DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK
2
1. Definis Self Assement ........................................................................................................... 19
2. Manfaat Self Assement ......................................................................................................... 19
3. Elemen Self Assesment Berikut ini....................................................................................... 20
4.5 Process And Understanding Problem.................................................................................... 21
1. Critical Incident..................................................................................................................... 21
2. Check Sheet .......................................................................................................................... 21
3. Pareto Chart .......................................................................................................................... 21
4.6 Problem Analysis .................................................................................................................. 21
1. Cause and Effect ................................................................................................................... 21
2. Root Cause Analysis ............................................................................................................. 22
4.7 Konsep Dasar BPR................................................................................................................ 22
1. Business Process Reenginering (BPR).................................................................................. 22
2. Tujuan dan Peran BPR .......................................................................................................... 23
4.8 Improvement ......................................................................................................................... 23
1. Streamlining .......................................................................................................................... 23
2. Idealizing............................................................................................................................... 24
4.9 BPR (Business Process Reenginering).................................................................................. 25
1. Definis BPR .......................................................................................................................... 25
2. Tipe BPR ............................................................................................................................... 25
4.10 Implementation ..................................................................................................................... 25
1. Implementasi Sistem ............................................................................................................. 25
2. Tree Diagram ........................................................................................................................ 26
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................... 27
1. Kesimpulan ............................................................................................................................... 27
2. Saran ......................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 28
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya penulis
mampu merampungkan Laporan yang berjudul " laporan rekayasa proses bisnis
takshimura fashion store".
Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
menyumbangkan berbagai bahan referensi materi.
Kami sangat berharap semoga Laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi pembaca
Kami menyadari terdapat kekurangan di laporan ini sebab keterbatasan pengetahuan
serta pengalaman Kami. untuk itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar kedepannya dapat membuat Laporan dengan lebih baik lagi.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bisnis Toko Takashimura Fashion Store yaitu bisnis yang bergerak dibidang aksesoris,
penjualan aksesoris dengan produk-produk yang meliputi berbagai macam jenis aksesoris
untuk berbagai kalangan sosial baik pria maupun wanita dan segala usia mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa, orang tua ataupun lanjut usia. Selain itu juga terdapat produk-produk fashion
seperti sepatu, sandal dan lain-lain yang berhubungan dengan fashion yang dipasarkan. Toko
takashimura fashion store dipilih penulis sebagai subjek dilaksanakannya penelitan atau kerja
praktek bidang ini. Yang ditemukan peneliti adalah bahwa di dalam penjualannya masih
ditemukan beberapa permasalahan seperti masih kurangnya tingkat penjualan (tidak seperti
yang ditargetkan) dikarenakan masih bersifat manual (konvensional) dalam penjualannya dan
belum adanya sistem penjualan secara online melalui fasilitas internet yang ada, kurangnya
promosi yang dilakukan serta kurangnya pengenalan masyarakat akan produk-produk yang
dijual oleh Takashimura Fashion Store. Melihat permasalahan ini, solusi yang peneliti usulkan
kepada Takashimura Fashion Store adalah dengan dibuatnya sistem penjualan secara online
berbasis website.
1. Untuk mengetahui perancangan suatu sistem informasi penjualan berbasis web yang
memudahkan konsumen dalam mencari produk dan memperoleh produk di Toko
Takashimura Fashion Store.
2. Untuk mengetahui cara menampilkan data order seluruh penjualan pada web Toko
Takashimura Fashion Store.
5
2. Bagaimana menampilkan data order seluruh penjualan pada web Toko Takashimura
Fashion Store?
6
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum
Bisnis Toko Takashimura Fashion Store yaitu bisnis yang bergerak dibidang aksesoris
dengan produk-produk yang meliputi berbagai macam jenis aksesoris untuk berbagai kalangan
sosial baik pria maupun wanita dan segala usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang
tua ataupun lanjut usia. Selain itu juga terdapat produk-produk fashion seperti sepatu, sandal
dan lain-lain yang berhubungan dengan fashion yang dipasarkan. Takashimura Fashion Store
mengambil bidang ini karena melihat bahwa dunia fashion sangat diminati oleh masyarakat
berbagai gender dan usia.
