Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Dalam makalah ini akan dikemukakan dan dibahas pengaruh agama dan

kebudayaan dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya di dalam makalah ini akan

dibahas dan dianalisis topik diatas. Makalah ini akan ditutup dengan kesimpulan

dan saran.

Makalah ini juga akan menguraikan serta membahas pengertian agama

dan kebudayaan terlebih dahulu dan makalah ini disusun dengan terlebih dahulu

meneliti sejumlah opini para ahli.

PEMBAHASAN

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang

mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang

Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubung an dengan pergaulan manusia dan

manusia serta lingkungannya.

Agama [Sanskerta, a = tidak; gama = kacau] artinya tidak kacau; atau

adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.

Religio [dari religere, Latin] artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan

dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan

ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Allah.

1
secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan

menyembah Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta

kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia]; upaya tersebut dilakukan

dengan berbagai ritus [secara pribadi dan bersama] yang ditujukan kepada

Ilahi. Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia

terhadap penyataanTUHAN Allah. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu

mengenal TUHAN Allah, maka Ia menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara

agar mereka mengenal dan menyembah-Nya. Makna yang khusus inilah yang

merupakan pemahaman iman Kristen mengenai Agama.

Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan

TUHAN Allah kepada manusia. Artinya, agama berasal dari Allah; Ia

menurunkan agama agar manusia menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada

juga yang berpendapat bahwa agama adalah tindakan manusia untuk menyembah

TUHAN Allah yang telah mengasihinya.

Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai

yang memuat norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi

kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan

keyakinan agama yang dianutnya. sebagai sistem nilai agama memiliki arti yang

khusus dalam kehidupan. Dilihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi

pengaruhnya terhadap individu, baik dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun

pedoman hidup, maka pengaruh yang paling penting adalah sebagai pembentuk

kata hati. Kata hati menurut Erich Fromm adalah panggilan kembali manusia

kepada dirinya. Erich Fromm membagi kata hati menjadi: kata hati otoritarian dan

2
kata hati humanistik. Kata hati otoritarian dibentuk oleh pengaruh luar, sedangkan

kata hati humanistik berssumber dari dalam diri manusia. Kata hati humanistik

adalah pernyataan kepentingan diri dan integrasi manusia, sementara kata hati

otoritarian berkaitan dengan kepatuhan, pengorbanan diri dan tugas manusia atau

penyesuaian sosialnya.

Masyarakat adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk

berdasarkan tatanan sosial tertentu. Dalam kepustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal

tiga bentuk masyarakat, yaitu : mayarakat homogeny, masyarakat majemuk,

masyarakat heterogen. Terlepas dari penggolongan masyarakat tersebut, pada

dasarnya masyarakat terbentuk dari adanya solidaritas dan konsensus. Kedua

aspek ini menurut E. Durkheim merupakan pengikat dalam kehidupan

masyarakat. Apabila kedua unsur tersebut hilang dari suatu masyarakat, maka

akan terjadi disorganisasi sosial serta bentuk sosial dan kultur sosial yang telah

mapan akan ambruk. Kondisi ini disebut dengan “anomir”.

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan

masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan

bermasyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

Budaya atau Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,

kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

3
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.

Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan,

tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang

dijadikan milik manusia dengan belajar.

Jadi budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari

antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang,

berrelasi dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat

dalam soal teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran yang kemudian

terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, ethos kerja dan pandangan hidup.

Yojachem Wach berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang

immaterial bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran

terhadap Tuhan. Interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana

mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai