Anda di halaman 1dari 38

BAB 6

PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN


DOWEL

6.1 DESKRIPSI PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

Beban geser ditransfer oleh kombinasi saling kunci agregat pada pelat yang
bersebelahan dan tahanan tulangan dowel. Dalam perkerasan beton polos dengan
sambungan (JPCP) transfer beban mengacu pada kemampuan untuk mentransfer
beban dari satu pelat melawati sambungan atau retak ke pelat yang bersebelahan
saat lalu lintas melewati sambungan.

6.1.1 Efisiensi Transfer Beban


Efisiensi Transfer Beban (Load Transfer Efficiency / LTE) adalah ukuran numerik
yang digunakan untuk menentukan efektivitas transfer beban. LTE dapat
didefinisikan baik dalam terminology tegangan ditransfer atau perpindahan
dialihkan antar pelat. Metode yang paling umum dan umumnya
direkomendasikan adalah mendasarkan LTE pada pengukuran defleksi dari pelat
di kedua sisi retak atau sambungan selama beban roda diaplikasikan dengan
menggunakan rumus:

LTE = (∆U/∆L) x 100 (Persamaan 6-1)

dimana:
∆u = Lendutan pada sisi tidak dibebani pada sambungan
∆L = Lendutan pada sisi dibebani pada sambungan

Jika ada transfer beban sempurna, kedua palat akan terdefleksi dengan cara
yang sama dan nilai LTE akan sama dengan 100 persen. Sebaliknya jika tidak
ada transfer beban, defleksi dari pelat tidak dibebani menjadi nol dan LTE akan
menjadi nol persen. LTE perpindahan sebesar 70 persen atau lebih tinggi
biasanya dianggap memuaskan. Gambar 6-1 secara skematis menggambarkan
transfer beban yang efektif dan tidak efektif.
Gambar 6-1 Transfer Beban (Caltrans, 2006a)

6.1.2 Mengukur Efisiensi Transfer Beban


Efisiensi Transfer Beban (Load Transfer Efficiency / LTE) harus dilakukan dengan
perangkat yang dapat mensimulasikan berat beban roda (truk). Falling Weight
Deflectometer (FWD) umumnya digunakan untuk mengukur LTE sebagaimana
didefinisikan dalam Persamaan 6-1. Sistem otomatis yang tersedia dapat
mengukur dan secara digital mencatat beberapa mil perkerasan per hari,
tergantung pada jarak sambungan (FHWA / NHI, 2004).

Pengukuran LTE dapat bervariasi secara signifikan sesuai perubahan temperatur


perkerasan pelat. Pada temperatur tinggi ekspansi termal dari pelat
menyebabkan sambungan untuk menutup, sehingga LTE meningkat oleh
interlocking agregat. Sangat penting bahwa pengujian lendutan FWD dilakukan
pada pagi hari ketika temperatur udara kurang dari 70°F (21°C). Ini mungkin
adalah waktu terbaik untuk mengukur defleksi dan menentukan LTE karena
sambungan tidak akan menjadi "ketat" seperti saat temperatur naik.
Pengukuran LTE harus dilakukan di luar jalur roda yang mengalami beban truk
tertinggi.

6.2 TUJUAN PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

Perkerasan beton polos dengan sambungan tanpa tulangan dowel (JPCP)


bergantung pada interlocking agregat untuk mentransfer beban antar sambungan.
Saat sambungan ini memburuk akibat usia dan lalu lintas, interlocking agregat
menghilang dan LTE berkurang. Sebelum 1998, Caltrans membangun perkerasan
beton tanpa tulangan dowel dan interlocking agregat adalah metode yang
digunakan untuk mentransfer beban pada sambungan. Untuk beton bertulang
perkerasan dengan sambungan dengan tulangan dowel (JRCP), kerugian serupa
dalam LTE dapat terjadi jika tulangan dowel yang ada pada sambungan gagal
akibat korosi, pecah, atau deformasi. Retak melintang tengah pelat dengan tinggi
keparahan sedang ke tinggi umumnya memiliki nilai LTE rendah untuk kedua jenis
perkerasan JPCP dan JRCP.
Restorasi transfer beban (LTR) adalah proses peningkatan LTE dari perkerasan
beton polos dengan sambungan dengan menempatkan perangkat "transfer beban"
di sambungan atau retak untuk membantu transfer tegangan pada sambungan
atau retak. Dowel bar retrofit (DBR) atau pengikatan tulangan dowel adalah
metode untuk LTR dengan memasang tulangan dowel baru di perkerasan kaku
eksisting. Metodee ini telah berhasil digunakan untuk meningkatkan LTE pada
sambungan melintang eplat dan pertengahan retak pelat JPCP (FHWA, 1991;
FHWA / ACPA, 1997; Pierce et al, 2003; Caltrans,2002b). Proses ini memerlukan
slot pemotongan melintang sambungan pelat eksisting atau retak pelat melintang,
memasang tulangan dowel dalam slot, dan kemudian pengurukan lubang dengan
bahan grouting tidak susut. Jika dipasang dengan benar, retrofit tulangan dowel
telah terbukti secara signifikan meningkatkan LTE dan memperpanjang umur
perkerasan sebesar 10-15 tahun dengan mengurangi kerusakan faulting dan
sambungan dan retak lebih lanjut (FHWA, 1991; FHWA / ACPA, 1997; Pierce et al,
2003; Caltrans, 2002b). DBR sering digabungkan dengan diamond grinding untuk
mengurangi faulting permukaan dan penyimpangan lainnya. Caltrans telah
menggunakan teknik ini dengan sukses, meskipun beberapa proyek tidak
dilakukan dengan baik yang mengakibatkan hasil yang kurang sukses.

6.3 MANFAAT PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

Transfer beban mengurangi tegangan pada pelat dan juga mengurangi defleksi
pada sambungan. Transfer beban efektif memberikan manfaat bagi perkerasan
kaku yaitu sebagai berikut:
1) Memperlambat atau mengurangi pengembangan pumping dan faulting
dengan mengurangi defleksi pelat.
2) Mengurangi retak dalam pelat dengan mengurangi tegangan tarik.
3) Retrofit tulangan dowel adalah sebuah proses yang umum digunakan untuk
memulihkan transfer beban pada sambungan JPCP.

6.4 BAHAN PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

6.4.1 Semen Portland


Semen portland terbuat dari kapur, besi, silika, dan alumina. Bahan-bahan ini
dipecah, dicampur dalam proporsi yang tepat. dan kemudian dipanaskan dalam
tungku pada temperatur tinggi untuk membentuk suatu produk yang disebut
"clinker". Ketika clinker didinginkan dan dilumatkan, kemudian siap digunakan
sebagai semen, Dengan memvariasikan bahan yang digunakan dalam produksi
semen serta kehalusan dari penggilingan. tipe semen yang berbeda terbentuk.
Tipe semen portland yang paling umum digunakan diperlihatkan pada Tabel 6-
1 (FHWA, 2001). Tipe semen yang paling umum digunakan dalam konstruksi
perkerasan di Amerika Serikat adalah Tipe I, meskipun semen Tipe III yang
mendapatkan penggunaan lebih luas, terutama dalam aplikasi di mana
diperlukan kekuatan awal tinggi (Van Dam et al., 2000). Semen air-entrained,
ditunjukkan dengan notasi "a" dalam Tabel 5-1, memiliki jumlah kecil bahan
tanah entraining udara dengan clinker selama produksinya. Semen portland
diatur di bawah spesifikasl ASTM C 150.

Tabel 6-1 Tipe semen portland yang umum digunakan


Tipe Semen Karakteristik Pembeda
Type I Normal
Type Ia Type I dengan agen entraining udara
Tipe II Panas hidrasi sedang, resistensi sulfat moderat
Type IIa Type II dengan agen entraining udara
Type III Kekuatan awal tinggi
Lanjutan Tabel 5-1 Tipe semen portland yang umum digunakan
Tipe Semen Karakteristik Pembeda
Type IIIa Kekuatan awal tinggi dengan agen entraining udara
Type IV Panas hidrasi rendah, kekuatan rendah
Type V Ketahanan sulfat tinggi

Spesifikasi standar Caltrans (Caltrans, 2006) menetapkan bahwa semen


portland adalah "Tipe lP (MS) Modified semen, semen portland "Tipe II
Modified" atau semen portland Tipe V. Semen portland Tipe III harus digunakan
sebagaimana diperbolehkan dalam ketentuan khusus untuk lokasi dimana lalu
lintas perlu ditempatkan di bahu beton setelah beton dihamparkan.
Persyaratan Tambahan untuk semen ini dapat ditemukan dalam Bagian 90 dari
SpesifiKasi Standar Caltrans dan ketentuan khususnya. Semen yang diproduksi
tanpa Sertifikat tidak akan digunakan dalam pekerjaan sampai Engineer
memiliki waktu yang cukup untuk membuat tes yang sesuai dan telah disetujui
untuk digunakan (Caltrans, 1999). Office of Rigid Pavement Materials and
Stuctural Concrete (ORPMSC) adalah titik tokus untuk kabutuhan belon
Caltrans (http://www.dotca.goving/esc/Translab/rpsc.htm?id=translab-cd6).
Caltrans terus memutakhirkan spesifikasi dan cara uji untuk mencerminkan
praktek beton terbaru. Caltrans ORPMSC bekerja dengan District Material
Engineers {DME} untuk membantu membuat rekomendasi untuk proyek baru
dan proyek-proyek rehabilitasi. ORPMSC memiliki empat bagian yaitu Bagian
Konsultasi dan Investigasi Beton, Bagian Agregat, Bagian Semen, dan Bagian
Beton. Mereka menyediakan bantuan teknis, rekomendasi dan pengujian
jaminan kualitas untuk semen, bahan semen tambahan, bahan tambah,
agregat dan beton.