Takashimurah Fashion Store merupakan salah satu tempat yang memberikan peluang
kepada mereka para konsumen untuk mendapatkan askesoris yang nantinya akan membuat
penimpilan mereka lebih keren khususnya kalangan remaja. Berikut struktur dari
Takashimura Fashion Store, bisa dilihat di gambar 2.1:
1. Owner
Owner mempunyai wewenang:
1. Operasional secara keseluruhan dan memberikan tugas dan wewenangnya
kepada masing-masing personil yang terkait dalam perusahaannya.
2. Mendapatkan laporan operasional dari seluruh kegiatan perusahaan termasuk
arus keluar masuknya barang dan keuangan.
7
2. Admin
Admin mempunyai tugas:
a. Melakukan rekapitulasi data.
b. Melakukan penjadwalan karyawan.
c. Mengerjakan penyimpanan arsip.
d. Pendataan kebutuhan untuk inventaris.
e. Melayani pertanyaan konsumen.
f. Menerima dan memproses pesanan konsumen
3. Kasir
Kasir mempunyai tugas:
a. Mencatat setiap ada pengeluaran barang atau seluruh barang yang terjual.
b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
4. Kepala gudang
Kepala gudang mempunyai tugas:
a. Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya.
b. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang.
c. Melakukan order barang sesuai kebutuhan.
d. Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai dengan
SOP.
e. Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP.
5. Karyawan
Karyawan mempunyai tugas:
a. Menata stok barang.
b. Membuka dan menutup toko.
c. Mencatat dan mengupdate stok barang yang tersedia.
d. Membersihkan toko.
e. Membersihkan produk.
f. Melayani pelanggan.
6. Admin online
Admin online mempunyai tugas:
a. Memberikan Informasi Produk.
b. Memperbarui Informasi Produk Terkini.
c. Menjaga Performa Bisnis Perusahaan.
d. Menjaga Komunikasi yang Baik dengan Pelanggan.
e. Membuat Promosi di Platform Jual Beli Online (Marketplace).
8
yang diinginkan.
b. Setelah pelanggan menentukan barang yang ingin dibeli selanjutnya pihak
penjual melakukan pengecekan ketersediaan barang.
c. Penjual memberitahukan ketersediaan barang yang diinginkan.
d. Jika barang tersedia maka pihak penjual akan memberitahukan harga barang yang
diinginkan.
e. Pelanggan melakukan pembayaran.
f. Toko Takashimura Fasion Store membuka dan memberikan nota penjualan
kepada pelanggan.
g. Admin membuat laporan penjualan.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan
hasil penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
10
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data Secara singkat, teknik pengumpulan data adalah
cara atau metode yang digunakan peneliti untuk menghimpun berbagai data, informasi,
maupun fakta pendukung lainnya sebagai keperluan penelitian. Teknik pengumpulan
ini tak terlepas dari metodologi penelitian yang dipakai oleh peneliti.
Apabila peneliti memilih teknik pengumpulan data kualitatif, maka metode
yang digunakan bisa melalui observasi, wawancara (in depth interview), focus group
discussion (FGD), atau studi kasus (case study). Sementara, jika menggunakan teknik
pengumpulan data kuantitatif, metodenya dapat berupa angket (kuesioner), studi
dokumentasi, serta wawancara.
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu contoh teknik pengumpulan data
kualitatif. Metode observasi umumnya dilakukan dengan mengamati objek-
objek penelitian yang dikumpulkan dalam catatan atau alat rekam. Terdapat 3
jenis observasi, yaitu tipe partisipatif, terus terang atau tersamar, dan juga tak
berstruktur.
Menurut Arikunto dalam Imam Gunawan ( 2013: 143) menyatakan
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan peneliti secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.
Menurut Rachman ( 2015: 93) menyatakan observasi adalah sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek peneletian.
Observasi akan dilakukan oleh peneliti di Takashimura Fashion Store
untuk mengetahui apa saja masalah yang ada di dalam Mufida Terminal Print.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang berlangsung
antara narasumber dan pewawancara dengan tujuan mengumpulkan data-data
berupa informasi. Oleh karena itu, teknik wawancara adalah salah satu cara
pengumpulan data, misalnya untuk penelitian tertentu. Kegiatan wawancara
dapat dilakukan untuk berbagai tujuan dan oleh siapa saja, seperti jurnalis,
pencari kerja, peneliti, dan sebagainya.
