Anda di halaman 1dari 19

PUTUSAN

Nomor 10/Pid.Sus-Anak/2014/PT.BDG

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara

pidana anak dalam peradilan tingkat banding, menjatuhkan putusan sebagai

berikut dalam perkara Terdakwa: --------------------------------------------------------------

Nama lengkap : Terdakwa;-------------------------------------------------------

Tempat lahir : Bogor;------------------------------------------------------------

Umur/tanggal lahir : 17 tahun/15 Juli 1996; --------------------------------------

Jenis kelamin : Laki-Iaki; --------------------------------------------------------

Kebangsaan : Indonesia;-------------------------------------------------------

Tempat tinggal : Kabupaten Bogor;-------------------------------------------

A g a m a : Islam; -----------------------------------------------------------

P e k e r j a a n : Tidak bekerja;-------------------------------------------------

Terdakwa ditahan dalam rumah tahanan negara (rutan), berdasarkan

Surat Perintah/Penetapan Penahanan, sebagai berikut :

1. Penyidik, sejak tanggal 5 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 11 Agustus

2014;-----------------------------------------------------------------------------------------------

2. Perpanjangan Penuntut Umum, sejak tanggal 12 Agustus 2014 sampai

dengan tanggal 19 Agustus 2014; ---------------------------------------------------------

3. Penuntut Umum, sejak tanggal 20 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 21

Agustus 2014 ;-----------------------------------------------------------------------------------

4. Hakim Pengadilan Negeri Cibinong, sejak tanggal 22 Agustus 2014 sampai

dengan 31 Agustus 2014 ;--------------------------------------------------------------------

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Cibinong, sejak tanggal 1

September 2014 sampai dengan 15 September 2014;-------------------------------


6. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Bandung, sejak tanggal 12 September 2014

sampai dengan 21 September 27. Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, sejak
tanggal 22

September 2014 sampai dengan 6 Oktober 2014;--------------------------------------

Pengadilan Tinggi tersebut;------------------------------------------------------------

Telah membaca berkas perkara nomor 489/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Cbi,

atas nama Terdakwa dan surat surat lain yang bersangkutan dengan perkara ini;-

Telah membaca Surat Dakwaan Penuntut Umum tanggal 20 Agustus

2014, Reg.Perk.No. PDM-192/CBN/08/2014, selengkapnya sebagai berikut :----

PRIMAIR

Bahwa ia Terdakwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi

sekira bulan Juni 2014 pukul 14.00 Wib, Selasa tanggal 24 Juni 2014 sekira

pukul 13.00 Wib, dan Kamis tanggal 31 Juli 2014 sekira pukul 10.00 Wib atau

setidak-tidaknya pada waktu tertentu di tahun 2014 bertempat di Kabupaten

Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam

daerah hukum Pengadilan Negeri Cibinong yang berwenang memeriksa dan

mengadili, dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan

memaksa anak yakni Saksi Korban yang masih berumur 15 tahun 10 bulan

melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan

tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut: -

- Pada awalnya ketika bulan Juni tahun 2014 Saksi Korban dan terdakwa

janjian untuk bertemu didepan Setu Kemuning Bogor, kemudian terdakwa

tiba-tiba mengajak Saksi Korban untuk menuju rumah terdakwa dan

mengajaknya mengobrol di depan rumah terdakwa, tidak lama kemudian

terdakwa menyuruh Saksi Korban untuk masuk ke dalam rumah terdakwa

untuk melanjutkan obrolannya, ketika sampai didepan pintu kamar, terdakwa


membuka pintu kamar dan tiba-tiba meraih tangan kiri Saksi Korban dan

menariknya ke dalam kamar kemudian terdakwa langsung memeluk tubuh 014;-----------------


