Anda di halaman 1dari 17

Status Dermatologi fitur thin thick

I. Distribusi Lesi distribusi Pada seluruh bagian Pada telapak tangan dan jari dan
II. Lokasi lesi / At-regio tubuh kecuali pada telapak kaki dan jari
III. Deskripsi lesi : jumlah , penyebaran , bentuk , ukuran , bagian telapak tangan
dan jari dan telapak
batas , stadium
kaki dan jari
IV. Efloresensi ( tipe pada lesi )
ketebalan 0,1-0,15 mm 0,6-4,5 mm
epidermis
Contoh pada kasus : Lapisan Tidak ada stratum ada stratum
1. Distribusi : lokalisata epidermis spinosum,granulosum,d spinosum,granulosum,dan
2. Ad regio : gluteus .... an corneum yang lebih corneum yang lebih tebal
3. Lesi : multiple , bentuk teratur , ukuran bermacam macam , tipis
kering Epidermal Tidak ada karena poody Ada karena well-developed lebih
4. Eflorisensi : plak eritematous dengan di lapisi skuama keabuan ridge developed,dermal banyak dermal papilla tersusun
papillae lebih sedikit dalam barisan parallel
dan berlapis-lapis.
dan less-well-organized
Anatomi kulit Hair follicle ada Tidak ada
Kulit adalah organ yang melapisi seluruh permukaan luar dan arrector
tubuh dan merupakan organ terbesar dalam luas dan berat. pili Muscle
Dewasa menutupi hampir 2 m2 (22 feet) dan berat 4,5-5 kg Kelenjar ada Tidak ada
kira-kira 16% dari berat tubuh. sebasea
Kelenjar sedikit Banyak
Berdasarkan struktur dan fungsinya, kulit teerbagi menjadi 2 keringat
Sensory Jarang Lebih banyak
janis yaitu :
reseptor
- Kulit Tipis
- Kulit Tebal
Fungsi umum Penjelasan o Sel-sel terdiri dari keratin tonofibril (desmosom
Proteksi Menjaga tubuh terhadap gangguan bersifat panas yang mengikat erat) dan terletak pada baseman
fisik dan mekanik membrane oleh hemidesmosom.
Absorsi Penyerapan melalui epidermis , seusai ketebalan o Fungsinya ; sebagai fiibrous protein yang membantu
kulit melindungi kulit dan melapisi jaringan dari panas,
Presepsi Sensitive terhadap rangsangan karena memiliki mikroba, dan kimia.
saraf pada ujung saraf sensorik o Kulit diperbaharui kurang lebih 15-30 hari.
Eksresi Mengeluarkan zat” yang tidak berguna lagi - Terdiri dari melanosit cells :
( metabolisme NaCL, urea, dll) o Populasi 5-10 %.
Suhu Dengan cara mengeluarkan keringat dan kontriksi o Fungsinya ; memproduksi pigmen melanin agar kulit
pembuluh darah tetap terlindungi dari sinar ultraviolet (UV).
Vitamin D Kulit membentuk colecariferol dengan bantuan
o Banyak terdapat pada wajah, neural crest origin.
sinar matahari
o Pada 3 bulan pertama dari perkembangan, epidermis
Pigmen Jumlah melanosit dan melanosum membentuk
di invasi oleh sel-selnya dari neural crest yang
warna kulit
mensintesis melanin lalu ditransfer ke jaringan sel
lainnya.
HISTOLOGI KULIT
- Terdiri dari merkel cells :
EPIDERMIS
o Infrequently pada basal cell layer.
1. Basal cell layer (Stratum Basale).
o Terletak pada dasar lapisan epidermis.
- Terdiri dari sel selapis kuboid / silindris basofilik yang
o Diasosiasikan dengan terminal filament dari saraf
terletak di atas lamina basalis pada batas yang
kutaneus yang berperan dalam sensasi.
memisahkan dermis dan epidermis dengan sumbu
o Fungsinya ; sebagai sensasi rasa sentuh (tactile).
panjangnya tegak lurus pada basalis.
o Sitoplasma mengandung neuropeptide granule.
- Terdiri dari keratinosit cells :
o Sebagai neuro filament dan keratin.
o fungsinya memproduksi protein keratin, sebagai
2. Prickle cell layer (Stratum Spinosum).
maturasi keratin, dan memiliki lapisan tanduk.
