Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “Dasar-dasar
Manajemen Perpajakan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah tentang “Dasar-dasar Manajemen Perpajakan” ini dapat
memberikan manfaat dan inspirasi bagi penulis maupun pembaca.
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
memberatkan wajib pajak yang berkedudukan di kedua negara yang mengadakan transaksi
tersebut. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan perpajakan untuk mengatur hak pengenaan
pajak yang berlaku di suatu negara, dimana setiap negara dipastikan mengatur adanya
pajak di wilayah kedaulatan negara tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
manajemen pajak. Tujuan utama manajemen pajak sebenarnya adalah agar perusahaan
(wajib pajak) tidak menyimpang dari ketentuan.
c. Pengendalian pajak (Tax Control)
Pengendalian pajak adalah tahap pekerjaan untuk memastikan bahwa peraturan
perpajakan telah dilaksanakan. Dalam pengendalian pajak yang paling penting adalah
pengecekan saat pembayaran pajak. Pengendalian pajak di dalamnya termasuk juga
pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari pada pajak
terutang. Apabila jumlah pajak yang dibayar telah melampaui pajak yang terutang
segera mengajukan permohonan kepada fiskus untuk mendapatkan izin agar tidak
membayar pajak lebih lanjut.
Apabila pajaknya sudah terlanjur dibayar lebih besar dari pada pajak yang terutang,
perusahaan dapat segera mengupayakan untuk mengajukan permohonan restitusi.
Menurut pengalaman orang, pengurus restitusi tidak semudah yang diatur dalam
ketentuan. Karena itu pengurusan Restitusi harus dipantau sedemikian rupa sehingga
restitusi dapat diterima pada waktunya.
6
ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri
karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai
tujuan lain yang ingin dicapainya.
Oleh karena itu untuk meminimalisasi beban pajak, manajer perusahaan dapat
menggunakan salah satu cara di dalam perpajakan yang dikenal dengan manajemen pajak
yaitu upaya memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan mengenai perpajakan.
Dalam manajemen pajak, upaya awal yang dapat dilakukan untuk mengelolah
perpajakan dengan efektif dan efisien adalah melalui perencanaan pajak. Perencanaan
pajak merupakan salah satu fungsi dari manajemen pajak yang digunakan untuk
mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menghindari pajak. Perencanaan pajak (tax planning) dapat dilakukan dengan
menggunakan cara penggelapan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax
7
avoidance). Sepintas kedua cara tersebut memiliki konotasi yang sama sebagai tindakan
yang melanggar hukum, tetapi ada beberapa hal yang membedakan keduanya.
8
global strategy; dan (iii) didukung oleh bukti-bukti yang memadai, baik segi pencatatan
akuntansi keuangannya, maupun segi hukum perjanjian/perikatannya.
Dalam kaitannya dalam perlawanan aktif, ada beberapa modus yang biasanya
digunakan wajib pajak untuk menghindari pajak, yakni :
9
Tax evasion (penggelapan atau penyelundupan pajak), adalah upaya wajib pajak
menghindari terutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang
sebenarnya.
Tax saving (penghematan pajak), adalah upaya wajib pajak untuk mengelak utang
pajaknya dengan jalan menahan diri untuk membeli produk-produk yang ada pajak
pertambahan nilainya, atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang
dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan dengan demikian
terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang benar.
10
2.10 Rambu-rambu dalam penyusunan Tax Planning
Dalam strategi perpajakan kita mengenal tax avoidance dan tax evasion. Kedua
metode penghindaran pajak tersebut memiliki perbedaan yang sangat tipis sehingga bisa
saja kita mendesai untuk melakukan tax avoidance namun akhirnya terjebak melakukan
tax evasion. Untuk menentukan legalitas tax management/tax planning yang didesain baik
legal (tax avoidance) maupun ilegal (tax evasion), rambu-rambu yang dapat dipakai adalah
ketentuan pidana pasal 38, 39, 41, 41A, 41B, dan 43 Undang-Undang KUP No. 6 Tahun
1983 sebagaimana telah diubah dengan UU KUP No. 7 tahun 2007.
11
dengan ketentuan terkini, sehingga akibat yang merugikan dari adanya perubahan dan
sedini mungkin diantisipasi.