--------------------------------------

Saksi Korban dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menutup pintu

kamar, dan Saksi Korban berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan

terdakwa, akan tetapi terdakwa mendorong tubuh Saksi Korban hingga

terjerembab kebelakang, dan dalam posisi berdiri tersangka menghampiri

Saksi Korban dan meraih kepala Saksi Korban kemudian menciumi pipi kiri

dan kanan dan juga bibir Saksi Korban, kemudian terdakwa meremas-remas

payudara Saksi Korban dan dengan kasar tangan terdakwa menarik celana

jeans panjang warna coklat dan celana dalam Saksi Korban hingga sebatas

lutut dengan keadaan tubuh Saksi Korban dijepit ke tembok sehingga Saksi

Korban tidak dapat memberontak, kemudian terdakwa mendorong Saksi

Korban ke kasur dan terdakwa melepaskan pakaiannya kemudian menindih

Saksi Korban dan berhasil memasukkan kemaluannya dan menggerakgerakkannya

keluar masuk ke dalam kemaluan Saksi Korban dan Saksi

Korban berteriak kesakitan dan memberontak, akan tetapi Saksi Korban

tidak bisa melepaskan diri dari terdakwa karena tenaga terdakwa lebih kuat

dari Saksi Korban.----------

- Kemudian kejadian yang kedua terjadi hari Selasa tanggal 24 Juni 2014

sekira pukul 13.00 Wib terdakwa menghubungi Saksi Korban menyuruh

Saksi Korban untuk datang kerumah terdakwa dengan alasan untuk

mengatakan hal penting mengenai terdakwa akan bertanggungjawab atas

perbuatan terdakwa terhadap Saksi Korban, padahal terdakwa mengetahui

kondisi rumahnya dalam keadaan sepi, karena terdakwa ketika menghubungi

Saksi Korban mengatakan hal tersebut Saksi Korban terbujuk untuk datang

kerumah terdakwa, akan tetapi ketika Saksi Korban datang ke rumah


terdakwa, terdakwa malah mengajak Saksi Korban untuk bersetubuh kembali

dan Saksi Korban menolaknya akan tetapi tersangka langsung menciumi

Saksi Korban di ruang tamu rumah terdakwa dan meremas-remas payudara

Saksi Korban dan menarik celana luar dan celana dalam Saksi Korban

Halaman 4 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

kebawah lutut kemudian memasukkan jari terdakwa ke dalam kemaluan

Saksi Korban dan tidak sampai memasukkan kemaluan terdakwa ke dalam

kemaluan korban karena ada orang datang kerumah terdakwa, kemudian

Saksi Korban langsung pulang.-----

- Kemudian kejadian yang ketiga terjadi pada hari Kamis tanggal 31 Juli 2014

sekira pukul 10.00 Wib terdakwa menghubungi Saksi Korban untuk datang

ke rumah terdakwa dengan alasan ibu terdakwa ingin bertemu Saksi Korban

dan ingin halal bihalal dengan Saksi Korban, padahal terdakwa mengetahui

ibu terdakwa tidak sedang berada dirumah, karena kata-kata terdakwa

kemudian Saksi Korban datang kerumah terdakwa dan sesampainya Saksi

Korban di rumah terdakwa Saksi Korban langsung menanyakan dimana ibu

terdakwa dan dijawab oleh terdakwa ibunya sedang berada didalam rumah

padahal pada saat itu rumah terdakwa dalam keadaan sepi tidak ada orang,

kemudian tanpa curiga Saksi Korban masuk ke dalam rumah terdakwa ketika

sampai di depan kamar terdakwa Saksi Korban dipaksa ditarik untuk masuk

ke dalam kamar terdakwa kemudian terdakwa mengunci pintunya

selanjutnya terdakwa mencium pipi kiri dan kanan dan juga bibir Saksi

Korban, kemudian terdakwa meremas payudara Saksi Korban dan membuka

celana luar dan celana dalam Saksi Korban dan menindih tubuh Saksi

Korban dan kemudian terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam

kamaluan Saksi Korban dan digerakkan keluar masuk ke dalam kemaluan

Saksi Korban sampai terdakwa mengeluarkan spermanya di luar kemaluan


Saksi Korban dan terdakwa mengatakan kepada Saksi Korban untuk jangan

bilang ke siapa-siapa.-----------

- Akibat dari perbuatan terdakwa berdasarkan Surat Visum et Repertum

Nomor : R/112/VER-PPT-KSA/VII/2014/Rumkit Bhay Tk.I tanggal 04 Agustus

2014 yang ditandatangani oleh dr. M. Fauzi dokter pada RS Bhayangkara

TK. I R. Said Sukanto Instalasi Kedokteran Forensik terhadap Saksi Korban

Halaman 5 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

dengan Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan terhadap seorang anak

perempuan berusia enam belas. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat

tanda-tanda kekerasan. Pada pemeriksaan alat kelamin didapatkan robekan

lama selaput dara pada arah jam dua belas, sembilan, tiga dan enam sampai

dasar. Hasil pemeriksaan kehamilan adalah negative. Robekan selaput dara

tersebut akibat kekerasan tumpul.---------------------------

------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai

Pasal 81 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo. UU No

11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. ---------------------------------