Lexy J Moleong menyatakan bahwa wawancara adalah percakapan
dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden
berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan
dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan
penelitian.
Wawancara di lakukan dengan mewawancarai admin Toko
Takashimura Fashion Store.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dan pengguna metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Data-data yang
11
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder,
yaitu berupa dokumen yang berhubungan strategi pemasaran yang digunakan
toko baju Serba Harga Murah dan toko baju murah Semua 50 Ribu Kota
Palangka Raya
12
3.7 Validasi data
Untuk mendapatkan data yang valid peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber data dan metode. Triangulasi sumber data menurut Arifin (2011: 164) merupakan
penggalian informasi tertentu melalui metode-metode dan sumber perolehan data.
Triangulasi sumber data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumen tertulis.
Menurut Sugiyono dalam Gunawan ( 2013 : 219) teknik pengumpulan data triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono ada tiga
macam triangulasi yaitu:
1) Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.Data yang diperoleh dianalisis
oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data (Sugiyono, 2007:274).
2) Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik
pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk
memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2007:274).
3) Tragulasi waktu Watu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi, atau teknik lain dalam waktu
atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi
dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain
yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
Sedangkan menurut Denzin (1978) dalam Paton mengungkapkan bahwa ada empat tipe dasar
triangulasi :
1. triangulasi data – adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai
contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang
yang berbeda
2. triangulasi investigator – penggunaan beberapa peneliti atau ilmuan sosial yang berbeda
3. triangulasi teori – penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat
tunggal data
4. triangulasi metodologis – penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau
program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar wawancara terstruktur, dan
dokumen.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Konsep Proses Bisnis
1. Klarifikasi Proses Bisnis
Klasifikasi Proses Bisnis Sebelum membahas Klasifikasi Proses Bisnis kita harus tahu
apa pengertian dari Proses Bisnis Proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan atau aktifitas
yang dirancang untuk menghasilkan suatu keluaran tertentu bagi pelanggan tertentu. Proses
Bisnis di klasifikasikan menjadi tiga yaitu:
14
c. Tingkat Automasi
Tingkat automasi dapat digunakan untuk mengklasifikasikan proses bisnis.
Artinya bisnis proses sepenuhnya otomatis tidak ada manusia yang terlibat.
Contohnya adalah pemesanantiket penerbangan menggunakan antarmuka web.
Walaupun proses ini sepenuhnya otomatis di sisi maskapai, namun pelanggan terlibat
dengan kegiatan manual, seperti menyediakan informasi alamat melalui antarmuka
browser web.
Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan
pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik
proses bisnis. Kemudian dalam proses bisnis juga terdapat 3 jenis proses bisnis yaitu:
3. Peningkatan Kinerja
Kinerja secara umum merupakan hal yang menunjukkan keadaan sesuatu,
kondisi sesuatu yang dapat berupa kuantitas maupun kualitas. ( keadaan yang secara
umum bersifat trending, terkini). Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan banyak
15
hal, namun khusus mengenai pembahasan penilaian kinerja, peningkatan kinerja
melalui peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan antaralain sebagai berikut :
a. Penilaian kinerja merupakan sarana untuk mengetahui/memetakan kompetensi
yang dimiliki oleh karyawan, sehingga menjadi acuan secara subtansial untuk
meningkatkan kinerja.
b. Penilaian kinerja dilakukan sebagai dasar pembinaan kinerja karyawan.
c. Penilaian kinerja merupakan sarana memotivasi karyawan untuk meningkatkan
kinerja jabatan.
Seperti yang sudah kita jelaskan di atas, pada dasarnya tujuan dokumentasi adalah
demi mendapatkan penerangan pengetahuan, keterangan, serta bukti otentik terkait suatu
hal.
2. Identifikasi Proses
Identifikasi proses adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk secara
sistematis mendefinisikan perangkat proses bisnis suatu perusahaan dan menetapkan
kriteria yang jelasuntuk memprioritaskannya. Output kegiatan identifikasi adalah:
1) Menentukan topik/subyek.