6.4.2 Agregat
Agregat dapat berupa kerikil (muncul alami) dan batu pecah (digali). Kerikil
umumnya dianggap sebagai yang paling efektif biaya dalam campuran beton.
tetapi memiliki koefisien tertinggi ekspansi termal yang negalif yang
mempengaruhi kinerja dari perkerasan. JPCP terdiri dari agregat kasar (yang
tertahan saringan No 4 {4,75 mm), dan agregat halus (yang lolos saringan No
4 (4,75 mm)). Agregat biasanya menyusun antara 60 dan 75 persen dari total
volume campuran beton (PCA, 1992). Dengan demikian, sifat-sifat agregat
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap daya lahan. perilaku, dan
kinerja dan perkerasan beton.
Agregat yang terpilih untuk digunakan dalam perkerasan beton harus
memenuhi persyaratan ASTM C33, meskipun hal ini saia tidak menjamin
bahwa agrega! akan berkinerja baik. Mungkin salah satu sifat yang paling kritis
dari agregat adalah durabilitasnya, atau daya tahannya terhadap degradasi
kimia dan fisik akibat kekuatan baik internal maupun ekstemal. Yaitu, agregat
harus mampu menolak pembekuan dan pencairan salju dan perubahan
kelembaban tanpa menimbulkan kerusakan pada diri sendiri atau pasta semen
sekitar: agregat juga tidak boleh rentan terhadap reaksi kimia yang merusak
(seperti reaksi alkali- agregat) yang dapat merusak matriks beton (Van Dam et
al., 2000). Pengujian laboratorium tarnbahan sering diperlukan untuk
memastikan durabililas agregat digunakan untuk perkerasan beton.
Metode gradasi tradisional disajikan dalam prosedur perencanaan campuran
standar berdasarkan penggunaan yang dipisah gradasi agregat kasar dan
agregat halus, seperti yang ditentukan dalam ASTM C 33. Namun. beberapa
institusi telah melakukan percobaan dengan menggunakan gradasi agregat
menerus, yang diyakini meningkatkan workabilitas dan durabilitas campuran
yang dihasilkan.
Spesifikasi standar Caltrans mewajibkan kontraktor untuk menyampaikan
usulan gradasi ukuran nominal agregat utama sebelum mermulai pekerjaan
beton (Caltrans, 2006). Jika agregat kasar primer atau agregat halus
dipisahkan menjadi 2 atau lebih ukurannya, gradasi yang diusulkan harus
terdiri dari gradasi untuk setiap ukuran individu, dan proporsi ukuran yang
diusulkan dari masing 0 masing individu dikombinasi secara matematis untuk
menunjukan gradasi yang dijelaskan dalam spesifikasi (Caltrans, 2006).

6.4.3 Air
Secara umum. air yang tidak memiliki rasa atau bau dapat digunakan untuk
membuat beton portland semen (PCA 1992). ASTM C 94 menyediakan kriteria
penerimaan untuk penggunaan pasokan air yang dipertanyakan. Persyaratan
Caltrans pada kualitas air bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Jumlah
yang diijinkan pada klorida atau CI. sulfat atau S04. dan kekeruhan dalam air
ditetapkan dalam Bagian 90 dari Spesifikasi Standar Caltrans (Caltrans, 2006).
Rasio air-semen atau rasio dari berat total air dalam campuran beton dengan
berat bahan semen dalam campuran merupakan parameter yang penting
dalam mendesain campuran. Rasio air-semen merupakan salah satu faktor
yang paling penting yang berkontribusi terhadap kekuatan beton, namun
pentingnya durabilitas. permeabilitas, dan ketahanan terhadap abrasi (aus)
tidak boleh diabaikan (PCA, 1992). Kualitas agregat juga mempengaruhi
kekuatan beton. Tipikal rasio air-semen untuk bahan perkerasan beton adalah
antara 0.40 dan 0,50 (Van Dam et al . 2000).

6.5 PERALATAN PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

6.5.1 Tulangan Dowel


Caltrans (2005) menggunakan tulangan dowel dengan panjang 18 inci (- 460
mm). Penelitian terbaru oleh DOT Minnesota menunjukkan bahwa tulangan
dowel dengan panjang 15 inch (380 mm) memberikan LTE memadai. Tulangan
dowel dengan diameter 1 1/2 inci (- 40 mm) harus digunakan jika tebal
perkerasan eksisting adalah 0,70 ft (215 mm) atau lebih besar. Untuk tebal
perkerasan kurang dari 0,70 ft (215 mm), dapat menggunakan tulangan dowel
dengan diameter 1 1/4 inci (- 30 mm).

6.5.2 Tutup Ekspansi


Setiap akhir panel pelat, tulangan dowel harus memiliki tutup yang pas, kualitas
komersial, bukan logam, bahan tutup non-organik yang memungkinkan gerakan
minimal V4 inch (6 mm) pada tiap ujung tulangan (Caltrans, 2006b).

6.5.3 Caulking Filler


Caulking filler digunakan untuk menutup sambungan melintang di bagian bawah
dan bagian samping slot tulangan dowel dan harus berupa caulking silikon yang
mengandung silikon minimal 50% dan didesain sebagai pelapis beton. Caulking
filler harus sesuai dengan persyaratan dari ASTM Designation: C 834 (Caltrans,
2006b).

6.5.4 Foam Core Insert


Setiap tulangan dowel harus sesuai dengan lembar busa inti (foam core sheet)
yang akan digunakan untuk menjaga keterhubungann sambungan atau retak
melintang slot tulangan dowel ditempatkan. Inti busa dapat dibuat dari
styrofoam kaku atau bahan busa sel tertutup dan dilapis muka dengan papan
poster atau bahan plastik yang sesuai. Penyisipan harus mampu tetap dalam
posisi vertikal dan menempel pada semua tepi selama penempatan grouting fast
setting (Caltrans, 2006b).

6.5.5 Dudukan Tulangan Dowel


Tulangan dowel harus sesuai dengan dudukan yang kaku yang akan menahan
terus dowel tetap terpusat di slot selama operasi pengisian bahan grout cepat
setting dan mendukung dowel minimal 1/2 inci (13 mm) dari bagian bawah slot,
sementara grout ditempatkan dan berkonsolidasi.

Gambar 6-2 menunjukkan tulangan dowel tipikal digunakan dalam proyek retrofit,
termasuk tutup, dudukan, dan foam core insert.

Gambar 6-2 Foto Tulangan Dowel dengan dudukan, tutup, dan foam core insert
(Caltrans, 2006a)

6.6 RANCANGAN PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

6.6.1 Perangkat Transfer Beban


Meskipun sejumlah alat transfer beban telah diuji, perangkat mentransfer beban
yang paling efektif dan yang direkomendasikan oleh FHWA adalah tulangan
dowel yang halus dan bulat (FHWA / ACPA, 1997). Tulangan dowel yang halus
secara efektif memindahkan beban geser ke seluruh sambungan dan retak tapi
ettap memungkinkan untuk adanya gerakan longitudinal tulangan di dalam
pelat beton. Hal ini memungkinkan untuk adanya ekspansi dan kontraksi termal
pelat pada sambungan.

6.6.2 Spesifikasi Tulangan Dowel


Berbagal material tulangan dowel telah diuji, termasuk plastik diperkuat serat
dan stainless steel.

Tulangan dowel harus memenuhi spesifikasi berikut:


Bahan: Caltrans (2006b) menetapkan persyaratan berikut untuk tulangan dowel
yang akan digunakan pada proyek retrofit tulangan dowel. Tulangan dowel
harus polos, halus, bulat, baja berlapis epoksi sesuai dengan persyaratan dalam
ASTM Designation: A 615 / A 615M, Grade 40 atau 60. Lapis epoksi tulangan
dowel harus sesuai dengan ketentuan dalam ASTM Designation: A 884 / A
884M, Kelas A, Tipe 1 atau Tipe 2, kecuali jika uji lengkung tidak berlaku.
Tulangan dowel harus bebas dari gerigi atau deformasi lainnya yang
mengurangi gerakan bebas dari tulangan dalam beton.

Tulangan dowel harus dilapisi sepenuhnya dengan pemutus ikatan (bond


breaker) untuk memungkinkan gerakan longitudinal pada tulangan setelah
penanganan. Caltrans memungkinkan bahan bond breaker berikut (Caltrans,
2006b):
1) Pelumas parafin harus berdasarkan Dayton Superior DSC-BB Coat atau
Valvoline Tectyl 506 atau yang disetujui setara.
2) Senyawa White-pigmented sesuai dengan ASTM C 309 Tipe 2, Kelas A, dan
senyawa ini harus mengandung minimal 22% senyawa nonvolatile yang
terdiri dari lilin parafin minimal 50%. Senyawa ini harus diterapkan dalam 2
aplikasi yang terpisah, dengan tingkat aplikasi sekitar 1 galon per 150 kaki
persegi (0,27 L/m2).
Caltrans tidak mengizinkan penggunaan minyak atau bond breaker berbasis
aspal.

Caltrans mengijinkan penggunaan dudukan dowel berikut (Caltrans, 2006b):


a) Baja berlapis epoksi penuh sesuai dengan persyaratan dari ASTM
Designation: A 884 / A 884M.
b) Bahan bukan logam, non-organik kualitas komersial.

6.6.3 Tata Letak Tulangan Dowel


Proyek DBR awal memasang 4 atau 5 .dowel di setiap jalur roda. Namun
penelitian menunjukkan bahwa 3 dowel per jalur roda memberikan LTE yang
memadai (Pierce et al, 2003).

Lokasi dan Jarak Dowel: Jarak antara dowel harus 12 inci (300 mm). Untuk
perkerasan dengan aspal beton atau bahu beton tak terikat, dowel yang paling
luar harus tidak lebih dari 12 inci (300 mm) dari tepi pelat. Gambar 6-3
menunjukkan tata letak dowel yang direkomendasikan Caltrans (Caltrans,
2005).
Gambar 6-3 Tata letak dowel (Caltrans, 2005)

Alinyemen Dowel dan Toleransi: Kinerja transfer beban DBR sangat tergantung
pada orientasi akhir dari dowel pada akhir konstruksi. Dowel harus ditempatkan
secara horisontal, dengan sumbunya segaris dengan tepi perkerasan atau
sambungan longitudinal dan pusat dari tulangan dowel pada pertengahan pelat.

Caltrans menetapkan toleransi berikut untuk alinyemen tulangan dowel


(Caltrans, 2006b):
a) Panel dowel harus ditempatkan ke kedalaman yang ditampilkan pada
rencana, sejajar dengan bagian tengah jalur lalu lintas dan bagian atas
permukaan perkerasan, dan pertengahan lebar slot dalam toleransi 1/4
inch (6 mm).
b) tulangan dowel harus berpusat pada sambungan melintang, sehingga
tulangan dowel tidak melebar kurang dari 8 inci (200 mm) dan lebih dari
10 inci (250 mm) ke panel pelat bersebelahan.