SUBSIDIAIR :

------- Bahwa ia Terdakwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi

sekira bulan Juni 2014 pukul 14.00 Wib, Selasa tanggal 24 Juni 2014 sekira

pukul 13.00 Wib, dan Kamis tanggal 31 Juli 2014 sekira pukul 10.00 Wib atau

setidak-tidaknya pada waktu tertentu di tahun 2014 bertempat di Kabupaten

Bogor atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam

daerah hukum Pengadilan Negeri Cibinong yang berwenang memeriksa dan

mengadili, dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan,

atau membujuk anak yakni Saksi Korban yang masih berumur 15 tahun 10

bulan melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan


tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut: ----------------

- Pada awalnya ketika bulan Juni tahun 2014 Saksi Korban dan terdakwa

janjian untuk bertemu didepan Setu Kemuning Bogor, kemudian terdakwa

tiba-tiba mengajak Saksi Korban untuk menuju rumah terdakwa dan

mengajaknya mengobrol di depan rumah terdakwa, tidak lama kemudian

terdakwa menyuruh Saksi Korban untuk masuk ke dalam rumah terdakwa

untuk melanjutkan obrolannya, ketika sampai didepan pintu kamar, terdakwa

membuka pintu kamar dan tiba-tiba meraih tangan kiri Saksi Korban dan

menariknya ke dalam kamar kemudian terdakwa langsung memeluk tubuh

Halaman 6 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

Saksi Korban dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menutup pintu

kamar, dan Saksi Korban berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan

terdakwa, akan tetapi terdakwa mendorong tubuh Saksi Korban hingga

terjerembab kebelakang, dan dalam posisi berdiri tersangka menghampiri

Saksi Korban dan meraih kepala Saksi Korban kemudian menciumi pipi kiri

dan kanan dan juga bibir Saksi Korban, kemudian terdakwa meremas-remas

payudara Saksi Korban dan dengan kasar tangan terdakwa menarik celana

jeans panjang warna coklat dan celana dalam Saksi Korban hingga sebatas

lutut dengan keadaan tubuh Saksi Korban dijepit ke tembok sehingga Saksi

Korban tidak dapat memberontak, kemudian terdakwa mendorong Saksi

Korban ke kasur dan terdakwa melepaskan pakaiannya kemudian menindih

Saksi Korban dan berhasil memasukkan kemaluannya dan menggerakgerakkannya

keluar masuk ke dalam kemaluan Saksi Korban dan Saksi

Korban berteriak kesakitan dan memberontak, akan tetapi Saksi Korban tidak

bisa melepaskan diri dari terdakwa karena tenaga terdakwa lebih kuat dari

Saksi Korban.-----------

- Kemudian kejadian yang kedua terjadi hari Selasa tanggal 24 Juni 2014
sekira pukul 13.00 Wib terdakwa menghubungi Saksi Korban menyuruh Saksi

Korban untuk datang kerumah terdakwa dengan alasan untuk mengatakan

hal penting mengenai terdakwa akan bertanggungjawab atas perbuatan

terdakwa terhadap Saksi Korban, padahal terdakwa mengetahui kondisi

rumahnya dalam keadaan sepi, karena terdakwa ketika menghubungi Saksi

Korban mengatakan hal tersebut Saksi Korban terbujuk untuk datang

kerumah terdakwa, akan tetapi ketika Saksi Korban datang ke rumah

terdakwa, terdakwa malah mengajak Saksi Korban untuk bersetubuh kembali

dan Saksi Korban menolaknya akan tetapi tersangka langsung menciumi

Saksi Korban di ruang tamu rumah terdakwa dan meremas-remas payudara

Saksi Korban dan menarik celana luar dan celana dalam Saksi Korban kebawah lutut
kemudian memasukkan jari terdakwa ke dalam kemaluan Saksi