- Terdiri dari sel-sel kuboid, polygonal, agak gepeng, dengan - Sitoplasma dipenuhi skleroprotein filamentosa
inti di tengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang blrefringen (keratin).
terisi berkas filament.
- Bentuk lapisannya polyhedral cells. DERMIS
- Upwards dari basal cell layer. Secara umum pada lapisan dermis terdapat struktur :
- Berhubungan / dihubungkan dengan desmosome (pada 1. Hair follicle. Struktur ini biasanya miring ke salah satu
mikroskop). sisi.
- Keratin tonofibril mensupport lubang dalam sel 2. Arrector muscle of hair. Kontraksi dari struktur ini
sitoplasma. menyebabkan berdirinya rambut.
- Terdapat langerhans cells : 3. Sebaceous glands. Struktur ini berfungsi mensekresikan
o Fungsi ; sel-sel yang mengaktifkan respon immune. minyak ke permukaan kulit.
3. Granular cell layer (Stratum Granulosum). 4. Sweat glands. Struktur ini berfungsi dalam termoregulasi
- Terdapat 3-5 lapis sel polygonal gepeng dengan sitoplasma panas dengan cara evaporasi keringat keluar permukaan
berisi granula basofilik kasar (granula keratohialin). kulit.
- Sel menjadi bentuk flat, dan nuclei menjadi menghilang. 5. Collagen & Elastic fibers. Fiber ini berfungsi untuk skin
- Keratohyalin granules terlihat dalam sitoplasma bersama tone dan juga berperan untuk memperkeras dan
dengan membrane coating granule (akan mengeluarkan memperkuat kulit.
lipid ke dalam intracellular space).
4. Horny layer (Stratum Corneum). Berdasarkan struktur jaringan, epidermis terbagi ke dalam dua
- Keratinosit yang sudah matang (mature ceratinocytes). daerah yakni papillary region, dan reticullar region.
- Terdiri dari lapisan kornified polyhedral cells yang a. Papillary region
overlaping, sehingga tidak terdapat nuclei. - Terletak paling superfisial yang merupakan
- Lapisan paling tebal (telapak kaki dan tangan). jaringan ikat areolar yang dibentuk oleh elastic
- Corneocyte cell dibatasi oleh selubung-selubung, fiber.
sitoplasma digantikan oleh keratin tonofibril dalam matrik - Terdapat dermal papillae yang berbentuk seperti
yang dibentuk dari keratohyalin granules. jari-jari ke arah epidermis. Pada bagian bawah
dermal papillae terdapat lengkung-lengkung kapiler,
Meissner corpuscles yang sensitif terhadap 2. Blood vessels. Pada lapisan dermis dan epidermis, struktur
sentuhan, dan ujungujung saraf bebas untuk ini membentuk deep plexus of anastomosing arteries.
merasakan sensasi-sensasi lainnya. 3. Lymphatic tissue
- 4. Cutaneous Nerve. Pada bagian epidermis dan dermis,
b. Reticular region struktur ini muncul sebagai afferent nerve endings yang
- Tersusun dari jaringan ikat iregular yang terdiri sensitif terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu.
dari kolagen yang tersusun seperti sebuah jaring
dan coarse elastic fiber. Kedua hal inilah yang Histologi Kuku
menghasilkan kemampuan elastisitas (kemampuan Definisi :
kembali ke bentuk semula setelah diregangkan) dan Merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi
ekstensibilitas (kemampuan untuk meregang). permukaan dorsal ujung jari tangan dan kaki
- Pada daerah ini terdapat pula sel-sel adiposa, Bagian :
folikel-folikel rambut, saraf-saraf, kelenjar
minyak (sebaceous), dan kelenjar keringat
(sudoriferous).
- Lengkung-lengkung yang dibentuk oleh dermal
papillae pada papillary region akan membentuk
epidermal ridges yang termanifestasi dengan
adanya sirik jari. Ilmu yang mempelajarinya
disebut dengan dermatoglyphics.