2) Menentukan dan mengenali audience.
3) Menentukan format yang cocok untuk hasil akhir.
16
c. Bagan alir skematik (schematic flowchart)
d. Bagan alir program (program flowchart)
e. Bagan alir proses (process flowchart)
Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau
fungsionalitas dari sebuah proyek pembuatan program yang melibatkan banyak orang
sekaligus. Selain itu dengan menggunakan bagan alur proses dari sebuah program akan
lebih jelas, ringkas, dan mengurangi kemungkinan untuk salah penafsiran. Penggunaan
flowchart dalam dunia pemrograman juga merupakan cara yang bagus untuk
menghubungkan antara kebutuhan teknis dan non-teknis. Berikut ini adalah rancangan
proses bisnis untuk Toko Takashimura Fashion Store dapat dilihat pada Gambar 4.1 di
bawah ini:
17
dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian. Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi
dua kelompok, yaitu tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional
dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau
biaya standar sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja
kontemporer menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk
menilai seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah
dilakukan perbaikan yang berkesinambungan.
Sistem pengukuran kinerja hanyalah suatu mekanisme yang memperbaiki
kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya dengan
baik. Menurut Yuwono (2002), pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission
accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu
proses.
a. Balance seorecard
Balanced scorecard adalah sistem manajemen yang bertujuan untuk
menerjemahkan tujuan strategis organisasi ke dalam serangkaian tujuan kinerja
yang, pada gilirannya, diukur, dipantau, dan diubah jika perlu untuk memastikan
bahwa tujuan strategis organisasi terpenuhi. Premis utama dari pendekatan
balanced scorecard adalah bahwa metrik akuntansi keuangan yang secara
tradisional diikuti perusahaan untuk memantau tujuan strategis mereka tidak cukup
18
untuk menjaga perusahaan tetap pada jalurnya. Hasil keuangan menjelaskan apa
yang telah terjadi di masa lalu, bukan ke mana arah bisnis atau seharusnya.
c. Perfomance Prism
Performance Prism adalah pengukuran kinerja inovatif dan kerangka
manajemen kinerja. Kelebihannya dari kerangka kerja yang lainnya adalah bahwa
Performance Prism meliputi semua stakeholder organisasi atau perusahaan. Secara
prinsip stakeholder tersebut meliputi investor, pelanggan, karyawan, supplier dan
masyarakat. Performance Prism bekerja dengan dua cara yaitu menganggap bahwa
keinginan dan kebutuhan adalah milik para stakeholder, dan secara khusus apa
yang organisasi inginkan dan butuhkan dari para stakeholder (Neely dan Adams,
2000) dalam text book Quitt (2010). Dengan cara ini, hubungan timbal balik
dengan tiap-tiap stakeholder dapat diteliti.
19
untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta
didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat
memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
20
4.5 Process And Understanding Problem
1. Critical Incident
Critical Incident dilakukan secara bertahap dan dalam beberapa periode waktu
tertentu dan manager memonitor dan mencatat semua kejadian atau peristiwa yang ada
secara spesifik apa yang akan dinilai dan diobservasi sebagai penentu keberhasilan
indikator pada pekerjaan tersebut. hasil dari pernyataan tersebut akan dihubungkan
dengan penampilan kerja yang nyata dan supaya lebih efektif lagi dapat digabungkan
dengan metode ranking technique yaitu memberi peringkat pada setiap pekerjaan yang
dilakukan karyawan yang dinilai secara keseluruhan dari aspek kinerja yang telah
ditentukan manager serta menggolongkan aspek kinerja tersebut menjadi yang terbaik
dan terburuk sehingga bisa dilakukan pergeseran dan pemberian training terhadap hal
yang perlu dikembangkan dalam diri karyawan demi kemajuan organisasi dan diri
karyawan tersebut ke arah yang lebih baik.
2. Check Sheet
Check sheet dapat didefiniskan sebagai lembar yang dirancang sederhana berisi
daftar halhal yang perlukan untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat
mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan teratur pada saat data itu muncul di
lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun
kualitatif dapat dianalisis secara cepat (langsung) atau menjadi masukan data untuk
peralatan kualitas lain, misal untuk masukan data Pareto chart.