Korban dan tidak sampai memasukkan kemaluan terdakwa ke dalam

kemaluan korban karena ada orang datang kerumah terdakwa, kemudian

Saksi Korban langsung pulang.------------------------

- Kemudian kejadian yang ketiga terjadi pada hari Kamis tanggal 31 Juli 2014

sekira pukul 10.00 Wib terdakwa menghubungi Saksi Korban untuk datang

ke rumah terdakwa dengan alasan ibu terdakwa ingin bertemu Saksi Korban

dan ingin halal bihalal dengan Saksi Korban, padahal terdakwa mengetahui

ibu terdakwa tidak sedang berada dirumah, karena kata-kata terdakwa

kemudian Saksi Korban datang kerumah terdakwa dan sesampainya Saksi

Korban di rumah terdakwa Saksi Korban langsung menanyakan dimana ibu

terdakwa dan dijawab oleh terdakwa ibunya sedang berada didalam rumah

padahal pada saat itu rumah terdakwa dalam keadaan sepi tidak ada orang,

kemudian tanpa curiga Saksi Korban masuk ke dalam rumah terdakwa ketika

sampai di depan kamar terdakwa Saksi Korban dipaksa ditarik untuk masuk

ke dalam kamar terdakwa kemudian terdakwa mengunci pintunya selanjutnya


terdakwa mencium pipi kiri dan kanan dan juga bibir Saksi Korban, kemudian

terdakwa meremas payudara Saksi Korban dan membuka celana luar dan

celana dalam Saksi Korban dan menindih tubuh Saksi Korban dan kemudian

terdakwa memasukkan kemaluannya ke dalam kamaluan Saksi Korban dan

digerakkan keluar masuk ke dalam kemaluan Saksi Korban sampai terdakwa

mengeluarkan spermanya di luar kemaluan Saksi Korban dan terdakwa

mengatakan kepada Saksi Korban untuk jangan bilang ke siapa-siapa.----------

- Akibat dari perbuatan terdakwa berdasarkan Surat Visum et Repertum Nomor

: R/112/VER-PPT-KSA/VII/2014/Rumkit Bhay Tk.I tanggal 04 Agustus 2014

yang ditandatangani oleh dr. M. Fauzi dokter pada RS Bhayangkara TK. I R.

Said Sukanto Instalasi Kedokteran Forensik terhadap Saksi Korban dengan

Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan terhadap seorang anak

Halaman 8 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

perempuan berusia enam belas. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat tandatanda

kekerasan. Pada pemeriksaan alat kelamin didapatkan robekan lama

selaput dara pada arah jam dua belas, sembilan, tiga dan enam sampai

dasar. Hasil pemeriksaan kehamilan adalah negative. Robekan selaput dara

tersebut akibat kekerasan tumpul.----------------------------------------------------------

------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai Pasal

81 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo.UU No 11

Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;---------------------------------------

Telah membaca Surat Tuntutan Penuntut Umum No. Reg.Perk. PDM-

193/CBN/08/2014, tanggal 3 September 2014, yang pada pokoknya sebagai

berikut :

1. MenyatakanTerdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “Dengan sengaja melakukan kekerasan terhadap

Anak untuk melakukan persetubuhan” sebagaimana diatur dalam pasal 81


ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo. UU No. 11

Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam Surat Dakwaan

Primair. -------------------------------

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 6

(enam) tahun dikurangkan selama terdakwa berada dalam penahanan

sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan pidana denda

sebesar Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan

kurungan.----------------------------------

3. Menyatakan barang bukti berupa :----------------------------------------------------------

- 1 (satu) buah baju lengan panjang berwarna pink;---------------------------------

- 1 (satu) buah celana jeans panjang warna coklat;----------------------------------

- 1 (satu) buah celana dalam warna hijau muda;-------------------------------------

- 1 (satu) buah BH warna coklat muda;--------------------------------------------------

Dikembalikan kepada Saksi Korban. --------------------------------------

Halaman 9 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.