Toleransi lain untuk alinyemen direkomendasikan oleh Pierce et al (2003)


adalah:
1. Vertikal
a) Lokasi: ± 0,5 inch (13 mm) dari pusat pelat;
b) Miring dari horisontal: ± 0,5 inch (13 mm) untuk panjang tulangan dowel
18 inci (460mm)
2. Longitudinal
a) Lokasi: berpusat pada sambungan ± 0,5 inci (13 mm)
b) Embedment: 8 inci (200 mm) minimal pada setiap ujung
c) Miring dari sejajar ke tepi perkerasan: ± 0,5 inch (13 mm) untuk panjang
dowel 18 inci (460 mm)
6.6.4 Material Timbunan
Pemilihan material: Pemilihan material timbunan sangat penting untuk
mencapai kinerja jangka panjang DBR. Material yang digunakan harus
memberikan workability yang memadai untuk memungkinkan konsolidasi
material di sekitar tulangan dowel dan memberikan kekuatan awal yang
diperlukan untuk memungkinkan area yang diperbaiki dibuka untuk lalu lintas
segera setelah pelaksanaan DBR selesai. Umumnya bahan yang sesuai untuk
perbaikan partial-depth bekerja baik untuk penimbunan DBR. Jerzak (1994)
memberikan sifat material berikut untuk material timbunan (Tabel 6-2).

Tabel 6-2 Sifat Material Timbunan (Jerzak, 1994


Prosedur
Sifat Material Nilai Direkomendasikan
Pengujian
Material asli

Minimum 3050 psi (21


Kuat tekan, 3 jam ASTM C 109
MPa)
Minimum 4930 psi (34
Kuat tekan, 24 jam ASTM C 109
MPa)
Kehilangan abrasi, 24
California Test 550 Maks loss 0.06 lbs (25 g)
jam
Waktu setting akhir Minimum 25 menit

Penyusutan, 4 hr ASTM C 596 Maximum 0.13 persen

Klorida larut California Test 422 0.05 maks


Sulfat larut air
California Test 417 0.25 maks
menurut berat,
Material extended
Maximum
Kuat lentur, 24 jam California Test 551 Minimum 495 psi (3.4 MPa)
PCC terikat — kering, 24
California Test 551 Minimum 405 psi (2.8 MPa)
jam
PCC terikat — SSD, 24
California Test 551 Minimum 305 psi (2.1 MPa)
jam
Penyerapan California Test 551 Maksimum 10 persen

Selain itu, material harus memiliki faktor daya tahan terhitung minimal 90
persen setelah 300 siklus beku-cair sesuai ASTM C 666.

Rekomendasi ini sesuai dengan spesifikasi Caltrans saat ini untuk bahan
timbunan DBR (Spesifikasi Caltrans 40-015_A11-01-04). Spesifikasi DBR
Caltrans memungkinkan bahan timbunan menjadi (1) grout magnesium fosfat;
(2) grout berbasis alumina tinggi dimodifikasi, atau (3) grout berbasis semen
portland.

Bahan timbunan harus mencapai kuat tekan minimum 2000 psi (13,8 MPa)
sebelum membuka perkerasan untuk lalu lintas (FHWA / ACPA, 1997).
Kecenderungan industri saat ini adalah menggunakan bahan berbasis semen
portland daripada bahan eksklusif cepat setting. Walaupun bahan cepat setting
telah bekerja dengan baik dalam banyak kasus, sejumlah masalah pengendalian
kualitas telah ditemukan di lapangan. Di antara pertimbangan lapangan lainnya,
muncul isu penting yakni susut. Material berbasis Portland cement menyediakan
lebih banyak waktu kerja dan umumnya kurang berisiko dalam kondisi lapangan
yang sebenarnya.

Di bawah ini adalah deskripsi singkat dari bahan yang dapat dipertimbangkan
untuk penimbunan tulangan dowel :

A. Beton semen portland


Material ini siap tersedia, lebih murah dibandingkan bahan lainnya, dan tidak
menciptakan masalah kompatibilitas termal. Untuk mencapai kekuatan awal
yang dibutuhkan untuk membuka perkerasan relatif cepat, kebanyakan
menggunakan campuran semen Tipe Ill dan tambahan akselerator. Hal ini
mempercepat waktu setting dan mengurangi susut dengan tetap
menyediakan waktu kerja yang memadai. Campuran penimbunan umumnya
ditambah dengan pasir dan agregat kasar dengan ukuran maksimum 0,375
inci (9,5 mm). Untuk perkerasan di mana lalu lintas menggunakan rantai ban
bergerigi dan ban rantai, Washington State menemukan bahwa sangat
penting untuk memasukkan agregat kasar yang memadai untuk mencegah
keausan permukaan yang berlebihan (Pierce 2002).

B. Material cepar setting


Material cepar setting pada beberapa bahan seperti Set 45 (magnesium
fosfat-based), 5 Star Highway Patch, dan AHT - DB Retrofit Mortar (Calcium
aluminate-based) juga telah digunakan dalam proyek DBR. Keuntungan
utama dari bahan-bahan tersebut adalah waktu setting cepat yang dapat
memungkinkan untuk pembukaan awal perkerasan yang diperbaiki. Namun,
properti yang sama membatasi waktu kerja dan dapat menyebabkan masalah
kompatibilitas termal. Bahan yang telah berkinerja baik dalam perbaikan
serupa dapat bekerja dengan baik untuk DBR bila digunakan sesuai dengan
rekomendasi pabrik.

C. Beton Polimer
Beton polimer juga telah berhasil digunakan sebagai bahan pengisi. Bahan
berbasis metakrilat seperti Concresive, Silikal, dan Crylon adalah contoh
umum. Bahan ini terdiri dari resin cair, bahan pengisi, dan agregat halus.
Bahan ini dapat mencapai 80 persen kekuatan penuhnya dalam 2 jam atau
kurang, sehingga memungkinkan untuk membuka perkerasan lalu lintas lebih
cepat. Kelemahan utamanya adalah membutuhkan banyak biaya dan tenaga
dalam waktu yang sangat singkat.

D. Material Epoksi-Resin
Bahan Epoxy resin telah digunakan dalam perbaikan patch beton dan
mungkin cocok untuk bahan pengisi DBR. Bahan diperkuat serat berbasis air
juga tersedia. Bahan ini dapat ditambah dengan batuan kerikil kecil. Bahan
ini memiliki keuntungan kekuatan awal yang sama seperti beton polimer dan
kerugian biaya dan kekurangan tenaga yang sama. Bahan epoxy resin harus
memenuhi persyaratan ASTM C 881 dan panduan produsen harus diikuti
dengan ketat oleh kontraktor.

6.6.5 Desain Slot dan Sistem Dudukan Dowel


Salah satu aspek yang paling penting yang mempengaruhi kinerja DBR adalah
lokasi akhir dari tulangan dowel setelah penempatan bahan pengisi. Dowel
harus ditempatkan tepat di pertengahan kedalaman pelat, dalam posisi
horisontal, dan sepanjang garis paralel dengan tepi atau sambungan
longitudinal perkerasan. Selain itu dowel harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga ada ruang yang cukup di semua sisi (1/2 [inch 13 mm]) untuk
memungkinkan bahan pengisi mengalir di sekitar dowel selama pengisian.

Untuk mencapai hal ini, slot, dowel, dan dudukan harus dirancang sebagai
sistem lengkap. Slot dan dudukan harus berukuran sehingga pas dalam
menempatkan sistem doweldudukan dalam slot. Dudukan harus didesain untuk
terletak di kerfs potongan pada tepi slot daripada di tengah slot dimana beton
cukup kasar karena proses jack hammering melepas sirip beton. Dudukan harus
dirancang untuk menyediakan ruang yang memadai antara pangkal dowel dan
bagian bawah slot mengingat area dinaikkan di tengah slot dimana jack-
hammering gagal untuk menghasilkan permukaan datar sempurna (lihat
Gambar 6-4). Dudukan harus didesain untuk menahan dowel sehingga tidak
lepas dari dudukan selama konsolidasi bahan pengisi. Akhirnya, kontraktor akan
diberikan waktu yang cukup untuk melalukam proyek DBR yang sukses. Desain
dan penempatan sistem slot-dowel-dudukan adalah penting untuk sebuah
proyek DBR yang sukses.

Gambar 6-4 Layout Dowel/Slot (Caltrans, 2005)

6.4.6 Kode Item Tipikal


Kode item tipikal untuk proyek retrofit tulangan dowel bar diberikan pada"Tabel 6-
3.

Tabel 6-3 Kode item Khas untuk dowel bar proyek retrofit
Kode Item Keterangan
074017 Menyiapkan program pengendalian polusi
air
074019 Menyiapkan rencana pencegahan polusi air
hujan
074020 Mengontrol polusi air
074042 Beton tanah longsor sementara (portable)
120090 Rambu konstruksi
120100 Sistem pengendalian lalu lintas
128650 Rambu pesan portable berubah-ubah
406100 Retrofit tulangan dowel
413111 Perbaikan spalling sambungan
414101 Seal sambungan melintang
420201 Grinding perkerasan beton eksisting

Catatan: Ketentuan khusus Standar dan Panduan PS & E harus dirujuk untuk kode item tertentu
yang diusulkan untuk proyek tersebut.
Caltrans Standar Bahan dan tambahan Kode Item Pekerjaan dapat ditemukan di situs web berikut
http://i80.dot.ca.gov/hq/esc/oe/awards/ # item_code

6.7 PERTIMBANGAN TEKNIS LAPANGAN PENGIKATAN (RETROFIT)


TULANGAN DOWEL

Retrofit dowel bar (DBR) sangat cocok untuk perkerasan yang balk secara
struktural, tetapi menunjukkan transfer beban yang rendah pada sambungan dan
/ atau retak. Struktural perkerasan dengan sisa umur sedikit, dibuktikan oleh
retak ekstensif (retak tahap 3 lebih dari 10%) atau dengan kerusakan sambungan
dengan tingkat keparahan tinggi tidak cocok untuk ditangani dengan DBR.

Dua kasus tipikal DBR dapat efektif adalah sebagai berikut (FHWA / ACPA, 1997):
1) Perkerasan yang secara struktural baik namun mengalami penuaan, dengan
ketebalan yang memadai tetapi menunjukkan hilangnya transfer beban
signifikan akibat kurangnya tulangan dowel, interlocking agregat rendah dan
/ atau erosi pondasi, subbase, atau tanah dasar di bawah pelat.
2) Perkerasan yang relatif muda dalam kondisi baik tetapi dengan potensi
untuk mengembangkan faulting, retak, atau pecah sudut karena tebal pelat
yang kurang, jarak sambungan lebih besar dari 15 kaki (4,6 m), atau
transfer beban sambungan tidak memadai.