3. Pareto Chart
Pareto Chart (Bagan Pareto) atau histogram yang diurutkan berisi kolom yang
diurutkan dalam urutan turun dan garis yang mewakili total persentase kumulatif.
Bagan Pareto menyoroti faktor terbesar dalam set data, dan dianggap sebagai salah satu
dari tujuh alat dasar kontrol kualitas karena dalam bagan Pareto mudah melihat masalah
yang paling umum.
21
faktor penyebab dan akibat kualitas yang disebabkan oleh Faktor-faktor penyebab
tersebut. Ada juga yang menyebutkan Cause and Effect Diagram ini sebagai Ishikawa
Diagram karena yang pertama memperkenalkan Cause and Effect Chart ini adalah Prof.
Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo di tahun 1953. Berikut ini adalah Cause And
Effect yang terjadi:
22
2. Tujuan dan Peran BPR
Tujuan dari Business Process Reengineering adalah bagaimana membuat semua
proses yang ada di organisasi atau perusahaan menjadi meningkat. Beberapa tujuan
BPR menurut Andrews dan Stalick antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa
yang khusus serta mempertahankan produksi massal.
b. Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan
memilih barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
c. Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan
bisnis dengan perusahaan.
d. Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran
informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.
e. Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasi kesalahan
dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam
waktu siklus pabrik.
f. Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari
setiap pelanggan serta menetapkan harga “value–driven” untuk pelanggan
tanpa mengurangi profitabilitas.
g. Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu dalam memberikan
kontribusi pada perusahaan.
h. Memperbaiki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisasi sehingga
organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja
Peran BPR:
4.8 Improvement
1. Streamlining
Streamlining merupakan inisialisasi perubahan proses bisnis sehingga tercipta
proses baru yang lebih sederhana dengan pencapaian tujuan yang sama. Tujuan dari
23
fase ini yaitu mengimplementasikan proses yang telah diperbaiki dan mengontrol
proses secara berkala untuk perbaikan berkelanjutan. Streamlining (penyederhanaan)
merupakan tools yang digunakan dalam peningkatan proses bisnis. Di streamlining
kami memilih Bureaucracy Elimination (penghapusan birokrasi). Bureaucracy
Elimination (penghapusan birokrasi) merupakan cara menghilangkan pekerjaan yang
tidak diperlukan:
Menggunakan Via Whatsapp dan Instargram sebagai upaya pelayanan online
2. Idealizing
Idealizing adalah proses mengidealkan yang digunakan sebagai titik awal untuk
merumuskan solusi dan proyek guna menghasilkan hal atau suatu bentuk yang ideal atau
sempurna. Berikut ini adalah proses usulan pembuatan web kami untuk Toko Takashimura
Fashon Store pada gambar 4.3:
24
4.9 BPR (Business Process Reenginering)
1. Definis BPR
Business Process Reengineering adalah pemikiran ulang fundamental dan
perancangan radikal terhadap proses-proses bisnis untuk mencapai perbaikan secara
dramatis dalam ukuran kritis terhadap kinerja seperti biaya, kualitas, jasa dan kecepatan.
Business Process Reengineering (BPR) merupakan pendekatan manajemen bisnis
berfokus pada analisis dan desain alur kerja dan proses bisnis dalam sebuah organisasi.
Tujuan BPR untuk membantu organisasi memikirkan kembali proses bisnis mereka
dalam meningkatkan performa bisnisnya.
2. Tipe BPR
Ada 3 tipe re-engineering yang bisa dilakukan:
a. Inovasi Cara ini bisa dianalogikan sebagai “think outside the box“. Dimana
perusahaan mendefinisi ulang proses/produk yang baru untuk menggantikan
proses/produk lama yang dinilai tidak efektif.
b. Improvement Cara ini bisa dianalogikan sebagai “think inside the box“. Dimana
perusahaan menghilangkan pemborosan proses/produk yang dinilai tidak efisien.
c. Idea Fusion Cara ini bisa dianalogikan sebagai “think inside outside the box“.
Merupakan gabungan inovasi dan improvement, Dimana perusahaan
menghilangkan pemborosan proses/produk yang dinilai tidak efisien sekaligus
mendefinisi ulang proses/produk yang baru untuk menggantikan proses/produk
lama yang dinilai tidak efektif
4.10 Implementation
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi
antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,
birokrasi yang efektif.