 Nail Matrix
SUBCUTANEOUS TISSUE Memproduksi keratinosit yang akan berdifrensiasi, mengeras,
Secara umum pada jaringan ini terdapat: mati dan berkontribusi untuk pembentukan nail plate
1. Fatty conncetive tissue. Struktur ini berfungsi sebagai  Nail Plate
termoregulator, dan juga sebagai proteksi untuk kulit Hasil maturasi dari nail matrix yang menempel pada Nail Bed.
terhadap jaringan di bawahnya. Keras, karena mempunyai protein matrix sulfur yang tinggi.
 Nail Bed o Berfungsi sebagai Termoregulator
Bagian ventral dari Nail Matrix, didasari oleh dermis yang dekat o Berfungsi sebagai emosional sweat
dengan periosteum phalanx distal. o Epitelnya kaya akan Na/K
 Proximal Nail Fold ( PNF ) o Terdiri dari 3 jenis :
Bagian kulit yang menutupi 1/4 dari nail plate. Tidak terdapat  Sel jernih
kelenjar sebasea.  Sel gelap
 Cuticle  Mioepitel
Penutup celah antara PNF dan Nail Plate. b. Appokrin
 Lunula o Di ketiak dan daerah perineum
Berbentuk setengah bulan sabit yang berwarna putih. Merupakan o Di persarafi oleh adenegik
bagian matrix yang visible. o Sekret lebih kental dan jika tercampur dengan
 Free Edges bakteri akan menghasilkan bau
Bagian ujung Nail Plate yang bebas. B. Kelenjar minyak (sebasea)
 Hyponychium  Terdapat diseluruh tubuh kecuali Palm dan Sole
Space antara bawah free edges dengan distal margin nail bed.
Aksesoris Kulit Fungsi kulit
Selain kuku, terdapat.. 1. Termoregulasi
1. Rambut a. Peran hypothalamus dalam mendeteksi temperature
a) Struktur berkeratin panjang Terdapat bagian preoptik area pada hipotalamus yang
b) Berasal dari follikel rambut mendeteksi temperature tubuh
c) Terdiri dari hair root dan hair shaft b. Mekanisme neuronal effector yang
2. Kelenjar menurunkan/menaikkan temperatur tubuh
A. Kelenjar keringat Setelah terdeteksi oleh hipotalamus bahwa temperatur
 Berfungsi menghasilkan secret meningkat/menurun maka neuronal effector akan
 Terdapat 2 jenis : memainkan perannya :
a. Ekrin  Bila temperatur tubuh terlalu panas maka respon
o Hampir di setiap kulit kecuali di telapak kaki tubuh :
1. Vasodilatasi pembuluh darah pada kulit dengan Konveksi adalah hilangnya panas oleh aksi aliran air
cara menginhibisi symphatetic center yang ada di atau udara.
posterior hypotalamus o Evaporasi
2. Berkeringat sehingga terjadi proses evaporasi
Evaporasi atau penguapan ini terjadi ketika
3. Menurunkan termogenesis  menghambat
perubahan air dari fase zat cair menjadi gas,
shivering dan termogenesis kima
 Bila temperatur tubuh terlalu dingin maka respon selain air juga dikeluarkan panas yaitu panas tubuh.
tubuh :
1. Vasokonstriksi pembuluh darah 2. Tempat penyimpanan darah
2. Piloerection  rambut-rambut akan 8-10% aliran darah seluruh tubuh ada/melewati pembuluh
berdiri/tegang karena stimulus sympathetic darah dermis
kepada arrector pili muscle 3. Proteksi
3. Meningkatkan termogenesis  shivering, sekresi  Keratin yang ada pada kulit dapat melindungi dari mikroba,
tiroksin dan eksitasi simpatetik abrasi, panas dan zat kimia
 Lipid yang dilepas oleh lamellar granular dapat
Mekanisme Pertukaran Panas pada Termoregulasi menginhibisi evaporasi (mencegah dehidrasi) dan
o Radiasi mencegah air melewati permukaan kulit ketika
Radiasi mengarah kepada hilangnya panas via mandi/berenang
 Sebum menjaga kulit tetap lembab & cegah perkembangan
sinar infrared (sebuah tipe gelombang
mikroba
elektromagnetis) yang keluar dari kulit.
