laba. Data dikumpulkan dari ratusan unit bisnis dalam
berbagai industri untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang paling
berpengaruh pada laba variabel utama di antaranya mencakup pangsa pasar,
kualitas produk, dan beberapa lainnya.
25
daripada Xerox, Toyota sekarang memproduksi lebih banyak mobil daripada
General Motors, Nikon lebih banyak memproduksi kamera bagus daripada
Leica, dan British Airways menerbangkan lebih banyak penumpang
internasional daripada pemimpin terdahulu, Pan Am. Para penantang ini
berambisi besar dan menggunakan sumber daya mereka yang lebih kecil
dengan lebih baik, sementara pemimpin pasar menjalankan bisnis mereka
seperti biasa.
a. Menentukan Sasaran dan Lawan Strategis
Seorang penentang pasar harus menentukan dulu sasaran strategisnya.
Sebagian besar sasaran strategis penantang pangsa pasarnya. Keputusan untuk
menyerang berinteraksi dengan siapa yang akan diserang.
b. Memilih Strategi Penyerangan Umum
Dengan musuh dan sasaran yang jelas, pilihan apa yang tersedia untuk
menyerang musuh? Kita dapat mulai dengan membayangkan musuh yang
menempati suatu wilayah pasar tertentu. Kita bedakan lima strategi
penyerangan yang perlu diketahui yakni:
Serangan Frontal: penyerangan dikatakan melancarkan serangan frontal
(berhadapan) jika ia mengumpulkan kekuatannya menentang lawannya. Ia
menyerang kekuatan musuh bukan kelemahannya. Hasilnya tergantung
pada siapa yang lebih kuat dan lebih tahan. Dalam serangan frontal murni,
si penyerang menyamai produk, iklan, dan harga pesaing. Prinsip kekuatan
menyatakan bahwa pihak yang memiliki kekuatan (sumber daya) lebih
besar akan memenangkan pertempuran
Serangan Rusuk: pasukan musuh paling kuat ditempat ia mengira akan
diserang dan kurang kuat di rusuk dan di belakang. Titik lemahnya adalah
sasaran empuk serangan. Prinsip utama peperangan menyerang modern
adalah pemusatan kekuatan terhadap kelemahan. Penyerang mungkin
26
menyerang sisi yang kuat untuk menyibukkan pasukan yang bertahan
tetapi akan meluncurkan serangan sebenarnya di rusuk atau di belakang.
Serangan Pengepungan: manuver pengepungan (encirclement) adalah
usaha untuk meraih bagian besar daerah musuh melalui serangan “kilat”
terpadu. Pengepungan meliputi serangan besar di beberapa sisi, sehingga
musuh harus melindungi muka, rusuk, dan belakangnya sekaligus.
Serangan Menghindar (Bypass Attack): serangan yang paling tidak
langsung. Maksudnya adalah menghindari musuh dan menyerang pasar
yang lebih mudah untuk memperluas basis sumber daya. Strategi ini
memiliki tiga pendekatan: diversifikasi ke produk yang tidak berkaitan,
diversifikasi ke pasar geografis baru, dan meloncat (leapfrogging) ke
teknologi baru untuk menggantikan produk yang telah ada.
Serangan Gerilya: perang gerilya berarti melakukan serangan-serangan
kecil dan berkala terhadap berbagai daerah musuh. Tujuannya adalah
mengganggu dan menurunkan semangat musuh dan akhirnya mendapat
tempat permanen. Penyerang gerilya menggunakan cara konvensional
maupun tidak konvensional untuk menyerang musuh. Ini mencakup
potongan harga selektif, serangan promosi yang gencar, dan kadang-
kadang tuntunan hukum.
c. Memilih Strategi Penyerangan Khusus
Lima strategi penyerangan yang telah kita bahas bersifat sangat luas.
Penantang harus menyusun suatu strategi total yang mencakup beberapa
strategi khusus. Penantang pasar dapat memilih dari beberapa strategi
penyerangan khusus: strategi diskon harga, strategi barang lebih murah,
strategi barang prestis, strategi perluasan produk, strategi inovasi produk,
27
strategi pelayanan yang ditingkatkan, strategi inovasi distribusi, strategi
pengurangan biaya manufaktur, dan promosi periklanan intensif.19
28
Perelung sering perusahaan kecil dengan sumber daya terbatas. Tetapi divisi
kecil dari perusahaan besar juga mungkin mempunyai strategi merelung.
29
d. Spesialis Pelanggan Spesifik: perusahaan membatasi penjualannya pada satu
atau beberapa pelanggan. Banyak perusahaan menjual keseluruhan hasil
mereka pada satu perusahaan tunggal, seperti Sears atau General Motors.
e. Spesialis Geografis: perusahaan menjual hanya pada lokasi, wilayah, dan
area dunia tertentu.
f. Spesialis Produk atau Lini Produk: perusahaan menjual atau memproduksi
hanya satu produk atau lini produk. Perusahaan mungkin hanya memproduksi
lensa untuk mikroskop. Pengecer bisa hanya menjual dasi.
g. Spesialis Ciri Produk: perusahaan menspealisasikan diri dalam
mempruduksi jenis produk atau ciri produk tertentu. Rent a-Wreck, misalnya,
adalah agen sewa mobil California yang menyewakan mobilmobil tua.
h. Spesialis Job Shop: perusahaan menyesuaikan produknya untuk pelanggan
individual.
i. Spesialis Harga Bermutu: perusahaan beroperasi pada sisi pasar bermutu
rendah atau tinggi. Hewlett-Packard menspesialisasikan diri dalam mutu
tingggi, harga tinggu untuk pasar kalkulator genggamnya.
j. Spesialis Jasa: perusahaan menawarkan satu atau lebih, jasa yang tidak
tersedia pada perusahaan lain. Contohnya, bank yang mengambil permintaan
pinjaman lewat telepon dan menyerahkan uang langsung dengan angan
kepada pelanggan.
k. Spesialis Saluran: perusahaan menspesialisasikan diri dalam melayani hanya
satu saluran distribusi.21
21
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat
30
DAFTAR PUSTAKA
31