There are some method to design flexible pavement, two of them are Bina Marga Component Analysis
and NCSA method. Both of these methods really have difference. Thus, writer was interested to have a
research. The aim of this research is compare both of them on the depth of pavement design.
On this paper both of this method used to design Trisakti–Liang Anggang trip by A. Yani higway.
On this study, NCSA method resulted D1 = 5 cm, D2 = 10 cm, D3 = 17,5 cm and Bina Marga
Component Analysis method resulted D1 = 5 cm, D2 = 10 cm, D3 = 27 cm.
108
Y
2. Metode Analisa Komponen Bina Marga Pada tahap ini dilakukan telah kembali
Pada metode ini perhitungan tergantung terhadap latar belakang dan permasalahannya agar
antara lain sebagai berikut : strategi yang kita jalankan sesuai dengan tujuan
Arus lalu lintas, komposisi arus lalu lintas yang kita tetapkan. Untuk itu perlu studi terhadap
yang sudah ada, kondisi tanah dasar, jenis beberapa literatur dan berbagai penelitian yang
lapisan perkeraasan yang digunakan, Kondisi telah dilakukan guna mem-buka wacana dan
lingkungan jalan tersebut. Pada awalnya yang memperdalam teori yang relevan.Yaitu sudah
dihitung adalah LHR. (Lalu Lintas Harian sudah ada selengkapnya pada Bab I dan Bab II.
Rata-rata) Dari LHR. Didapatkan LEP.
(Lintas Ekivalen Permulaan), yaitu: Tahap Perencanaan dan Pengambilan Data
Pengambilan Data
LEP = LHR x C x E
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
LEP = Lintas Ekivalen Permulaan
terdiri dari data sekunder. Data sekunder yang
C = Koefisien dirtribusi beban
diperlukan meliputi :
E = ekivalen beban Standar.
1. Data lalu lintas dari DLLAJR./Proyek
LEA = LHRo ( 1 + I ) n
2. Data CBR dari Proyek
LEA = Lintas Ekivalen Akhir
3. Data curah hujan pada lokasi proyek
4. Kelandaian jalan (lokasi)
LEP LEA
LET 5. Data jenis bahan/ lapisan yang digunakan
2
Tahap Analisa, Pembahasan dan Kesimpulan
LET = Lintas Ekivalen Tengah
LER = LET x FP/10 1. Tahap Analisa Metode NCSA
Setelah memperoleh data-data primer dan
LER = Lintas Ekivalen Rencana
sekunder kemudian dilakukan perngolahan
DDT = 4,3 Log CBR. + 1,7
data dengan metode NCSA. Sebagai berikut:
DDT = Daya dukung Tanah
1. Dari data lalu lintas dapat ditentukan DI
FR = Faktor Regional tergantung :
(Desain Indek)
curah hujan, kelandaian, %
2. Menggunakan nilai DI dapat ditentukan
kendaraan berat.
surface minimal (D1 minimum).
Dengan menggunakan Nomogram dari LER,
3. Menggunakan data CBR.Tanah dasar dan
FR, DDT didapat ITP
DI. dapat ditentukan tebal total (H total=
ITP = Index Tebal Perkerasan
D1 + D2 + D3). Dari Grafik.
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
4. Menggunakan data CBR.subgrade dan DI
data ditentukan tebal H’total diatas
Dimana a1 adalah jenis bahan lapisan
subgrade. (H’total = D1 + D2)
permukaan yang digunakan, a2 adalah jenis bahan
5. Sehingga didapat tebal D2 = H’ total –
lapisan pondasi Atas yang digunakan dan a3
D1.
merupakan jenis bahan lapisan pondasi bawah
6. Maka tebal D3 = Htotal – D1 – D2.
yang digunakan.
2. Tahap analisa Metode Analisa Komponen
METODE
Bina Marga
1. Menghitung Lintas Harian Rata rata awal
Tahapan Penelitian
Umur Rencana
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik 2. Menghitung Lintas Harian rata rata Akhir
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, Umur Rencana
maka perlu dibuat rancangan penelitian secermat 3. Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan
mungkin. Dalam hal ini tahapan-tahapan yang ada 4. Menghitung Lintas Ekivalen Akhir
merupakan proses yang saling terkait satu sama 5. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah
lain, dimana tahapan penelitian ini secara garis 6. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana
besar bagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu : 7. Menghitung nilai Daya Dukung Tanah
1) Tahap identifikasi 8. Mencari nilai ITP. Dari , LER, DDT, dan
2) Tahap perencanaan dan pengambilan data FR
3) Tahap analisa dan penutup (kesimpulan 9. Dengan menggunakan rumus ITP = a1d1
dan saran) + a2 d2 + a3 d3
10. didapatkan Nilai D1, D2, D3
Tahap Identifikasi
Yuslan Irianie, Perbandingan antara metode... 11
Tahap pembahasan Truk 2 as (5+8) = 8 (1 + 0,08)5
= 9 kend/hari/2 arah
Merupakan tahap membahas perbedaan hasil
atau sama dan beda cara.