1.000,- (seribu rupiah).------------------------------------------------------------------------

Telah membaca pembelaan Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya,

yang pada pokok memohon agar Hakim menjatuhkan hukumanyang seringanringannya

karena terdakwa mengakui perbuatannya dan merasa bersalah;------

Telah membaca Putusan Pengadilan Negeri Cibinong Nomor

489/Pid.Sus/Anak/2014/PN.Cbi, tanggal 11 September 2014, yang amarnya

sebagai berikut :-------------------------------------------------------------------------------------

1. Menyatakan Terdakwa RIKI ANDRIANSYAH ALS RIKI BIN ASENI ALS ASNI

telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

”Dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap

Anak untuk melakukan persetubuhan” ;---------------------------------------------------


2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara

selama 1 (satu) tahun dan pelatihan kerja selama 3 (tiga ) bulan ;----

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.--------------------------------------------------

4. Memerintahkan Terdakwa tetap didalam tahanan ;-------------------------------------

5. Menetapkan barang bukti berupa :---------------------------------------------------------

o 1(satu) buah baju lengan panjang berwarna pink;----------------------------------

o 1(satu) buah celana jeans panjang warna coklat ;----------------------------------

o 1(satu) buah celana dalam warna hijau muda ;--------------------------------------

o 1(satu) buah BH warna coklat muda ;-------------------------------------------------

Dikembalikan kepada Saksi Korban ;---------------------------------------

6. Membebani Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.1.000,- (seribu

rupiah). --------------------------------------------------------------------------------------------

Telah memperhatikan Akta Pernyataan Banding, Nomor

18/Akta.Pid/2014/PN.Cbi Jo.Nomor 489/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Cbi, tanggal 12

Halaman 10 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

September 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh CORIANA JULVIDA

SARAGIH, S.H.,M.H, Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Cibinong, yang

isinya menerangkan RACHIMA SATRIA RISTANTI, S.H., Penuntut Umum pada

Kejaksaan Negeri Cibinong mengajukan permintaan banding terhadap putusan

Putusan Pengadilan Negeri Cibinong tersebut diatas;-------------------------------------

Telah memperhatikan Akta Pemberitahuan Permintaan Banding, Nomor

18/Akta.Pid/2014/PN.Cbi Jo.Nomor 489/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Cbi, tanggal 16

September 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh CHRISTOFFER

OLIVERTY,S.H., Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Cibinong, yang isinya

menerangkan telah memberitahukan kepada Terdakwa mengenai permintaan

banding dari Penuntut Umum tersebut;--------------------------------------------------------


Telah memperhatikan Tanda Terima Memori, Banding, Nomor

18/Akta.Pid/2014/PN.Cbi Jo.Nomor 489/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Cbi, tanggal 12

September 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh SUDIANTO, S.H.,

Pengganti Muda Pidana Pengadilan Negeri Cbinong, yang isinya menerangkan

telah menerima Memori Banding Penuntut Umum yang didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong, pada tanggal 12 September 2014.

Selanjutnya Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada

Terdakwa, sebagaimana tertera pada Risalah Pemberitahuan/Penyerahan

Memori Banding Perkara Pidana Nomor 18/Akta.Pid/2014/PN.Cbi Jo. Nomor

489/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Cbi, tanggal 16 September 2014;--------------------------

Telah memperhatikan Akta Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara,

(Inzage) masing-masing Nomor 18/Akta.Pid/2014/PN.Cbi Jo. Nomor

489/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Cbi, tanggal 16 September 2014, yang dibuat dan

ditandatangani oleh CHRISTOFFER OLIVERTY,S.H., Jurusita Pengganti

Pengadilan Negeri Cibinong, yang isinya menerangkan telah memberi

kesempatan kepada Penuntut Umum maupun Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong, sebelum berkas

perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Bandung;----------------------------------

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Cibinong tersebut

dijatuhkan pada tanggal 11 September 2014, dihadiri Penuntut Umum,

Penasihat Hukum Terdakwa dan Terdakwa yang didampingi orang tuanya.