 PH asam pada kulit dapat mencegah/menahan laju
o Konduksi pertumbuhan mikroba
Konduksi adalah perpindahan panas dari benda  Terdapat sel imun (langerhans) yang menjaga dari invasi
dengan suhu yang lebih tinggi ke benda dengan suhu mikroba
yang lebih rendah. 4. Sensasi kutaneous
o Konveksi
Terdapat ujung saraf, reseptor, taktil disk pada epidermis 2. Di stratum spinosum, sel berubah dari bentuk kolumnar
yang dapat mengenali sesasi seperti : sensasi taktil, sentuhan, menjadi poligonal. Keratinosit yang berdiferensisasi mulai
tekanan vibrasi, suhu. mensintesis keratin, keratin tersebut akan membentuk
5. Ekskresi & Absorpsi Tonofilamen, yang akan membentuk desmosome.
 Ekskresi air sehari ± 400 ml pada orang yang memiliki 3. Di stratum granulosum, beberapa enzim menginduksi
aktivitas sedangkan pada individu yang hanya duduk saja degradasi nuclei dan organel. Terdapat Keratohyalin
sekitar 200 ml Granule yang mensintesis filagrin. Filagrin tersebut
 Absorpsi kulit dapat berlaku pada material-material yang mematurkan keratin menjadi Tonofibrils. Terdapat pula
larut dalam lemak seperti vitamin ADEK. Obat-obatan Lamelar Granule yang merelease lipid, lipid tersebut
yang khusus (topikal) & gas membantu sel untuk adhesi ke stratum korneum.
6. Sintesis Vitamin D 4. Di stratum korneum, keratinosit yang mati (korneosit),
Sinar UV di butuhkan untuk mengaktivasi prekursor vitamin D sudah tinggal sel tebal yang membungkus matrix
(7-dehydrocholesterol) yang terjadi di kulit tonofibril. Kekuatan ikatan disulfida keratin
membentuk stratum korneum yang kuat.
Keratinisasi 5. Korneosit mengelupas dari permukaan kulit secara
Kata kunci: bertahap.
- Stratum basale  proliferasi belum diferensiasi *waktu siklus sel keratinosit normal adalah tiap 60-450 jam,
- Stratum spinosum  mulai diferensiasi  keratin  rata-rata tiap 311 jam. Pada psoriasis, siklus sel menjadi lebih
tonofilamen cepat, yaitu tiap 36 jam.
- Stratum granulosum  degradasi nuclei, keratin 
tonofibril, lameral granul  release lipid
- Stratum korneum  keratinosit mati  korneosit
- Korneosit mengelupas

1. Sel yang belum terdiferensiasi di stratum basale terus


berproliferasi/membelah. Sebagian akan tetap di basal
layer dan sebagian lagi akan naik dan berdiferensiasi.
flat-topped
Mirip dengan papule tapi lebih
Nodule >5mm besar , dapat edema atau
padat
Teraba , dataran tinggi
seperti elevasi kulit dapat
Plague >2cm
dianggap gabungan dari
beberapa papule
Warna merah atau warna
Wheal putih . Tidak mirip dengan plak
atau papule ( lebih kenyal )
Sebuah vesikula atau blister
kecil , terdapat cairan bening
Vesicle <5mm
berakumulasi didalam atau
dibawah epidermis
Mirip dengan vesikel tapi lebih
Bulla >5mm
besar
Kumpulan nanah di dalam
Pustule blister, indikasikan adanya
Efloresensi
infeksi
Lesi Primer Size Penjelasan
Lesi sekunder Size Penjelasan
terjadi perubahan warna dan
Macule <1 cm Kehilangan kulit pada lapaisan
texture pada kulit Erosi
EPIDERMIS
Patch >1cm Merupakan kumpulan macula
Hilang kulit pada EPIDERMIS
Elevasi padat kecil dari kulit, Ulcer
Papule <5mm & DERMIS
bias juga berbentuk
Hilangnya secara linear pada 3. Jenis histamin :
Fissure EPIDERMIS atau sampai a) H1 : penyebab gatal
DERMIS b) H2 : tidak menyebabkan gatal
Sisa aliran darah H1 reseptor ;
(coklat/hitam), - Eksokrin
Crust Sisa pus ( hijau/kuning ), - Broncheal smooth muscle
Sisa serum ( kuning ), yang - Sensory nerve ending
mongering Anti Histamin
Ada akumulasi penebalan Anti histamin H-1 : (histamin reseptor blocker )
Scale keratin di stratum korneum bersifat kompetitif terhadap reseptor di jaringan target
dengan sifat yang kering, - Kerja : antagonis
- Farmakokinetik : absorsi paling baik pada oral, kadar
Lesi tersier Size Penjelasan maksimum serium 1-2 jam, metabolisme di hati , eksresi di
Ada dilatasi pilosebaseus urin
Komedo orifice , ada 2 jenis ( black - Efek samping : mulut kering , sedative
and white )
Ada terowongan kecil tempat EPS (Eritropapulosquamousa)
Canaliculi Definisi :
parasite
Dilatasi pembuluh darah Kelompok penyakit yang ditandai dengan adanya efloresensi
Teleangectesi polimorfik yaitu terdapat adanya eritema, papule/plaque, dan
dermal permanen
Millia Kista kecil berisi keratin skuamosa.