12
Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang berbeda. Kemudian
berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak tersebut
layak untuk dilaksanakan atau tidak.
g. Rencana pajak
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan,
namun juga masih perlu memperhitungkan setiap perubahan yang terjadi baik dari
undang-undang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan
yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen darisuatu perjanjian, yang
berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar negeri atas berbagai macam pajak
maupun aktivitas informasi bisnis yang tersedia sangat terbatas.
Pemuktahiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan
sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan memberikan perhatian
terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang
manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan adanya perubahan, dan pada
saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaat yang
potensial. Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.
Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban
13
perpajakan dengan benar, tetap jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan
seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
14
Marginal rates of tax merupakan hal yang harus dihindari dan bukan rata-rata tarif
pajak yang ditanggung.
b. Base of Tax
Wajib Pajak yang menggunakan base of tax akan dibebani pajak dari pendapatan
tabungan, investasi, atau dari sumber lainnya. WP dapat memilih pajak yang paling
menguntungkan dengan membuat tabel beberapa tarif pajak atas masing-masing
penghasilan dikaitkan dengan tingkat pengembalian dari investasi.
c. Loopholes
Keadaan yang mungkin terjadi karena UU Perpajakan memiliki celah. WP dapat
membayar pajak lebih sedikit atau bahkan tidak membayar, misalnya membeli
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) lewat bank di luar negeri akan terhindar dari pajak
penghasilan (PPh).
d. Tax Shelter
Wajib Pajak memanfaatkan kesempatan pengurangan pajak yang difasilitasi oleh
pemerintah, seperti penyusutan dipercepat di Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET).
e. Tax Heavens
WP memanfaatkan kesempatan pengurangan pajak, karena negara tertentu
menganut paham no-tax heavens untuk income tax di Cayman Island, hanya
mengenakan pajak pada pendapatan lokal (taxing only local income) di Liberia,
special privileges atas penghasilan international business companies di
Luxemburg, dan low tax heavens with treaty benefits bagi negara yang melakukan
tax treaties. Wajib Pajak sah-sah saja melakukan perencanaan pajak (tax planning)
selama tidak melanggar ketentuan, secara bisnis masuk akal, dan memiliki bukti-
bukti pendukung yang memadai.
15
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan
menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak.
Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu mengubah tunjangan
karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena
natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21.
c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari
timbulnya sanksi perpajakan berupa:
1. Sanksi administrasi : denda, bunga, atau kenaikan.
2. Sanksi pidana : pidana atau kurungan
d. Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang berlaku
dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan
dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktu yang
diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam hal ini, penjual dapat
menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan barang.
e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak
yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22
atas pembelian solar dan/ atau impor Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas pegawai.
Dalam kredit pajak PPN (Pajak Masukan), Pengusaha Kena Pajak dapat
menggunakan dokumen lain yang fungsinya sama dengan faktur pajak standar, seperti
SPPB atau Surat Perintah Pengiriman Barang (Delivery Order) yang dikeluarkan oleh
Bulog untuk penyaluran tepung terigu, PNBP (Faktur Nota Bon Penyerahan) yang
dikeluarkan oleh Pertamina untuk penyerahan BBM dan/atau bukan BBM, dan tanda
pembayaran atau kuitansi telepon.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perpajakan sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang lain memiliki perkembangan
yang sangat pesat. Perkembangan tersebut nantinya akan memunculkan beberapa
spesialisasi. Pada bagian ini akan dibahas mengenai Tax Planning dan Tax Management .
Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk mengendalikan,
merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang dapat
menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan
secara peraturan dan perundang-undangan.
Sehingga dengan adanya perencanaan pajak yang didukung suatu konsep manajeman
pajak yang jelas, diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan. Pada
umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih
dalam bingkai peraturan perpajakan.
17
dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan
perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi kewajiban pajak.
3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Dasar-dasar Manajemen Perpajakan,
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah Manajemen
Perpajakan dimana bias dilihat Manajemen Perpajakan sangat berguna apabila kita pahami
dan kita ketahui.
18
DAFTAR PUSTAKA
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat.
Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Empat.
http://sinarlestarimarbun.blogspot.com/2012/11/manajemen-perpajakan.html
https://aviantara.wordpress.com/2008/07/21/tax-planning/
http://konsultanpajakhandal.blogspot.com/2015/07/tax-planning-pengertian-dan-
pentingnya.html
https://tanyapajak1.wordpress.com/2012/10/31/tax-planning-perencanaan-pajak/
19