Selanjutnya pada tanggal 12 September 2014, Penuntut Umum mengajukan

permintaan banding terhadap putusan tersebut. Dengan demikian permohonan

banding dari Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut

tata cara yang ditentukan undang-undang, sehingga permohonan banding

tersebut secara formal dapat diterima;---------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara


a quo berikut salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Cibinong tanggal 11

September 2014, Nomor: 489/ Pid.Sus/ Anak/ 2014/PN.Cbi, Pengadilan Tinggi

berpendapat, putusan hakim tingkat pertama yang menyatakan Terdakwa

terbukti melakukan tindak pidana dengan sengaja melakukan kekerasan

terhadap anak untuk melakukan persetubuhan dengannya, seperti didakwakan

pada dakwaan primair, pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak, sudah tepat dan benar menurut hukum. Sebab

putusan tersebut telah didasarkan pada alasan pertimbangan hukum yang tepat,

sesuai fakta hukum serta keyakinan hakim tingkat pertama berdasarkan alat

bukti yang sah dalam perkara tersebut;--------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi juga dapat menyetujui pidana

perampasan kemerdekaan dalam bentuk penjatuhan hukuman pidana penjara

yang dijatuhkan hakim tingkat pertama. Namun demikian mengenai lamanya

pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa, perlu diperberat, sebab

perbuatan persetubuhan sebanyak 3 (tiga) kali yang dilakukan Terdakwa kepada

korban Alifah Akbar Pertiwi (15) dengan cara kekerasan, tergolong kejahatan

Halaman 12 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

yang menusuk rasa keadilan masyarakat dan dipandang sebagai tindak pidana

berat, sebagaimana dimaksud dalam pasal 79 ayat (1) UU Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Perbuatan persetubuhan itu juga

tidak pantas dilakukan oleh Terdakwa yang masih tergolong anak kepada

korbannya yang juga berstatus anak;-----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi memahami perkara ini berada

dalam sistem nilai peradilan pidana anak, yang mengutamakan asas kepentingan

terbaik bagi anak maupun hak-hak anak, seperti ditentukan dalam pasal 2 butir

(d) dan pasal 3 Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak, namun mengingat, baik Terdakwa maupun korban,


sama-sama berstatus anak maka harus ada keseimbangan kepentingan hukum

dan rasa keadilan. Dalam konteks ini, Pengadilan Tinggi tidak semata

memperhatikan kepentingan terbaik Terdakwa tetapi juga kepentingan korban,

keluarganya dan rasa keadilan masyarakat, sebagai wujud dari institusi peradilan

yang menegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila. Hal ini juga

selaras dengan asas Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman, seperti

ditegaskan dalam pasal 5 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009

Tentang Kekuasaan Kehakiman yang menegaskan Hakim berkewajiban

menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang

hidup dalam masyarakat;--------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dilihat dari dimensi kepentingan korban dan

keluarganya, perbuatan Terdakwa sangat berdampak buruk pada korban Alifah

Akbar Pertiwi karena akan menimbulkan trauma psikologis serta merusak masa

depan korban. Selain itu, keluarga korban akan turut merasakan dampak

peristiwa itu sebagai sebuah aib dan rasa malu dikalangan masyarakat

sekitarnya. Sehingga layak dan adil apabila kepada Terdakwa dijatuhi pidana

penjara yang setimpal dengan kesalahannya;------------------------------------------------

Halaman 13 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

Menimbang, bahwa mengenai saran/rekomendasi Pembimbing

Kemasyarakatan, seperti tertuang dalam Laporan Penelitian Kemasyarakatan

(Litmas), yang dibuat oleh Heidy Manurung, S. Pd., Pembimbing

Kemasyarakatan (PK) Balai Pemasyarakatan Klas II Bogor, tanggal 12 Agustus

2014, agar Terdakwa/klien diberi pelatihan kerja, Pengadilan Tinggi tidak

sependapat;-------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa penjatuhan pidana penjara atau pidana perampasan

kemerdekaan kepada Terdakwa, didasarkan pada tiga alasan pokok. Pertama,

sebagai bentuk pertanggungjawaban pidana atas kesalahannya karena


melakukan suatu tindak pidana berat dan menusuk rasa keadilan. Kedua, untuk

memberi efek pembelajaran sekaligus penyadaran kepada Terdakwa agar tidak

melakukan perbuatannya atau perbuatan melawan hukum lain yang dapat

merugikan dirinya sendiri. Ketiga, pidana penjara ini berfungsi sebagai efek

edukasi masyarakat, mengingat semakin meningkatnya kasus-kasus kejahatan

seksual oleh pelaku dan korban yang sama bersatus anak, di wilayah hukum

Pengadilan Tinggi Bandung, belakangan ini;-----------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi akan

mempertimbangkan alasan keberatan banding Penuntut Umum yang

dikemukakan dalam memori bandingnya;----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa alasan keberatan banding dari Penuntut Umum pada

pokoknya adalah sebagai berikut :--------------------------------------------------------------