6.7.1 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Ada lima faktor utama yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi sebuah
proyek yang potensial untuk ditangani dengan DBR:

a. Kondisi Struktural Pelat


Perkerasan harus berada dalam kondisi struktur yang balk untuk menjadi
kandidat balk untuk DBR. Pelat perkerasan yang menunjukkan kerusakan D-
cracking, reaksi alkali-silika (ASR) atau reaksi alkali-karbonat (ACR),
beberapa retak melintang, atau retak longitudinal yang signifikan adalah
kandidat yang tidak sesuai untuk DBR. Dalam kasus ini, penggantian pelat
harus dipertimbangkan. Jika lebih dari 10 persen dari struktural perkerasan
menunjukkan kondisi seperti tersebut, maka mungkin dengan mengangkat
dan mengganti seluruh permukaan perkerasan (FHWA, 1996) akan lebih
efektif dalam biaya.

b. Kondisi Struktural Pondasi


Kondisi struktural pondasi: dasar perkerasan harus dalam kondisi struktur
yang balk untuk mendukung pelat. Pelat dengan nilai lendutan tinggi pada
sambungan umumnya merupakan indikasi kondisi pondasi yang buruk.

c. Nilai LTE Terukur


Perkerasan dengan LTE rata-rata kurang dari 60 persen umumnya calon balk
untuk ditangani dengan DBR (FHWA / ACPA 1997). Selama pelat balk secara
struktural, batas bawah untuk penerapan DBR belum ditetapkan. Bahkan,
sambungan dengan LTE serendah 10 persen menunjukkan peningkatan
signifikan dalam LTE setelah dilakukan DBR (et al Pierce, 2003) jika tulangan
dowel dipasang dengan benar.

d. Besaran Faulting
Perkerasan dengan faulting > 0,10 in (2 1/2 mm), tetapi <0,5 in (13 mm)
dan yang dinyatakan balk secara struktural adalah kandidat balk untuk DBR.
Faulting <0.10 in (2 1/2 mm) tidak menjamin DBR. Jika faulting lebih besar
dari 0.5 in (13 mm) dan / atau jika perkerasan secara struktural tidak
memadai, rekonstruksi harus dipertimbangkan (Pierce et al, 2003). Tingkat
LTE jugs harus dipertimbangkan dalam proses ini.

e. Kondisi sambungan dan / atau retak.


Sambungan atau retak melintang harus menunjukkan spalling dengan tingkat
keparahan rendah sampai sedang, atau lebih baik. DBR memerlukan material
yang baik di dekat sambungan atau retak untuk memastikan transfer beban
yang memadai dari satu pelat ke yang lain. Sambungan dengan spalling
tingkat tinggi adalah kandidat untuk perbaikan full-depth (lihat bab 8).

Tabel 6-4 menyediakan ringkasan dari kriteria pemilihan proyek. Secara


keseluruhan, ketika faulting adalah antara 0,10 inci (2'/2 mm) dan 0,5 inci (13
mm) dengan retak tahap 3 kurang dari 10% dan LTE kurang dari 60% pada
sambungan, perkerasan adalah calon balk untuk DBR.

Tabe1 6-4 Rin kasan kriteria Demilihan provek


Kondisi Perkerasan Tindakan

Perkerasan menunjukkan D-cracking, ASR, ACR distress', Jangan ditangani


atau secara structural tidak memadai. dengan DBR

Faulting rata — rata < 0.10 in (21/2 mm) dan jumlah


Do nothing
pelat yang retak < 10% 2
Faulting rata — rata > 0.10 in (2% mm) < 0.5 in (12.5
DBR
mm) dan jumlah pelat yang retak < 10% 2
Faulting rata — rata > 0.5 in (13 mm), dan jumlah pelat
DBR
yang retak < 10% & ADT < 50,000 2

Faulting rata — rata > 0.5 in (13 mm), dan jumlah Rekonstruksi
pelat yang retak < 10% & ADT > 50,000 2 lajur
LEbih dari 10 percent pelat menunjukkan retak Rekonstruksi
multiple 1 lajur

Catatan : 1Pierce et al 2003


2
Caltrans, 2006b

6.7.2 Kinerja yang Diharapkan


Terdapat beberapa pengalaman dalam proyek-proyek DBR. Georgia dan Puerto
Rico melakukan proyek DBR dimulai pada tahun 1980-an (FHWA, 1991 &
Gulden dan Brown, 1987). Proyek DBR pertama di Washington State selesai
pada tahun 1992 dan Washington memiliki data kinerja lebih dari 10 tahun
untuk proyek tersebut (Pierce et al, 2003). California memulai proyek DBR pada
tahun 1990 dan sejumlah proyek-proyek ini memiliki data kinerja yang ekstensif
(Caltrans, 2001, 2002a, 2002b, dan 2002c).

Data dari banyak proyek DBR jelas menunjukkan peningkatan yang signifikan
dalam LTE segera setelah dilakukan DBR. Sambungan dan retak biasanya
memiliki LTE di bawah 60% sebelum DBR, beberapa bahkan serendah 10%.
Setelah DBR, ada peningkatan LTE, umumnya sampai 70% sampai 90%.
Sebagai contoh, untuk lapangan uji Colfax di California Utara, LTE sebelum DBR
rata-rata 30%, sedangkan rata-rata LTE bagian yang sama meningkat menjadi
82% setelah DBR (Caltrans, 2002b).

DBR terhadap perkerasan eksisting dengan nilai LTE cukup balk tidak akan
memperpanjang umur perkerasan karena grouting dan perbaikan lainnya tidak
berumur seperti beton asli.

Menurut setidaknya satu sumber (Gulden dan Brown, 1987), peningkatan LTE
setelah DBR dapat memperpanjang umur sampai 15 tahun. Data dari proyek
Washington State (Pierce et al, 2003) menunjukkan LTE untuk bagian yang
diretrofit tetap di atas 70% untuk sepuluh tahun setelah DBR. Selain LTE
ditingkatkan, besarnya faulting juga berkurang di bagian yang diretrofit
daripada di bagian sama tetapi tidak ditangani. Dengan demikian tampaknya
ada perbaikan yang signifikan dalam LTE dan penurunan serupa dalam
pengembangan faulting dalam periode 10-15 tahun untuk proyek-proyek DBR
yang dilaksanakan dengan benar.

Bila dipasang dengan benar, kegagalan proyek DBR tampaknya sangat rendah.
Sebuah review dari 7.000 tulangan dowel di Puerto Rico menunjukkan bahwa
kurang dari 0,5 persennya gagal (FHWA, 1991). Peninjauan 13 proyek DBR di 9
negara menunjukkan bahwa hanya 2 persen dari 515 tulangan dowel terpasang
telah gagal (Gulden dan Brown, 1987).

Namun, Caltrans telah mengalami sejumlah proyek DBR yang gagal untuk
memenuhi kinerja yang diharapkan (Caltrans, 2001, 2002a, 2002c). Masalah
umum termasuk: kegagalan ikatan antara material beton dan timbunan;
spalling pada sambungan, dan permukaan yang kasar setelah penimbunan.
Dalam semua kasus ini, penyebab utama dari masalah kinerja tampaknya
adalah pengerjaan yang buruk selama konstruksi dan/atau waktu yang tidak
cukup untuk menyelesaikan proyek DBR dengan pengerjaan yang baik dan yang
masih memungkinkan waktu cukup untuk perawatan material timbunan.
Bagian-bagian yang tersisa dari bab ini membahas bagaimana merancang dan
melaksanakan dengan baik proyek DBR. Bagian 6.7 menyediakan panduan
pemecahan masalah berdasarkan pelajaran dari kedua DBR proyek yang sukses
dan berhasil.

6.8 PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN


DOWEL
6.8.1 Lalu Lintas dan Keselamatan
Rencana pengendalian lalu lintas untuk proyek retrofit tulangan dowel harus
disiapkan sesuai dengan Caltrans Safety Manual dan Caltrans Code Safe
Operating Practices. Rambu dan perangkat yang digunakan harus sesuai dengan
rencana pengendalian lalu lintas. Zona kerja harus sesuai dengan standar
praktek Caltrans dan persyaratan yang ditetapkan dalam Manual dan Caltrans
Code Safe Operating Practices dan persyaratan penting lain. Setiap pekerja
harus dilengkapi dengan peralatan dan pakaian keselamatan yang dibutuhkan.
Rambu harus dipindahkan dalam waktu yang tepat jika tidak lagi digunakan.
Tergantung pada lokasi, ukuran, dan jumlah pekerjaan proyek, salah satu jenis
alternatif pengendalian lalu lintas berikut dapat dipertimbangkan:
a. Penutupan jalan penuh;
b. Penutupan jalan menerus;
c. Penutupan akhir minggu;
d. Penutupan malam hari.
Rincian tentang pengendalian lalu lintas dapat ditemukan di Caltrans Traffic
Manual (Caltrans, 1996) atau di website:
http://www.dot.ca.gov/hq/traffops/signtech/signdel/trafficmanual.htnn.

6.8.2 Proses Retrofit Tulangan Dowel


Proses DBR berisi langkah-langkah berikut:
a) Pemotongan sisi slot;
b) Buang beton dari slot;
c) sandblast dan bersihkan slot;
d) Seal sambungan atau retak dimana berpotongan dengan slot;
e) Tempatkan dan segariskan tulangan dowel;
f) Tempatkan bahan pengisi;
g) Lakukan perawatan yang tepat;
h) Diamond grinding (opsional);
i) Seal sambungan atau retak.