Truk 3as (6+ 7.2) = 19(1+ 0,08)5
= 22 kend/hari/2 arah
Tahap Kesimpulan
Merupakan tahap akhir dari metode LHR Akhir Umur Rencana Tahun 2004
penelitian. Tahap ini berisi kesimpulan dan saran- LHR2004 = LHR 1999 1 i )5
saran berdasarkan analisa yang telah dilakukan Kendaraan ringan = 143.515 (1+ 0,08)5
= 210870 kend/Hari/2 arah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bus 8 ton (3+5) = 80 ( 1+0,08)5
Perhitungan Flexible Pavement Metode Analisa = 117 Kend/Hari/2 arah
Komponen Bina Marga
Data LHR Berdasarkan hasil survey Dinas Truck 2 As 13 ton ( 5 +8) = 9 (1 + 0,08)5
Pekerjaan Umum Kalimantan Selatan tahun 1997. = 13 Kend/Hari/2 arah
(Trisakti – Liang Anggang lewat Jalan A. Yani)
seperti Tabel 3 dibuat menjadi LHR yang terjadi Truck 3 As 20 ton ( 6+7.2) = 22 (1+ 0,08)5
dapat dilihat pada dan tabel 4. Diprediksi LHR = 32 kend/Hari/2 arah
yang akan melewati Jalan Trisakti- Liang
Anggang (jalan Lingkar Selatan) 50%. Lintas Ekivalen Permulaan :
( LEP) = LHR1999 x E x C
Tabel 3. Hasil Survey 1997. (Trisakti – Liang Kendaraan ringan 2 ton
Anggang lewat Jalan A. Yani) = 143.515 x 0,0004 x 0,5 = 29
1. Sepeda motor, skuter, 429.372 kend./ Bus 8 ton (3+5)
sepeda kumbang, dan hari/2arah = 80 x 0,1593 x 0,5 =6
kend. Roda 3
2. Sedan, Jeep st.wagon, 226.916 Truck 2 As 13 ton ( 5 +8)
kend/hari/2 arah = 9 x 1,0648 x 0,5 =5
3. Oplet pickup, suberben 8.846 kend/hari/
combi & mini bus 2arah
4. Pickup, micro, Truck & 10.320 kend/hari/ Truck 3 As 20 ton ( 6+7.2)
mobil 2arah = 22 x 1,083 x 0,5 = 12
5. Bus 8 ton 138 kend/hari/
2arah Total LEP = 52
6. Truck 2 sumbu (2as) 16 kend/hari/
2arah Lintas Ekivalen Akhir : ( LEA)
7. Truck 3 sumbu (3as) 38 kend/ hari/ LHR2004 x E x C
gandeng trailer 2arah Kend. Ringan
= 210870 x 0,004 x 0,5 = 42
Tabel 4. Data LHR 1997. (Trisakti – Liang
Anggang lewat Jalan A. Yani) Bus 8 ton (3+5)
= 117 x 0,1593 x 0,5 =9
1. Kendaraan ringan 123.041 kend/hari/2
arah
Truck 2 As 13 ton ( 5 +8)
2. Bus 8ton (3+5) 69 kend/hari/2arah
= 13 x 1,0648 x 0,5 =7
3. Truck 2 as (5+8) 8 kend/hari/2arah
4. Truck 3 as (6+7.2) 9 kend/hari/2arah Truck 3 AS 20 ton ( 6 + 7.2)
= 32 x 1,083 x 0,5 = 17
LHR 1999 (LHR awal umur rencana).
I = 8%, Umur rencana = 5 tahun. Total LEA 42 + 9+ 7 +17 = 75
Kendaraan ringan = 123.041 (1 + 0,008)5 Lintas Ekivalen Tengah : ( LET)
= 143.515 kend/hari/2 arah. LEP LEA 52 75
Bus 8 ton (3+5) = 69 (1 + 0,08)5 LET = 63,5
= 80 kend/hari/2 arah 2 2
12 INFO TEKNIK, Volume 8 No.1, JULI 2007
Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal O’Flaherty. C.A, 1974, Highway And traffic
Perhubungan Darat, 1999, Teknik Volume 1, 2 Edition, Institute for
Pengumpulan dan Pengolahan Data Lalu Transport Studies, Leeds.
Lintas, Jakarta. Pranoto, 2002, Analisis Kebutuhan Parkir
Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Gedung Perkantoran Bank di Kota
Perhubungan Darat, 1998, Pedoman Malang, Tesis Megister Manajemen
Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Rekayasa Transportasi, ITS.
Parkir, Jakarta. Tamin, O.Z, 2000, Perencanaan dan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: Km 66, Permodalan Transportasi, Edisi Ke 2,
1993, Tentang Fasilitas parkir Untuk Jurusan Teknik Sipil ITB.
Umum. Walpole, R.E & Myers, R.H. 1995. Ilmu Peluang
Dinas Tata Kota DKI Jakarta, 1996, Pengolahan dan Statistik Untuk Insinyur dan
Tertib Berparkiran Ditinjau Dari Aspek Ilmuwan. Edisi Ke 4. Institut Teknologi
Tata Ruang Perkotaan. Bandung.
Mahkamah, S. 1994, Dampak Suatu Pusat Habibullah Rois & Bambang Widyanto, 2001,
Kegiatan Terhadap Lalu Lintas, Jurnal Model Kebutuhan Parkir Untuk Rumah
Media Teknik, UGM, Tahun XVI Edisi Sakit di Bandung. Simposium ke – 4
April 1994, Nomor 1. FSTPT, Udayana Bali.
Morlok Edward K, 1991, Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi, (Terjemahan)
Erlangga, Jakarta.