Tujuan implementasi yaitu:
a. Menciptakan rancangan tetap sembari menganalisa dan meneliti. Dalam hal ini,
implementasi memerlukan proses analisa dan pengamatan dalam sebuah sistem.
Proses ini diperlukan agar sistem bisa bekerja dengan tepat.
b. Membuat uji coba untuk peraturan yang akan diterapkan. Uji coba ini berguna
untuk melihat kesesuaian sistem tersebut.
c. Menyempurnakan sistem yang sudah disepakati.
d. Memprediksi kebutuhan pengguna terhadap sistem yang dibuat.
1. Implementasi Sistem
implementasi sistem ini akan diakses oleh Admin Toko Takashimura Fashion
Store. Sistem ini lebih memudahkan dibandingkan dengan sistem yang lama yang
hanya menggunakan pencatatan manual di excel. Dengan ini diharapkan mampu
memasarkan produk yang ada pada Toko Takashimura Fashion Store dengan
semaksimal mungkin.
25
2. Tree Diagram
Diagram adalah satu satu alat yang digunakan untuk membagikan kategori-
kategori besar ke dalam tingkat yang lebih kecil atau terperinci. Seperti namanya,
Diagram Pohon berbentuk seperti pohon yang memiliki satu batang dahan yang
mencabang dua atau lebih. Demikian juga dengan suatu permasalahan yang ingin kita
bahas dengan menggunakan Diagram Pohon, yaitu terdiri dari satu Kategori atau Item
besar yang kemudian dibagikan menjadi dua cabang atau lebih yang lebih terperinci.
Hal ini dapat membantu kita dalam menyederhanakan suatu permasalahan yang
kompleks ataupun mempermudah kita untuk mendapatkan gambaran pada suatu
permasalahan yang kita hadapi. Diagram Pohon atau Tree Diagram ini disebut juga
dengan Diagram Hirarki (Hierarchy Diagram), Diagram Sistematic (Systematic
Diagram) dan Pohon Analisis (Analysis Tree).
Kegunaan Diagram Pohon (Tree Diagram):
Membantu untuk Menemukan akar permasalahan.
Curah pendapat (brainstorming) untuk mendapatkan solusi.
Menjelaskan langkah-langkah atau perincian kepada orang lain.
Mengidentifikasikan ruang lingkup sebuah proyek.
Menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
masalah. Untuk menganalisa suatu proses pekerjaan secara terperinci.
Berikut ini adalah tree diagram berdasarkan usulan dari peneliti, pada gambar
26
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan website di Toko Takashimura
Fashion Store yaitu: Dengan adanya suatu sistem informasi yang berbasis web konsumen
dapat dengan sangat mudah mencari produk yang diinginkan sehingga membuat omset
penjualan semakin meningkat, karena para konsumen dapat dengan mudah memesan
produk yang diinginkan, karena ketersediaan stok juga langsungotomatis dari sistem.
2. Saran
Dengan terselesainya perancangan website e-commerce pada penjualan ini penulis
ingin memberikan saran dan harapan yang dapat menjadi masukan bagi konsumen dan
pengguna lainnya, yakni;
1. Untuk administrator diharapkan dapat mengerti sistem admin pada website.
2. Diperlukan karyawan khusus untuk mengelola sistem ini agar dapat bekerja
dengan baik dan pembagian pekerjaan yang jelas.
3. Perlu adanya perawatan (maintenance) yang bertahap terhadap website ini
sehingga selalu update mengikuti perkembangan.
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan sistem ini yang
lebih komersial, selain bisa menjadi publikasi dan promosi, sistem ini dapat
memberikan keuntungan pasif seperti penempatan iklan dalam web ini dan juga
dapat mengembangkan sistem pada android.
27
DAFTAR PUSTAKA
123dok, t. (n.d.). dok123. Retrieved from 123dok.com: https://text-
id.123dok.com/document/7q02d6rxy-teknik-dokumentasi-teknik-pengumpulan-
data.html
Dr. Drs. I Wayan Suwendra, S. M. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu
Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan.
28