Berikut pada Gambar 6.5 skema dari proses kontruksi :


Gambar 6-5 Skematis proses konstruksi (FHWA / ACPA, 1997)

6.8.3 Pemotongan Sisi Slot


Pemotongan slot harus dilakukan dengan menggunakan gergaji berlian
pemotong slot. Modifikasi mesin grinding telah digunakan pada beberapa proyek
untuk memotong slot. Namun, praktek ini tidak dianjurkan karena mesin
grinding tidak bisa memotong slot dalam toleransi yang diperlukan untuk
penempatan tulangan dowel secara akurat dan dikhawatirkan akan munculnya
microcracking di sekitar slot.
Mesin pemotong slot dimana pisau terkumpul dalam landasan tunggal adalah
penting untuk menghasilkan slot akurat yang sejajar dengan tepi perkerasan
atau sambungan longitudinal. mesin pemotong pisau terkumpul dapat
memotong 6-8 slot secara simultan (meliputi 3 atau 4 tulangan dowel per jalur
roda ) yang saat ini tersedia dan umum digunakan (lihat Gambar 6-6). Untuk
memastikan bahwa slot dipotong sejajar dengan tepi perkerasan atau
sambungan longitudinal, adalah penting bahwa mesin pemotong slot secara
hati-hati sesuai dengan tepi perkerasan atau sambungan longitudinal. Hal ini
berlaku tanpa melihat orientasi sambungan atau retak. Gambar 6-7
menunjukkan satu set garis potong slot yang sesuai untuk tiga tulangan dowel /
instalasi jalur roda.
Gambar 6-6 Mesin pemotong Slot dengan close-up kepala pemotong (Caltrans,
2006a)

Gambar 6-7 Tiga pasang slot dipotong dalam sate lintasan oleh mesin pemotong
slot (Caltrans, 2006a)

Slot juga harus dipotong sampai kedalaman yang cukup sehingga tulangan
dowel dapat dipusatkan di pertengahan kedalaman slab ketika dudukan dowel
ditempatkan di bagian bawah slot. Lebar slot dan lebar dudukan harus secara
hati-hati sesuai sehingga dudukan slot pas masuk ke dalam slot, memastikan
keselarasan akurat dari tulangan dowel di dalam slot. Slot biasanya dipotong
dengan lebar sekitar 2 1/2 inci (65 mm). Slot juga harus dipotong cukup
panjang sehingga clearance 1/2 inci (13 mm) dapat dipertahankan antara
bagian bawah tulangan dowel dan bagian bawah slot di sepanjang tulangan.
Penting untuk mempertimbangkan kelengkungan mata gergaji saat menentukan
panjang permukaan yang sebenarnya diperlukan untuk slot (lihat Gambar 6-8).
Gambar 6-8 Rincian sistem dudukan — tulangan dowel di slot

6.8.4 Buang Beton dari Slot


Setelah sisi slot telah dipotong, sirip beton sisa antara sisi dibuang. Harus
berhati-hati selama langkah ini agar tidak merusak slot. Material di sekitar slot
tidak boleh retak atau rusak saat membuang sirip. Untuk alasan ini, material
sirip harus dibuang dengan jackhammer ringan (kurang dari 30 lbs [14 kg]) dan
alat-alat tangan. Hasil terbaik dicapai ketika palu dipertahankan pada sudut 45
derajat atau lebih dangkal, terutama ketika membuang material dari bagian
bawah sirip. Hal ini menurunkan probabilitas palu menekan melalui bagian
bawah slot. Gambar 6-9 menunjukkan jack hammering sirip beton.

Gambar 6-9 Jack hammering (Caltrans, 2006a)


Setelah pembuangan potongan besar dengan jack-hammering, bagian bawah
slot harus diratakan menggunakan martil kecil bergigi rata. Bagian bawah. ini
tidak perlu mulus sempurna, namun harus cukup rata sehingga ada clearance
memadai antara bagian bawah tulangan dowel dan bagian bawah slot.

Setelah material sirip dibuang dan bagian bawah slot rata, slot harus di-
sandblasted. Proses ini menghilangkan debu dari proses pemotongan dan jack
hammering dan menyediakan permukaan yang bersih untuk bahan isi untuk
terikat denganbenar. Akhirnya, slot di airblasted atau divakum untuk
membuang material lepas yang tersisa. Peralatan sandblasting dan airblasting
harus memiliki perangkap air / minyak untuk mencegah kontaminasi slot.
Tekanan Tinggi untuk waterblasting juga telah ber,hasil digunakan untuk
membersihkan slot. Jika waterblasting digunakan, semua air yang ada dan air
permukaan harus dikeluarkan dari slot sebelum penempatan dowel.
Gambar 6-10 menunjukkan sandblasting dari slot.

Gambar 6-10 Sandblasting (Caltrans, 2006a)

Selain membersihkan slot, permukaan perkerasan di sekitar slot harus bersih


dan bebas dari kotoran dan puing-puing yang mungkin bergeser atau masuk ke
dalam slot yang sedang disiapkan,sehingga artinya juga mengkontaminasi slot
yang dinyatakan dipersiapkan balk. Hal ini penting untuk menjaga area
perbaikan tetap bersih dan kering. Jika kotoran atau debu muncul di area
perbaikan, diwajibkan pembersihan tambahan.

6.8.5 Seal Sambungan atau Retak


Setiap sambungan atau retak yang berpotongan dengan slot harus diseal
dengan benar. Sealing retak atau sambungan diperlukan untuk mencegah
bahan pengisi memasuki sambungan. Jika bahan pengisi memasuki sambungan,
dapat mengakibatkan spalling dari sambungan baru. Seluruh panjang slot harus
diseal, di kedua sisi slot dan di bagian bawah. Pastikan bahwa cauling material
sepenuhnya menutup sambungan atau retak tetapi tidak mencemarkan bagian
sisi atau bawah slot itu sendiri. Gambar 6-11 menunjukkan dengan sambungan
yang ditutup dengan benar.
Gambar 6-11 Sealing sambungan / retak (Caltrans, 2006a)

6.8.6 Menempatkan Tulangan Dowel


Persiapan Tulangan Dowel: Periksa semua tulangan dowel jika ada dowel
dengan pelapisan epoksi yang rusak dan tolak setiap dowel yang pecah atau
dengan lapisan epoksi yang rusak. Dowel harus dilapisi dengan pemutus ikatan
(bond breaker). Jika pemutus ikatan pabrikan digunakan, pastikan bahwa
seluruh tulangan tetap dilapisi; ulangi pelapisan jika diperlukan. Jangan
gunakan pemutus ikatan di dekat slot. Setiap kontaminasi slot oleh bond
breaker akan menyebabkan kegagalan bahan pengisi. Penutup plastik harus
ditempatkan pada setiap ujung panel dowel dengan cara yang memungkinkan
setidaknya ruang bebas % inch (6 mm) antara ujung dowel dan tutup luar.
Foam core insert dan dudukan harus ditempatkan pada dowel.
Penempatan tulangan dowel: Setiap tulangan dowel yang sudah disiapkan harus
terpusat secara horizontal dalam slot dan bersandar pada dudukan dalam posisi
horizontal. Jika slot telah diukur dan dipersiapkan dengan benar, tulangan dowel
harus selaras secara vertikal di pertengahan kedalaman pelat dan punya ruang
bebas minimal 1/2 inci (13 mm) antara bagian bawah tulangan dowel dan
bagian bawah slot. Jika tulangan dowel, dudukan, dan slot semuanya telah
benar dirancang dan dibangun, sistem dowel-dudukan harus sesuai pas dalam
slot dan membantu menahan dowel selama operasi penimbunan.

Alinemen tulangan dowel: Panel dowel harus ditempatkan dalam slot sehingga
mereka memenuhi toleransi yang ditentukan dalam bagian 6.4.3. Jika sistem
slot-dowel-dudukan telah dirancang dan dipersiapkan dengan balk, seharusnya
hal ini merupakan proses yang sederhana untuk memastikan bahwa sistem
dowel-dudukan sudah dipasang dengan benar di bagian bawah slot. Perhatian
juga harus diberikan kepada foam core insert untuk memastikan sudah sesuai
dengan sambungan atau retak. Gambar 6-12 menunjukkan penempatan
tulangan dowel dalam slot.
Gambar 6-12 Menempatkan dowel-dudukan (Caltrans, 2006a)

6.8.7 Backfilling (Pengisian / Penimbunan)

Material pengisi harus disiapkan dan ditempatkan sesuai dengan rekomendasi


pabrikan. Material ini harus dipersiapkan dalam batch cukup kecil sehingga
semua material dari satu batch dapat ditempatkan sebelum mengeras ke titik
sehingga tidak dapat dikerjakan. Tidak ada air tambahan diperbolehkan untuk
ditambahkan ke bahan campuran yang telah disiapkan secara tepat. Jika
material mengeras sampai pada titik sehinggamaterial tidak dapat ditempatkan
dengan benar, maka material harus dibuang dan harus disiapkan batch baru.

Unsur-unsur penting untuk menempatkan material pengisi dengan benar


adalah: 1) tempatkan bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
tulangan dowel atau foam core insert, dan 2) konsolidasikan bahan sehingga
mengalir di sekitar dowel dan mengisi seluruh slot termasuk void bawah dan di
samping dowel tersebut.

Material pengisian tidak boleh "dibuang" ke dalam slot, karena hal ini
memberikan kemungkinan terbesar mengganggu baik tulangan dowel atau
foam core insert. Sebaliknya, material pengisian harus ditempatkan pada area
yang bersih dari perkerasan di sebelah slot dan kemudian dengan hati-hati
disekop dan dimasukkan ke dalam slot. Slot harus diisi secara seragam di kedua
sisi sambungan atau retak untuk menjaga foam core insert segaris dengan
sambungan atau retak. Gambar 6-13 menunjukkan penempatan bahan pengisi.
Gambar 6-13 Menempatkan bahan pengisi (Caltrans, 2006a)

Material pengisi harus dikonsolidasi dengan vibrator kecil (diameter kurang dari
1 inci [25 mm]). Jangan membiarkan vibrator menyentuh tulangan dowel yang
dapat menyebabkan dowel menjadi tidak sejajar. Bahan pengisi juga tidak boleh
terlalu dipaksa karena hal ini dapat menyebabkan migrasi butiran halus dan air
ke permukaan material pengisi dan melemahkan material. Gambar 6-14
menunjukkan konsolidasi bahan pengisi.

Gambar 6-14 Konsolidasi pengisian (Caltrans, 2006a)

Material pengisi tidak boleh diselesaikan dengan cara yang cenderung menarik
material dari sisi slot. Sebaliknya, operasi finishing harus dilakukan dari pusat
slot menuju tepi. Jika diamond grinding harus dilakukan setelah setting bahan
pengisi, pengisian harus selesai 0,125 sampai 0,25 inci (3 sampai 6 mm) di atas
permukaan jalan. Segera setelah selesai, bahan pengisi harus dilapisi dengan
curing compound atau sesuai dengan rekomendasi pabrik.

6.8.8 Pembukaan untuk Lalu Lintas


Perkerasan yang diretrofit dapat dibuka untuk lalu lintas segera setelah bahan
pengisi telah mencapai kekuatan yang memadai. Kuat tekan minimum yang
dibutuhkan untuk memungkinkan lalu lintas dapat lewat adalah 2.000 psi (13,8
MPa) untuk pelat dengan tebal 8 in (200 mm) atau lebih (FHWA / ACPA, 1997).

6.8.9 Diamond Grinding


Caltrans (2006b) menyatakan bahwa perkerasan yang diretrofit harus
digrinding, sesuai dengan ketentuan kehalusan dan finishing dalam Pasal 42,
"Groove and Grinde Pavement" dari Spesifikasi Standar Caltrans dan Ketentuan
Khusus 40-015. Diamond grinding dapat secara signifikan meningkatkan
kualitas berkendara dengan menghilangkan faulting eksisting dan perbedaan
elavasi antara material pengisi dan perkerasan serta gelombang atau undulation
atau bintik-bintik kasar hasil dari konstruksi DBR.