Klasifikasi :
Mediator Gatal 1. True EPS
Histamin Kondisi dimana ketiga gejala tersebut muncul
1. Senyawa terpenting untuk mekanisme gatal, a. Psoriasis
2. Produk degranulasi sel mast b. Dermatitis Seboroik
c. Pitriasis Rosea
d. Eritroderma (Exfoliative Dermatitis) b. Onset Umur : Berdasarkan beberapa penelitian, Tanda
e.Parapsoris pertama muncul pada laki-laki usia rata-rata 29 dan pada
f. Pitriasis Rubra Piliaris wanita usia rata-rata 27.
g. Lichen Planus c. Jenis Penurunan : jika satu orang tua mengidap psoriasis
h. Lichen Striatus meningkat8,1%, dua orang tua mengidap psoriasis
i. Lichen Nitidus meningkat 65%.
2. Like EPS
Kondisi dimana tidak ketiganya gejala muncul, melainkan Faktor Resiko :
satu atau dua gejala yang muncul
a. Dermatofitosis a. Trauma fisik : Fenomena Koebner.
b. Tinea Vesicolor b. Infecton : karena streptokokus, streptokokus pyogenes.
c. Drug eruption c. Strees : Stress ini menjadi factor trigger kurang lebih
d. Sifilis II 30-40%.
e.Lupus eritematous d. Anatomic Site : Beberapa letak anatomi dapat menjadi
f. Morbus hensen faktor pencetus. Pada keadaan kronik , scalp merupakan
g. Mikosis Fungioides tempat yang paling sering menjadi trigger, kemudian juga
Psoriasis sikut, dan kutut. Namun alasan untuk pola ini tidak
Definisi : diketahui.
Penyakit kronik yang bersifat recurrent pada kulit yang e. Drugs : Seperti beta bloker, lithium, dan anti malaria.
dikarakteristikkan erythrosquamous, yaitu menunjukkan bahwa
pembuluh darah (eritema) dan epidermis (pembentukan skala Etiologi :
meningkat) yang terlibat. (Fitzpatrick) a. Faktor imunologik : Psoriasis merupakan penyakit
Epidemiologi : autoimun yang dimediasi T cell, jenisnya ada 2 yakni (CD4
a. Insidensi : Sekitar 2% populasi di amerika menderita dan CD8) dan ada peran juga dari APC di kulit yakni berupa
psoriasis. Persentase insiden psoriasis sama sel langerhans .
perbandingannya pada wanita dan laki-laki.
b. Faktor Genetik : Faktor genetik ini berhubungan dengan
gen HLA-cw6 dan HLA-B13, HLA-B17, HLA-Bw57,
HLA-B27, HLA-cw2.