1. Putusan Hakim Tingkat Pertama, yang menjatuhkan pidana penjara

selama 1 tahun dan pelatihan kerja selama 3 bulan, bertentangan

dengan pasal 81 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2012, yang tidak mengatur

ketentuan pidana minimal, sehingga yang berlaku adalah ketentuan

pasal 81 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

yaitu pidana minimal 3 (tahun);

Halaman 14 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

2. Putusan Hakim Tingkat Pertama, yang menjatuhkan pidana penjara

selama 1 tahun dan pelatihan kerja selama 3 bulan, terlalu ringan

sehingga tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat karena tidak

memberi efek jera baik kepada Terdakwa sendiri maupun kepada

masyarakat. Bahkan perbuatan Terdakwa telah merusak masa depan

korban Alfiah Akbar Pertiwi;----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap alasan keberatan kesatu Penuntut Umum

tersebut, Pengadilan Tinggi berpendapat, keberatan ini harus ditolak, sebab


sesuai pasal 79 ayat (3) Undang Undang Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak, minimun khusus pidana penjara tidak berlaku terhadap

anak. Jadi hakim boleh menyimpangi ketentuan pidana penjara minimal dalam

pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak, berdasarkan pertimbangan hukum sesuai fakta hukum dipersidangan serta

keyakinannya;-----------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap alasan keberatan kedua Penuntut Umum

tersebut, Pengadilan Tinggi berpendapat dapat menerimanya, namun terhadap

alasan keberatan dianggap sudah dipertimbangkan pada uraian diatas, sehingga

tidak akan dipertimbangkan lebih lanjut;-------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi akan memperbaiki

putusan hakim tingkat pertama terutama amar ke-1 mengenai kualfikasi tindak

pidana dan amar ke-2 mengenai pidana denda yang tidak mencantumkan

besaran denda, padahal pasal 81 (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak, menganut pidana komulatif (pidana penjara dan

pidana denda);----------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa tentang amar ke-1 sepanjang mengenai kualifikasi

tindak pidana, dalam frasa “dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan terhadap anak untuk melakukan persetubuhan”, harus diperbaiki

Halaman 15 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

dengan menghilangkan kata “atau” diantara frasa diatas. Penggunaan kata

“atau”, dalam amar putusan, tidak dibolehkan, karena bermakna ganda atau

pilihan diantara alternatif unsur perbuatan Terdakwa yang disebutkan dalam

pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002. Hal ini penting, sebab

kalimat atau penyebutan kualifikasi suatu tindak pidana harus jelas dan tegas;----

Menimbang, bahwa demikian pula, mengenai kata “persetubuhan”, pada

bagian akhir frasa kualifikasi tindak pidana tersebut, perlu ditambah dan
dilengkapi menjadi “persetubuhan dengannya”, untuk menegaskan,

persetubuhan Terdakwa dilakukan dengan anak/korban sendiri dan bukan

dengan orang lain;-----------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa mengenai amar ke-2, hakim tingkat pertama tidak

mencantumkan pidana denda, padahal pasal 81 ayat (1) Undang Undang

Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, menganut pidana komulatif.

Artinya, selain pidana penjara juga harus dibarengi dengan pidana denda, sebab

frasa pemidanaan dalam pasal a quo, menggunakan kata “dan”. Hal itu

bermakna, Hakim wajib menjatuhkan bersamaan pidana penjara dan pidana

denda. Dengan demikian, Pengadilan Tinggi akan melengkapinya, seperti

tertuang dalam amar putusan banding dibawah ini;-----------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan diatas,

putusan Pengadilan Negeri Cibinong Nomor 489/Pid.Sus/Anak/2014/PN.Cbi,

tanggal 11 September 2014, yang dimintakan banding tersebut dapat dikuatkan

dengan perbaikan seperlunya, sehingga amar selengkapnya seperti dibawah ini;