Diamond grinding harus diselesaikan dalam waktu 30 hari dari awal


pemotongan slot untuk tulangan dowel, karena penutup sambungan (sealing)
tidak dapat dilakukan sampai diamond grinding dilakukan. Membiarkan
perkerasan, dengan sendi terbuka (unsealed)! untuk jangka waktu lama sangat
tidak dianjurkan. Semua grout cepat setting yang diisi ke dalam slot dowel
harus memiliki waktu setting minimal 12 jam sebelum grinding (Caltrans,
2006b).

6.8.10 Penutupan (Sealing) Sambungan


Sambungan melintang harus ditutup sesegera mungkin setelah penempatan
bahan pengisi dan diamond grinding. Bahan penutup sambungan berupa silikon
modulus rendah harus digunakan. Bab 4 dari buku petunjuk ini memberikan
penjelasan detail tentang penutupan sambungan.

6.8.11 Review Pekerjaan — Pengendalian Kualitas


Memastikan proyek DBR memuaskan membutuhkan proses mutu sepanjang
pelaksaaan proyek. Proses pengedalian kualitas harus mulai dari awal dari
pelingkupan proyek dan menerus selama proyek konstruksi. Bahan disajikan di
bawah ini diambil sebagian besar dari bahan kursus FHWA-NHI (FHWA / NHI,
2004).

6.8.12 Proyek, Dokumen, dan Review Rencana


Sebelum memulai proyek, kondisi lokasi proyek yang diusulkan harus ditinjau
ulang untuk memastikan bahwa proyek tersebut masih memenuhi kriteria yang
diuraikan dalam bagian 6.3. Secara khusus, proyek tersebut harus diperiksa
untuk kerusakan struktural atau kerusakan tambahan yang mungkin membuat
DBR menjadi penanganan yang tidak tepat.

Dokumen-dokumen berikut ini harus ditinjau ulang dan setiap masalah atau
perubahan yang diperlukan harus diselesaikan:
a) Spesifikasi proyek / penawaran dan gambar;
b) Ketentuan khusus;
c) Rencana pengendalian lalu lintas;
d) Petunjuk instalasi untuk bahan pengisi dari produsen;
e) Lembar data keselamatan bahan (MSDS);
f) Persyaratan aplikasi instansi.

Review Rencana mencakup review sistem slot-dowel-dudukan. review ini juga


harus memeriksa peralatan pemotong slot yang diusulkan, tulangan dowel, dan
desain dudukan untuk memastikan bahwa sistem memungkinkan penempatan
tulangan dowel yang akurat sesuai dengan spesifikasi proyek (Iihat bagian
6.4.5).

6.8.13 Review Pre-Konstruksi


Bahan — bahan untuk review : berikut item terkait yang harus diperiksa:
a. Usulan material pengisi;
b. Memenuhi spesifikasi;
c. Berasal dari sumber yang disetujui dan berkualitas;
d. Telah diambil sampel dan telah diuji;
e. Kemasan tidak rusak (bocor, robek, atau tertusuk).
f. Caulking filler memenuhi spesifikasi;
g. Dowel, dudukan, foam core insert, dan tutup ujung memenuhi
spesifikasi;
h. Curing compound memenuhi spesifikasi;
i. Bahan penutup sambungan memenuhi spesifikasi;
j. Perencanaan logistik akan menjamin pasokan bahan dengan jumlah yang
cukup saat dibutuhkan.
Peralatan-sebelum dimulainya konstruksi, semua peralatan harus diperiksa,
termasuk:
1) Pemotong Slot —dalam ukuran yang memadai dan tenaga yang cukup
untuk secara bersamaan memotong semua slot yang diperlukan dalam satu
lintasan.
2) Jackhammer - ringan, kurang dari 30 lbs (14 kg), yang memiliki kepala
yang tepat untuk pembuangan sirip dan penghalusan dasar slot.
3) Sand blaster-disesuaikan dengan tingkat pasir yang benar; berisi perangkap
uap air dan minyak
4) Kompresor udara - volume dan tekanan yang cukup untuk membuang
semua puing-puing dan debu dari slot.
5) Peralatan pencampuran jenis auger - bebas dari penumpukan material
dan berukuran benar.
6) Peralatan pencampuran volumetrik dikalibrasi dan dalam kondisi baik
(bersertifikat CT 109)
7) Miscellaneous (peralatan pengujian) - tersedia dan berfungsi baik : slump
cone, air meter, cetakan silinder dengan tutup, tonglat, palu, penggaris, dan
mistar 10 ft (3 m),
8) Vibrator - berukuran tepat (diameter [1 inci 25 mm] atau kurang) dan
beroperasi dengan benar.

Persyaratan cuaca: pastikan bahwa kondisi cuaca pada saat konstruksi dalam
batas yang dapat diterima.

Kondisi yang dianjurkan:


a. temperatur udara dan permukaan yang sesuai untuk penempatan beton
(biasanya di atas 40 °F [4°C]).
b. Review persyaratan iklim dari pabrik untuk bahan pengisi dan
penempatannya.
c. Jangan keluarkan beton dari slot eksisting jika diperkirakan akan hujan.

Pengendalian Lalu Lintas: perangkat pengendalian lalu lintas harus sesuai


dengan Pedoman Federal Uniform Traffic Control Devices dan Tambahan
California ke FMUTCD. Verifikasi bahwa perangkat di tempat yang sesuai dengan
persyaratan dari rencana pengendalian lalu lintas yang telah disetujui.

6.8.14 Inspeksi Konstruksi


Pemotongan slot: area berikut ini harus diperiksa selama pemotongan slot:
1) Pemotong slot segaris sejajar dengan tepi perkerasan atau sambungan
longitudinal sebelum memulai operasi pemotongan.
2) Slot sejajar satu sama lain dan dengan tepi perkerasan atau sambungan
longitudinal.
3) Jumlah slot yang dipotong benar
4) Alinyemen slot disesuaikan untuk tidak bertemu dengan retak longitudinal
eksisting.
5) Panjang, lebar, dan kedalaman slot adalah sebagai ditentukan dalam
desain (Iihat bagian 6.4.5).

Pembuangan sirip beton: Selama pembuangan sirip beton, inspector harus


memastikan bahwa ukuran jackhammer yang sesuai yang digunakan; pemaluan
(hammering) dilakukan miring dengan sudut tertentu dengan perkerasan dan
tidak tegak lurus terhadap permukaan perkerasan, dan perhatian perlu
diberikan agar tidak melubangi dasar perkerasan. Setelah bahan sirip dibuang,
inspector harus memastikan bahwa dasar slot dihaluskan dengan palu ringan
dan palu bergigi dan berkepala datar.

Persiapan Slot: Hal-hal berikut harus diperiksa selama membersihkan dan


persiapan slot:
a) Slots harus secara hati-hati di-sandblasting pada semua permukaan slot
dan permukaan yang dipotong diperiksa dengan scraper atau perangkat
lain untuk memastikan bahwa semua residu lumpur telah dibuang. Juga
memastikan bahwa tidak ada minyak didalam slot selama sandblasting.
b) Airblasting setelah sandblasting harus membuang semua material lepas
dari slot. Jika slot yang tersisa terbuka untuk jangka waktu yang cukup
lama, akan diperlukan airblasting kedua sebelum menempatkan material
pengisi. Sebuah inspeksi visual diperlukan untuk menentukan apakah
airblasting kedua diperlukan.
c) Semua puing termasuk beton yang rusak, bahan slurry, dan kotoran
harus dibersihkan dari area 3 sampai 4 kaki (1,0 - 1,2 m) dari slot. Hal ini
akan membantu mencegah kontaminasi ulang slot setelah dibersihkan.
d) Sambungan atau retak eksisting harus ditutup dengan sealant yang telah
disetujui sepanjang seluruh proyek. Sealant sebaiknya tidak lebih dari %
inci (13 mm) di luar sambungan atau retak sepanjang sisi atau dasar slot.

Penempatan Tulangan Dowel : Hal-hal berikut harus diperiksa selama


penempatan:
1. Tulangan dowel tidak rusak dan pelapis epoksi masih utuh tanpa serpihan
atau lecet.
2. Tulangan dowel dilapisi dengan bond breaker sebelum ditempatkan di
dudukan. Jika digunakan bond breaker dari pabrik, maka harus jelas
terlihat. Jika tidak, maka tulangan harus dilapis ulan (recoated). Pastikan
bahwa bond breaker tidak ditempatkan saat tulangan di dalam slot
sehingga tidak terjadi kontaminasi slot dengan bond breaker.
3. Tutup ujung ditempatkan pada kedua ujung dengan jarak setidaknya %
inci (6 mm) antara ujung tulangan dan bagian atas tutup.
4. Dudukan terpasang erat pada tulangan.
5. Perakitan dowel — tulangan dowel terpasang dengan pas ke dalam slot
dan ditempatkan tepat pada dasar slot dengan kaki dudukan bersandar di
bawah kerfs potongan. Harus ada gap '/2 inci (13 mm) antara bawah
dowel dan bagian bawah slot.
6. Tulangan dowel harus berpusat di sambungan atau retak dan foam core
insert harus selaras dengan sambungan atau retak.
7. Tulangan dowel harus ditempatkan dalam toleransi yang ditetapkan
dalam bagian 6.4.2.

Pencampuran dan Penempatan Bahan Pengisi: pencampuran dan penempatan


bahan pengisi yang benar sangat penting untuk kinerja DBR. Perhatian terhadap
detil pada tahap ini sangat penting. Item berikut ini harus diperiksa selama
pencampuran dan penempatan bahan pengisi:
1) Pastikan bahan pengisi yang digunakan disetujui dan dicampur menurut
panduan pabriknya.
2) Tidak ada air tambahan yang ditambahkan ke campuran.
3) Batch atau takaran cukup kecil dan berukuran sehingga semua bahan
dapat ditempatkan dengan benar dan berkonsolidasi sebelum setting atau
hydrating
4) Semua permukaan slot bersih dan kering.
5) Bahan pengisi dikonsolidasi dengan vibrator dengan ukuran yang benar.
Vibrator tidak boleh menyentuh tulangan dowel dan bahan tidak boleh
over konsolidasi. Seharusnya hanya memerlukan 2 - 4 kali insersi cepat
vibrator ke dalam bahan untuk mengkonsolidasikannya dengan benar.
6) Bahan pengisi diselesaikan dengan gerakan keluar memastikan bahan
tetap berhubungan dengan sisi slot. Bahan harus diselesaikan 0,125-0,25
in (3 sampai 6 mm) di atas permukaan perkerasan.
7) Curing compound yang disetujui diterapkan pada bahan pengisi segera
setelah finishing atau perawatan sesuai dengan rekomendasi produsen.