Klasifikasi :
a. Psoriasis vulgaris
Lesi umumnya berbentuk plak., berwarna merah dan
bersisik yang biasa ditemukan lebih awal dan dapat
bertahan berbuan-bulan sampai bertahun-tahun.Tempat
predileksinya pada elbow, knee, scalp, lumbar area dan
umbilicus.
a. Acute guttate
b. Chronic plaque
c. Inverse
d. Palmoplantar
e. Psoriatic erythroderma
f. Pustular psoriasis
g. Pustular psoriasis of von Zumbusch
h. Palmoplantar pustulosis
i. Acrodermatitis continua

Patogenesis & Patofisiologi :


Gambaran Klinis : Kadar IgA meningkat
1. KULIT Peningkatan kuantitas imun kompleks
a. Lesi dibatasi dengan batas-batas yang jelas Diagnosis Banding :
b. Permukaan terdiri dari noncoherent silvery scale
c. Di bawah scale kulit mengkilap, eritema homogen
d. Terdapat tanda Auspitz.
2. KUKU
Tiga perubahan morfologi utama dalam struktur kuku
dihargai:
a. Pitting yang jelas dalam lempeng kuku
b. yellowish macula
c. Onychodystrophy
Diagnosis :
1. Anamnesis :
Pasien mengeluhkan gatal disertai pembentukan sisik
yang diawali dari predileksi.
2. Pemeriksaan Fisik :
Didapati adanya ciri kemerahan dengan bentuk sisik
Treatment :
keperakan.
1. Topical Treatment
Terdapat auszpitz sign (eritema di balik scaling).
a. Anthralin : MOA : anthralin mmemiliki kemampuan
Didapati adanya deformitas pada kuku
antiproliferatif pada keratinosit manusia.
(onychodystrophy dan nail pitting) .
b. Vitamin D3 dan analog nya : MOA : menginhibisi
3. Laboratorium :
proliferasi keratinosit dan meng induce terminal
Peningkatan asam urat
differentiation
Anemia ringan
c. Tazarotene : digunakan untuk mengurangi skuama
Negatif nitrogen balance
dan plak yg tebal.
Immunoglobulin aberrations
d. TAR : biasanya digunakan 2-5% untuk mngurangi  Secondary infections
gejala psoriasis tipe plaque yg kronik.  Possible increased risk of lymphoma
2. Terapi Sinar Ultraviolet  Possible increased risk of cardiovascular and ischemic
a. Photochemotherapy (PUVA) : MOA : penggunaan heart disease
psoralens sistemik plus ultraviolet A (PUVA) untuk  Psoriatic arthritis
mempengaruhi DNA menyebabkan photoinhibisi  Eritroderma (Exfoliative Psoriasis)
dari sintesis dan mitosis DNA.  Mitral valve prolapse
b. Bath PUVA : MOA : Psoralen yang dicampurkan
dengan air mandi. Prognosis :
c. Balneophototherapy : secara empiris, diketahui Psoriasis tidak menyebabkan kematian, namun bersifat kronis
bahwa kombinasi air garam saat mandi dan dan residif (dapat berulang).
eksposure dari sinar matahari merupakan Referensi :
treatment effektif bagi psoriasis.  Fitzpatrick's dermatology in General Medicine, 6th Ed,
d. Terapi UVB selektif : terapi selective UVB Chapter 42 pg 408-425
phototherapy (SUP).Digunakan pada guttate dan
plaque type psoriasis Exfoliative Dermatitis
3. Terapi Sistemik Definisi
a. Methotrexate : MOA : MTX bekerja dengan meng merupakan penyakit inflamasi kulit dengan kemerahan dan sisik
inhibisi sintesis DNA dengan berkompetensi yang
sebagai substrat. mempengaruhi hampir seluruh permukaan kulit (90%-100%)
b. Cyclosporine : MOA : Inhibitor Calcineurin. Epidemiologi
Menekan imunitas selular dan humoral (terutama T  Insidensi 1-71/100.000
Cell).  Kejadian tertinggi terjadi didaerah asia karena masih
c. Retinoid : MOA : Retinoid mengatur pertumbuhan sering menggunakan obat-obatan tradisional
dan diferensiasi terminal keratinosit.  Pria : Wanita = 2-4 : 1
 Usia rata-rata adalah 40-60 tahun
Komplikasi : Etiologi
 Idiopatik (±25%)  Erythema patches
 Penyakit kulit sebelumnya o Diawali oleh adanya erythematous patches
o Psoriasis (23%) o Beberapa hari atau beberapa minggu patches akan menyebar ke
o Spongiotic disorder (16%) seluruh tubuh dan berwarna merah menyala
o Cutaneous T-cell Lymphoma (16%) o Epidermis akan tampak tipis dan menampilkan warna kulit yang
 Drug reaction (15%) seperti obat-obatan Allupurinol, bersinar
Calsium channel blocker, Carbamazepin, Quinidine, dll  Scale
 Systemic disease : keganasan dan infeksi o Dimulai beberapa hari setelah terjadinya erythematous
Classification patches dan terjadi pertama kali di daerah lekukan
Exfoliative Dermatitis terbagi 2 berdasarkan etiologinya: o Warnanya putih atau kekuningan dengan tekstur halus
1. primary exfoliative : karena penyebab idiopatik, sering  Edema
disebut "red men syndrome" atau "I'homme rouge syndrome" o Kulit mengalami indurasi (pengerasan) dan penebalan yang
2. Secondary : karena penggunaan obat atau penyakit kulit menyebabkan sensasi tarikan dan kekakuan pada kulit pasien
sebelumnya  ED kronis
Sign & Symptom o Banyaknya rambut-rambut yang rontok
 Eriythematous patches o Kuku = penebalan, rapuh, dan bisa terjadi kuku lepas
 Scales o Periorbital = terjadi indurasi dan penurunan ketegangan dari
 Edema kelopak mata khususnya pada bagian bawah
 Kronik B. Systemic
 Kerontokan rambut  Axillary dan lingual lymphadenopathy (62%)
 Kuku tebal, kuku lepas, tumpul, pucat  Hepatomegaly (37%)
 Chillness  Splenomegali (27%)
Diagnosis  Poikiloterm
Diagnosis Exfoliatif Dermatitis bisa kita lihat dari manifestasi  Demam
klinis, hasil labolatorium, dan pemeriksaan patologi  BMR meningkat
Manifestasi klinis  Hipermetabolisme
A. Dermatological  Dehidrasi
 Insufisiensi ginjal memodifikasi respon imun tubuh.. Contoh obatnya adalah
 Peningkatan BUN prednison (deltasone, orasone, dan meticorlen)
 Ketidak seimbangan elektrolit  Antihistamin – menghilangkan reaksi alergi minor dan
Hasil pemeriksaan Lab pruritus (gatal), juga memberikan blocking effect
 Anemia (70%) histamin. Contoh obatnya adalah diphenhydramin
 Lymphocytosis (41%) (benadryl dan penylin)
 Eosinophilia (35%)  Immunosupressive – mengganggu imun untuk menaikkan
 Meningkatnya erythrocyte (36%) proses inflamasi. Contoh obatnya, cyclosporine (neoral,
 Menurunnya level serum protein (34%) sandimmune, dan gengraf)
Management Prognosis
Penanganan dan pengobatan pada exfoliative dermatitis dapat Cutaneous inflammation and infection
dibedakan menjadi beberapa golongan,  Prognosis dari exfoliated dermatitis tergantung pada
 Golongan I, yaitu exfoliative dermatitis yang diakibatkan penyebabnya. Yang dipengaruhi karena obat mempunya
adanya induksi obat. Penanganan nya dengan cara konsumsi prognosis yang terbaik, dapat lebih cepat sembuh dengan
obat harus dihentikan dan tak digunakan lagi. Ditambah pengobatan yang teratur. Psoriatic exfoliative dermatitis
dengan corticosteroid, yaitu prednison empat akan berulang kembali pada sekitar 20 persen pasien.
kali lima belas (4 x 15) mg.  Kebanyakan meninggal karena terdapat malignancy, reaksi
 Golongan II, yaitu exfoliative dermatitis yang disebabkan obat yang parah, pemphigus foliaceus, atau penyakit
oleh penyakit lain yang mendasari. Diberikan idiopathic; kemudian berlanjut ke pneumonia, underlying
corticosteroid empat sampai sepuluh mg atau dapat malignancy, septicemia, dan cardiovascular compromise.
dilebihkan empat kali lima belas (4 x 15) mg jika gejala
masih muncul. Atau pada umumnya penanganan exfoliative
dermatitis yang disebabkan oleh penyakit lain yang
mendasarinya adalah
 Corticosteroid – antiinflammatory properties dan
menyembabkan beberapa efek metabolic. Selain itu juga,

Anda mungkin juga menyukai