Menimbang, bahwa dalam pemeriksaan tingkat banding, terdakwa berada

dalam tahanan rutan maka untuk menjamin putusan ini kelak dapat dilaksanakan

sebagaimana mestinya, Pengadilan Tinggi berpendapat cukup alasan untuk

memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan;----------------------------

Halaman 16 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa berada dalam tahanan rutan

maka masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa akan dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa; -----------------------------

Menimbang, bahwa dalam pemeriksaan tingkat banding, terdakwa tetap

dinyatakan terbukti bersalah dan dijatuhi pidana, maka sesuai ketentuan pasal

222 ayat (1) KUHAP, biaya perkara dibebankan kepadanya;---------------------------

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan tugas Pembimbing


Kemasyarakatan, antara lain melakukan pembimbingan dan pengawasan

terhadap anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana, seperti

disebutkan dalam ketentuan pasal 65 butir d Undang Undang Nomor 11 Tahun

2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak maka perlu diperintahkan kepada

Panitera Pengadilan Negeri Cibinong, guna mengirimkan salinan putusan ini

kepada Balai Pemasyarakatan Kelas II Bogor, untuk diketahui selain kepada

Jaksa Penuntut Umum maupun LPAS setempat;-------------------------------------------

Mengingat pasal 81 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak juncto pasal 2, pasal 71 ayat (1) butir e, pasal 47

ayat (1) dan pasal 79 ayat (1) Undang-UndangNomor 11 Tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak juncto pasal 241 UU No. 8 Tahun 1981 Tentang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) juncto pasal 5 ayat (1) Undang Undang Nomor

48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman;-------------------------------------------

MENGADILI

- Menerima permohonan banding dari RACHIMA SATRIA RISTANTI, S.H.,

Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cibinong;------------------------------------

- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Cibinong, tanggal 11 September

2014, Nomor: 489/Pid.Sus/Anak/2014/PN.Cbi. yang dimohonkan banding,

sekedar mengenai amar kualifikasi tindak pidana dan pemidanaan, sehingga

amar selengkapnya sebagai berikut :------------------------------------------------------

Halaman 17 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

1. Menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana” dengan sengaja melakukan kekerasan terhadap

anak untuk melakukan persetubuhan dengannya”;--------------------------------

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa, dengan pidana penjara selama 2

(dua) tahun;-----------------------------------------------------------------------------------

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan


seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;----------------------------------------------

4. Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan rutan;-----------------

5. Menjatuhkan pula pidana denda kepada Terdakwa sebesar

Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah);-------------------------------------------

6. Menetapkan apabila denda tersebut tidak dapat dibayar maka diganti

dengan pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Balai Pemasyarakatan

(BAPAS) Kelas II Bogor, untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan

puluh) hari kerja;-----------------------------------------------------------------------------

7. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Cibinong, agar

mengirimkan salinan resmi putusan ini ke Pembimbing Kemasyarakatan

pada Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas II Bogor, selain kepada

Penuntut Umum maupun LPAS setempat;-------------------------------------------

8. Memerintahkan agar barang bukti berupa :

- 1 (satu) buah baju lengan panjang berwarna pink;----------------------------

- 1 (satu) buah celana jeans panjang berwarna coklat;------------------------

- 1 (satu) buah celana dalam warna hijau muda;---------------------------------

- 1 (satu) buah BH warna coklat muda;---------------------------------------------

Dikembalikan kepada Saksi Korban;-------------------------

- Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada

Terdakwa, masing-masing untuk tingkat pertama sebesar Rp.1.000,- (seribu

rupiah) dan tingkat banding sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);--

Halaman 18 dari 18, Putusan Nomor 10/Pid.Sus.Anak/2014/PT.BDG

Demikianlah diputuskan pada hari Senin tanggal 22 September 2014

oleh :F. WILLEM SAIJA, Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandung selaku

Hakim Tunggal sekaligus Hakim Banding Anak, putusan mana diucapkan dalam

sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Tunggal tersebut dan

dibantu KAIRUL FASJA., S.H.,Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Bandung,


tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa maupun Kuasa Hukumnya;

PANITERA PENGGANTI HAKIM TUNGGAL

TTD TTD

KAIRUL FASJA, SH F. WILLEM SAIJA

Anda mungkin juga menyukai