Pembersihan: Setelah selesai penanganan DBR, semua beton yang rusak


dipindahkan dan dibuang sesuai dengan spesifikasi proyek. Setiap puing lepas
juga harus dipindahkan. Semua peralatan pencampuran harus dibersihkan
sebelum bahan pengisi setting.

6.9 PERTIMBANGAN LAPANGAN DAN PENYELESAIAN MASALAH


PENGIKATAN (RETROFIT) TULANGAN DOWEL

6.9.1 Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan


Untuk mencapai proyek DBR yang sukses, slot harus dipotong dengan benar pada
perkerasan, tulangan dowel ditempatkan selaras dengan clearance yang memadai
pada bagian sisi dan bawah, dan bahan pengisi ditempatkan dan dikonsolidasi
dengan benar tanpa mengganggu tulangan dowel. Kebanyakan masalah DBR
dapat ditelusuri ke salah satu dari penyebab berikut : 1) sistem slot-dowel-
dudukan dirancang dengan kurang baik dan / atau 2) pengerjaan atau
pengendalian mutu selama konstruksi yang kurang baik.

Pentingnya praktik konstruksi yang berkualitas tidak dapat diremehkan. Sangat


penting bahwa kontraktor yang bertanggung jawab untuk QC familiar dengan
proses DBR dan mengetahui masalah umum dan cara untuk menghindari masalah
tersebut.

6.9.2 Daftar Periksa Proyek


Daftar periksa sebagai pertimbangan lapangan berikut ini terutama didasarkan
pada pedoman dari FHWA Pavement Preservation Checklist Series:
http://www.fhwa.dot.gov/pavement/pub_details.cfm?id=351 dan Kursus FHWA:
Pavement Preservation Design and Construction of Quality Preventive Maintenance
Treatments.

Tanggung Jawab Awal


 Verifikasi bahwa kondisi perkerasan tidak signifikan
berubah sejak proyek direncanakan.
 Verifikasi bahwa perkerasan baik secara struktural.
Bukti adanya
 Pumping (berupa permukaan basah atau genangan
Review Proyek
terisolasi) dan faulting melebihi 1/8 in (3 mm)
merupakan indicator dari kurangnya dukungan tanah
dasar yang tepat yang mungkin mengharuskan
dilakukan undersealing.
 Periksa perkiraan jumlah retrofit tulangan dowel.

 Spesifikasi penawaran / proyek dan gambar


 Ketentuan khusus
 Rencana Pengendalian Lalu lintas
Review Dokumen
 Persyaratan aplikasi
 Lembar data keamanan bahan
 lnstruksi instalasi pabrik untuk bahan penambalan .

Pemeriksaan Material

 Veriikasi bahwa bahan pengisi slot tulangan


dowel memenuhi persyaratan spesifikasi.
 Verifikasi bahwa bahan pengiisi slot tulangan dowel
diperoleh dari sumber yang yang disetujui sesuai
Grout bersemen
yang dibutuhkan dalam spesifikasi.
 Verifikasi bahwa komponen bahan untuk pengisian
slot dowel telah diambil sampel, diuji, dan disetujui
sebelum instalasi sesuai dengan dokumen kontrak

 Verifikasi bahwa dowel, dudukan tulangan dowel,


dan tutup ujung memenuhi persyaratan spesifikasi.
 Verifikasi bahwa tulangan dowel dilapisi dengan
Tulangan dowel
epoxy (atau bahan disetujui lainnya) dengan benar
dan bebas dari kerusakan permukaan kecil sesuai
dengan dokumen kontrak.

 Verifikasi bahwa bahan bekas sambungan/retak


(insersi kompresible) sesuai persyaratan spesifikasi
Material (biasanya polystyrene foam board, tebal 1/2 in [12
sambungan/ retak mm]).
 Verifikasi bahwa bahan pelapis sambungan
memenuhi persyaratan spesifikasi.
 Verifikasi bahwa agregat tambahan atau extender
diproduksi dengan benar, dengan kualitas yang
dapat diterima.
 Verifikasi bahwa kemasan material tidak rusak
sehingga dapat mencegah penggunaan yang tidak
Material lain
tepat (kemasan bocor, robek, atau tertusuk).
 Verifikasi bahwa curing compound memenuhi
persyaratan spesifikasi.
 Verifikasi bahwa curing compound bila
diperlukan memenuhi persyaratan spesifikasi.

 Verifikasi bahwa semua bahan yang dibutuhkan


tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
menyelesaikan proyek tersebut.
Umum
 Pastikan bahwa semua sertifikasi material yang
dibutuhkan dalam dokumen kontrak telah diberikan
kepada owner sebelum pelaksanaan konstruksi.

lnspeksi Peralatan

 Verifikasi bahwa mesin gergaji slot dalam


berat,tenaga, dan konfigurasi yang cukup untuk
Peralatan memotong slot dalam jumlah tertentu per jalur roda
Pemotongan Slot ke kedalaman sesuai rencana.
 Verifikasi bahwa pembuangan dengan jackhammer
terbatas pada nilai berat maksimum 30 lb (14 kg).

 Verifikasi bahwa unit sand-blasting disesuaikan


untuk tingkat keluarnya pasir yang benar dan
dilengkapi dengan dan menggunakan perangkap
Persiapan dan minyak dan uap air.
Pembersihan Slot  Verifikasi bahwa kompresor memiliki tekanan udara
dan volume yang cukup untuk emmbuang semua
debu dan kotoran dari slot dan memenuhi
persyaratan owner.

 V Untuk peralatan pencampuran jenis auger,


pastikan bahwa komponennya bebas dari
penumpukan material, yang dapat menyebabkan
operasi pencampuran tidak efisien.
 Pastikan bahwa peralatan pencampuran volumetrik,
seperti mixer mobile, disimpan dalam kondisi baik
Peralatan
dan dikalibrasi (CT 109) secara teratur untuk
pengujian dan
mencapai proporsi campuran yang benar.
pencampuran
 Pastikan bahwa peralatan uji material yang
dibutuhkan dalam spesifikasi tersedia di lapangan
dan dalam kondisi kerja yang layak (biasanya
termasuk kerucut slump, pressure-type air meter,
cetakan silinder dan tutup, batang, palu, penggaris,
dan mistar 10 ft (3 m))
 Verifikasi bahwa vibrator dalam ukuran yang -
ditentukan dalam dokumen kontrak (biasanya
berdiameter I in [25 mm] atau kurang) dan
beroperasi dengan benar.
 Verifikasi bahwa teknisi pengujian beton memenuhi
Peralatan lainnya
persyaratan pelatihan / sertifikasi dalam dokumen
kontrak.
 Pastikan bahwa area penyimpanan yang cukup
tersedia di lokasi proyek khususnya yang ditujukan
untuk penyimpanan silinder beton

Lainnya

 Review instruksi instalasi pabrik untuk melihat jika


ada persyaratan khusus untuk bahan pengiisi yang
digunakan
 Temperatur udara dan permukaan memenuhi
Persyaratan cuaca
persyaratan owner (biasanya 40 ° F [4°C] dan
meningkat) untuk penempatan beton.
 Instalasi tulangan dowel tidak boleh dilanjutkan jika
akan hujan.

 Verifikasi bahwa rambu dan perangkat yang


digunakan sesuai dengan rencana pengendalian lalu
lintas dalam dokumen kontrak.
 Verifikasi bahwa pengaturan telah memenuhi Federal
Manual on Uniform Traffic Control Devices atau
prosedur lokal.
 Verifikasi bahwa pemegang bendera dilatih dan
memenuhi syarat sesuai dengan dokumen kontrak
Pengendalian lalu
dan persyaratan owner.
lintas
 Verifikasi bahwa kondisi tidak aman, jika
ada, dilaporkan kepada pengawas.
 Pastikan bahwa perkerasan yang diperbaiki tidak
dibuka untuk lalu lintas sampai bahan pengisi
mencapai kekuatan tertentu atau perawatan
sesuai dengan dokumen-dokumen kontrak.
 Memverifikasi bahwa rambu akan dipindahkan atau
ditutupi saat tidak lagi diperlukan

Tanggung Jawab Inspeksi Proyek`


 Verifikasi bahwa semua slot dipotong sejajar satu
sama lain dan ke garis tengah perkerasan dalam
toleransi maksimum yang diizinkan oleh dokumen
kontrak, biasanya 1/4 in (6 mm) per 12 in (300 mm)
panjang tulangan dowel.
 Verifikasi bahwa jumlah slot per jalur roda sesuai
dengan dokumen kontrak (biasanya tiga atau
empat).
Pemotongan Slot  Verifikasi bahwa panjang pemotongan slot spanjang
dan Pemindahan jarak yang tepat untuk masing-masing sambungan
konstruksi seperti yang dipersyaratkan oleh
dokumen kontrak. Hal ini sangat penting untuk
sambungan dan retak yang miring.
 Verifikasi bahwa sirip beton antara potongan dibuang
menggunakan jackhammers berat maksimal 30 lb
(14 kg).
 Verifikasi bahwa bagian bawah slot halus dan rata
menggunakan palu ringan.

 Verifikasi bahwa setelah pembersihan beton, slot


disiapkan dengan sandblasting, pastikan bahwa
semua slurry dari pemotongan dibuang dari slot.
 Verifikasi bahwa air-blasting digunakan untuk
membersihkan slot. Air-blasting kedua mungkin
dibutuhkan segera sebelum penempatan grout
Pembersihan dan
semen slot dowel jika slot dibiarkan terbuka untuk
penyiapan slot
jangka waktu melebihi yang diizinkan dalam
dokumen kontrak.
 Verifikasi bahwa sambungan/ retak eksisting ditutup
dengan cauling filler yang disetujui sepanjang bagian
bawah dan sisi slot untuk mencegah material patch
beton masuk ke dalam sambungan/ retak.
 Verifikasi bahwa tutup ujung plastik ditempatkan
pada setiap akhir panel dowel ke mengakomodasi
ekspansi perkerasan seperti yang disyaratkan oleh
dokumen kontrak.
 Verifikasi bahwa dowel telah dilapisi dengan pelumas
untuk mencegah ikatan material patch beton dengan
dowel sesuai dengan dokumen kontrak.
 Verifikasi bahwa clearance yang layak dipertahankan
antara tulangan dowel yang didukung dan dinding
samping, ujung, dan bagian bawah slot dipotong
sesuai dengan dokumen kontrak.
 Skema diagram dimaksudkan hanya untuk tujuan
referensi dan tidak dimaksudkan untuk
menggantikan dokumen kontrak.
Penempatan dowel
 Verifikasi bahwa dudukan digunakan untuk
menempatkan dowel dengan benar dalam slot dan
mendukungnya, dan buat bahan pengisi slot dowel
sepenuhnya membungkus tulangan dowel.
 Verifikasi bahwa bahan penggunaan kembali
sambungan (foam core insert) ditempatkan di
pertengahan titik setiap *tulangan dan segaris
dengan sambungan / retak untuk memungkinkan
ekspansi dan membentuk kembali sambungan /
retak.
 Verifikasi bahwa tulangan dowel terpusat di
sambungan / retak sedemikian rupa sehingga
embedment minimum tulangan dowel pada setiap
sisi sambungan sesuai dengan dokumen kontrak

 Verifikasi bahwa kuantitas bahan patch beton yang


dicampur cukup kecil untuk mencegah setting yang
prematur.
 Verifikasi bahwa bahan dikonsolidasi dengan vibrator
genggam kecil, yang tidak menyentuh tulangan
dowel saat konsolodasi
Pencampuran,
 Verifikasi bahwa bahan patch beton selesai sama
Penempatan,
dengan beton sekitarnya,
Finishing, dan
 menggunakan gerakan 'Liar untuk mencegah
Perawatan Bahan
material menjauh dari batas patch. Permukaan
Pengisi
bahan patch beton harus diselesaikan sedikit
"bungkuk" jika diamond grinding akan dilakukan
 Verifikasi bahwa curing compound diterapkan
secara memadai segera setelah finishing dan
tekstur sesuai dengan dokumen kontrak dan
rekomendasi pabrik.

 Buang semua bagian beton dan puing-puing lepas


dari permukaan perkerasan.
Pembersihan  Buang beton lama sesuai dengan dokumen kontrak
 Bersihkan peralatan pencampuran, penempatan, dan
finishing untuk penggunaan selanjutnya
 Grinding permukaan perkerasan harus diselesaikan
Diamond Grinding dalam waktu 30 hari penempatan bahan patch
beton.
Resealing  Verifikasi bahwa sambungan ditutup kembali setelah
sambungan dan diamond grinding sesuai dengan dokumen kontrak.
retak

6.9.3 Panduan Mengatasi Masalah


Panduan berikut memberikan ringkasan kemungkinan masalah, penyebab dan
solusi potensial tipikal. Pedoman ini terutama didasarkan pada pedoman dari
FHWA Pavement Preservation Checklist Series
(http://www.fhwa.dot.gov/pavement/pub_details.cfm?id=351) dan Kursus FHWA:
Pavement Preservation Design and Construction of Quality preventive Maintenance
Treatments.

Permasalahan Penyebab dan Solusi


Penyebab:
 Mesin pemotong slot tidak benar
Solusi:
 Jika sirip beton belum dilepaskan, isi
Slot tidak sejajar dengan gergaji pemotong dengan epoksi resin.
tepi perkerasan atau  Jika sirip telah dibuang, isi dengan
sambungan longitud inal bahan isi slot yang disetujui
 Dengan benar selaraskan mesin
pemotong slot dan potong slot baru
pada lokasi berbeda (masih di jalur
roda)

Penyebab:
 prosedur pemotongan tidak benar
Slot tulangan dowel terlalu Solusi:
dangkal  Potong ulang slot untuk kedalaman yang
tepat dan buang material sirip tambahan

Penyebab:
 teknik pemotongan slot yang tidak benar
 teknik jackhammer yang tidak benar
 Jackhammer terlalu berat
Solusi:
 Identifikasi sumber masalah dan
Slot tulangan dowel terlalu prosedur yang benar
 untuk pekerjaan di masa dating .
dalam
 Di lokasi eksisting, isi slot yang ada
dengan bahan isi
 yang telah disetujui, pindahkan dan
potong ulang slot
untuk kedalaman yang tepat (masih di
jalur roda).
Penyebab:
 Periksa tulangan mesh
Sirip beton tidak mudah Solusi:
dibuang  Jika ada tulangan , potong tulangan
pada setiap ujung sebelum mencoba
untuk membuang sirip

Penyebab:
 teknik jackhammer yang tidak benar
 Jackhammer terlalu berat
 JPCP rusak parah
Jackhammer masuk ke Solusi:
bagian bawah slot  Membuat perbaikan full depth di seluruh
lajur pada sambungan / retak yang
terpengaruh
 Mengidentifikasi akar penyebab dan
perbaiki prosedur jika diperlukan

Penyebab:
 kesalahan penanganan tulangan dowel
di lapangan
 aplikasi epoksi yang tidak benar di
Pelapis epoksi pada pabrik
tulangan dowel pecah atau Solusi:
hilang  Buang dowel dan gunakan penggantian
yang tidak rusak
 Tentukan akar penyebab dan perbaiki
praktek lapangan atau praktek pabrik
seperti yang diperlukan

Sealant sambungan / retak Penyebab:


tidak sepenuhnya menutup  instalasi sealant tidak benar
sambungan / retak di Solusi:
sepanjang slot yang  aplikasikan kembali sealant sebelum
terbuka penempatan bahan pengisi
Penyebab:
 instalasi sealant tidak benar
Sealant sambungan / retak Solusi:
meluas lebih dari 0,5 in (13  Hapus kelebihan sealant dan aplikasikan
mm) ke dalam slot kembali ke sambungan / retak jika
diperlukan.
Penyebab:
 Patch dibuka untuk lalu lintas terlalu
cepat
 Tulangan dowel tidak selaras dengan
benar
 bahan pengisi terekstrusi ke dalam slot
 bahan pengisi terlalu kaku sehingga
tidak kompatibel dengan perkerasan
eksisting
Bahan pengisi retak di Solusi:
tempat  Mengidentifikasi akar penyebab.
 Jika slot tidak rusak dan selaras dengan
benar, pengisi
 Dapat dibuang dan dowel baru dan
bahan pengisi ditempatkan kembali
 Jika slot tidak sejajar atau rusak, buang
bahan pengisi yang ada dan ganti tanpa
dowel baru

Penyebab:
 Slot dibersihkan atau dipersiapkan
dengan tidak benar
 Penyusutan selama curing
Solusi:
Bahan Pengisi muncul
 Mengidentifikasi akar penyebab dan
keluar dari slot
prosedur konstruksi yang benar
 Jika slot tidak rusak, banan pengisi
dapat dibuang dan
 Tulangan dowel yang baru dan bahan
pengisi ditempatkan.
Penyebab:
 campuran bahan pengisi tidak dirancang
secara tepat atau material dicampur
Bahan pengisi aus lebih dengan tidak benar
cepat dari pada perkerasan Solusi:
berdekatan  Menentukan akar penyebab dan
menyesuaikan prosedur konstruksi
 Tergantung pada keparahan keausan,
area dapat diisi dengan epoksi resin
6.10 KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA PENGIKATAN (RETROFIT)
TULANGAN DOWEL

6.10.1. Kebutuhan Kebutuhan Kompetensi Keahlian

6.10.2. Kompetensi Keterampilan

6.10.3. Kebutuhan Kompetensi Manajerial


6.11 REFERENSI

American Concrete Pavement Association (ACPA), Specification Guideline for Dowel


Bar Retrofit (IS104P), 2002.

Caltrans, 2001, Dowel Bar Retrofit Evaluation: District 12, Orange County,
Interstate 5, October 2001.
http://vvww.dot.ca.gov/hq/esc/Translab/pubs/CPC2001/D121-405.pdf

Caltrans, 2002a, Slab Replacement and Dowel Bar Retrofit: District 11, San Diego
County, Route 08, January 2002.
http://www.dot.ca.gov/hq/esc/Translab/pubs/D11_Route8.pdf

Caltrans, 2002b, Evaluating Load Transfer Restoration: District 1, Mendocino


County, Route 101 North Bound; District .3 Placer County, Route 80 - West
Bound, July 2002. http://www. dot. ca.gov/hq/esc/Translab/pubs/Colfax.
pdf

Caltrans, 2002c, Dowel Bar Retrofit Evaluation: District 12, Orange County,
Interstate 405, September 2002.
http://www.dot.ca.gov/hq/esc/Translab/pubs/D12_1405.pdf

Caltrans, 2005. Standard Plan P7, Sacramento, CA, September 2005.

Caltrans, 2006a, Pavement Tech Notes: Concrete Pavement Preservation, Dowel


Bar Retrofitting Guidelines, September 2006. http://wvvw. dot. ca
gov/hq/oppd/pavement/g uidance/dowel-bar-g uidelines. pdf

Caltrans, 2006b. Standard Special Provision 40-015_MR A 5-1-06 Concrete


Pavement (Retrofit Dowels). http://www.dot. ca.g ov/hq/esc/oe/specificati
ons/SSPs/2006- SS Ps/Sec_l 0/22-42/40-0155 A05-01-06. doc

Federal Highway Administration (FHWA) / American Concrete Pavement


Association (AC0A), 1997, Concrete Pavement Rehabilitation: Guide to
Load Transfer Restoration, FHWA-SA-97103, ACPA JP001P, 1997.

Federal Highway Administration (FHWA), 1991, Design Review Report on Retrofit


Dowels, Puerto Rico Division, 1991.

Federal Highway Administration (FHWA), 1996, Pavement Notebook, FHWA-PD-96-


037, Washington, DC, 1996.

Federal Highway Administration (FHWA), 2004, Pavement Preservation Design and


Construction of Quality Preventive Maintenance Treatments, NHI course
131103, Washington, DC, Nov 2004.

Federal Highway Administration (FHWA), 2005, Pavement Preservation Checklist


Series #8: Dowel-Bar Retrofit for Portland Cement Concrete Pavements,
Washington, DC, 2005. http://wvvw.fhwa.dot.g
ov/pavement/preservation/ppc100.cfm
Gulden, W. and Brown, D., 1987, Improving Load Transfer in Existing Jointed
Concrete Pavements, FHWA Report No. FHWA/RD-82/154, 1987.
Jerzak, H., 1994, Rapid Set Materials for Repairs to Portland Cement Concrete Pavement and
Structures, Caltrans, 1994.

Pierce, L., et al, 2003, Ten-Year Performance of Dowel Bar Retrofit-Application, Performance &
Lessons Learned, TRB Annual Meeting, Washington, DC, 2003.

Rufino, D., Mallela, J., and Darter, M., 2005, Dowel Bar and Slab Size Recommendations Based on
Mechanistic-Empirical Pavement Design Guide, Proceedings, 8th Intl Conf on Concrete
Pavements, Colorado Springs, CO 2005.

38

Anda mungkin juga menyukai